BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG-ALANG MELALUI PROSES ORGANOSOLV DENGAN KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah

I. PENDAHULUAN. terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.

UJI KUALITAS KERTAS SENI DARI ALANG - ALANG DENGAN KONSENTRASI PELARUT NaOH DAN LAMA PEMASAKAN YANG BERBEDA

PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain

II. DESKRIPSI PROSES

KAJIAN AWAL PULP DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN DASAR AMPAS TEBU DAN KULIT KACANG TANAH MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV. oleh : NUGROHO LUHURING PAMBUDI A

Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan Lama Waktu Pemasakan terhadap Kekuatan Tarik pada Pembuatan Kertas Seni dari Limbah Batang Jagung dan Kertas Bekas

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta

PENURUNAN KADAR LIGNIN DARI KULIT BUAH COKLAT MENGGUNAKAN ETANOL PADA PROSES PEMISAHAN SELULOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) UNTUK PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING MENGGUNAKAN. NaOH dan Na 2 CO 3.

Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PEMANFAATAN BATANG GENJER (Limnocharis Flava) dan BATANG TALAS (Colocasia esculenta) DALAM PEMBUATAN KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN NaOH DAN CaO

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN KONSENTRASI LEM PVAc

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PROSES PEMBUATAN PULP DARI AMPAS TEBU MENGGUNAKAN PROSES ACETOSOLV

HASIL DAN PEMBAHASAN

= 2 hours) and factor 2 is a incubation duration (L 1

PEMANFAATAN KULIT KACANG DAN BULU AYAM SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING DENGAN MENGGUNAKAN NaOH DAN CaO

UJI KINERJA DIGESTER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PROSES PULPING JERAMI PADI

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

UJI KINERJA DIGESTER PADA PROSES PULPING KULIT JAGUNG DENGAN VARIABEL SUHU DAN WAKTU PEMASAKAN

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C

KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK MELALUI BIOCHEMICAL PULPING KULTUR CAMPURAN JPP

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN LAMA PEMASAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang

PEMBUATAN SERBUK PULP DARI DAUN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

I. PENDAHULUAN. Plastik sebagai kemasan produk menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut komsumtif dalam pemakaian jumlah kertas. 1. sebagai bahan baku pulp dan kertas seperti batang pisang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

INDUSTRI PULP DAN KERTAS. 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk

HIDROLISIS SISA KETAMAN KAYU DALAM PROSES ACETOSOLV

SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT F Oleh FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

PEMANFAATAN BATANG PISANG (MUSA PARADISIACA L) DALAM PEMBUATAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACETOSOLV SERTA IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH

ENGGAR ROSMITA SANASTRI A

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI. DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

DAFTAR TABEL. 7. Tabel Rendemen etanol dari uulp pada berbagai kandungan lignin

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. tablet, karena tablet secara fisik lebih stabil, mudah diformulasikan, lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Sesuai dengan trend global, saat ini banyak produk pangan yang berlabel kesehatan.

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yaitu untuk berkomunikasi dan berkreasi. Industri pulp dan kertas di Indonesia memproduksi berbagai jenis produk kertas diantaranya kertas tulis, tisu, kemasan makanan, karton, dan lain sebagainya (Anonim, 2014). Jenis kertas yang belum diproduksi masyarakat Indonesia dalam jumlah optimal yaitu kertas seni sehingga membutuhkan produksi berkelanjutan. Kertas seni sebagai sarana berkreasi yang banyak diminati penduduk karena tekstur yang unik dan menarik. Kertas seni memiliki tekstur yang sedikit kasar sehingga menyebabkan permukaannya tidak rata. Kenampakan kasar ini dapat menambah keindahan kertas yang dihasilkan. Menurut penelitian Prasetyawati (2015) bahwa kertas seni dari kulit jagung dan tongkol jagung dengan pelarut NaOH 10% akan menghasilkan tekstur kertas yang tidak rata akibat penambahan bonggol jagung. Keindahan yang lain yaitu memiliki warna yang unik sesuai dengan bahan baku dan pelarut yang digunakan. Menurut penelitian Saputri (2016) bahwa kertas seni dari pelepah salak dengan pelarut NaOH 15% akan menghasilkan warna coklat muda sampai coklat tua karena masih adanya sisa NaOH hasil perebusan. Selulosa merupakan bahan baku pembuat kertas yang berupa bahan kristalin untuk membangun dinding sel kayu. Senyawa kimia dari dinding sel kayu berupa selulosa, lignin dan hemiselulosa (Fatimah 2013). Lignin yang terkandung dalam bahan baku pembuatan kertas harus terdegradasi oleh pelarut sehingga ikatan antar seratnya lebih kuat dan ketahanan sobeknya tinggi. 1

2 Selama ini bahan baku pembuatan kertas seni adalah kayu karena banyak mengandung selulosa. Apabila permintaan kertas seni meningkat, maka semakin banyak kebutuhan serat selulosa kayu. Hal itu akan menyebabkan terjadinya penebangan kayu secara terus-menerus. Menurut Forest Trend (2015) bahwa antara tahun 2007 hingga 2014, target pasokan kayu Kementerian Kehutanan adalah sebanyak 630 juta m 3. Namun, sektor kehutanan hanya mampu memproduksi sekitar setengah dari target Kementerian, kesenjangan pasokan ini mencapai 308 juta m 3 (49 persen). Cara untuk mengurangi penggunaan kayu yaitu dengan mengganti bahan baku yang memiliki kandungan serat tidak jauh berbeda dengan kayu. Bahan alternatif pembuat kertas seni yang telah digunakan adalah kulit jagung, bonggol jagung, ampas tebu dan alang-alang. Alang-alang memiliki kandungan serat yang tidak jauh berbeda dengan kandungan serat kayu, terutama kandungan selulosa alang-alang sebesar 45% yang setara dengan kandungan selulosa kayu. Menurut penelitian Habibah, dkk (2013) bahwa persentase kandungan selulosa dari alangalang sebesar 45%. Sedangkan menurut penelitian Sutiya, dkk (2012) bahwa kandungan kimia alang-alang yaitu kadar air sebesar 93,76 %; lignin sebesar 31,29%; holoselulosa sebesar 59,62%; alfa selulosa sebesar 40,22% dan hemiselulosa sebesar 18,40%. Dengan kandungan selulosa, maka alang-alang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuat kertas seni. Proses pemisahan selulosa dari lignin dan hemiselulosa disebut dengan pulping. Hasil penelitian Wibisono (2011) mengenai proses pulping alang-alang dengan proses acetosolv dari konsentrasi larutan asam asetat 60%, 75%, dan 90% serta lama pemasakan 30 menit dan 60 menit. Hasil terbaik ditunjukkan pada perlakuan konsentrasi larutan asam asetat 90 % dengan suhu 100 o C selama 60 menit dengan kadar alfa selulosa sebesar 84,6%. Semakin banyak konsentrasi asam asetat yang digunakan maka semakin banyak lignin yang diikat oleh asam asetat. Selain alang-alang, limbah yang berpotensi sebagai bahan baku kertas seni adalah bulu ayam dan kulit kacang dengan penambahan CaO. Kekuatan tarik

3 tertinggi ditunjukkan pada perlakuan 50% bulu ayam dan 50% kulit kacang dengan rata-rata 2.5867 N karena memiliki kandungan serat dan selulosa tinggi (Rahmawati, 2009). Pada mumnya pembuatan pulp dilakukan dengan proses kimia yaitu menggunakan pelarut NaOH. Hal ini menyebabkan lignin yang terkandung dalam bahan baku akan mudah larut serta prosesnya lebih cepat. Kelemahan penggunaan pelarut kimia ini adalah berpotensi mencemari lingkungan serta rendemen pulp yang dihasilkan rendah. Salah satu teknologi alternatif dalam pembuatan pulp dan kertas yang ramah lingkungan adalah proses organosolv. Proses organosolv yaitu pemisahan serat dengan menggunakan bahan organik misalnya dengan pelarut etanol. Proses ini memberikan beberapa keuntungan, yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi. Menurut penelitian Chong (2014) bahwa hasil rata-rata rendemen pulp pada konsentrasi 90% adalah 44,19% dan semakin menurun pada konsentrasi 50% yaitu sebesar 38,36%. Pada proses organosolv, daur ulang lindi hitam dapat digunakan lagi serta tidak menggunakan unsur sulfur sehingga lebih aman terhadap lingkungan. Menurut Haroen (2011) bahwa alkohol dari daur ulang lindi hitam organosolv pulping masih layak digunakan untuk proses pulping secara keseluruhan atau dicampur alkohol murni dengan perbandingan 25,50 dan 75%. Dalam pembuatan kertas seni diperlukan perekat yang dapat mengikat serat. Penambahan bahan perekat digunakan untuk mengikat komponen antar serat agar lembaran kertas menjadi kuat. Kadar perekat yang digunakan harus sesuai dengan bahan baku agar kertas yang dihasilkan tidak kaku dan menghasilkan lembaran kertas yang kuat. Menurut penelitian Wijana (2012) bahwa perlakuan terbaik kertas seni dari pelepah nipah dan koran bekas yaitu dengan menggunakan perekat PVAc 7,5% yang menghasilkan lembaran kertas yang kuat. Konsentrasi etanol yang lebih tinggi akan menghasilkan kadar alfa selulosa yang lebih tinggi. Menurut penelitian Dewi (2009) bahwa pada

4 pembuatan pulp dari jerami padi melalui proses organosolv dengan konsentrasi pelarut etanol 10 %, 15%, 20%, 25, 30%, 35%, dan 40% menghasilkan kadar alfa selulosa yang banyak pada konsentrasi 40% yaitu sebesar 85,88 Sedangkan konsentrasi 40% menghasilkan kadar lignin yang lebih rendah yaitu sebesar 3,31%. Semakin tinggi konsentrasi etanol yang digunakan maka semakin tinggi kadar selulosa dan semakin rendah kadar ligninnya. Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka dilakukan penelitian dengan judul Uji Kualitas Kertas Seni Dari Alang-Alang Melalui Proses Organosolv Dengan Konsentrasi Pelarut Dan Lama Pemasakan Yang Berbeda. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian dibatasi agar tidak menyimpang terhadap masalah yang telah dibuat, adapun batasan dalam penelitian ini adalah : 1. Subyek penelitian Alang-alang, etanol, dan lama pemasakan. 2. Obyek penelitian Kualitas kertas seni dari alang-alang melalui proses organosolv. 3. Parameter penelitian Kekuatan tarik, kekuatan sobek, dan uji sensoris (tekstur, kenampakan serat, warna dan daya terima masyarakat) kertas seni dari alang-alang melalui proses organosolv. C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dirumuskan permasalahan : Bagaimana kualitas kertas seni dari alangalang hasil perlakuan konsentrasi etanol dan lama waktu pemasakan.

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas kertas seni dari alang-alang hasil perlakuan konsentrasi etanol dan lama waktu pemasakan. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah informasi keefektifan perbandingan konsentrasi etanol dan waktu pemasakan yang dapat digunakan untuk memperoleh kualitas kertas seni yang lebih baik dengan bahan dasar alang alang. 2. Bagi pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk proses pembelajaran di sekolah dalam pelajaran prakarya dengan memanfaatakan alang-alang sebagai kertas seni. 3. Bagi pengrajin kertas seni Penelitian ini menambah informasi mengenai pemanfaatan alang-alang sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni yang dapat dijadikan pengganti serat.