BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan UKDW. berumur lebih dari 20 tahun mengalami overweight (BMI menurut WHO 25

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tidak banyak melakukan aktivitas fisik dan menata pola makan agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

I. PENDAHULUAN. terlokalisasi pada bagian-bagian tubuh tertentu (Sudoyo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu. penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Masa remaja adalah periode yang signifikan pada. pertumbuhan dan proses maturasi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan ideal adalah model kurus dan langsing, obesitas dipandang sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan bertempat

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.A.Latar Belakang. Obesitas merupakan kondisi akumulasi berlebih lemak. dalam tubuh maupun jaringan adiposa (Prentice & Jebb,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

HUBUNGAN LINGKAR LEHER DAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (SKINFOLD) DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN.

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan tinggi badan yang cepat, perkembangan seks sekunder, perkembangan organorgan reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh. 1 Pertambahan berat badan terutama terjadi karena perubahan komposisi tubuh, pada anak laki-laki terjadi akibat meningkatnya massa otot, sedangkan pada anak perempuan terjadi karena meningkatnya massa lemak. 1 Pertambahan berat badan yang tidak terkontrol akan menyebabkan remaja mengalami kelebihan berat badan (overweight) bahkan obesitas. 2-4 Overweight dan obesitas terjadi karena akumulasi lemak abnormal atau berlebihan, terjadi peningkatan konsentrasi asam lemak bebas di plasma yang dapat mengganggu kesehatan. Hal tersebut seharusnya menjadi perhatian seluruh kalangan masyarakat dari berbagai kelompok usia baik dari usia anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) obesitas di seluruh dunia bertambah cukup pesat menjadi lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980. Tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa, berusia 18 tahun mengalami overweight dan lebih dari 600 juta orang di dunia

2 mengalami obesitas. Prevalensi dewasa (usia lebih dari 18 tahun) yang mengalami overweight sebanyak 39% dan 13% mengalami obesitas pada tahun 2014. 4 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 dilihat dari status gizinya dengan menggunakan perhitungan IMT yang dikelompokan berdasarkan usia pada penduduk Indonesia didapatkan remaja kelompok usia 16-18 tahun gemuk sebanyak 7,3% terdiri dari 5,7% overweight dan 1,6% obesitas. 5 Berdasarkan data dari Riskesdas di provinsi Jawa Tengah tahun 2013 didapatkan prevalensi pada remaja kelompok usia 16-18 tahun 5,4% overweight dan 1,7% obesitas. Prevalensi di kota Semarang berdasarkan Riskesdas tahun 2013 didapatkan remaja kelompok remaja kelompok usia 16-18 tahun 7,6% overweight dan 2,7% obesitas. 6 Massa lemak tubuh, persentase lemak tubuh, dan area distribusi lemak dalam tubuh merupakan indikator yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Salah satu gangguan tekanan darah yaitu hipertensi. Hipertensi ditandai dengan rata-rata tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan persentil 95th yang sesuai untuk jenis kelamin, usia, dan tinggi badan. 7 Studi oleh Falkner et al, menunjukkan prevalensi hipertensi pada remaja sekitar 1-5%. 8 Menurut hasil RISKESDAS 2013, prevalensi nasional hipertensi di Indonesia pada remaja (15-17 tahun) yaitu 5,3%. 9 Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012), prevalensi hipertensi pada remaja di Jawa Tengah sebesar 2,9%. Angka kejadian hipertensi pada remaja di Kota Semarang belum dapat

3 diidentifikasi secara pasti namun berdasarkan data kesehatan remaja dari Dinas Kesehatan Kota Semarang didapatkan bahwa 11,25% remaja mengalami hipertensi. 10 Pengukuran lemak tubuh lebih baik dalam mendeteksi obesitas daripada pengukuran berat badan dan IMT pada populasi Asia. Lemak tubuh dapat terdistribusi di jaringan bawah kulit sebagai lemak subkutan serta di sekitar alatalat viseral yang terdapat didalam rongga dada dan rongga perut sebagai lemak viseral. 11 Selama ini diketahui bahwa lemak viseral (obesitas sentral) berhubungan dengan sindrom metabolik yang salah satunya yaitu hipertensi, sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler. 12 Namun, pada penelitian mengenai lingkar leher yang merupakan depot lemak subkutan dianggap sebagai parameter yang lebih baik dalam mengetahui risiko penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan lemak bagian viseral. Hal ini dikarenakan lemak viseral bukan merupakan sumber yang utama dalam melepaskan asam lemak bebas. 13,14 Selain itu pengukuran lemak subkutan merupakan metode yang mudah untuk mengukur lemak tubuh. Lingkar leher merupakan indeks antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas tubuh bagian atas. Besar lingkar leher berhubungan positif dengan risiko penyakit kardio-metabolik. 15,16 Selain pengukuran lingkar leher, pengukuran tebal lemak bawah kulit (skinfold) juga dianggap penting dan valid dalam mengukur lemak subkutan. 17 Beberapa penelitian yang menjelaskan hubungan antara lingkar leher dengan tekanan darah dan hubungan skinfold dengan tekanan darah, antara lain: Hasil penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Eva novianingsih kepada

4 remaja menyebutkan bahwa terdapat korelasi positif antara lingkar leher dengan tekanan darah hanya pada remaja perempuan. 18 Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Hingorjo MR, menyebutkan bahwa lingkar leher mempunyai korelasi positif kuat (p<0,001) dengan semua subjek pria maupun wanita. 19 Penelitian tentang skinfold yang dilakukan oleh Zhang Ying-xiu, dkk menyebutkan bahwa adanya hubungan positif yang kuat antara skinfold dengan tekanan darah untuk kedua jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada anak-anak umur 12 tahun. 20 Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara lingkar leher dan skinfold dengan tekanan darah pada remaja. 1.2 Permasalahan Penelitian Apakah terdapat hubungan antara lingkar leher dan skinfold dengan tekanan darah pada remaja? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan lingkar leher dan skinfold dengan tekanan darah pada remaja. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mendeskripsikan lingkar leher pada remaja. 2) Mendeskripsikan skinfold pada remaja. 3) Mendeskripsikan tekanan darah pada remaja.

5 4) Menganalisis hubungan lingkar leher dengan tekanan darah. 5) Menganalisis hubungan skinfold dengan tekanan darah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1) Terbukanya peluang bagi para akademisi dalam penelitian untuk menentukan metode pengukuran antropometri tubuh yang paling baik sebagai skrining sindroma metabolik. 2) Secara aplikatif, penelitian ini memperkenalkan pengukuran lingkar leher dan skinfold sebagai skrining yang mudah dan murah untuk mengidentifikasi individu dengan risiko hipertensi. 3) Manfaat untuk masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hubungan lingkar leher, skinfold dan tekanan darah. 4) Manfaat dalam bidang penelitian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan referensi untuk penelitian berikutnya.

6 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai hubungan lingkar leher dan skinfold dengan tekanan darah pada remaja belum pernah dilakukan penelitian yang benar-benar serupa. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan, antara lain: Tabel 1. Keaslian Penelitian No Nama, Judul, dan Tahun Penelitian 1 Eva Novianingsih, Apoina Kartini. Hubungan Antara Beberapa Indikator Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Remaja. 2012 Metode Penelitian Jenis penelitian: Analisis observasional Design: Studi cross-sectional N : 34 anak usia 11-14 tahun Variabel bebas: Beberapa indikator status gizi, yang terdiri dari Indeks Masa Tubuh (IMT),Lingkar Pinggang (LiPi), Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB), dan Lingkar Leher(LL) Variabel terikat: Tekanan darah [tekanan darah Hasil Penelitian Hasil uji bivariat, semua variabel mempunyai hubu- ngan signifikan dengan tekanan darah. Hasil uji multivariat, kedua jenis kelamin TDS dan TDD dipengaruhi oleh IMT. Pada remaja laki-laki TDS dipengaruhi oleh IMT, dan TDD oleh LiPi, pada remaja perempuan TDS dan TDD dipengaruhi oleh LL.

7 2 Oswaldine Heraolia Pramesthi. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Tekanan Darah Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Kabupaten Temanggung. 2014 sistolik (TDS) dan tekanan darah diatolik (TDD)] Jenis penelitian: Analisis observasional Design: Studi Cross-sectional N : 100 (42 pria dan 58 wanita yang menyandang diabetes melitus tipe 2) Variabel bebas: Abdominal skinfold thickness Variabel terikat: Tekanan darah Adanya korelasi positif yang tidak bermakna, kekuatan korelasi sangat lemah antara AST dengan tekanan darah sistolik (p=0,353; r=0,124) dan diastolik (p=0,483; r=0,094) pada wanita. Pada pria ditemukan korelasi negatif yang tidak bermakna, kekuatan korelasi sangat lemah antara AST dan tekanan darah sistolik (p=0,864; r= -0,027) dan diastolik (p=0,486; r= -0,087).

8 3 Sugianto. Hubungan Antara Lingkar Leher dengan tekanan darah. 2007 Jenis penelitian: Analisis observasional Design: Studi cross-sectional N : 781 orang, 477 wanita dan 304 pria (umur 18-85 tahun) warga Kecamatan Mlati,Sleman Yogyakarta Variabel bebas: Lingkar leher Variabel terikat: Tekanan darah Terdapat hubungan yang signifikan antara Lingkar Leher dan parameter obesitas lain (BMI: pria, r=0,73; p<0,001; wanita, r=0,55; p<0,001; Lingkar Pinggang pria, r=0,73; r<0,001; wanita, r=0,58; r<0,001). Korelasi lemah antara Lingkar Leher dengan tekanan darah (sistol, r=0,03; r=0,41; diastol, r=0,98; r<0,001). 4 Kuciene R, Dulskiene V, Medzioniene J. Association Of Neck Circumference And High Blood Pressure In Children And Adolescents: a casecontrol study. 2015 Jenis penelitian: Analisis observasional Design: Studi casecontrol N : 1947 anak-anak dan remaja umur 12-15 tahun Variabel bebas: Lingkar leher Variabel terikat: Tekanan darah Umur dan jenis kelamin, LL persentil 90th berasosiasi signifikan dengan peningkatan tekanan darah, dibandingkan dengan LL persentil 90th. Overweight/obesitas dan overweight/obesitas abdominal juga

9 5 Zhang Ying-xiu, dkk. Association between body mass index, skinfold thickness and blood pressure in 12-year-old children. 2013 Jenis penelitian: Analisis observasional Design: Studi cross-sectional N : 920 orang, 456 wanita dan 464 pria umur 12 tahun Variabel bebas: Body mass index (BMI) dan skinfold thickness Variabel terikat: Tekanan darah berasosiasi signifikan dengan peningkatan tekanan darah. Kombinasi (LL besar dengan overweight/obesitas, dan LL besar dengan overweight/obesitas abdominal) menunjukkan Odd Ratio yang lebih tinggi daripada masing-masing. Ada hubungan positif yang kuat antara BMI, skinfold thickness dan tekanan darah pada anak-anak umur 12 tahun. BMI dan skinfold thickness didapatkan hasil yang signifikan (P < 0,001)

10 Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya dalam hal: 1) Penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan lingkar leher saja atau skinfold saja sedangkan penelitian ini menggunakan lingkar leher dan skinfold. 2) Subjek penelitian adalah remaja umur 16-18 tahun, sedangkan penelitianpenelitian sebelumnya tentang lingkar leher dan skinfold dilakukan pada umur 12-15 dan 18-85 tahun.

11