PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN REUSABLE BAGUNTUK MELATIH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DALAM MELAKUKAN DIET PLASTIK

dokumen-dokumen yang mirip
Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Bahan Pembuatan Reusable Bag untuk Melatih Siswa Madrasah Ibtidaiyah dalam Melakukan Diet Plastik

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BERSAHABAT DENGAN SAMPAH. Naskah ini diajukan dalam rangka mengikuti program My Teacher My Hero dalam rangkaian Indonesia Digital Learning 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

PENGELOLAAN SAMPAH BOTOL MINUMAN OLEH IBU PKK DESA BANTRUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini sering terjadinya global warming dimana-mana yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KERAJINAN TAS DARI BAHAN BAKU PLASTIK

Pot Bunga dari Botol Plastik Bekas

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini.

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PAPA PELIT BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. besar pola pikir masyarakat semakin kreatif dibandingkan dengan daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang ada disekitarnya.kepekaan tersebut dapat berbentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

MARI MENGURANGI PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

KUESIONER PENELITIAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apakah botol air mineral bekas dapat dijadikan lampu hias?

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PENGOLAHAN BERBASIS SAMPAH MENJADI BISNIS FANDHY BANGUN PAMBAJENG S1TI-11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PRAKARYA K E R A J I N A N

Jurnal Pengabdian Untuk Mu negeri Vol. 2, No.1, November 2017

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor

LAPORAN KEGIATAN PPM. Oleh: Victoria Henuhili, dkk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Jurnal FamilyEdu Persepsi Kader PKK Tentang Daur Ulang... 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHAULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KuliaH KiNGKuNGN bisnis Kerajinan barang bekas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

LOMBA KARYA TULIS DALAM SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

E-WASTE MANAGEMENT. Prepared by Hanna Lestari, M.Eng

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni budaya adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP)

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI DAERAH PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

1. Menjaga lingkungan. 2. Mengurangi penggunaan air. 3. Membuang sampah pada tempatnya

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

Project Luar Kelas CBDC TFI. Character Building Kewarganegaraan MELAKUKAN KEGIATAN KEGIATAN KEMANUSIAAN. Judul Project

BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari developer Perumahan Cendana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. Pada era globalisasi yang semakin berkembang, terutama di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Pemanfaatan Bungkus Makanan Ringan sebagai Bahan Pembuatan Tas

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

Transkripsi:

PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN REUSABLE BAGUNTUK MELATIH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DALAM MELAKUKAN DIET PLASTIK Ekadina Dzawil Ulya Universitas Negeri Semarang Email : dinadzawil@gmail.com ABSTRAK Permasalahan lingkungan kini telah menjadi isu global, salah satunya adalah penggunaan plastik secara berlerbihan. Penggunaan plastik dalam kehidupan modern terlihat sangat pesat sehingga menyebabkan tingkat ketergantungan manusia pada plastik semakin tinggi. Hal tersebut mengakibatkan jumlah sampah plastik semakin bertambah banyak. Berbagai upaya untuk mengurangi penggunaan plastik sudah dilakukan, yakni dengan menggunakan metode 3R atau Recycle, Reuse, dan Reduce. Namun faktanya pengetahuan masyarakat terhadap upaya mengurangi penggunaan plastik masih kurang. Upaya untuk memahamkan generasi muda akan bahaya plastik merupakan salah satu solusi mengurangi penggunaan plastik. Maka dari itu perlu dilakukan pelatihan pembuatan reusable bag sebagai salah satu solusi terhadap masalah tersebut. Peneliti melakukan pengabdian di MI Mu awanah Muslimin Muslimat untuk melatih siswa membuat reusable bag. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi. Rata rata nilai kreatifitas produk yang dihasilkan kelas VI yakni berkisar 83 sedangkan kelas VI berkisar 89. Nilai rata rata kerapian dan menata peralatan setelah melakukan kegiatan pada siswa kelas IV sama yakni 80, sedangkan siswa kelas VI berturut turut 83 dan 80. Dari data yang didapatkan antusias siswa yang baik dalam mengikuti program pengabdian dan menghasilkan produk yang bisa digunakan untuk mengurangi penggunaan plastik. Kata kunci: Lingkungan, Plastik, Reusable Bag PENDAHULUAN Permasalahan lingkungan telah menjadi isu global, setelah hampir semua elemen masyarakat menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh menumpuknya limbah yang dihasilkan oleh manusia. Limbah adalah segala sesuatu yang sudah tidak terpakai lagi sebagai barang produksi maupun konsumsi, yang jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menjadi beban bagi lingkungan, salah satu limbah yang setiap hari bertambah adalah plastik. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan barang barang berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan penggunaan plastik ini merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk. Indonesia merupakan negara dengan penggunaan plastik terbesar di dunia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata rata 200 ton per tahun. Di tahun 2010, tercatat 2,4 juta ton pengguna plastik dan pada tahun 2011, sudah meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari peningkatan penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan asumsi 539

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebaganyak 189 ribu ton/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012). Sampah plastik berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga menyebabkan banjir. Selain itu sampah plastik yang dibakar bisa mengeluarkan zat zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia (Surono, 2013). Meningkatnya produksi sampah plastik setiap tahunnya butuh berbagai upaya dari semua pihak, salah satu kota yang berupaya untuk memberikan kebijakan penggunaan plastik adalah Kudus. Kebutuhan plastik di Kudus dari hari ke hari semakin bertambah dan kesadaran masyarakat pun akan bahaya plastik semakin berkurang. Maka diperlukan kebijakan ataupun gagasan solutif untuk mengurangi penggunaan plastik. Kata sikap peduli lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat lebih kental diartikan sebagai reaksi peduli seseorang terhadap lingkungannya. Dengan sikap peduli lingkungan maka akan tercipta lingkungan yang bersih dan asri. Namun, gambaran sikap peduli lingkungan dewasa ini terasa semakin banyak diabaikan (Tamara, 2016). Pendidikan diyakini sebagai salah satu bidang yang memiliki peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Lingkungan sekolah dapat memberikan peranan yang berarti dalam pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik. Maka dari itu perlu adanya edukasi sejak dini kepada siswa khususnya siswa sekolah dasar untuk memahami bahaya penggunaan plastik secara berlebihan, yakni dengan adanya pelatihan pembuatan reusable bag. Reusable bag menjadi ikon diet plastik yang sejak dini harus dikenalkan kepada anak, mengingat bonus demografi yang terjadi pada tahun 2020-2030 memungkinkan bagi pemuda untuk melakukan perbaikan, dan sejak dini mereka harus dibimbing untuk melakukan perbaikan khususnya di bidang lingkungan. TINJAUAN PUSTAKA Plastik Secara sederhana sampah dalam rumah dapat dibagi menjadi 3 kategori, yakni sampah beracun, seperti batere bekas, bola lampu bekas dan barang barang yang mengandung zat kimia. Kemudian sampah padat yang tidak dapat terurai, seperti plastik botol, kaleng, dan sebagainya (Muhajirin, 2010). Plastik diperkirakan membutuhkan 100 hingga 500 tahun dapat terdekomposisi terurai) dengan sempurna. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik berbahaya jika dibakar karena menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah dan air (Karuniastuti, 2016). Manusia memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan memakai reusable bag yang bisa dipakai berulang ulang untuk mengurangi penggunaan plastik. Perilaku Peduli Lingkungan Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Al-Anwari, 2014). Pendidikan lingkungan merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan bila kita ingin mewujudkan masyarakat madani seperti yang dicita citakan. Kepedulian lingkungan hidup juga dapat diartikan wujud sikap mental individu yang direfleksikan dalam perilakunya, salah satunya direfleksikan di dunia Sekolah. Contoh perilaku peduli lingkungan di sekolah adalah buang air besar dan kecil di WC, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan halaman sekolah, tidak 540

memetik bunga di taman sekolah, tidak menginjak rumput di taman sekolah, dan memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman. Namun, jarang sekali guru menerapkan dan mengajarkan budaya diet plastik kepada anak anak untuk mengurangi penggunaan plastik. Pemahaman siswa terhadap peminimalisiran penggunaan plastik untuk menyadarkan segala aspek sekolah supaya tidak melakukan tindakan tindakan yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup, dan dengan penuh kesadaran untuk menurangi/berhenti merusak lingkungan, kemudian berbalik melakukan kegiatan kegiatan yang dapat melestarikan lingkungan sehingga aman dan terjaga kelestariannya, yakni dengan melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah memberikan pemahaman yang baik tentang lingkungan kepada setiap individu, seperti penerangan, penyuluhan, bimbingan, dan pendidikan. Reusable Bag Gaya hidup ramah lingkungan dikenal pula dengan semboyan 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle. Artinya mengurangi tingkat kebutuhan akan sampah, menggunakan kembali sampah sampah yang telah ada dan mendaur ulang sampah yang telah terpakai. Penggunaan reusable bag atau tas yang dipakai kembali merupakan salah satu cara untuk mengurangi penggunaan plastik. Pemanfaatan barang bekas menjadi produk yang bernilai estetis mempunyai efek ganda, disamping sebagai saluran kreativitas dalam menciptakan karya seni dengan biaya murah dan pemikiran pemanfaatan bahan bekas ini merupakan suatu gagasan untuk meminimalkan sampah yang dapat merusak lingkungan sekitar. Tujuan dari penggunaan reusable bag untuk meminimalisir bahkan menghentikan penggunaan plastik, pada dasarnya masyarakat harus memahami manfaat penggunaan reusable bag mengingat butuh ratusan tahun untuk mengurai sampah plastik dan banyak hal yang merugikan akibat sampah plastik. METODE PELAKSANAAN Metode Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk suatu pelatihan selama dua kali pertemuan dengan anggota sebanyak 23 anak kelas IV dan 10 anak kelas VI yang dilaksanakan di MI Muawanah Muslimin Muslimat. Pada pertemuan dilakukan metode ceramah, demostrasi, dan pelatihan. Kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan pengabdian adalah sebagai berikut: 1. Persiapan a. Mengurus perizinan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian. b. Menghubungi kepala Madrasah Ibtidaiyah Muawanah Muslimin Muslimat Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus untuk menetapkan jumlah peserta dan jadwal pelaksanaan pengabdian. 2. Pelaksanaan Kegiatan pengabdian pembuatan reusable bag dalam bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab yang dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2017 dan 9 Februari 2017. Khalayak Sasaran Sebagai perserta dari kegiatan pengabdian ini adalah siswa Kelas VI dan kelas VI MI Muawanah Muslimin Muslimat Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung melalui penilaian kinerja dan hasil produk pada peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembuatan reusable bag dengan mengacu pada indikator yang tercantum pada rubrik yang telah disiapkan. 541

Tabel 1. Rubrik Penilaian Tabel 2. Pedoman Hasil Evaluasi solusi untuk meminimalisir penggunaan plastik. 2. Demonstrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses pembuatan kreasi reusable bag yang berbahan baku kain perca serta peralatan dan bahan lainnya yang diperlukan dalam pembuatan produk. 3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode diatas. 4. Pelatihan pembuatan kreasi produk reusable bag ditujukan kepada siswa dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan. 5. Evaluasi hasil kegiatan. Langkah Langkah Pembuatan Langkah langkah dalam pembuatan reusable bag adalah: 1. Menyediakan alat dan bahan. Alat yakni berupa kain perca dengan berbagai warna, jarum, benang, gunting, tali, dan alat tulis. 2. Membuat pola sesuai kreatifitas anak, contoh pola yang disediakan adalah bentuk buah strowberi. 3. Menggunting kain sesuai dengan pola seperti gambar 3. 4. Menjahit pola. 5. Menyatukan jahitan pola dengan tas kain 6. Hasil akhir produk. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang Digunakan 1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa secara umum mengenai bahaya penggunaan plastik secara berlebihan dan Tahap pertama dalam kegiatan pembuatan produk adalah pengumpulan bahan. Bahan utama yang digunakan adalah tas kain yang tidak terpakai dan kain perca. Setelah melakukan survei ke sekolah, sebagian siswa memiliki tas yang sudah tidak terpakai namun hanya sebagian yang memiliki kain perca. Bahan bahan bekas tersebut kadang kadang sering dibuang dan diabaikan, padahal barang tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bentuk daur ulang yang bernilai estetis. Pada tahap kedua siswa mendapatkan ceramah dari tim pengabdi tentang bahaya 542

penggunaan plastik secara berlebihan, misalnya penggunaan plastik secara berlebihan dapat menimbulkan penumpukan sampah, plastik yang dibuang sembarang di sungai dapat mengakibatkan tersumbatnya saluran air dan mengakibatkan banjir, dan sebagainya. Setelah itu tim menjelaskan bahwa generasi muda dapat ikut serta dalam mengurangi penggunaan plastik dengan memanfaatkan barang barang yang sudah tidak terpakai untuk membuat produk reusable bag. Tim memberikan contoh reusable bag, visualisasi reusable bag seperti gambar di bawah ini: Gambar 1. Reusable bag Gambar 2. Kepraktisan Reusable bag Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembuatan Reusable Bag Antusias siswa dalam kegiatan ini diawali dengan antusias mereka medengarkan ceramah/materi yang diberikan oleh tim pengabdi, dimana anak anak kelas IV dan kelas VI lebih menyukai model ceramah dengan model dongeng dan tanya jawab. Setelah tahap pemberian materi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, untuk kelas IV dengan jumlah siswa 23 dibagi menjadi lima kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang sudah ditentukan oleh guru. Untuk kelas VI dibagi menjadi tiga kelompok dikarenakan jumlah siswa hanya berjumlah 10 orang. Setelah pembagian kelompok dua siswa dari perwakilan tiap kelompok maju ke meja guru untuk memilih dua jenis kain perca, satu tas kain, jarum jahit, benang, gunting, dan tali. Kemudian mereka kembali ke tiap kelompok dan melakukan kegiatan pembuatan reusable bag. Untuk kelas IV mereka masih membutuhkan bantuan dalam memola bentuk wadah reusable bag. Namun dalam hal menjahit, memasang tali, dan memodifikasi produk mereka sudah cukup paham dan bisa. Hal ini terjadi juga di kelas VI, namun kemandirian dalam menjahit lebih baik daripada siswa kelas IV. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pengabdian ini diperoleh beberapa hasil positif, diantaranya: 1. Para peserta menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap ceramah yang disampaikan oleh tim pengabdian. 2. Para peserta menunjukkan reaksi positif terhadap ketertarikan dalam membuat reusable bag. 3. Para peserta mengikuti prosedur pembuatan produk dan melakukan kerja tim dengan cukup baik. Gambar 3. Inovasi bentuk Reusable bag 543

Gambar 6. Siswa mereview kegiatan dengan menjawab soal. Gambar 4. pembuatan reusable bag oleh siswa 4. Peserta aktif bertanya apabila terdapat prosedur pembuatan yang tidak dimengerti. 5. Siswa mengerjakan pembuatan produk dengan baik selama 1 jam. Gambar 5. Salah satu kelompok siswa kelas IV menyelesaikan pembuatan reusable bag 6. Pada tahap evaluasi tim pengabdi memberikan soal untuk mereview kembali tujuan dari pengabdian dengan memberikan soal tentang apa bahaya penggunaan plastik yang berlebihan dan bagaimana cara meminimalisir penggunaan plastik. Dari hasil rubrik penilaian yang dilakukan oleh tim pengabdi rata rata nilai siswa dalam melakukan persiapan pemilihan bahan dengan baik 75, rata rata siswa menggunakan peralatan yang benar sesuai yakni 85. Rata rata nilai yang diberikan kepada siswa dalam melakukan ketepatan langkah pembuatan reusable bag adalah 90. Dalam pembuatan reusable bag hanya 4 kelompok dari kelas IV yang menyelesaikan pembuatan produk. Sedangkan, semua kelompok siswa kelas VI menyelesaikan pembuatan produk. Rata rata nilai kreatifitas produk yang dihasilkan kelas VI yakni berkisar 83 sedangkan kelas VI berkisar 89. Nilai rata rata kerapian dan menata peralatan setelah melakukan kegiatan pada siswa kelas IV sama yakni 80, sedangkan siswa kelas VI berturut turut 83 dan 80. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam pelaksanaan suatu kegiatan tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung tersebut diantaranya: 1. Antusias siswa dalam pengabdian cukup baik. 2. Sikap ingin tahu dan keinginan untuk mencoba hal baru dan bermanfaat dari para peserta pelatihan baik. 3. Dukungan dari guru pamong terhadap kegiatan pengabdian ini baik. 4. Bahan bahan yang diguanakan mudah didapatkan 5. Proses pembuatan sesuai dengan jam yang diberikan oleh guru. 544

Selain adanya faktor pendukung yang dapat berpengaruh, terdapat juga faktor penghambat. Faktor penghambat kegiatan ini adalah: 1. Kegaduhan terjadi di kelas IV dikarenakan kurangnya pemahaman membuat pola reusable bag yang diinginkan. 2. Beberapa siswa kelas IV dan VI membutuhkan bantuan dari guru untuk merapikan jahitan. KESIMPULAN Dari hasl kegiatan dan berdasarkan pada tujuan kegiatan, maka dapat disimpulkan: 1. Kegiatan ini memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai bahaya penggunaan plastik secara berlebihan. 2. Memberikan bekal keterampilan kepada siswa untuk membuat produk kreatif dalam mencegah penggunaan plastik dengan reusable bag sesuai dengan kreativitas siswa. Lingkungan. Forum Tenologi. 3 (1). Hal. 6-14 Muhajirin, dkk. 2010. Pelatihan Pengolahan Limbah Kertas menhadi Benda Seni Kerajinan bagi Guru Guru SD Jejeran Pleret Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta Surono, Untoro Budi. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak. Jurnal Teknik. 3 (1). Hal. 32-40 Tamara, Riana Monalisa. 2016. Peranan Lingkungan Sosial terhadap Pembentukan Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik di SMA Negeri Kabupaten Cianjur. Jurnal Pendidikan Geografi. 16 (1). Hal. 44-55 SARAN Saran dari kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Model ceramah dapat lebih kreatif lagi untuk menarik perhatian dan pemahaman siswa, misalnya diinovasikan dengan visualisasi gambar. 2. Dilakukan modifikasi bahan dalam pembuatan reusable bag 3. Penambahan relawan untuk membantu kelangsungan kegiatan. 4. Kegiatan ini dilakukan secara sustainable dengan inovasi pembuatan reusable bag lainnya. DAFTAR PUSTAKA Al-Anwari, Amirul Mu minin. 2014. Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri. TA BID. 19 (2). Hal 227 251. Karuniastuti, Nurhenu. 2016. Bahaya Plastik terhadap Kesehatan dan 545