BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara keseluruhan penerapan retribusi daerah DKI Jakarta pada tahun 2008-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. memberikan keleluasaan kepada daerah, dalam menggali potensi pendanaan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerimaan pajak daerah dan pendapatan asli daerah di Kota Metro selalu

BAB VII PERANCANGAN PROGRAM

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014

BAB IV PEMBAHASAN. kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. sisi Retribusi retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Menariknya kajian ini

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Retribusi parkir merupakan salah satu potensi yang dikelola untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD dan pendapatan lain-lain yang sah.

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. b. Isu Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

TERM OF REFERENCE ( TOR ) / KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENELITIAN POTENSI PAD SEKTOR PERUSAHAAN DAERAH DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah (Prasetyo, 2008). keuangan daerah lainnya. Meskipun apabila dilihat dari hasil yang

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang

Boby Fandhi Putra Dwi Atmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

TERM OF REFERENCE ( TOR ) / KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENELITIAN POTENSI PAD SEKTOR IZIN REKLAME DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 3 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang mensejahterakan rakyat dapat dilihat dari tercukupinya

BAB I PENDAHULUAN. Peranan yang diberikan yaitu dalam bentuk sarana dan prasarana baik itu yang berupa sarana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan. setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya.

V. SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG. A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

EFEKTIFITAS PENINGKATAN RETRIBUSI SAMPAH TERHADAP PENCAPAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kinerja keuangan DPKAD Bukittinggi apabila dilihat dari rasio efektivitas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

VI. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Alur pelaksanaan jasa pelayanan pengujian laboratorium yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan potensi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN. Daerah Kabupaten Boyolali Tahun daerah kabupaten boyolali tahun :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan ananalisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat

I. PENDAHULUAN. sekaligus mendukung terciptanya suatu tujuan nasional. Pembangunan nasional. rakyat serta kemakmuran yang adil dan merata bagi publik.

BAB III GAMBARAN TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPARKIRAN. Dasar Hukum Pengeloal Perparkiran Kota Medan meliputi:

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MEIDA MELIANTINI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN. Kemandirian keuangan daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penerimaan pajak hotel dan hiburan terhadap pendapatan asli daerah di

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah dalam rangka menyelenggarakan

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 TENTANG

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Obyek Penelitian. Jawa Barat adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan ibu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 119 /KPTS/013/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan di segala bidang, maka konsekuensinya Pemerintah

DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah memberikan kewenangan kepada. pendapatan dengan menetapkan pendapatan lain-lain yang berupa

BAB III PEMBAHASAN. 1. Efektifitas pajak restoran ditinjau dari potensi Kabupaten Karanganyar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2017 TENTANG

BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BARANG MILIK DAERAH PENGELOLAAN TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007

ANALISIS EVEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG PANJANG PERIODE

VI. RANCANGAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab. sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 02 TAHUN 2014 ABSTRAK : a. 1.

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan pada tujuan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan penerapan retribusi daerah DKI Jakarta pada tahun 2008-2010 atas realisasinya masih belum mencapai target. Anggaran dan realisasi yang ditargetkan selalu meningkat disetiap tahunnya. Ini merupakan penerapan retribusi yang juga semakin meningkat baik. Keefektifitasan dalam hal pencapaian targetnya pada tahun 2008-2009 cenderung tidak/belum efektif tapi kemudian di tahun 2010 dalam hal pencapaian target semua meningkat menjadi sangat efektif. Untuk retribusi jasa umum 109%, retribusi jasa usaha 111% sedangkan retribusi perizinan tertentu 107%. Penyebab ketidak-efektifan yang terjadi ditahun 2008 dan 2009 dikarenakan oleh: a. Target anggaran yang terlalu tinggi untuk suatu jenis golongan retribusi khususnya retribusi jasa umum dan retribusi jasa khusus dimana tidak sesuai dengan potensi penerimaan yang akan dihasilkan dengan sumber daya dan jumlah penduduk wajib retribusinya. 1

b. Kurangnya pelayanan yang memuaskan terhadap masyarakat pengguna retribusi. c. Kurangnya sosialisasi kepada pemungut dan masyarakat. d. Intensifikasi yang dilakukan masih sangat minimal. e. Kurangnya pengawasan lapangan dan koordinasi tiap unit satuan kerja. Upaya yang dilakukan sehingga pencapaian target realisasi meningkat ditahun 2010 menjadi sangat efektif: a. Mempertimbangkan kembali Target dan potensi penerimaan yang akan dihasilkan seperti sumber daya, jumlah penduduk wajib retribusi setiap golongan dan objek retribusi, sehingga target yang ditentukan sesuai dan tidak terlalu tinggi. b. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui pemberian pelayanan prima; c. Peningkatan sosialisasi kepada pemungut dan masyarakat, agar realisasi penerimaan Retribusi Daerah dapat dicapai dengan optimal; d. Dilakukannya intensifikasi terhadap penerimaan Retribusi Daerah; e. Peningkatan pengawasan di lapangan; dan Dilakukannya koordinasi yang intensif kepada unit pemungut retribusi dan unit satuan kerja terkait. 2

2. Secara keseluruhan pertumbuhan retribusi daerah DKI Jakarta mengalami pertumbuhan yang cenderung fluktuatif selama tiga tahun pengamatan dari tahun 2008-2010, dimana pada tahun 2009 retribusi jasa umum mengalami penurunan sebesar 2,56% sedangkan ditahun 2010 retribusi jasa umum kembali meningkat secara signifikan yaitu sebesar 12,07%. Untuk retribusi jasa usaha ditahun 2008-2010 dalam perkembangannya selalu meningkat ditahun 2009 meningkat sebesar 3,56% sedangkan ditahun 2010 meningkat hanya 2,70% saja. Untuk retribusi tempat perizinan tertentu dalam perkembangannya mengalami pertumbuhan yang juga selalu meningkat setiap tahunnya 5,37% untuk tahun 2009 dan ditahun 2010 meningkat sebesar 5,38% hampir sama dari tahun sebelumnnya. 3. Secara keseluruhan retribusi daerah Provinsi DKI Jakarta ditahun 2008 2010 memberikan kontribusi yang sangat rendah terhadap pendapatan asli daerah selama tahun 2008 hingga 2010. Rata-rata kontribusi retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil antara lain retribusi perizinan tertentu, retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha. Secara umum tidak ada perbedaan yang mencolok pada retribusi daerah secara keseluruhan dan kontribusi masing-masing kontributor dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan dari 3,78% menjadi 3,93% kontribusi terhadap pendapatan asli daerah sedangkan di tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 3,41% ini diakibatkan meningkatnya pendapatan asli daerah ditahun 2010 sedangkan peningkatan terhadap retribusi daerah tidak terlalu tinggi. 3

Rendahnya tingkat kontribusi retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah dipengaruhi oleh masalah-masalah antara lain: a. Terbatasnya jumlah petugas retribusi daerah yang memungut retribusi jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Pemerintah yang kurang maksimal dalam menjalankan sosialisasi dan kebijakan mengenai retribusi daerah, a. Fasilitas dan infrastruktur yang mendukung pemungutan retribusi daerah masih sangat terbatas dan kurang optimal. b. Kurangnya perencanaan yang matang dalam penentuan lokasi pemungutan retribusi daerah. c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan penggunaan jasa retribusi yang diberikan pemerintah. d. Kurangnya pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan retribusi daerah. V.2 Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran dan masukan yang perlu dilakukan oleh pemerintah antara lain: 1. Untuk meningkatkan secara keseluruhan penerapan retribusi daerah sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah di DKI Jakarta maka pemerintah perlu melakukan hal-hal seperti: a. Itensifikasi 4

Itensifikasi dalam hal ini berarti upaya-upaya yang perlu dilakukan pemerintah daerah untuk terus meningkatkan penerimaan retribusi daerah dengan cara melakukan pemungutan yang tepat, transparan dan berkelanjutan. Upaya-upaya yang termasuk itensifikasi antara lain: Meningkatkan kualitas pelayanan tempat pemungutan retribusi daerah Menyempurnakan dan menyesuaikan adminstrasi pungutan Peningkatkan pengawasan dan pengendalian internal dalam pemungutan dan pengelolaannya. Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat agar lebih menumbuhkan kesadaran untuk membayar retribusi daerah. Menambah jumlah petugas pemungut retribusi daerah dan menambah kualitas para petugas pemungut. Peningkatan koordinasi dengan unit satuan kerja yang terkait. b. Ekstensifikasi Ekstensifikasi yang dimaksud adalah upaya untuk menggali sumber pendapatan yang baru untuk meningkatkan pendapatan retribusi daerah, yaitu dengan cara mencermati dan menggali sumber-sumber yang memiliki potensi yang besar dan dapat dioptimalkan dengan baik. 5

Dengan melihat objek yang dapat dijadikan lahan retribusi, contohnya: Suatu tempat aliran air/ pembuangan air yang belum dikenakan retribusi dan sangat tidak terawat, bisa dijadikan objek retribusi sehingga tempat tersebut dapat menjadi bersih dan terawat dan masyarakat juga senang menjadi wajib retribusi. 2. Mencermati dan mengamati tingkat pertumbuhan dan tingkat efektivitas retribusi daerah yang mungkin belum maksimal pada tahun 2008 untuk golongan jasa usaha yang hanya cukup efektif dengan tingkat keefektifitasan 89%, dan golongan jasa umum dan golongan usaha tahun 2009 yang juga hanya 89% maka dengan itu pemerintah daerah yaitu Badan Pengelola Kekayaan Daerah perlu melakukan hal-hal untuk meningkatkan penerimaan retribusinya,antara lain: a. Melakukan upaya untuk mengoptimalkan potensi yang ada, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan beberapa penawaran baik di bidang jasa umum, jasa usaha dan tempat perizinan tertentu. b. Memberi kenyamanan dan fasilitas yang lebih baik kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih antusias dan menjadi warga wajib retribusi. c. Bekerjasama dengan DPRD untuk membuat peraturan yang mewajibkan masyarakat aktif dalam kegiatan retribusi daerah baik dibidang jasa umum, jasa usaha dan tempat perizinan tertentu. 6

3. Melakukan penertiban serta operasi secara berkala dengan Dinas Perhubungan. Penertiban yang dimaksud bukan berarti menghilangkan mata pencaharian mereka, melainkan dengan mewajibkan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota Dinas Perhubungan dan diberikan surat tugas, sehingga mereka menjadi lebih mudah diawasi serta memiliki tanggung jawab kepada Dinas perhubungan untuk meningkatkan penerimaan retribusi daerah. Dalam kasus tersebut contoh dilapangan adalah retribusi golongan jasa umum seperti retribusi persampahan/kebersihan, retribusi parkir tepi jalan umum, dll. 4. Menambah lahan atau objek yang dijadikan sumber pendapatan retribusi daerah dan memperbanyak layanan-layanan jasa usaha retribusi serta memudahkan prosedur proses untuk retribusi perizinan tertentu, dengan demikian retribusi daerah tidak kalah saing dengan penyelenggara pihak swasta dan pendapatan asli daerah dapat lebih ditingkatkan. 5. Mencermati tingkat pertumbuhan retribusi daerah yang mengalami penurunan, maka pemerintah perlu menggali sumber retribusi yang masih belum optimal. Selain itu harga tarif tiap-tiap retribusi perlu disesuaikan dengan kemampuan semua lapisan masyarakat. Sehingga masyarakat senang menjadi wajib retribusi. 7