BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil tempat di SMKN 12 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas EPU 1 SMK Negeri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai jenjang pendidikan yang berada

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. terampil, dan pengetahuan yang sesuai dengan user need (dunia usaha dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

Skripsi. Oleh: Alanindra Saputra K

BAB I PENDAHULUAN. beberapa siswa yang dilakukan peneliti di SMK Bustanul Ulum Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian. integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. prestasi siswa dapat dilihat dengan menggunakan tolak ukur batas kelulusan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Romadhona, 2014

manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari gejala-gejala

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendidik peserta didiknya untuk meyakini, memahami dan. mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata,

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005. Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang 1

2 dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL. Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan bersikap secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai. istilah kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu Rustyah (dalam Yamin Martinis, 2010:12). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan Herry (dalam Yamin Martinis, 2010:13). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan/atau latihan. Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Salah satu contoh kompetensi yang harus dikuasai siswa terutama siswa SMK yaitu menganalisis rangkaian elektronik yang terdapat di dalam KTSP SMK N 12 Bandung sebagai objek penelitian. Kompetensi menganalisis rangkaian

3 elektronik menekankan, siswa agar menguasai komponen-komponen elektronika, baik komponen aktif maupun komponen pasif yang akan menunjang dalam menganalisis rangkaian-rangkaian elektronik, karena dalam kompetensi menganalisis rangkaian elektronika diberikan konsep-konsep dasar rangkaian seriparalel komponen dan perhitungan rangkaian elektronika yang dapat menuntun siswa untuk menguasai secara professional dalam hal menganalisis rangkaian elektronik. Kompetensi menganalisis rangkaian elektronika, terdapat beberapa materi yang diajarkan kepada siswa diantaranya kompoen pasif (resistor, kapasitor, induktor, dan transformator), komponen aktif (dioda, transistor bipolar, dan thyristor). Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan penulis pada saat melakukan Program Latihan Profesi di SMKN 12 Bandung, dapat diketahui siswa kurang memahami konsep terhadap pelajaran yang diberikan, siswa belum dapat menghubungkan pengetahuan yang dipelajarinya dalam aplikasi dikehidupan nyata. Hal lain yang juga menjadi faktor kesulitan siswa adalah kurangnya keberanian siswa untuk berinteraksi dengan guru. Guru masih menjadi pusat pembelajaran, sehingga siswa hanya menerima begitu saja materi yang diajarakan, kegiatan praktikum yang kurang, mengakibatkan siswa menjadi tidak begitu semangat dalam melaksanakan pembelajaran serta siswa kurang memahami materi karena tidak menemukan sendiri konsep materi yang bisa didapat dari kegiatan praktikum. Oleh karena itu salah satu kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan menjadi kurang. Serta kurangnya motivasi dan semangat dari siswa, karena kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar

4 karena kurangnya praktikum atau kegiatan lain yang dapat membantu siswa memahami konsep pelajaran yang akan dipelajari. Selama proses pembelajaran siswa seharusnya ikut terlibat secara langsung agar siswa memperoleh pengalaman dari proses pembelajaran. Menurut Dewey (dalam Hamalik, 1991: 47) siswa akan mendapat pengalaman dengan keterlibatan secara aktif dan pribadi daripada yang diperoleh dengan melihat atau menonton isi atau konsep. Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa diarahkan untuk terbiasa membangun pengetahuhan lewat suatu proses yang harus dilaluinya sehingga mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan mengarahkan siswa kepada penyelidikan dan penemuan (inquiry) yang dapat menciptakan kegiatan yang berpusat kepada siswa membentuk konsep diri, memperoleh pengalaman-pengalaman baru, serta menggunakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah. Keinginan siswa akan terpacu sehingga memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban. Dari hasil penelitian lain yang telah dilaksanakan oleh Dany Maulana (2008) dan Muhamamad Yusuf (2009) mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dan aktifitas interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Karena pada dasarnya

5 model pembelajaran inkuiri menekankan siswa menemukan sendiri konsepkonsep pelajaran, dan harus dibimbing oleh guru. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian adalah titik tolak yang penting agar yang hendak dikajinya memperoleh sasaran yang tepat dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan penguasan konsep materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada kompetensi Menganalisis Rangkaian Elektronik di SMKN 12 Bandung. Penulis merumuskan masalah penelitian ini dapat dijadikan beberapa pertanyaan yang lebih spesifik, yaitu : 1. Bagaimana kemungkinan digunakannya model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kegiatan belajar mengajar dikelas yang belum menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor setelah digunakan pembelajaran inkuiri terbimbing? 4. Bagaimana tanggapan dan kesan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

6 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran dan tidak menyimpang. Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka masalah penelitian akan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut : 1. Subjek penelitian adalah kelas X SMKN 12 Bandung pada program keahlian Elektronika Pesawat Udara (EPU) sebanyak 1 kelas. 2. Kompetensi dasar yang digunakan sebagai bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi komponen pasif dengan materi komponen resistor dan kapasitor pada kompetensi Menganalisis Rangkaian Elektronik (MRE). 3. Kegiatan yang diteliti adalah aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 4. Ranah yang akan diteliti, meliputi 3 aspek: a. Kognitif, meliputi pemahaman dan penguasaan materi. b. Psikomotor, meliputi kinerja siswa. c. Afektif, meliputi sikap siswa dalam tahapan-tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing. 5. Evaluasi yang digunakan tiap siklusnya terdiri dari pre test, post test dan tes sumatif. 1.4 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Secara khusus tujuan penelitian ini sebagai berikut :

7 1. Mengetahui hasil belajar siswa tiap siklus pada kompetensi Menganalisis Rangkaian Elektronik (MRE). 2. Mengetahui sikap atau tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 3. Mengetahui kendala-kendala dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing yang dialami guru dan siswa. 1.5 Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah pengertian pada judul, perlu dijelaskan istilahistilahnya: 1. Upaya Meningkatkan Upaya adalah usaha untuk memperoleh sesuatu. Meningkatkan berasal dari kata tingkat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2001:1197) tingkat berarti susunan yang berlapis-lapis bisa juga berarti tinggi rendah martabat. Meningkatkan artinya membuat lebih tinggi dari kedudukan semula. 2. Hasil belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan ketrampilan (Hamalik, 2005:31). 3. Kompetensi Menganalisis Rangkaian elektronik Salah satu standar kompetensi dalam kurikulum di SMKN 12 Bandung Program Elektronika Pesawat Udara (EPU), yang menekankan kepada penguasaan siswa tentang menganalisis rangkaian-rangkaian elektronika secara

8 komplek yang didukung dengan penguasaan komponen-komponen elektronik, baik komponen aktif maupun komponen pasif. 4. Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry ( Inkuiri Terbimbing) Menurut Koes, Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran yang mengacu pada salah satu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi atau mempelajari suatu gejala. (dalam Muhammad Yusuf 2008:15) Inkuiri yang diterapkan adalah inkuiri terbimbing, dimana guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah ditetapkan guru. 5. Siswa kelas X Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Elektronika Pesawat Udara SMK Negeri 12 Bandung Siswa kelas X Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Elektronika Pesawat Udara SMK Negeri 12 Bandung adalah obyek penelitian ini. 1.6 Kegunaan Penelitian 1) Bagi sekolah sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. 2) Bagi guru-guru selaku pendidik sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, serta membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang menarik.

9 3) Bagi siswa dapat meningkatkan minat belajar rangkaian elektronik melalui aktivitas praktikum dan materi di kelas sehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang dipelajari. Serta meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. 4) Bagi peneliti digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali diri sebagai calon guru yang memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan, dalam bab ini mengemukakan tentang: latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan BAB II Landasan Teori, pada bab ini menguraikan tentang: konsep belajar dan pembelajaran, hasil belajar, model pembelajaran inkuiri terbimbing, kompetensi menganalisis rangkaian elektronik, dan asumsi dasar. BAB III Metodologi Penelitian, pada bab ini menguraikan tentang: metode penelitian, prosedur penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, kriteria keberhasilan,, instrumen penelitian, teknik pengolahan data, dan validitas data.

10 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini menguraikan tentang deskripsi data setiap tindakan dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Penutup, pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan yang diambil dan saran-saran yang diberikan.