ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN LAJU KONSUMSI AMAN PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI SUNGAI DONAN CILACAP

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) DAN LAJU KONSUMSI AMAN KERANG KEPAH (Polymesoda erosa) DI SUNGAI DONAN CILACAP

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BIOTA, SEDIMEN DAN AIR PADA SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI KADAR LOGAM BERAT PADA SAMPEL AIR DAN KERANG DI MUARA CENGKARENG DRAIN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

Kandungan Logam Berat Pb pada Air laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa timur

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN PELAGIS KECIL YANG DIDARATKAN DI PPS BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Logam Berat pada Air Laut dan Sedimen. Kabupaten Pasuruan, dapat dilihat pada tabel berikut:

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL DI BADAN SUNGAI BABON KECAMATAN GENUK SEMARANG

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : ARIAGA SETIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:


UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

Studi Pencemaran Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Ikan Tongkol (Euthynnus sp.) di Pantai Utara Jawa

ANALISIS KONSENTRASI KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA AIR DAN IKAN DARI PERAIRAN SUNGAI WAKAK KENDAL

KANDUNGAN LOGAM KADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN KOMUNITAS IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT TESIS.

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Distribusi Logam Merkuri Pada Sedimen Laut Di Sekitar Muara Sungai Poboya

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

F. MIPA. UNDIP. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peralihan antara daratan dan lautan yang keberadaannya dipengaruhi oleh

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA PUSAKAJAYA UTARA KECAMATAN CILEBAR KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

STUDI TINGKAT PENCEMARAN LOGAM Hg (MERKURI) PADA AIR LAUT DI PANTAI SEKITAR TPI PAOTERE UJUNG TANAH MAKASSAR

JURNAL PENELITIAN STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT KROMIUM VI (CR VI) PADA AIR DAN SEDIMEN DISUNGAI PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Pb DAN Cd DALAM AIR DAN SEDIMEN DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN KAYU BANGKOA

Oleh : Siti Rudiyanti Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT SEKITAR SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP

ANALISIS LOGAM BERAT (Pb dan Cd) YANG TERAKUMULASI PADA ECENG GONDOK (Eichornia crassipes Solms.) DI SUNGAI ASAHAN, KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Unnes Journal of Life Science

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

157 ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN LAJU KONSUMSI AMAN PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI SUNGAI DONAN CILACAP ANALYSIS OF LEAD CONTENT (Pb) AND SAFE CONSUMPTION RATE OF MANGROVE CRAB (Scylla serrata Forskal) IN THE DONAN RIVER CILACAP Viola Nindita Purnamasari 1, Agnes Fitria Widiyanto 2, Kuswanto 2 1 Badan Narkotika Nasional, 2-3 Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK UNSOED ABSTRACT Waste from the activities around the Donan River can contain heavy metals (lead) that can go into the water biota (Mangrove Crab), and enter the human body through contaminated food absorption. The maximum limit of Pb contamination in the Crab is 0.5 ppm, if it exceeds the maximum levels will endanger health. The study aims to determine the content of Lead on Mangrove Crab and sediments in the Donan River Cilacap and the safe consumption rate. This type of research that is descriptive study, with sampling methods that used is purposive sampling. Samples taken from three stations, with 4 replications at high tide and low tide. The results obtainedon the Pb content of sediment in Donan River Cilacap ranged from 1.187 to 40.555 ppm with an average of 7.629 ppm. The content of Pb in the mangrove crab in Donan River Cilacap ranged from 4.735 to 448.611 ppm with an average of 61.808ppm. The content of Pb in all the stations have exceeded the maximum limit of heavy metal contamination in the food that is equal to 0.5 ppm. Keywords : Lead, Mangrove Crab, Safe Consumption Rate, Donan River Kesmasindo, Volume 6, (3) Januari 2014, Hal. 157-165 PENDAHULUAN Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak Sekitar Sungai Donan difungsikan untuk berbagai aktifitas diantaranya tempat kilang minyak Pertamina RU disebabkan oleh banyak hal salah IV, jalur pelayaran kapal yang satunya oleh limbah. Limbah-limbah mengangkut bahan mentah semen milik yang sangat beracun pada umumnya PT. Semen Nusantara, terdapat merupakan limbah kimia (Palar, 2004). Salah satu limbah kimia (logam berat) hasil buangan limbah industri yaitu aktivitas pelabuhan Lomanis, tambatan perahu nelayan jaring apong yang mencari ikan serta sebagai tempat Timbal (Pb). Sungai Donan pemukiman penduduk (Gobay, 2002). merupakan perairan estuarin yang Adanya aktifitas tersebut bermuara di pantai Selatan Cilacap. memungkinkan Sungai Donan untuk 157

158 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 157-165 158 menjadi tempat pembuangan limbah. Limbah cair yang dihasilkan dari banyaknya aktifitas di sekitar Sungai Donan dapat mengandung logam berat (salah satunya Timbal) yang bisa masuk ke dalam biota air. Timbal (Pb) masuk ke tubuh manusia melalui absorpsi dari makanan (salah satunya kepiting) yang telah terkontaminasi. Batas maksimum cemaran Pb menurut SNI No. 7387 tahun 2009 untuk pangan jenis udang dan krustasea lain adalah 0,5 mg/kg (0,5 ppm) (BSN, 2009), jika kadar Timbal (Pb) pada Kepiting Bakau melebihi kadar maksimum yang telah ditetapkan maka akan membahayakan kesehatan masyarakat. Timbal (Pb) dapat mengganggu kesehatan manusia dan dapat meracuni tubuh manusia baik secara akut maupun kronis. Senyawa Pb dapat masuk kedalam tubuh manusia dengan cara melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan makanan maupun kontak langsung dengan kulit (Sudarmaji, 2006). Banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat terkait timbal (Pb) ini, maka peneliti ingin mengetahui bioakumulasi Timbal (Pb) dan laju konsumsi aman Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) di Sungai Donan Cilacap. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Sungai Donan Kabupaten Cilacap, berdasarkan rona lingkungan sekitarnya yang mengeluarkan limbah. Titik pengambilan sampel dibagi menjadi 3 stasiun pengambilan sampel yaitusungai di sekitar Desa Tritih Kulon (Stasiun I), Sungai di sekitar Pertamina RU IV (Stasiun II) dan perairan di sekitar Penyebrangan Sleko (Stasiun III). Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengujian laboratorium untuk melihat kandungan timbal (Pb) pada sedimen dan Kepiting Bakau di Sungai Donan pada Laboratorium Kimia UNSOED dan Laboratorium UGM Yogyakarta. Selain itu juga melakukan pengukuran suhu, ph, salinitas, kekeruhan, dan oksigen terlarut pada air Sungai Donan, Cilacap. Sedangkan data ketinggian pasang surut diperoleh dari Kantor Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Hasil data pengukuran parameter yang diperoleh dianalisis secara: 1. Deskriptif

Viola Nindita P, Analisis Kandungan Timbal (Pb)Dan Laju Konsumsi Aman.159 159 Data kandungan logam Pb berdasarkan stasiun dianalisis secara deskriptif menggunakan diagram batang atau histogram. Analisis ini bertujuan untuk membandingkan kandungan logam Pb antar stasiun. Selain itu juga dibandingkan dengan standar baku mutu yang ada yaitu batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan (SNI No. 7387 tahun 2009) untuk Kepiting Bakau dan RNO (Resean National d Observatoin) untuk Sedimen. 2. Uji ANOVA Data kandungan timbal dilakukan analisis menggunakan uji F dengan faktor kesalahan 5% untuk menghitung data timbal dan membandingkan kandungan timbal pada sedimen dan organisme (Kepiting Bakau) antar lokasi pengambilan. Apabila hasilnya berbeda nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT. Perlakuan berbeda nyata (Significant) apabila P < 0,05 dan sangat berbeda nyata apabila P < 0,01. Jika data tidak homogen (tidak memenuhi syarat uji ANOVA), maka diganti dengan uji non parametrik, yaitu uji Kruskal Wallis, dan untuk melihat perbedaan antar stasiun digunakan uji U-Mann Whitney. 3. Perhitungan Laju Konsumsi Aman Analisis data mengenai penentuan batas konsumsi harian (Acceptable Daily Intake/ADI) dalam analisis pajanan perlu diketahui jalur-jalur pajanan risk agent (inhalasi, ingesti, dan absorbsi) dan menghitung asupan risk agent dengan rumus persamaan intake (Rahman, 2007): I = C x R x f g x D g W b x t Avg HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian kandungan timbal (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dan kandungan Pb pada sedimen ini dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 21 Juni 2011. Penelitian tersebut terdiri dari pengambilan sampel pada tanggal 9 Juni 12 Juni, preparasi sampel pada tanggal 14 Juni 19 Juni 2011, dan uji AAS pada tanggal 21 Juni 2011. Preparasi sampel Kepiting Bakau dan sedimen dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman,

160 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 157-165 160 Purwokerto. Uji AAS dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. A. Hasil 1. Hasil pengukuran Pb pada sedimen dan Kepiting Bakau No. Stasiun Rata-rata Sedimen Rata-rata Kepiting Bakau 1 I 5,347 11,181 2 II 12,240 111,492 3 III 5,302 62,753 Hasil pengukuran Pb pada sedimen dan kepiting bakau tertinggi berada pada stasiun II. Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa kandungan Pb sedimen pada stasiun I berkisar antara 1,187 7,628 ppm, stasiun II berkisar antara 4,631 40,555 ppm, dan stasiun 2. Laju Konsumsi Aman III berkisar antara 4,218 5,871 ppm. Kandungan Pb dalam sedimen tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 40,555 ppm, sedangkan kandungan Pb terendah terdapat pada stasiun I yaitu 1,187 ppm. Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui bahwa kandungan Pb pada stasiun I berkisar antara 4,735 45,283 ppm, stasiun II berkisar antara 5,010 448,611 ppm, dan stasiun III berkisar antara 5,010 328,042 ppm. Kandungan Pb dalam Kepiting tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 448,611 ppm, sedangkan kandungan Pb terendah terdapat pada stasiun I yaitu 4,735 ppm. No. Stasiun I (mg/kg/hari) ECR (mg/kg/hari) R (kg/hari) 1 Stasiun I 20,08 x 10-3 30,12 x 10-8 3,60 x 10-6 2 Stasiun II 208,26 x 10-3 312,39 x 10-8 3,75 x 10-6 3 Stasiun III 117,22 x 10-3 175,83x 10-8 3,74 x 10-6 Nilai I (Asupan), ECR (Risiko Tambahan Kasus Kanker) dan R (laju konsumsi aman) pada Kepiting Bakau di tiap stasiun pengambilan sampel.laju konsumsi aman berada pada kisaran nilai 3,60-3,75x10-6.Kandungan Pb Kepiting Bakau pada stasiun I berkisar antara 4,735 45,283 ppm, stasiun II berkisar antara 5,010 448,611 ppm, dan stasiun III berkisar antara 5,010 328,042 ppm. Kandungan Pb dalam Kepiting tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 448,611 ppm, sedangkan kandungan Pb terendah

Viola Nindita P, Analisis Kandungan Timbal (Pb)Dan Laju Konsumsi Aman 161 terdapat pada stasiun I yaitu 4,735 ppm. Kandungan Pb pada Kepiting Bakau yang tinggi, berakibat pada laju konsumsi aman yang bisa dikatakan sudak tidak layak untuk dikonsumsi. B. Pembahasan 1. Kandungan Pb pada Sedimen Kandungan Pb sedimen pada stasiun I berkisar antara 1,187 7,628 ppm dengan ratarata sebesar 5,347 ppm, stasiun II berkisar antara 4,631 40,555 ppm dengan rata-rata sebesar 12,240 ppm, dan stasiun III berkisar antara 4,218 5,871 ppm dengan rata-rata sebesar 5,302 ppm. Menurut RNO (Resean National d Observatoin) konsentrasi logam berat Pb pada sedimen umumnya masih berada dalam kondisi yang alamiah, yaitu dalam kisaran 10-70 ppm (Estuningdyah, 1994 dalam Fitriyah, 2007). Kandungan Pb terbesar berada pada stasiun II, meskipun demikian kandungan Pb dalam sedimen tersebut masih dalam batas normal yaitu dibawah 70 ppm. 2. Kandungan Pb pada Kepiting Bakau Kandungan Pb pada stasiun I berkisar antara 4,735 45,283 ppm dengan rata-rata sebesar 11,181 ppm, stasiun II berkisar antara 5,010 448,611 ppm dengan rata-rata sebesar 111,492 ppm, dan stasiun III berkisar antara 5,010 328,042 ppm dengan rata-rata sebesar 62,735 ppm. Kandungan Pb di semua stasiun sudah melebihi batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan (SNI No. 7387 tahun 2009) yaitu sebesar 0,5 ppm. 3. Perbedaan Kandungan Pb Antar Stasiun Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kandungan Pb pada sedimen di berbagai stasiun. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05. Nilai probabilitas pada sedimen yaitu 0,108. P value antara stasiun I dan II yaitu 0,141 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara stasiun I dan

162 Jurnal Kesmasindo Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 157-165 162 II. P value antara stasiun I dan III yaitu 0,344 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara stasiun I dan III. Demikian juga p value stasiun II dan III yaitu 0,059 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan tetapi antara kandungan Pb pada Kepiting Bakau di berbagai stasiun. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05. Nilai probabilitas pada kepiting yaitu 0,085. Hasil analisis untuk melihat perbedaan antar stasiun dapat dilihat dengan menggunakan uji U-Mann Whitney.P value antara stasiun I dan II yaitu 0,059 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara stasiun I dan II. P value antara stasiun I dan III yaitu 0,059 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara stasiun I dan III. Demikian juga p value stasiun II dan III yaitu 0,713 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. 4. Laju Konsumsi Aman Berdasarkan perhitungan laju konsumsi aman pada hasil penelitian, pada stasiun I terdapat 0,0208860523 mg Pb dalam setiap 1 kg Kepiting Bakau yang dimakan setiap hari. Nilai ECR < 1 x 10-5 artinya dalam 100.000 penduduk tidak terdapat tambahan kasus kanker, maka kandungan Pb yang terkandung dalam setiap 1 kg Kepiting Bakau masih aman bila dikonsumsi sebanyak 0,25 kg selama 350 hari/tahun dalam jangka waktu 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55 kg. Nilai laju konsumsi aman yaitu sebanyak 1,31 gr/tahun, jadi Kepiting Bakau di Sungai Donan ini tidak baik untuk dikonsumsi masyarakat. Stasiun II terdapat 0,2082665006 mg Pb dalam setiap 1 kg Kepiting Bakau yang dimakan setiap hari. Nilai ECR < 1 x 10-5 artinya dalam 100.000 penduduk tidak terdapat tambahan kasus

Viola Nindita P, Analisis Kandungan Timbal (Pb)Dan Laju Konsumsi Aman 163 kanker, maka kandungan Pb yang terkandung dalam setiap 1 kg Kepiting Bakau masih aman bila dikonsumsi sebanyak 0,25 kg selama 350 hari/tahun dalam jangka waktu 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55. Nilai laju konsumsi aman yaitu sebanyak 1,37 gr/tahun, jadi Kepiting Bakau di Sungai Donan ini tidak baik untuk dikonsumsi masyarakat. Stasiun III terdapat 0,1172222914 mg Pb dalam setiap 1 kg Kepiting Bakau yang dimakan setia hari. U Nilai ECR < 1 x 10-5 artinya dalam 100.000 penduduk tidak terdapat tambahan kasus kanker, maka kandungan Pb yang terkandung dalam setiap 1 kg Kepiting Bakau masih aman bila dikonsumsi sebanyak 0,25 kg selama 350 hari/tahun dalam jangka waktu 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55 kg. Nilai laju konsumsi aman yaitu sebanyak 1,37 gr/tahun, jadi Kepiting Bakau di Sungai Donan ini tidak baik untuk dikonsumsi masyarakat. Siregar (2006) menyatakan bahwa untuk mengevaluasi terjadinya pencemaran melalui rantai makanan perlu diketahui pola makan, meliputi air yang diminum, makanan (Kepiting, Ikan dan makanan lainnya), dan udara serta kandungan pencemar logam berat yang terkait dengan pemaparan terhadap manusia. Kandungan zat pencemar tersebut dengan membandingkan terhadap baku mutu. Kandungan timbal menurut SNI No. 7387 tahun 2009 yang diperbolehkan dalam Kepiting Bakau adalah kurang dari 0,5 ppm. Kandungan Pb pada stasiun I berkisar antara 4,735 45,283 ppm dengan rata-rata sebesar 11,181 ppm, stasiun II berkisar antara 5,010 448,611 ppm dengan rata-rata sebesar 111,492 ppm, dan stasiun III berkisar antara 5,010 328,042 ppm dengan rata-rata sebesar 62,735 ppm. Kandungan Pb di semua stasiun sudah melebihi batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan (SNI No. 7387 tahun 2009) yaitu sebesar 0,5 ppm,

164 Jurnal Kesmas indo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 157-165 164 sehingga Kepiting Bakau sudah tidak baik jika dikonsumsi. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kandungan Pb pada sedimen di Sungai Donan Cilacap berkisar antara 1,187-40,555 ppm dengan rata-rata sebesar 7,629 ppm. Kandungan Pb pada Kepiting Bakau di Sungai Donan Cilacap berkisar antara 4,735 448,611 ppm dengan rata-rata sebesar 61,808 ppm,. Kandungan Pb pada sedimen antara stasiun I dan II, stasiun I dan III, dan stasiun II dan III tidak berbeda nyata, kandungan Pb pada Kepiting Bakau antara stasiun I dan II, stasiun I dan III, dan stasiun II dan III tidak berbeda nyata, kandungan Pb pada sedimen umumnya masih berada dalam kondisi yang alamiah dalam RNO (Resean National d Observation), yaitu dalam kisaran 10-70 ppm. Kandungan Pb di semua stasiun sudah melebihi batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan yaitu sebesar 0,5 ppm.laju konsumsi aman pada Kepiting Bakau di Sungai Donan Cilacap rata-rata sebanyak 1,35 gr/tahun yang berarti bahwa Kepiting Bakau di Sungai Donan Cilacap tidak baik jika dikonsumsi manusia. B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan kajian tersebut adalah sebagai berikut :Bagi masyarakat agar mengkonsumsi kepiting bakau yang tertangkap di dekat Pertamina (Sungai Donan) maksimal sebanyak 1,35 gr/tahun, untuk menghindari akumulasi Pb dalam tubuh yang dapat merugikan kesehatan.bagi Industri di Kawasan Sungai Donan Industri dapat melihat penelitian ini sebagai dasar untuk melakukan pengolahan air limbah yang lebih baik. Sehingga air limbah yang di buang ke perairan tidak menggangguu kehidupan organisme air yang berada di perairan tersebut.bagi Peneliti Lain perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kandungan Timbal (Pb) pada air, sedimen dan organisme lain di

Viola Nindita P, Analisis Kandungan Timbal (Pb)Dan Laju Konsumsi Aman 165 Sungai Donan Cilacap dengan penambahan ulangan.perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai akumulasi Pb pada manusia yang memakan Kepiting Bakau di Sungai Donan Cilacap.Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kadar Pb pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) di Sungai Donan Cilacap. DAFTAR PUSTAKA BSN (Badan Standardisasi Nasional). 2009. SNI 7387: Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. BSN, Jakarta. 25 hlm. Sudarmaji, J. Mukono dan Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.http://journal.unair.ac.i d/filerpdf/ KESLING-2-2-03.pdf. Diakses tanggal 09/03/11. Fitriyah, K.R. 2007. Studi Pencemaran Logam Berat Kadmium (Cd), Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) pada Air Laut, Sedimen dan Kerang Bulu (Anadara antiquata) Di Perairan Pantai Lekok Pasuruan. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Islam Negeri Malang. Gobay, B. 2002. Pemantauan Limbah Buangan dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Kualitas Air bagi Lingkungan Perikanan (Ikan dan Udang) di Sekitar Perairan Muara Kali Anget-Donan. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta. Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta. Jakarta. Rahman, A. 2007. Public Health Assasment:L Model Kajian Prediktif Dampak Lingkungan dan Aplikasinya untuk Manajemen Risiko Kesehatan. FKM UI: Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri. Siregar, P.R. 2006. Singkap Buyat. www.isibuyat Output.pmd. Diakses tanggal 10 Juli 2011 16;39.

166