BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. VII di MTs Jabal Noer Taman Sidoarjo, (2) Profil pengajuan masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, salah satunya adalah kemampuan dalam bidang matematika.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Profil Metakognisi Siswa yang Bergaya Kognitif Refleksif

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PEMBAHASAN. Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif, Gramatika, 2: 2, (Mei, 2011),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Respon Siswa Terhadap Masalah Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Berpikir Visual Siswa Laki-laki Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

DAFTAR ISI. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. bab ini akan dikemukakan pembahasan dan diskusi hasil penelitian yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN GAYA KOGNITIF

BAB V PEMBAHASAN. tergolong pada kategori baik jika pesentase aktivitas guru yang paling dominan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Utama, 2008), hlm Bumi Aksara, 2008), hlm. 37

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian, dan diskusi hasil

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. media pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan media 4D

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, didapat kesimpulan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Profil Kemampuan Penalaran Matematika Siswa dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. pertanyaan itu menunjukan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak

PROFIL PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN. menyelesaikan soal cerita matematika, dapat dinyatakan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i HALAMAN JUDUL... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iv

BAB 4. Hasil dan Analisis Penelitian

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Penalaran Proporsional Siswa Bergaya Kognitif Sistematis dalam Menyelesaikan Masalah Perbandingan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai proses

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Usaha tersebut

PROFIL PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA MTs DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN PERBEDAAN GENDER

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sebagaimana sabda Rosuluallah 1 : menuntut ilmu itu diwajibkan atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan untuk memudahkan koordinasi dengan peneliti, guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan, manfaat dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN... xv

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA TUNARUNGU DI SLB B/C

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BATANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 03 REJOSARI KUDUS

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menguasai pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

PENGGUNAAN MODEL GUIDE INQUIRY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB SRI WAHYU MULIA NINGSIH

MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB V PEMBAHASAN. kognitif peserta didik kelas VIII materi pokok fungsi di MTs Darul Falah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan profil kesulitan mahasiswa

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. dengan setting pembelajaran kooperatif dan ditinjau berdasarkan jenis

DESKRKIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SD KELAS IV DI SDN PUCANGNOM SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tersebut. Hasl ini disebabkan oleh adanya pemisahan wilayah Provinsi Gorontalo dari Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

Transkripsi:

168 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN Pada Bab V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian, dan diskusi hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian berdasarkan deskripsi data (1) Profil pengajuan matematika siswa bergaya kognitif reflektif kelas VII di MTs Jabal Noer Taman Sidoarjo, (2) Profil pengajuan matematika siswa bergaya kognitif impulsif kelas VII di MTs Jabal Noer Taman Sidoarjo, (3) Keterkaitan pengajuan matematika siswa bergaya kognitif reflektif dan kognitif impulsif kelas di VII MTs Jabal Noer Taman Sidoarjo. A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa Bergaya Kognitif Reflektif kelas VII di MTs Jabal Noer Taman Sidoarjo Berdasarkan analisis dan triangulasi data pengajuan pada bab IV, dapat dijelaskan bahwa subjek EK dan MK masing-masing mengajukan 11 dan 6 yang menggunakan informasi verbal, serta 2 dan 5 yang menggunakan informasi visual sebagai sumber pengajuan nya. Subjek MK juga mengajukan dua yang menggunakan informasi verbal sekaligus informasi visual sebagai

169 sumber pengajuan nya. Semua yang diajukan subjek EK dan subjek MK dapat dipecahkan. Dilihat dari tingkat kesulitan yang diajukan, subjek EK dan MK mengajukan masing-masing 8 dan 12 yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi, 5 dan 1 yang mempunyai tingkat kesulitan sedang serta tidak ada yang memiliki tingkat kesulitan rendah. Struktur bahasa kalimat pertanyaan yang diajukan subjek EK dan MK masing-masing 3 dan 6 yang mengandung pertanyaan penempatan, 5 dan 4 yang mengandung pertanyaan relasional serta 5 dan 3 yang mengandung pertanyaan kondisional. Akan dipaparkan dalam tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 Profil Pengajuan Masalah Matematika Subjek Reflektif Analisis Kriteria Banyaknya Pengajuan Masalah Pengajuan Masalah Subjek EK Subjek MK Kecenderungan Verbal Informasi yang 11 Masalah 6 Masalah digunakan sebagai sumber Visual 2 Masalah 5 Masalah Dapat tidaknya dipecahkan Dapat 13 Masalah 13 Masalah Tidak - - Tingkat kesulitan Tinggi 8 Masalah 12 Masalah Sedang 5 Masalah 1 Masalah Rendah - -

170 Struktur bahasa kalimat Penempatan 3 Masalah 6 Masalah Relasional 5 Masalah 4 Masalah Kondisional 5 Masalah 3 Masalah Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, dapat dinyatakan bahwa dalam hal ini, anak reflektif cenderung menggunakan informasi verbal sebagai sumber pengajuan nya, karena data pengajuan yang diajukan kedua anak reflektif tersebut didominasi oleh informasi verbal atau informasi berupa uraian sebagai sumber pengajuan nya. Semua yang diajukan anak reflektif dapat dipecahkan. Masalah yang diajukan anak reflektif cenderung memiliki tingkat kesulitan tinggi, namun ada juga dengan tingkat kesulitan sedang. Struktur bahasa kalimat yang diajukan anak reflektif cenderung menggunakan struktur bahasa kalimat penempatan dan relasional. Namun, ada juga yang menggunakan pertanyaan kondisional. Pada saat wawancara berlangsung, dapat dilihat bahwa anak reflektif cenderung berhati-hati dalam mengajukan, memikirkan alternatifalternatif pengajuan nya, sehingga yang diajukan didominasi oleh bertingkat kesulitan tinggi, walaupun kuantitas yang diajukan lebih sedikit daripada anak impulsif.

171 2. Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa Bergaya Kognitif Impulsif Kelas VII di MTs Jabal Noer Taman Sidoarjo Berdasarkan analisis dan triangulasi data pengajuan pada bab IV, dapat dijelaskan bahwa subjek IG dan SS masing-masing mengajukan 11 dan 9 yang menggunakan informasi verbal sebagai sumber pengajuan nya, serta masing-masing 6 yang menggunakan informasi visual sebagai sumber pengajuan nya. 15 dan 14 yang diajukan subjek IG dan subjek SS dapat dipecahkan, serta 2 dan 1 yang diajukan subjek IG dan SS tidak dapat dipecahkan. Dilihat dari tingkat kesulitan yang diajukan, subjek IG dan SS mengajukan masing-masing 6 dan 3 yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi, masing-masing 8 yang mempunyai tingkat kesulitan sedang, serta 1 dan 3 yang memiliki tingkat kesulitan rendah. Struktur bahasa kalimat pertanyaan yang diajukan subjek IG dan SS masing-masing 16 dan 9 yang mengandung pertanyaan penempatan, 1 dan 5 yang mengandung pertanyaan relasional serta tidak ada pertanyaan kondisional yang diajukan subjek IG dan 1 yang mengandung pertanyaan kondisional yang diajukan subjek SS. Akan dipaparkan dalam tabel 5.2 berikut ini:

172 Tabel 5.2 Profil Pengajuan Masalah Matematika Subjek Impulsif Analisis Kriteria Banyaknya Pengajuan Masalah Pengajuan Masalah Subjek IG Subjek SS Kecenderungan Verbal Informasi yang 11 Masalah 9 Masalah digunakan sebagai sumber Visual 6 Masalah 6 Masalah Dapat tidaknya dipecahkan Dapat 15 Masalah 14 Masalah Tidak 2 1 Tingkat kesulitan Struktur bahasa kalimat Tinggi 6 Masalah 3 Masalah Sedang 8 Masalah 8 Masalah Rendah 1 Masalah 3 Masalah Penempatan 16 Masalah 9 Masalah Relasional 1 Masalah 5 Masalah Kondisional - 1 Masalah Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, dapat dinyatakan bahwa dalam hal ini, anak impulsif cenderung menggunakan informasi verbal sebagai sumber pengajuan nya, ada yang diajukan anak impulsif yang tidak dapat dipecahkan, yang diajukan anak impulsif cenderung memiliki tingkat kesulitan sedang, struktur bahasa kalimat yang diajukan anak impulsif cenderung menggunakan struktur bahasa kalimat penempatan.

173 Pada saat wawancara berlangsung, dapat dilihat bahwa anak impulsif cenderung tergesa-gesa dalam mengajukan, sehingga yang diajukan didominasi oleh yang memiliki tingkat kesulitan sedang maupun rendah. Dalam hal ini, kuantitas yang diajukan anak impulsif lebih banyak daripada anak reflektif. 3. Keterkaitan Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa Bergaya Kognitif Reflektif dan Siswa Bergaya Kognitif Impulsif Kelas VII di MTs Jabal Noer Taman Sidoarjo Anak reflektif dan anak impulsif cenderung menggunakan informasi verbal sebagai sumber pengajuan, karena - yang diajukan didominasi oleh yang menggunakan informasi berbentuk uraian sebagai sumber pengajuan nya. Struktur bahasa kalimat yang diajukan anak reflektif dan anak impulsif cenderung menggunakan pertanyaan penempatan, karena - yang diajukan didominasi oleh struktur bahasa kalimat pertanyaan penempatan. Jumlah yang diajukan anak reflektif lebih sedikit dibanding anak impulsif. Hal ini juga dapat dilihat pada saat tes pengajuan dan wawancara, anak reflektif cenderung berhati-hati dan memikirkan alternatifalternatif pertanyaan sebelum mengajukan, sedangkan anak impulsif cenderung tergesa-gesa dalam pengajuan. Sehingga yang dihasilkan anak impulsif dan anak reflektif pun

174 berbeda dalam hal tingkat kesulitan serta banyaknya yang diajukan. Dalam hal pemecahan, ada yang diajukan subjek impulsif yang tidak dapat dipecahkan sedangkan semua yang diajukan subjek reflektif dapat dipecahkan. B. Diskusi Hasil Penelitian Kelemahan yang terdapat pada penelitian ini diantaranya, mengenai kriteria pengajuan, yakni tingkat kesulitan, terkadang yang diajukan menurut siswa sulit tapi menurut peneliti sedang atau mudah. Selanjutnya, peneliti harus lebih teliti dalam menentukan struktur bahasa kalimat yang diajukan siswa. Kelemahan lainnya adalah, penelitian ini hanya mengkaji tentang profil pengajuan matematika ditinjau dari gaya kognitif reflektif dan kognitif impulsif siswa kelas VII yang semua siswanya berjenis kelamin laki-laki. Temuan lain dalam penelitian ini adalah, ada soal yang diajukan subjek reflektif dan impulsif yang merupakan pengembanagn dari soal yang diajukan sebelumnya.