MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR Nama : Dini Septia Herianti NPM : 42113584 Fakultas : D3-Teknologi Informasi Program Studi : Teknik Komputer Pembimbing : Dr. Raden Supriyanto, Ssi, S.Kom, M.Sc
Latar Belakang Tikus adalah hewan mamalia yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Tikus merupakan salah satu hewan yang dianggap sebagai musuh dan juga hama bagi manusia. Ada banyak cara untuk membasmi tikus yaitu dengan menggunakan racun tikus, lem tikus, alat elektronik pengusir tikus, tapi cara ini kurang efektif untuk membasmi tikus karena dapat mengganggu hewan hewan peliharaan yang lainnya. Untuk itu dibutuhkan sebuah perangkap tikus yang dapat menginfromasikan kepada kita jika ada tikus yang terperangkap tanpa harus kita melakukan pengecekan setiap saat pada perangkap tersebut.
Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini, antara lain: Sistem yang dirancang berupa perangkap tikus berbasis Arduino UNO dengan sensor PIR. Menggunakan sensor PIR dan photodioda-infrared yang fungsinya untuk mendeteksi tikus yang masuk ke dalam perangkap. Tidak membahas permasalahan jika bukan hewan tikus yang masuk ke dalam perangkap.
Tujuan Penelitian Tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah merancang dan membuat alat Mousetrap Berbasis Arduino UNO dengan Sensor PIR
Perancangan Alat
Blok Input Blok input pada rangkaian alat ini adalah sensor Passive Infra Red (PIR), photodioda-infrared. Di mana sensor PIR bekerja sesuai dengan fungsinya yaitu mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah yang mengandung energi panas. Sensor PIR hanya berlogika 0 dan 1, logika 0 pada saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah, dan logika 1 pada saat mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Kemudian photodioda-infrared akan bekerja ketika ada halangan di depan sensor, dalam hal ini halangan tersebut adalah tikus.
Blok Proses Blok proses merupakan suatu kondisi dimana masukan atau inputan yang diterima selanjutnya akan diteruskan untuk diproses agar menghasilkan keluaran. IC ATmega328 merupakan suatu mikrokontroler yang dapat mengontrol setiap masukan port untuk diolah menjadi suatu output yang diinginkan. IC ini memiliki 6 pin analog (A0-A5) dan 14 pin digital (0-13). Pin 2 digunakan untuk sensor PIR di mana sensor PIR ini sebagai inputan dan pin A0 digunakan untuk sensor photodioda-infrared juga sebagai inputan. Pin 5 digunakan untuk solenoid door lock, pin 6 untuk motor DC, pin 7 untuk buzzer, dan pin 8-13 digunakan untuk LCD.
Blok Output Pada blok output, data yang telah diproses dari mikrokontroler dikeluarkan berupa tampilan pada LCD, bunyi buzzer, perputaran motor, dan penguncian oleh solenoid door lock. LCD akan menampilkan status sesuai kondisi yang diterima dari sensor. Sedangkan buzzer akan berbunyi jika sensor mendeteksi benda, dalam hal ini adalah tikus. Kemudian putaran motor yang digunakan untuk menutup pintu dan solenoid door lock yang secara otomatis akan mengunci pintu tersebut.
Rancangan Rangkaian Secara Detail
Diagram Alur
Alat Secara Keseluruhan 5 6 7 2 1 3 4
Gambar Alat Kondisi Alat Saat Tikus Belum Terperangkap
Gambar Alat Kondisi Alat Saat Tikus Terperangkap
Kesimpulan Berdasarkan hasil uji coba, penulis telah berhasil merancang dan membuat alat Mousetrap Berbasis Arduino UNO dengan Sensor PIR. Hasil uji coba terhadap tiap komponen dapat disimpulkan sebagai berikut : Uji coba sensor PIR menunjukkan bahwa sensor mendeteksi untuk rentan jarak 30 300 cm. Uji coba photodioda-infrared menunjukkan bahwa ketika photodiodainfrared terhalang oleh suatu benda, photodioda-infrared bertegangan 0,05 Volt, sedangkan ketika photodioda-infrared tidak terhalang oleh suatu benda, photodioda-infrared bertegangan 4,98 Volt. Uji coba Arduino UNO menunjukkan bahwa Arduino UNO yang sudah di program dapat bekerja dengan baik. Terbukti dengan tidak adanya pesan error saat compile program dan menyala LED pada papan Arduino UNO. Uji coba buzzer terbukti buzzer dapat berbunyi dengan baik ketika buzzer mendapat sumber tegangan.
Uji coba solenoid door lock menunjukkan bahwa ketika diberi logika 0 dengan tegangan 0 Volt, solenoid tidak mengunci dengan ciri tuas memendek. Sedangkan ketika diberi logika 1 dengan tegangan 9 Volt, solenoid mengunci dengan ciri tuas memanjang. Hasil dari pengujian dengan 2 kondisi di mana kondisi pertama adalah ketika tikus belum masuk ke dalam perangkap dan kondisi kedua adalah ketika tikus sudah masuk ke dalam perangkap. Dapat disimpulkan bahwa ketika tikus belum masuk ke dalam perangkap, sensor masih dalam keadaan LOW dengan tegangan 0,05 Volt. Maka belum ada tanda-tanda seperti bunyi buzzer yang menandakan adanya tikus yang masuk ke dalam perangkap dan tampilan pada LCD bertuliskan TIDAK ADA TIKUS. Kemudian ketika ada tikus yang sudah masuk ke dalam perangkap, sensor mulai aktif dengan tegangan 3,29 Volt dan mendeteksi adanya pergerakan tikus. Maka tanda-tanda ketika ada tikus yang masuk ke dalam perangkap adalah buzzer berbunyi. Kemudian pintu akan otomatis menutup dan terkunci, tampilan pada LCD bertuliskan ADA TIKUS.
Saran Berdasarkan perancangan, implementasi dan pengujian alat ini, maka penulis memiliki beberapa saran untuk penyempurnaan alat ini kedepannya, yaitu penulis berharap untuk penelitian lebih lanjut agar deteksi sensor bisa lebih dapat membedakan, apakah hewan tikus yang masuk ke dalam perangkap atau bukan. Penggantian sensor dengan bentuk sensor yang lain untuk mendapatkan deteksi yang lebih nyata sesuai dengan perkembangan teknologi sangat disarankan.
TERIMAKASIH