KEMALASAN SOSIAL, PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kominfo Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Nopember

PENGARUH FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP NIAT UNTUK KELUAR PADA KARYAWAN YANG BEKERJA PADA BIDANG PELAYANAN KONSUMEN DI SURABAYA

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember

KATA PENGANTAR KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN. PADA PT. ZYREXINDO MANDIRI BUANA sebagai salah satu syarat yang harus

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

KOMITMEN AFEKTIF DALAM ORGANISASI YANG DIPENGARUHI PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DAN KEPUASAN KERJA

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG

ABSTRAK. Kata-kata kunci: komitmen organisasional, dan kinerja karyawan

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

TIKA ANJAR PAMUNGKAS NIM:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PEGAWAI DIVISI KONSTRUKSI IV

HUBUNGAN KEPUASAN KOMPENSASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI ALRENDIA SYAFRIZKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya.

Kata kunci : Kompensasi, Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS REGRESI UNTUK MELIHAT KONTRIBUSI KEPUASAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN SEKOLAH ISLAM NABILAH KOTA BATAM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

ABSTRAK. Kata-kata kunci: motivasi kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, kepuasan kerja. Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB IV PEMBAHASAN. mengenai gambaran sampel berdasarkan usia, intensitas membeli dan jenis. a. Pengelompokan Subyek Berdasarkan Usia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

LAMPIRAN A. Angket Kepuasan Kerja Dan Angket Intensi Turnover

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X

DAFTAR LAMPIRAN. PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN KOMPONEN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP CYBERLOAFING PADA KARYAWAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA UTARA.

MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL KARYAWAN

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik analisis regresi berganda dua prediktor atau teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan dan menguji antar variabel yang dihipotesiskan (Supriyanto dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

ABSTRACT. Keywords: The management commitment on service quality, training, empowerment, rewards, job satisfaction.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DENGAN STRES KERJA PADA SALES PT.ASTRA INTERNATIONAL Tbk-DAIHATSU KOTA SEMARANG DAN YOGYAKARTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional. 1 Identifikasi Variabel. variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi.

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A KUESIONER

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Pendahuluan. Heti et al., Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi...

BAB I PENDAHULUAN. memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat

PENGARUH JOB SATISFACTION, ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN TURNOVER INTENTION. Oleh: FEBRU RIDA NINGSIH NIM : KERTAS KERJA

Kuesioner (Job Insecurity) A. Arti Penting Aspek Kerja 1. Sangat Tidak Penting (STP) 2. Tidak Penting (TP) 3. Tidak Tahu, Apakah penting atau tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Loyalitas, Disiplin, Kepuasan, Prestasi Kerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN DI PT. X

Transkripsi:

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI ISSN : 2528-2735 VOLUME 1, NO 1, JULI 2016: 10-18 KEMALASAN SOSIAL, PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA SOCIAL LOAFING, PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT, ORGANIZATIONAL COMMITMENT, JOB SATISFACTION Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 1 Azwar, MBA 2 Iin Indrawati, SKM, M. Kes 3 1 Departement of Psychology, Jambi University/ nofransekasaputra@unja.ac.id 2 Departement of Nutrition/Baiturrahim School of Health Science/azwargucci@yahoo.co.id 3 Departement of Nursing/Baiturrahim School of Health Science/iinian737497@gmail.com ABSTRACT INTRODUCTION Job satisfaction became an issue that tends to disputed for employees who works within the family company which has a certain ethnic background, ie Minang. Job satisfaction s indicator can be predicted by social loafing, perceived organizational support, and organizational commitment because they have the same ethnic. This study aims to prove the relationship between social loafing, perceived organizational support, and organizational commitment with job satisfaction of employees of the company family. METHOD This study used cross sectional approach. The research population is all employee who is registered as a family company of Minang ethnic employees (X), have minimum worked more than 3 months, not hired as temporary employee/civil servant, ethnic: Minang, Malay, Java, and Batak. Sampling technique using total sampling as many as 73 employees. Collecting data use job satisfaction scale, social loafing scale, perceived organizational support scale, and organizational commitment scale. Data analysis method using regression analysis. RESULT This study shows there was a significant relation between social loafing, organizational commitment, perceived organizational support with the job satisfaction on the family company s employee (54 %) with F score 29,204. Social loafing has negative relation that so significant with the job satisfaction (18,8 %). Perceived organizational support has positive relation that so significant with job satisfaction (38,8 %). Organizational commitment has significant relation with job satisfaction (13,3 %). Perceived organizational support has significant relation with organizational commitment (21,9 %). CONCLUSSIONS AND RECOMENDATIONS Job satisfaction of employees who working in the family company are predictable by social loafing, perceived organizational support, and organizational commitment even though the employees have a different ethnic backgrounds with the owner. Keywords: Job Satisfaction, Social loafing, Perceived Organizational Support,Organizational Commitment 10 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI

Kemalasan Sosial, Persepsi Dukungan, Komitmen, Pendahuluan Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan setiap karyawan dan kelompok karyawan, bukan perorangan atau pemilik perusahaan saja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa berjalannya suatu organisasi tidak dapat lepas dari peran manusia didalamnya, sehingga berhasil tidaknya suatu organisasi atau perusahaan banyak dipengaruhi oleh faktor bagaimana mengelola dan memperlakukan sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia harusnya dilakukan oleh setiap perusahaan dengan melakukan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Hal ini sangat berhubungan dengan indikator kepuasan kerja dan mengurangi resiko intensi pindah kerja. Konsekuensi dari pindah kerja oleh karyawan mengakibatkan organisasi mengalami kerugian. Turn over yang tinggi akan membuat organisasi mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Apabila karyawan yang pindah tersebut merupakan karyawan yang potensial dalam membantu sistem yang berjalan di dalam organisasi dan berpotensi dalam membentuk budaya kerja kepada rekan sekerjanya, tentu sangat merugikan bagi organisasi tersebut. Kepuasan kerja menjadi indikator penting dalam menekan terjadinya intensi pindah kerja. Saputra (2012) menjelaskan bahwa intensi pindah kerja terjadi karena imbalan kerja yang tidak sesuai dalam organisasi. Imbalan merupakan salah satu indikator terwujudnya kepuasan kerja. Sisi lain, kepuasan kerja merupakan sebuah sikap karyawan secara emosional yang menyenangkan, mencintai pekerjaannya dengan sepenuh hati. Hal ini akan tercermin dalam moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja yang baik dari karyawan (Kartika & Kaihatu, 2010). Kepuasan kerja bisa ditunjukkan melalui rendahnya indikator terjadinya social loafing (memberikan tugas dan fungsinya kepada rekan sekerja, tanpa rasa bersalah). Tingginya social loafing dalam organisasi menunjukkan sistem organisasi tidak berjalan dengan optimal, sehingga mampu mendorong terwujudnya ketidakpuasan kerja pada karyawan yang menerima efek social loafing tersebut. Sisi lain, efek social loafing seringkali bukan menjadi masalah utama dalam memicu ketidakpuasan kerja bagi karyawan, dikarenakan komitmen organisasi yang tinggi bagi perusahaan membuat karyawan yang menjadi korban social loafing tetap melakukan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan tugas tersebut, terutama bagi karyawan yang memiliki komitmen afektif bagi organisasi tersebut. Komitmen afektif merupakan bagian dari komitmen organisasi yang mengacu kepada sisi emosional yang melekat pada diri seorang karyawan terkait keterlibatannya dalam sebuah organisasi. Terdapat kecenderungan bahwa karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan senantiasa setia terhadap organisasi tempat bekerja oleh karena keinginan untuk bertahan tersebut berasal dari dalam hatinya. Komitmen afektif dapat muncul karena adanya kebutuhan, dan juga adanya ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh organisasi di masa lalu yang tidak dapat ditinggalkan karena akan merugikan. Komitmen ini terbentuk sebagai hasil yang mana organisasi dapat membuat karyawan memiliki keyakinan yang kuat untuk mengikuti segala nilai-nilai organisasi, dan berusaha untuk mewujudkan tujuan organisasi sebagai prioritas pertama, dan karyawan akan juga mempertahankan keanggotaannya (Kartika, 2011 dalam Han, Nugroho, Kartika, Kaihatu, 2012). Secara empiris, komitmen hadir dalam diri setiap karyawan dikarenakan penilaian positif yang diberikan karyawan terhadap organisasi ditempat dirinya bekerja. Karyawan yang menganggap organisasi mendukung dan berkontribusi serta peduli terhadap kesejahteraan mereka akan JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 11

Saputra, Azwar, Indrawati melakukan keterlibatan kerja yang aktif sebagai respon terhadap suatu pekerjaan. X merupakan organisasi nirlaba yang dimiliki oleh perusahaan keluarga etnis Minang. ini tumbuh selama 22 tahun (sejak tahun 1993) melalui daya juang dari pemilik perusahaan yang juga dikenal sebagai Raja di tanah Minang, yaitu Tuanku Bosa XIV (Raja Nagari Talu). Sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi ini sebagian besar adalah etnis Minang. Sebagai organisasi perusahaan keluarga yang banyak mempekerjakan karyawan beretnis Minang, maka organisasi ini berkepentingan untuk memperhatikan aspek-aspek kritis yang merupakan faktor penentu kepuasan kerja karyawan. Mengingat peran karyawan sangat penting dalam menjalankan sistem kerja pada organisasi ini. Studi mengenai kepuasan kerja merupakan topik yang menarik dalam bidang sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Hal ini karena topik tersebut dapat digunakan untuk memahami dan memprediksi perilaku kerja seperti tingkat keluarnya karyawan. Beberapa variabel penelitian dapat dikaitkan dengan variabel kepuasan kerja seperti social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi untuk membuktikan hipotesis penelitian. Subjek penelitian ini adalah pegawai yang terdaftar sebagai pegawai organisasi X yang telah bergabung dengan organisasi minimal 3 bulan, tidak berstatus pegawai kontrak, dan tidak berstatus pegawai negeri sipil. Skala Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala, yaitu skala kepuasan kerja, social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi. Skala kepuasan kerja disusun melalui indikator kepuasan kerja dari Smith, Kendall & Hulin (dalam Luthans, 2006), yaitu pekerjaan itu sendiri, atasan, teman sekerja, promosi, dan gaji/upah. Pada aitem, pilihan SS (Sangat Setuju) mendapat skor 4, S (Setuju) mendapat skor 3, TS (Tidak Setuju) mendapat skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) mendapat skor 1. Skala social loafing disusun melalui indikator social loafing dari Davoudi et al (2012), yang aspek-aspeknya yaitu proyek yang sederhana, kurangnya motivasi, kurangnya sistem penghargaan yang bersifat adil, inkoherensi kelompok, mengandalkan orang lain, kemalasan, bersembunyi dalam kelompok, kontribusi yang dilakukan, pengaturan untuk tujuan hasil yang maksimal, dan kurangnya keseimbangan antara pemasukan dan hasil. Pada aitem, pilihan SS (Sangat Setuju) mendapat skor 4, S (Setuju) mendapat skor 3, TS (Tidak Setuju) mendapat skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) mendapat skor 1. Skala persepsi dukungan organisasi disusun melalui indikator persepsi dukungan organisasi dari Rhoades dan Eisenberger (2002) yaitu keadilan, dukungan atasan, penghargaan organisasi, dan kondisi pekerjaan. Pada aitem, pilihan SS (Sangat Setuju) mendapat skor 4, S (Setuju) mendapat skor 3, TS (Tidak Setuju) mendapat skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) mendapat skor 1. Skala komitmen organisasi disusun melalui indikator komitmen organisasi dari Meyer dan Allen (1993), yaitu komitmen afektif, komitmen continuance, dan komitmen normatif. Pada aitem, pilihan SS (Sangat Setuju) mendapat skor 4, S (Setuju) mendapat skor 3, TS (Tidak Setuju) mendapat skor 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) mendapat skor 1. Reliabilitas dan Validitas Skala Penelitian Pada penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah skala yang terlebih dahulu dilakukan uji coba kelayakan 12 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI

Kemalasan Sosial, Persepsi Dukungan, Komitmen, dengan uji coba validitas dan reliabilitasnya yang dalam hal ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16.0 For Windows dari MS Windows XP. Pengujian kualitas aitem yang dipakai dalam penelitian ini dilakukan uji analisis aitem dengan melihat daya beda aitem dengan aitem total korelasi. Aitem yang memenuhi syarat jika r = 0.30. Adapun hasil uji reliabilitas masing-masing skala dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1. Reliabilitas dan Validitas Skala Penelitian Variabel Kepuasan Kerja Social loafing Persepsi Dukungan Komitmen Jumlah Aitem Valid Sig Ket 17 0.887 Reliabel 18 0.858 Reliabel 16 0.916 Reliabel 15 0.839 Reliabel Hasil Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini berjumlah 73 orang dengan subjek berjenis kelamin lakilaki berjumlah 37 orang (50,7 %), dan subjek perempuan berjumlah 36 orang (49,3 %). Tabel 2. Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-Laki 37 50.7 Perempuan 36 49.3 Jumlah 73 100 Berdasarkan status kepegawaian, subjek penelitian ini bisa dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu pegawai percobaan sebanyak 2 orang (2,7 %), pegawai sementara sebanyak 12 orang (16,4 %), dan pegawai tetap sebanyak 59 orang (80,8 %). Tabel 3. Deskripsi Subjek Berdasarkan Status Kepegawaian Status Kepegawaian Frekuensi % Percobaan 2 2.7 Sementara 12 16.4 Tetap 59 80.8 Jumlah 73 100 Berdasarkan masa kerja subjek penelitian, sebanyak 20 orang subjek (27,4 %) baru bekerja selama 3 tahun dan sebanyak 53 orang (72,6 %) telah bekerja selama > 3 tahun. Tabel 4. Deskripsi Subjek Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Frekuensi % 3 tahun 20 27.4 > 3 tahun 53 72.6 Jumlah 73 100 Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan data subjek penelitian diperoleh data pada tiap variabel adalah sebagai berikut : Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian Variabel Min Max Mean SD Kepuasan Kerja 32 60 47.45 5.949 Social Loafing 22 54 40.48 6.502 Persepsi Dukungan 20 59 42.88 6.566 Komitmen 35 60 43.37 4.960 Deskripsi Kategori Skor Variabel Azwar (2004) menyarankan bahwa untuk memberi makna kualitatif terhadap data kuantitatif adalah dengan menggunakan model distribusi normal. Dengan demikian kategorisasi tentang tinggi, sedang, dan rendah skor subjek ditentukan dari posisinya dalam distribusi normal. JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 13

Saputra, Azwar, Indrawati Tabel 6. Kategori Skor Variabel Kategori Subjek Jumlah % Sangat Rendah 6 8.21 Rendah 10 13.69 Sedang 42 57.53 Tinggi 9 12.32 Sangat Tinggi 6 8.21 Tabel 6 menunjukan subjek tersebar pada seluruh kategori. Kepuasan kerja pegawai organisasi X berada pada kategori sedang (57.53 %). Deskripsi Kategori Skor Variabel Social Loafing Tabel 7. Kategori Skor Variabel Social Loafing Kategori Subjek Jumlah % Sangat rendah 4 5.47 Rendah 20 27.39 Sedang 28 38.35 Tinggi 15 20.54 Sangat tinggi 6 8.21 Tabel 7 menunjukan subjek tersebar pada seluruh kategori. Tingkat social loafing pegawai organisasi X berada dalam kategori sedang (38.35 %) dan rendah (27.39 %). Deskripsi Kategori Skor Variabel Persepsi Dukungan Tabel 8. Kategori Skor Variabel Persepsi Dukungan Kategori Subjek Jumlah % Sangat Rendah 0 0 Rendah 24 32.87 Sedang 34 46.57 Tinggi 11 15.06 Sangat Tinggi 4 5.47 Tabel 8 menunjukan subjek tersebar pada seluruh kategori. Persepsi dukungan organisasi pegawai organisasi X berada dalam kategori sedang (46.57 %) dan rendah (32.87 %). Deskripsi Kategori Skor Variabel Komitmen Tabel 9. Kategori Skor Variabel Komitmen Kategori Subjek Jumlah % Sangat Rendah 10 13.69 Rendah 19 26.02 Sedang 20 27.39 Tinggi 19 26.02 Sangat Tinggi 5 6.84 Tabel 9 menunjukan subjek tersebar pada seluruh kategori. Komitmen pegawai organisasi X terhadap organisasi berada dalam kategori sedang (27.39 %) dan rendah (26.02 %). Hasil Uji Asumsi Uji Asumsi Normalitas Uji normalitas dilakukan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16 for Windows. Kaidah uji normalitas dinyatakan normal jika probabilitas lebih besar atau sama dengan 0.05 (p > 0.05). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Uji Normalitas Variabel K-SZ Sig Ket 1.100 0.178 Normal Social Loafing 0.542 0.931 Normal Persepsi Dukungan 0.923 0.362 Normal Komitmen 0.948 0.330 Normal Uji Linearitas Kaidah uji linearitas dikatakan linear jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 (p <0.05). Hasil uji linearitas secara lengkap dapat dilihat pada tabel 11. 14 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI

Kemalasan Sosial, Persepsi Dukungan, Komitmen, Tabel 11. Uji Linearitas Variabel F Sig Ket Social Loafing 17.689 0.000 Linear Persepsi Dukungan 46.666 0.000 Linear Komitmen organisasi 12.037 0.001 Linear Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Hubungan antara variabel social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja menunjukkan koefisien regresi (R) sebesar 0.748 dengan signifikansi sebesar 0.000 yang berarti ada hubungan sangat signifikan antara social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis mayor diterima. Sumbangan efektif ketiga variabel tersebut secara bersama-sama adalah 54 % ; dengan skor F sebesar 29.204. 2. Hubungan antara variabel social loafing dengan kepuasan kerja menunjukkan korelasi negatif yaitu sebesar -0.447 dengan signifikansi sebesar 0.000 yang berarti variabel social loafing memiliki hubungan yang sangat siginifikan dengan kepuasan kerja (18.8 %). Dengan demikian hipotesis minor pertama diterima. 3. Hubungan antara variabel persepsi dukungan organisasi dengan kepuasan kerja menunjukkan korelasi positif yaitu sebesar 0.630 dengan signifikansi sebesar 0.000 yang berarti variabel persepsi dukungan organisasi memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan kepuasan kerja (38.8 %). Dengan demikian hipotesis minor kedua diterima. 4. Hubungan antara variabel komitmen organisasi dengan kepuasan kerja menunjukkan korelasi positif yaitu sebesar 0.381 dengan signifikansi sebesar 0.001 yang berarti variabel komitmen organisasi memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan kepuasan kerja (13.3 %). Dengan demikian hipotesis minor ketiga diterima. Pembahasan Berdasarkan skor variabel kepuasan kerja diketahui bahwa kecenderungan skor subjek penelitian berada di kategori sedang, yaitu 57.53 % dari 73 subjek. Dari deskripsi distribusi frekuensi aitem skala kepuasan kerja, dapat dikatakan bahwa pegawai organisasi X belum merasa puas dengan gaji yang mereka terima dikarenakan gaji yang diterima tersebut kurang layak untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Akan tetapi, mereka sudah puas dengan dukungan dari rekan kerja mereka sehingga rekan kerja memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung kepuasan kerja pegawai organisasi X. Hasil uji hipotesis telah membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi (R) sebesar 0.748 dengan signifikansi sebesar 0.000 yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara variabel social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja sehingga menunjukan bahwa hipotesis mayor diterima. Sumbangan efektif ketiga variabel tersebut secara bersama-sama adalah 54 %. Hasil temuan ini membuktikan bahwa tingkat social loafing pegawai berpengaruh terhadap kepuasan kerjanya, semakin rendah tingkat social loafing seorang pegawai maka semakin tinggi kepuasan kerjanya. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa penilaian pegawai terhadap organisasi memiliki peranan penting dalam mendukung kepuasan kerja pegawai, semakin tinggi persepsi dukungan organisasi seorang pegawai maka semakin JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 15

Saputra, Azwar, Indrawati tinggi pula kepuasan kerjanya. Hal serupa dibuktikan pula dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Shore & Tetrick, 1991 (Rhoades & Eisenberger, 2002). Hasil uji hipotesis juga membuktikan bahwa komitmen pegawai terhadap organisasi memiliki pengaruh pada kepuasan kerja pegawai, semakin tinggi komitmen pegawai terhadap organisasi maka semakin tinggi pula kepuasan kerja pegawai tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi dukungan organisasi memberikan sumbangan besar terhadap kepuasan kerja pegawai organisasi X, dimana sumbangan efektif persepsi dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 46.57 %, sedangkan sumbangan efektif social loafing dan komitmen organisasi berturut-turut adalah sebesar 38.35 % dan 27.39 %. Kesimpulan Berdasarkan teori dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1. Social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi memiliki hubungan sangat signifikan dengan kepuasan kerja pegawai organisasi X. Hal ini menunjukkan bahwa social loafing, persepsi dukungan organisasi, dan komitmen organisasi secara bersama-sama mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja pegawai organisasi X. 2. Kepuasan kerja pada pegawai organisasi X berada dalam kategori sedang (57.53 %), sehingga dapat diketahui bahwa kepuasan kerja pegawai organisasi X masih rata-rata. 3. Social loafing memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja, artinya semakin tinggi tingkat social loafing seorang pegawai maka semakin rendah kepuasan kerja pegawai tersebut, sebaliknya semakin rendah tingkat social loafing seorang pegawai maka semakin tinggi kepuasan kerja pegawai tersebut. Sebanyak 38.35 % subjek atau sejumlah 28 orang subjek memiliki tingkat social loafing yang sedang dan 27.39 % atau sejumlah 20 orang subjek memiliki tingkat social loafing yang rendah, sehingga faktor social loafing yang dominan sedang dan rendah ini cukup mempengaruhi kepuasan kerja pegawai organisasi X. 4. Persepsi dukungan organisasi memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja, artinya semakin baik penilaian seorang pegawai terhadap organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja pegawai tersebut, sebaliknya semakin buruk penilaian seorang pegawai terhadap organisasi maka semakin rendah pula kepuasan kerja pegawai tersebut. Sebanyak 46.57 % subjek atau sejumlah 34 orang subjek memiliki persepsi dukungan organisasi yang sedang dan 32.87 % subjek atau sebanyak 24 orang subjek memiliki persepsi dukungan organisasi yang rendah, sehingga faktor persepsi dukungan organisasi yang dominan sedang dan rendah ini menyebabkan kepuasan kerja pegawai organisasi X menjadi rendah pula. 5. Persepsi dukungan organisasi merupakan variabel yang memberikan sumbangan efektif lebih besar daripada variabel lainnya. Sumbangan efektif dari variabel tersebut sebesar 46.57 %. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi berkontribusi lebih dalam mempengaruhi kepuasan kerja para pegawai organisasi X. 6. Komitmen organisasi memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja, artinya semakin besar komitmen organisasi seorang pegawai maka semakin tinggi pula kepuasan kerja mereka, dan sebaliknya semakin kecil komitmen organisasi seorang pegawai maka semakin rendah pula tingkat kepuasan kerja mereka. Sebanyak 27.39 % subjek atau sejumlah 20 orang subjek memiliki komitmen organisasi yang sedang sedangkan 26.02 % atau sejumlah 19 orang subjek memiliki komitmen organisasi yang tinggi sehingga variabel komitmen organisasi 16 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI

Kemalasan Sosial, Persepsi Dukungan, Komitmen, ini cukup berkontribusi dalam mendukung kepuasan kerja pegawai organisasi. 7. Pegawai organisasi X merasa cocok dengan pekerjaan dan atasannya, pegawai organisasi ini juga merasa semangat dalam bekerja karena adanya dukungan yang besar dari rekan kerja. Namun pegawai organisasi X belum merasa puas dengan gaji yang mereka terima. 8. Kecenderungan pegawai organisasi X melakukan social loafing dikarenakan kurangnya dihargai oleh atasan maupun rekan kerja dan kurang seimbangnya pekerjaan yang mereka lakukan dengan hasil kerja atau imbalan yang mereka terima, sehingga pegawai organisasi ini cenderung untuk tidak berkontribusi lebih dalam melakukan suatu pekerjaan 9. Pegawai organisasi X merasa puas terhadap penghargaan yang diberikan oleh organisasi atas keberhasilan yang dicapai oleh pegawainya, adanya perhatian dan bantuan dari organisasi dalam kondisi tertentu, jaminan keamanan kerja dan pekerjaan, serta kesempatan pelatihan bagi pegawai. 10. Pegawai organisasi X merasa loyalitas mereka layak untuk diterima oleh organisasi ini, sehingga mereka akan terus bekerja dengan sungguhsungguh, bertanggung jawab untuk segala pekerjaan dan organisasi ini, serta tetap bekerja sama dengan siapapun atasannya. Namun, di sisi lain, pegawai organisasi X memiliki intensi pindah kerja yang cukup tinggi meskipun mereka terikat secara emosional dengan organisasi ini. Saran 1. Subjek penelitian diharapkan mampu menurunkan social loafing dan meningkatkan komitmen organisasi mereka terhadap tugas/ pekerjaan pada saat ini, sehingga organisasi ini dapat berkembang dan mampu menjalankan sistem organisasi dengan baik. 2. Bagi Institusi diharapkan mampu membuat program-program yang bertujuan dalam meningkatkan komitmen karyawan dan menurunkan social loafing yang terjadi pada karyawan. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian ini dengan mengkaji lebih lanjut mengenai aspek-aspek komitmen yang lebih memiliki hubungan dengan kepuasan kerja pada pegawai. Peneliti selanjutnya juga diharapkan mampu membuat program yang bersentuhan langsung dalam pengembangan kebijakan yang sesuai dengan pembuktian dari hasil penelitian ini. Daftar Pustaka Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Davoudi, S.M.M., Oraji, Siavash., Kaur, Ravneet. (2012). Social loafing as a Latent Factor In Organizations: Productivity Loss In Group Work. Arth Prabhand: A Journal of Economics and Management, Vol. 1, No. 2, Hal. 4-6. Han, S, T., Nugroho, A., Kartika, E, W., Kaihatu, T. S. (2012). Komitmen Afektif dalam yang Dipengaruhi Perceived Organizational Support dan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 14, No. 2, 109-117. Joo, B-K., Park, S. (2009). Career Satisfaction, Organizational Commitment, and Turnover Intention. Leadership & Organizational Development Journal, Vol 31, No 6, 2010, Hal 482 500. Emerald Group Publishing Limited 0143-7739 DOI 10.1108/01437731011069999 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 17

Saputra, Azwar, Indrawati Kartika, E.W. & Kaihatu, T.S. (2010). Analisis Penga-ruh Motivasi Kerja terhadap (Studi Kasus pada Karyawan Restoran di Pakuwon Food Festival Surabaya). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12(1): 100-112. Luthans, F. (2006). Perilaku, Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi. Offset Meyer, J.P., Allen, N.J., dan C. Smith. (1993). Commitment to Organizations and Occupations: Extension and Test of a Three - Component Conceptualization. Journal of Applied Psychology. 78, 538-551 Saputra, N. E. (2012). Stres kerja, Imbalan Kerja, Komitmen, dan Intensi pindah kerja pada Pegawai X. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, Vol 1, No.1. ISSN 2302-8416 Rhoades, L., Eisenberger, R. (2002). Perceived Organizational Support; a Review of the literature. Journal of Applied Psychology, Vol 87, No. 4, 698-714. American Psychological Association. DOI. 10.1037//002 18 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI