Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS).

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

LAMPIRAN. Arang Sekam (C)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel.

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

II. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) PIPA INLET P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P5U2 P1U3

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

II. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Lampiran 1. Ilustrasi ligasi antara GP25 dan pt-easy

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Vili Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

II. BAHAN DAN METODE

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

II. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengambilan Sampel

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

Jumlah ikan awal (ekor) , , , , ,6 ANOVA. Sum of Squares df Mean Square F Sig.

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu.

II. BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

Akuarium. Disucihamakan dengan larutan klorin 150 mg/l selama 24 jam. Dinetralisir dengan 50 mg/l Natrium Thiosulfat. Dibilas dengan air bersih

b. Hasil tangkapan berdasarkan komposisi Lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2013 di

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture

Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit

Lampiran 1 Data panjang dan bobot lobster air tawar yang digunakan sebagai hewan uji

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB 3 METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember Juni 2002.

II. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

II. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

LAMPIRAN 27

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media Keterangan : V 1 = Volume air media ke-1 V 2 = Volume air media ke-2 M 1 = Konsentrasi ph media ke-1 = Konsentrasi ph media ke-2 M 2 HCl yang dibutuhkan untuk media pemeliharaan ph 5 dari ph 6 Air sampel 1.500 ml 0,05 ml HCl Media pemeliharaan (akuarium) 90 Liter = 90.000 ml Untuk mengetahui HCl yang dibutuhkan pada media pemeliharaan dengan volume 90 liter, menggunakan rumus: Maka untuk menurunkan ph 6 menjadi ph 5 membutuhkan HCl sebesar 3 ml, selanjutnya untuk menurunkan media pemeliharaan menjadi ph 4 membutuhkan HCl sebesar 6 ml (2 kali lipat dari HCl yang dibutuhkan untuk ph 5) dan media pemeliharaan dengan ph 3 membutuhkan HCl 9 ml (3 kali lipat dari HCl yang dibutuhkan untuk ph 5). 28

Lampiran 2. Proses pembuatan preparat histologi insang Proses pembuatan jaringan histologi terdiri dari beberapa tahap, yaitu fiksasi, dehidrasi, penjernihan (clearing), impregnasi, embedding, pemotongan, pewarnaan hematoxylin dan eosin (H&E), mounting, dan dokumentasi. a) Fiksasi Jaringan insang diambil dan direndam dengan larutan Bouin's, dengan perbandingan antara volume lauran 10 kali dari volume jaringan yang difiksasi. Proses perendaman dengan larutan Bouin's dilakukan selama 24-72 jam. Kemudian larutan Bouin's dibuang dan diganti dengan alkohol 70%. Selain itu, dilakukan pembungkusan jaringan menggunakan kain kasa. b) Dehidrasi Proses dehidrasi dilakukan secara bertahap, yaitu: Alkohol 80% selama 2 jam Alkohol 90% selama 2 jam Alkohol 95% selama 2 jam Alkohol 95% selama 2 jam Alkohol 100% selama 12 jam (semalam) c) Penjernihan (clearing) Alkohol 100% selama 60 menit Alkohol-xylol(1:1) selama 30 menit Xylol I selama 30 menit Xylol II selama 30 menit Xylol III selama 30 menit d) Impregnasi Impregnasi dilakukan di dalam oven pada suhu 60 0 C, dengan tahapan sebagai berikut: Parafin I selama 45 menit 29

Lanjutan Lampiran 2 Parafin II selama 45 menit Parafin III selama 45 menit e) Embedding Sebelum jaringan diblok menggunakan parafin (embedding), disiapkan terlebih dahulu kotak berukuran 2x2x2 cm yang terbuat dari kertas karton. Kotak ini digunakan sebagai wadah untuk pemblokan jaringan. Kemudian jaringan diletakkan didalam wadah tersebut, dengan sisi jaringan yang akan dipotong menghadap ke dasar permukaan wadah. Parafin cair dituangkan ke dalam kotak yang sudah berisi jaringan, hingga jaringan terendam lalu didiamkan selama 24 jam. f) Pemotongan Sebelum dipotong, blok diiris tipis terlebih dahulu agar hasil pemotongan mengandung sedikit parafin. Jaringan dipotong menggunakan mikrotom hingga menjadi lembaran jaringan yang tipis. Kemudian lembaran jaringan ditempelkan pada gelas objek, proses ini dilakukan di penangas air dengan suhu 60 0 C. Setelah itu, jaringan dikeringkan di suhu ruang selama 24 jam. g) Pewarnaan Hematoxylin & Eosin Proses pewarnaan menggunakan hematoxylin dan eosin dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: Xylol I selama 5 menit Xylol II selama 5 menit Alkohol 100% selama 2 menit Alkohol 100% selama 2 menit Alkohol 95% selama 2 menit Alkohol 90% selama 2 menit Alkohol 80% selama 2 menit Alkohol 70% selama 2 menit 30

Lanjutan Lampiran 2 Alkohol 50% selama 2 menit Akuades selama 2 menit Hematoxylin selama 5 menit Eosin selama 3 menit Alkohol 50% selama 2 menit Alkohol 70% selama 2 menit Alkohol 80% selama 2 menit Alkohol 90% selama 2 menit Alkohol 95% selama 2 menit Alkohol 100% selama 2 menit Xylol III selama 2 menit Xylol II selama 2 menit Xylol I selama 2 menit h) Mounting Setelah dikeluarkan dari xylol, preparat langsung ditetesi enthellan sebanyak 1 tetes. Kemudian ditutup menggunakan cover glass, diusahakan tidak terdapat gelembung udara. Selanjutnya preparat dikeringkan udara selama 24 jam agar cover glass dapat merekat sempurna. i) Pengamatan Preparat Histologi Insang Preparat yang sudah selesai, diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x. 31

Lampiran 3. Rumus perhitungan laju pertumbuhan bobot spesifik harian (SGR), pertambahan panjang mutlak, efisiensi pakan, dan kelangsungan hidup (SR) a. Laju pertumbuhan bobot spesifik harian (Huisman, 1987) 1 x 100% Keterangan : α = Laju pertumbuhan harian ωt = Bobot rata-rata ikan pada waktu ke-t pemeliharaan (gram) ωo = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (gram) t = Waktu pemeliharaan b. Pertambahan panjang mutlak (Effendi, 1979) Keterangan : P m = Panjang mutlak ikan (cm) P t = Panjang ikan pada hari ke-t (cm) = Panjang ikan pada hari ke-0 (cm) P o c. Efisiensi pakan (Zonneveld et al., 1991) Keterangan : EP = Efisiensi pakan F = Jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan Wt = Bobot total ikan akhir pemeliharaan (gram) Wo = Bobot total ikan awal pemeliharaan (gram) Wd = Bobot total ikan mati (gram) d. Kelangsungan hidup (Goddard, 1996) Keterangan : SR = Kelangsungan hidup benih (%) Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) 32

Lampiran 4. Hasil analisis ragam ANOVA dan uji lanjut laju pertumbuhan bobot spesifik harian, pertambahan panjang mutlak, jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan, dan kelangsungan hidup a. Laju pertumbuhan bobot spesifik harian Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 40,366 3 13,455 98,618,000 Within Groups 1,091 8,136 Total 41,457 11 Perlakuan N Subset for alpha =.05 ph 4 3,000000 ph 3 3,000000 1 2 3 ph 5 3 1,870593 ph kontrol 3 4,474493 Sig. 1,000 1,000 1,000 b. Pertambahan panjang mutlak Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 4,144 3 1,381 98,624,000 Within Groups,112 8,014 Total 4,256 11 Perlakuan N Subset for alpha =.05 ph 4 3,000000 ph 3 3,000000 1 2 3 ph 5 3,809133 ph kontrol 3 1,392071 Sig. 1,000 1,000 1,000 33

c. Jumlah konsumsi pakan Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 27690,717 3 9230,239 125,895,000 Within Groups 586,535 8 73,317 Total 28277,252 11 Perlakuan N Subset for alpha =.05 ph 4 3,0000 ph 3 3,0000 1 2 3 ph 5 3 53,5900 ph 6 3 116,6267 Sig. 1,000 1,000 1,000 d. Efisiensi pakan Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3,441 4,860 34,462,000 Within Groups,250 10,025 Total 3,691 14 Perlakuan N Subset for alpha =.05 ph 4 3,000000 ph 3 3,000000 5 3,000000 1 2 ph 5 3,963567 ph kontrol 3,991433 Sig. 1,000,833 34

e. Kelangsungan hidup Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 12751,563 3 4250,521 72,866,000 Within Groups 466,667 8 58,333 Total 13218,229 11 Subset for alpha =.05 Perlakuan N 1 2 3 ph 4 3,000000 ph 3 3,000000 ph 5 3 50,833333 ph kontrol 3 75,000000 Sig. 1,000 1,000 1,000 35