1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I P E N DA H U L U A N.

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

PEMERINTAH KOTA MAGELANG DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Jl. Veteran No. 7 Telp (0293) Fax (0293) MAGELANG 56117

Motto: Senyum Perizinan Page 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

REVISI RENCANA STRATEGIS

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

GUBERNUR JAWA TENGAH

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

B U P A T I B I N T A N PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

B A B P E N D A H U L U A N

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

PEMERINTAH KOTA PADANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR : 2 TAHUN 2011 T E N T A N G

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA GORONTALO

WALIKOTA TEBING TINGGI

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 431 / 02 / XI / 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KOTA PADANG

Transkripsi:

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO 1.1.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo merupakan lembaga yang memegang peranan dan fungsi strategis di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu Provinsi Gorontalo. Keberadaan organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo didasarkan pada Perda Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo, serta Pergub Nomor 19 Tahun 2014 tentang Tugas dan Fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo. 1.1.2. FUNGSI Dibentuknya Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo merupakan bentuk komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi. Berdasarkan pada peraturan-peraturan tersebut, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo mengemban tugas membantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Provinsi di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu yang menyangkut perizinan dan non perizinan berdasarkan peraturan perundang undangan. Dengan peran dan tugas tersebut, diharapkan organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo mampu menghasilkan kebijakan kebijakan di bidang penanaman modal yang berkualitas dan implementatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 1

Untuk melaksanakan tugas tersebut, fungsi yang diselenggarakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo adalah: 1) menyusun kebijakan di bidang Penanaman Modal serta Perizinan dan Non Perizinan Daerah; 2) menciptakan iklim usaha, sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku; 3) melakukan fasilitasi terhadap Penanaman Modal serta Perizinan dan Non Perizinan; 4) melakukan koordinasi terhadap Penanaman Modal serta Perizinan dan Non Perizinan; 5) melakukan promosi Penanaman Modal serta Perizinan dan Non Perizinan baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka menarik minat PMA/PMDN; 6) melaksanakan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan Penanaman Modal; 7) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan dan non perijinan; 8) melaksanakan pembinaan administrasi kepegawaian, pembiayaan dan perlengkapan dilingkungan BPM- PTSP. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo telah menjabarkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam suatu Renstra yang didalamnya tertuang Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran tahunan yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja berupa output dan outcome beserta target tahunan yang jelas. Fokus dari Renstra periode 2007-2012, adalah menjadikan Gorontalo sebagai tujuan utama investasi. 1.1.3. STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo, telah ditetapkan susunan organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Yang terdiri dari : 1. Kepala Badan; 2. Sekretaris; 3. Bidang Penanaman Modal; 4. Bidang Pengembangan Sumber Daya; 5. Bidang Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Setiap jabatan dikepalai oleh seorang kepala yang penjabaran tugas masing-masing jabatan tersebut disajikan pada lampiran 1. Struktur organisasi ditampilkan pada Gambar 1 dibawah ini: 2

KEPALA BADAN TIM TEKNIS SEKRETARIS Subbag Perencanaa n dan Subbag Keuangan Subbag Umum & Kepegawai BIDANG PENANAMAN MODAL BIDANG PTSP BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA Kerjasama Penanaman Modal Informasi, Promosi, dan Layanan Perizinan & Non Perizinan Pengendalia n Sub Bidang Perumusan Kebijakan Penanama Pemberdayaan Usaha & Pengembangan Potensi Daerah Gambar 1.1 Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo (Peraturan Daerah nomor 13 tahun 2013) 1. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo dipimpin oleh Kepala Badan sebagai pejabat struktural eselon II; 2. Kepala membawahi tim teknis serta lima pejabat struktural eselon III, masingmasing Sekretaris, Kabid Penanaman Modal, Kabid Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Kabid Pengembangan Sumber Daya; 3. Sekretaris membawahi tiga pejabat struktural eselon IV masing-masing Kasubag Perencanaan, Kasubag Umum dan Kepegawaian dan Kasubag Keuangan. Kabid Penanaman Modal membawahi Kasubbid Kerjasama Penanaman Modal dan Kasubbid Informasi, Promosi dan Layanan. Kabid Pelayanan Terpadu Satu Pintu membawahi Kasubbid Perizinan dan Non Perizinan dan Kasubbid Pengendalian. Sementara Kabid Pengembangan Sumber Daya membawahi Kasubbid Perumusan Kebijakan Penanaman Modal dan Kasubbid Pemberdayaan Usaha dan Pengembangan Potensi Daerah. 3

1.1.4. SUMBER DAYA MANUSIA Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo didukung oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terlibat di lingkungan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu seluruhnya berjumlah 53 orang. Ditinjau dari sisi jabatan maka pegawai di lingkungan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terbagi dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional. Namun demikian untuk Jabatan fungsional belum terisi. Adapun susunan kepegawaian di lingkungan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel 1.1. No Jabatan Struktural/ Jabatan Fungsional Jlh Pangkat/Gol. Ruang Jlh Pendidikan Terakhir Jlh 1 2 3 4 5 6 7 1 Kepala Badan 1 Pembina Utama 1 S2 1 Madya/IVd 2 Sekretaris 1 Pembina Tkt 1 S1 1 I/IVb 3 Kepala Bidang 3 Pembina Tkt 3 S2 2 I/IVb S1 1 4 Kepala Sub 3 Penata Tkt I/IIId 2 S1 2 Bagian Penata/IIIc 1 S2 1 5 Kepala Sub 6 Pembina/IVa 2 S2 2 Bidang Penata Tkt I/IIId 3 S2 1 S1 2 Penata/IIIc 1 S2 1 6 Staf Struktural 39 Pengatur Muda 6 SMA/SMK 6 Tkt I/IIb Pengatur/IIc 4 SMA/SMK 4 Pengatur Tkt 1 D3 1 I/IId Penata Muda/IIIa 7 S1 7 Penata Muda Tkt 14 S1 12 I/IIIb S2 2 Penata/IIIc 5 D3 1 S1 1 S2 3 Penata Tkt I/IIId 2 S1 1 S2 1 Tabel 1.1 Daftar Nominatif Pegawai BPM-PTSP Provinsi Gorontalo Periode Desember 2016 4

1.2. SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA Laporan Kinerja Badan Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo Tahun 2016 disusun berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dengan sistematika penyajian sebagai berikut: BAB I BAB II PENDAHULUAN Memuat gambaran umum Badan Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo yang teridiri dari Tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi, isu-isu strategis, sistematika laporan kinerja, dan landasan hu kum. PERENCANAAN KINERJA Berisi gambaran singkat mengenai Rencana Strategis, Rencana Kinerja, Rencana Anggaran dan Perjanjian Kinerja Badan Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo Tahun 2016. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Berisi uraian mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis Badan Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo Tahun 2016. BAB IV PENUTUP Berisi ringkasan pencapaian kinerja, hambatan dan kendala dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi, dan upaya yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja pada tahun berikutnya. 1.3. LANDASAN HUKUM Laporan Kinerja Badan Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Gorontalo Tahun 2016 disusun dengan memperhatikan : 5

1. Undang-Undang nomor 38 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (lembaran negara nomor 4060); 2. Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (lembaran negara RI nomor 47, tambahan lembaran negara RI nomor 4286); 3. Undang-Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (lembaran negara RI nomor 66 tahun 2004, tambahan lembaran negara RI nomor 4400); 4. Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (lembaran negara RI tahun 2004 nomor 104, tambahan lembaran negara RI nomor 4421); 5. Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (lembaran negara RI tahun 2004 nomor 126, tambahan lembaran negara RI nomor 4438); 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 7. Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom (lembaran negara tahun 2000 nomor 45, tambahan lembaran negara nomor 3952); 8. Peraturan Pemerintah nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (lembaran negara RI nomor 4022); 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo (Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu). 6