SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

AA. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan

AA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG. PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Inventarisasi Hutan SUB BIDANG

Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

NSPK SEKTOR KEHUTANAN. Agus Surono

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

DAFTAR : URUSAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. DINAS KEHUTANAN Bagian Pertama TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 1

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 4. Sarana dan Prasarana

ANALISIS PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU PROVINSI SULAWESI TENGAH

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2008

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA Nomor : 3 Tahun 2008 Tanggal : 18 Februari 2008

(KPH) Peraturan terkait Kesatuan Pengelolaan Hutan

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KEHUTANAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN KEWENANGAN PROPINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM *)

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG KEWENANGAN

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.394/menhut-II/2004 TANGGAL : 18 Oktober 2005

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 165 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG KOTA SORONG

this file is downloaded from

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

GUBERNUR SULAWESI UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Hariadi Kartodihardjo (Sumber: UU 23/2014) Adapun urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi adalah:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KEHUTANAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

2 Indonesia Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3544); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 Perencanaan Kinerja

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

2 c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 461/Kpts-II/1999 telah ditetapkan Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru; b. ba

MATRIKS RENCANA KERJA TA DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

DINAS KEHUTANAN PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.46/Menhut-II/2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2004 TENTANG PERLINDUNGAN HUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 123/Kpts-II/2001

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Seluruh kawasan hutan yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

- 140 - AA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN 1. Inventarisasi Hutan 1. Penyelenggaraan inventarisasi hutan produksi dan hutan lindung dan skala DAS dalam daerah. 2. Penunjukan Kawasan Hutan, Hutan, Hutan, Kawasan Pelestarian Alam, Kawasan Suaka Alam dan Taman Buru 3. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus 4. Penatagunaan Kawasan Hutan 5. Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan 6. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (Dua Puluh Tahunan) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPHP) 7. Rencana Pengelolaan Jangka Menengah (Lima Tahunan) Unit KPHP 8. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (Tahunan) Unit KPHP 1. Pengusulan penunjukan kawasan hutan produksi, hutan lindung, kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam dan taman buru. 1. Pengusulan pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk masyarakat hukum adat, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan kehutanan, lembaga sosial dan keagamaan untuk skala daerah dengan pertimbangan Gubernur. 1. Pengusulan perubahan status dan fungsi hutan dan perubahan status dari lahan milik menjadi kawasan hutan, dan penggunaan serta tukar menukar kawasan hutan. 1. Pertimbangan penyusunan rancang bangun dan pengusulan pembentukan wilayah pengelolaan hutan lindung dan hutan produksi, serta institusi wilayah pengelolaan hutan. panjang unit KPHP. menengah unit KPHP. pendek unit KPHP. 9. Rencana Kerja Usaha Dua Puluh Tahunan 10. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan Unit Usaha Pemanfaatan Hutan rencana kerja usaha dua puluh tahunan unit usaha pemanfaatan hutan produksi. rencana kerja lima tahunan unit pemanfaatan hutan produksi.

- 141-11. Rencana Pengelolaan Tahunan (Jangka Pendek) 12. Penataan Batas Luar Areal Kerja Unit Usaha Pemanfaatan Hutan 13. Rencana Pengelolaan Dua Puluh Tahunan (Jangka Panjang) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPHL) 14. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan (Jangka Menengah) Unit KPHL 15. Rencana Pengelolaan Tahunan (Jangka Pendek) Unit KPHL 16. Rencana Kerja Usaha (Dua Puluh Tahunan) 17. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan (Jangka Menengah) 18. Rencana Pengelolaan Tahunan (Jangka Pendek) 19. Penataan Areal Kerja 20. Rencana Pengelolaan Dua Puluh Tahunan (Jangka Panjang) Unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) 21. Rencana Pengelolaan Lima Tahunan (Jangka Menengah) Unit KPHK 22. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (Tahunan) Unit KPHK rencana pengelolaan tahunan (jangka pendek) unit usaha pemanfaatan hutan produksi. 1. Pertimbangan teknis untuk pengesahan, dan pengawasan pelaksanaan penataan batas luar areal kerja unit pemanfaatan hutan produksi dalam daerah. rencana pengelolaaan dua puluh tahunan (jangka panjang) unit KPHL. rencana pengelolaan lima tahunan (jangka menengah) unit KPHL. rencana pengelolaan tahunan (jangka pendek) unit KPHL. rencana kerja usaha (dua puluh tahunan) unit usaha pemanfaatan hutan lindung. rencana pengelolaan lima tahunan (jangka menengah) unit usaha pemanfaatan hutan lindung. rencana pengelolaan tahunan (jangka pendek) unit usaha pemanfaatan hutan lindung. penataan areal kerja unit usaha pemanfaatan hutan lindung kepada provinsi. pengelolaan dua puluh tahunan (jangka panjang) unit KPHK. pengelolaan lima tahunan (jangka menengah) unit KPHK. pengelolaan jangka pendek (tahunan) unit KPHK.

- 142-23. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (Dua Puluh Tahunan) Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Buru 24. Rencana Pengelolaan Jangka Menengah Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Buru 25. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Buru 26. Pengelolaan Taman Hutan Raya panjang (dua puluh tahunan) untuk cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam dan taman buru di daerah. menengah untuk cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam dan taman buru di daerah. pendek untuk cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam dan taman buru di daerah. 1. Pengelolaan taman hutan raya, penyusunan rencana pengelolaan dan penataan blok (zonasi) serta pemberian perizinan usaha pariwisata alam dan jasa lingkungan serta rehabilitasi di taman hutan raya di daerah. 27. Rencana 1. Penyusunan rencana-rencana kehutanan di daerah. 28. Sistem Informasi (Numerik dan Spasial) 29. Pemanfaatan Hasil Hutan pada Hutan 30. Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan 31. Pemanfaatan Kawasan Hutan dan Jasa Lingkungan pada Hutan 1. Penyusunan sistem informasi kehutanan (numerik dan spasial) di daerah. 1. Pertimbangan teknis kepada gubernur untuk pemberian dan perpanjangan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu serta pemberian perizinan usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi kecuali pada kawasan hutan negara pada wilayah kerja PERUM Perhutani. 1. Pemberian perizinan pemungutan hasil hutan kayu dan pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi di daerah kecuali pada kawasan hutan negara pada wilayah kerja PERUM Perhutani. 1. Pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan hutan dan jasa lingkungan di daerah kecuali pada kawasan hutan negara pada wilayah kerja PERUM Perhutani.

- 143-32. Industri Pengolahan Hasil Hutan 33. Penatausahaan Hasil Hutan 34. Pemanfaatan Kawasan Hutan pada Hutan 35. Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang 36. Perencanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Termasuk Hutan Mangrove 37. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 38. Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Termasuk Hutan Mangrove 39. Reklamasi Hutan pada Areal yang Dibebani Izin Penggunaan Kawasan Hutan 1. Pertimbangan teknis pemberian izin industri primer hasil hutan kayu. 1. Pengawasan dan pengendalian penatausahaan hasil hutan skala daerah. 1. Pemberian perizinan pemanfaatan kawasan hutan, pemungutan hasil hutan bukan kayu yang tidak dilindungi dan tidak termasuk ke dalam Lampiran (Appendix) Convention of International Trade Endangered Species ( CITES), dan pemanfaatan jasa lingkungan di daerah kecuali pada kawasan hutan negara pada wilayah kerja PERUM Perhutani. 1. Pelaksanaan pemungutan penerimaan negara bukan pajak skala daerah. 1. Penetapan lahan kritis di daerah. 2. Pertimbangan teknis rencana rehabilitasi hutan dan lahan DAS/Sub DAS. 3. Penetapan rencana pengelolaan, rencana tahunan dan rancangan rehabilitasi hutan pada hutan taman hutan raya skala daerah. 4. Penetapan rencana pengelolaan, rencana tahunan dan rancangan rehabilitasi hutan pada hutan produksi, hutan lindung yang tidak dibebani izin pemanfaatan/pengelolaan hutan dan lahan di luar kawasan hutan di daerah. 1. Pertimbangan teknis penyusunan rencana pengelolaan, penyelenggaraan pengelolaan DAS skala daerah. 1. Pelaksanaan rehabilitasi hutan dan pemeliharaan hasil rehabilitasi hutan pada taman hutan raya skala daerah. 2. Pelaksanaan rehabilitasi hutan dan pemeliharaan hasil rehabilitasi hutan pada hutan produksi, hutan lindung yang tidak dibebani izin pemanfaatan/pengelolaan hutan, dan lahan di luar kawasan hutan skala daerah. reklamasi dan pemantauan pelaksanaan reklamasi hutan

- 144-40. Reklamasi Hutan 1. Penyusunan rencana dan Areal Bencana Alam pelaksanaan reklamasi hutan pada areal bencana alam skala daerah. 41. Pemberdayaan 1. Bimbingan masyarakat, Masyarakat Setempat pengembangan kelembagaan dan di Dalam dan usaha serta kemitraan di Sekitar Hutan masyarakat setempat di dalam dan di sekitar kawasan hutan. 42. Pengembangan Hutan Hak dan Aneka Usaha 1. Penyusunan rencana, pembinaan pengelolaan hutan hak dan aneka usaha kehutanan. 43. Hutan Kota 1. Pembangunan, pengelolaan, pemeliharaan, pemanfaatan, perlindungan dan pengamanan 44. Perbenihan Tanaman Hutan 45. Pengusahaan Pariwisata Alam pada Kawasan Pelestarian Alam, dan Pengusahaan Taman Buru, Areal Buru dan Kebun Buru 46. Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar hutan kota. 1. Inventarisasi dan identifikasi serta pengusulan calon areal sumberdaya genetik, pembinaan penggunaan benih/bibit, pelaksanaan sertifikasi sumber benih dan mutu benih/bibit tanaman hutan. 1. Pertimbangan teknis pengusahaan pariwisata alam dan taman buru serta pemberian perizinan pengusahaan kebun buru di daerah. 1. Pemberian perizinan pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi dan tidak termasuk dalam Lampiran (Appendix) CITES. 47. Lembaga Konservasi 1. Pertimbangan teknis izin kegiatan lembaga konservasi (antara lain kebun binatang, taman safari) skala daerah. 48. Perlindungan Hutan 1. Pelaksanaan perlindungan hutan pada hutan produksi, hutan lindung yang tidak dibebani hak dan hutan adat serta taman hutan raya skala daerah. 2. Pemberian fasilitasi, bimbingan dan pengawasan dalam kegiatan perlindungan hutan pada hutan yang dibebani hak dan hutan adat skala daerah. 49. Penelitian dan Pengembangan 1. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kehutanan di tingkat daerah dan pemberian perizinan penelitian pada hutan produksi serta hutan lindung yang tidak ditetapkan sebagai kawasan hutan dengan tujuan khusus skala daerah.

- 145-50. Penyuluhan 51. Pembinaan dan Pengendalian Bidang 52. Pengawasan Bidang 1. Penguatan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan kehutanan skala daerah. 1. Bimbingan, supervisi, konsultasi, pemantauan dan evaluasi bidang kehutanan skala daerah. 1. Pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan oleh desa/masyarakat, kinerja penyelenggara daerah dan penyelenggaraan oleh desa/masyarakat di bidang kehutanan.