BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan besarnya hubungan satu variabel atau lebih terhadap variabel lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Yrama Media, Bandung, 2009, hlm.14. 2

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BABI I'ENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA INDONESIA BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMP NEGERI KOTA BATU. Diajukan oleh Bambang Irawan NIM

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. peranan guru, kepala madrasah dan komite madrasah dalam mengelola. satuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam mendidik

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA DI SMP NEGERI 6 MAGELANG TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

PENGARUH PENERAPAN METODE ECLECTIC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI MTS AN-NUR JAGASATRU CIREBON SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang teknologi. Oleh karena itu, merupakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Imas Kurinarsih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, Kata Pena, Surabaya, 2014, Hlm.

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) DI KARANGANYAR

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ikhwannul Ikhsan, 2014 Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Di Smk Se-Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan keterampilan. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.1 Pendidikan berperan penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk mengarahkan pengembangan sumber daya menusia yang berkualitas.2 Pada hakikatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi; (1) pemersatu bangsa, (2) penyamaan kesempatan (3) pengembangan potensi diri. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.3 Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasi sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan jaman yang seg berkembang. Melalui Reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwuju hak hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan. 1 Sahertian, Piet A, Konsep Dasar Teknik Supervisi dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 1. 2 Hamalik, Oemar., Kurikulum Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 1. 3 Aqib, Zainal Elham Rahmanto, Membangun Profesionalisme Guru Pengawas Sekolah, Yrama Widya, Bandung, 2007, hlm. 23. 1

2 Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar pendidikan. Sebagai pengajar bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, segkan sebagai pendidik bertugas membimbing membina anak didik agar menjadi manusi a susila yang cakap, aktif, kreatif mandiri. Bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas tanggung jawab sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas berat sebagai seorang pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, sehingga mutu pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki dalam menjalankan tugasnya.4 Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi professional dari seorang sangat menentukan mutu pendidikan. 5 Pada dasarnya tingkat kompetensi professional dipengaruhi oleh faktor dari dalam itu sendiri yaitu bagaimana bersikap terhadap pekerjaan yang mempengaruhi tindakan kerjanya. diemban. Sikap tersebut dalam terhadap pekerjaan menjalankan aktivitas Bilamana seorang memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya maka sudah barang tentu akan menjalankan tugas fungsi kedudukannya sebagai tenaga pengajar pendidik di sekolah dengan penuh tanggung jawab. Demikian pula sebaliknya seorang yang memiliki sikap negatif pada pekerjaannya pasti 4 dia hanya Djamarah, Syaiful Bahri Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 27. 5 Aqib, Zainal, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, Insan, Surabaya, 2002, hlm. 35.

3 menjalankan fungsi kedudukannya sebagai rutinitas belaka. Sehingga perlu ditanamkan sikap positif terhadap pekerjaannya mengingat peran dalam lingkungan pendidikan sangat sentral. 6 Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya kinerja seorang. Motivasi juga berhubungan dengan faktor-faktor psikologis seseorang sebagai wujud hubungan antara sikap, kebutuhan kepuasan yang terjadi dalam diri manusia. Rangsangan bagi manusia adalah berusaha memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat material maupun non material. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat material merupakan motivasi kerja yang berasal dari luar individu psikologis namun seorang kebutuhan pokoknya, besar pengaruhnya. kepada kondisi kepuasan, minimal Terpenuhinya kebutuhan akan lebih fokus dalam bekerja menunjukkan kinerja yang sesuai dengan tuntutan profesinya. Komitmen yang tinggi kuat akan membuat tersebut memiliki rasa kepedulian tanggungjawab yang tinggi pada tugasnya, berbuat dengan sungguh-sungguh penuh rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, seorang yang mempunyai komitmen pada tugas yang tinggi akan menunjukkan tanggung jawabnya. Sebailiknya, jika seorang tersebut mempunyai komitmen yang rendah pada tugasnya maka tersebut kurang peduli, tidak akan bersungguh-sungguh tidak tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. 7 Komitmen secara mandiri perlu dibangun pada setiap individu warga sekolah termasuk, terutama untuk menghilangkan setting pemikiran budaya kekakuan birokrasi, seperti harus menunggu petunjuk atasan dengan mengubahnya menjadi pemikiran yang kreatif inovatif.8 6 Ibid, hlm. 36. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005, hlm. 151. 7 8 Ibid, hlm. 151.

4 Sebagai pengajar atau pendidik, merupakan salah satu faktor peentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Kinerja dalam merencanakan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran. Ketrampilan penguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas tanggungjawab sebagai pengajar pendidik secara sempit dapat diinterprestasikan sebagai pembimbing atau fasilitator belajar siswa. Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan merealisasikan harapan keinginan semua pihak terutaama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan. Kinerja adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatankegiatan lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian. 9 Dalam tataran mikro teknis, sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam proses pembelajaran di kelas, peran kepemimpinan tersebut akan tercermin dari bagaimana melaksanakan peran tugasnya, ini berartii bahwa kinerja merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelesaikan sekolah. Kinerja pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas 9 Tabrani Rusyan dkk., Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru, CV. Dinamika Karya Cipta, Cianjur, 2000, hlm. 17.

5 kinerja akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan pembelajaran di lembaga pendidikan. Penelitian terdahulu tentang kompetensi profesional, motivasi kerja, komitmen kinerja antara lain sebagai berikut: Lakir, Mahasiswa Pascasarjana UT Pontianak dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan motivasi kerja kompetensi terhadap kinerja SMP Negeri di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. 10 Khalida Tos, Mahasiswa Pascasarjana UT Jakarta juga menunjukkan hasil penelitian yang dapat diambil kesimpulan bahwa tunjangan profesi motivasi kerja secara simultan berhubungan positif signifikan dengan kinerja pada SMA Muara Bungo Kabupaten Bungo. 11 Demikian pula penelitian oleh Hilleria Parhusip, Mahasiswa Pascasarjana UT Jakarta menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan kepala sekolah komimen memiliki korelasi yang kuat terhadap kinerja di SMP Negeri 1 Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah.12 Peneliti Uu Badrudin, Mahasiswa STIAMI Jakarta, dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa supervisi motivasi kerja baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja di MTs. Negeri Anyar Kabupaten Serang Propinsi Banten.13 Senada dengan peneliti tersebut Suryani Dewi Pratiwi, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surkarta menunjukkan bahwa 10 Lakir, Hubungan Motivasi Kompetensi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat, Tesis, UT, Jakarta, 2013, hlm. 127-128 11 Tos, Khalida, Hubungan Tunjangan Profesi Motivasi Dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Muaro Bungo Kabupaten Bungo, Tesis, UT, Jakarta, 2012, hlm.112 12 Parhusip, Hilleria, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Komitmen Guru terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah, Tesis, UT, Jakarta, 2013, hlm.125. 13 Badrudin, Pengaruh Supervisi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada MTs. Negeri Anyar Kabupaten Serang Propinsi Banten, Jurnal, STIAMI, Jakarta 2014.

6 terdapat pengaruh dari motivasi kerja terhadap kinerja ekonomi di SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri. 14 Menurut hasil penelitian terdahulu seperti tersebut di atas dapat dibenarkan bahwa kompetensi profesional, motivasi, komitmen ada pengaruh yang positif terhadap kinerja. Namun masih terdapat beberapa keterbatasan yang berkaitan hal - hal atau masalah yang berhubungan dengan khususnya kinerja, terbukti di lapangan masih ditemukan: (1) kurangnya minat dalam meningkatkan mutu mengajar sehingga kurang kreatif, (2) kurangnya motivasi kerja komitmen dalam melaksanakan tuganya, sehingga kinerja sangat memprihatinkan, (3) taraf ekonomi yang sangat minim sehingga gairah semangat kerja menurun. Seg faktor kinerja sangat penting, khususnya dalam mengelola pendidikan yang sangat komplek. Hal ini juga juga masih terjadi pada Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Berdasarkan dengan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh kompetensi profesional, motivasi, komitmen terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Adakah kompetensi profesional berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Adakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015? 14 Pratiwi, Suryani, Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Persepsi Guru Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri, Jurnal,UNS, Surakarta, 2013.

7 3. Adakah komitmen berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015? 4. Adakah kompetensi profesional, motivasi kerja, komitmen berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris : 1. Kompetensi profesional berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Komitmen berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Kompetensi profesional, motivasi kerja, komitmen berpengaruh terhadap kinerja di Madrasah Aliyah Se Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dalam konteks atau big apapun akan selalu memiliki kegunaan atau peranan tertentu, misalnya pemecahan masalah, memberikan jawaban atas pertanyaan, menjelaskan fenomenafenomena masalah, ataupun mendapatkan pengetahuan atau ilmu baru.15 Manfaat yang diharapkan di kemudian hari dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 15 Darmawan, Doni, Metode Penelitian Kuantitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm.9-10.

8 1. Manfaat secara teoritis adalah memberikan kontribusi manajemen pendidikan Islam, khususnya keilmuan keterkaitan kompetensi profesional, motivasi kerja, komitmen terhadap kinerja. 2. Manfaat secara praktis : a. Memberikan informasi kepada mengenai pentingnya kompetensi profesional, motivasi kerja komitmen dalam meningkatkan kinerjanya. b. Memberikan pemahaman kepada lembaga pendidikan mengenai pentingnya kompetensi profesional, motivasi kerja komitmen dalam mengelola proses belajar mengajar. c. Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja. d. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya. E. SISTEMATIKA PENYUSUNAN TESIS Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka penulis membagi dalam tiga bagian sebagai sistematika dalam penulisan tesis ini. Adapun sistematika yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Bagian muka Pada bagian ini meliputi: Halaman Judul, Halaman Nota Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Pernyataan Keaslian, Halaman Motto Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Isi. 2. Bagian isi Pada bagian ini meliputi beberapa bab setiap bab terdiri dari sub bab, yakni: Bab I Pendahuluan, Pertama Latar Belakang, Kedua Rumusan Masalah, Ketiga Tujuan Manfaat Penelitian, Keempat Sistematika Penulisan Tesis. Bab II Landasan Teori, Pertama Kompetensi Profesional Guru, Definisi Kompetensi Profesional, Implementasi Kompetensi Profesional

9 Guru, Kedua Motivasi Kerja Guru, Definisi Motivasi Guru, Langkah Langkah Motivasi, Dorongan Motivasi, Ketiga Komitmen Guru, Pengertian Komitmen Guru, Pentingnya Komitmen Guru, Faktor - faktor yang Mempengaruhi Komitmen, Ciri- ciri Komitmen Tinggi, Keempat Kinerja Guru, Pengertian Kinerja Guru, Faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru, Penilaian Kinerja Guru, Kelima Penelitian Terdahulu, Keenam Kerangka Berfikir Model Penelitian, Rumusan Hipotesis. Bab III Metode Penelitian, Pertama Jenis Pendekatan Penelitian, Kedua Identitas Variabel Indikator Penelitian, Ketiga Definisi Operasional Variabel Penelitian, Keempat Populasi Sampel Penelitian, Kelima Teknik Pengumpulan Data, Keenam Prosedur Penelitian, Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Ketujuh Metode Analisa Data, Kedelapan Analisis Lanjut. Bab IV Hasil Penelitian Pembahasan, Pertama Hasil Penelitian, Data Identitas Responden, Analisis Pendahuluan, Analisis Uji Hipotesis, Analisa Lanjut, Kedua Pembahasan. Bab V Penutup yang memuat Kesimpulan, Saran- Saran, Kata Penutup. 3. Bagian Akhir Pada bagian ini meliputi Daftar Pustaka, Lampiran Lampiran, Daftar Riwayat Pendidikan Penulis.