PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SEKOLAH DASAR 05 KETAPANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 06 KETAPANG

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 15

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ARTIKEL PENELITIAN OLEH : EVA FIRNASARI

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

PENINGKATAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

MENINGGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR HEWAN KELAS II SDN 35 TUMABANG LANDAK ARTIKEL PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN STRATEGI POLAMATIKA DI SD ARTIKEL PENULISAN

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

530 Penerapan Model Pembelajaran Tematik (Webbed)

AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 01 MHU KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROSIDAH NIM.

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 21 PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN

OLEH: JULWITA ANDANI PUTRI NPM.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

EMILIANA NIM.F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Penggunaan Modul Pembelajaran

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V-B PADA TEMA EKOSISTEM MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 19 KAMPUNG BARU KOTA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DI SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN TEMATIK: PENYUSUNAN RPP Oleh: Suyantiningsih, M.Ed.

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN STRATEGI THE LEARNING CELL DI SDN 12 MONGAN POULA SIBERUT UTARA

(JURNAL) Oleh SRI MULYANI MAMAN SURAHMAN RIYANTO M TARUNA

Key Words: interest, participation, learning outcomes, articulation, Learning IPA

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Joyful Learning Journal

Kewords: process skill approach, activities, learning process

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SEKOLAH DASAR 05 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ENITA NIM. F 34212123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SEKOLAH DASAR 05 KETAPANG Enita, Abdussamad, Tahmid Sabri PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Abstrak : Penelitian dengan tujuan mendeskripsikan aktivtas peserta didik menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkaktkan aktivitas peserta didik. Bentuk penelitian yang dilakukan adalah survey kelembagaan. Subyeknya guru dan 20 orang peserta didik kelas IV SDN 05 Muara Pawan Ketapang. Dalam pelaksanaan setiap siklus tersebut digunakan teknik observasi langsung dengan alat pedoman observasi dan teknik dokumenter berupa alat tes. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas peserta didik kelas IV SDN 05 Muara Pawan Ketapang. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase aktivitas peserta didik. Pada penelitian awal aktivitas fisik peserta didik sebesar 27,5%, pada siklus 1 meningkat sebesar 50%. pada siklus 2 meningkat sebesar 82,5%,terjadi peningkatan sebesar 55%, dengan kategori cukup tinggi. Untuk aktivitas mental pada penelitian awal sebesar 26,67% dan pada siklus 1 meningkat sebesar 50%, dan pada siklus 2 meningkat sebesar 63,33%, terjadi peningkatan sebesar 50% dengan kategori cukup tinggi dan aktivitas emosional pada penelitian awal sebesar 30%, pada siklus 1 sebesar 38,33 % dan pada siklus 2 meningkat sebesar 88,33%.Terjadi peningkatan dari base line ke siklus ke 2 sebesar 58,33%, dengan kategori cukup tinggi. Kata kunci : Peningkatan, Aktivtas, Saintifik, Tematik Abstract : This study in the background backs by a lack of learning aktivtas implemented previously. The problem is: "How does an increase in the activity of learners in thematic learning to use the scientific approach in class IV SDN 05 Muara Pawan Ketapang? "The purpose of this research is to improve the activity of learners in learning saintifik..bentuk thematic approach of research is the institutional survey. The subject teacher and 20 fourth grade students of SDN 05 Muara Pawan Ketapang. In the implementation of each of the cycles used direct observation techniques by means of the observation and documentary techniques in the form of test kits. These results generally show that there is an increase in the activity of the fourth grade students of SDN 05 Muara Pawan Ketapang. It can be seen from the value of the percentage

B of the activity of learners. In early studies of physical activity of students by 27.5%, in the first cycle increased by 50%. the second cycle increased by 82.5%, an increase of 55%, with a fairly high category. For mental activity in early studies of 26.67% and at cycle 1 increased by 50%, and in the second cycle increased by Key word : Improvement, aktivtas, Scientific, Thematic elajar merupakan proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam aktivitas internal tersebut seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor ( Dimyati dan Mujiono, 2006 : 18 ). Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk mengubah prilakunya. Anak-anak cenderung berfikir dari konkret ke abstrak. Sehingga dia harus benar-benar tahu apa yang dia alami secara langsung. Namun kenyataannya masih banyak peneliti sebagai guru yang memberikan materi utuh dengan cara ceramah dan peserta didik terpaksa harus menghafal dan menerima materi pelajaran tersebut dengan serta merta walaupun tidak dapat membuktikan kebenarannya. Guru dituntut mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses pembelajaran keaktifan harus di pusatkan kepada peserta didik dan peneliti sebagai guru hanya sebagai fasilitator saja. Peserta didik akan dapat belajar mandiri dan mendapatkan pengalaman langsung dari materi yang dipelajari. Pembelajaran yang terjadi di SDN 05 Muara Pawan masih menggunakan cara lama yaitu dengan menggunakan metode ceramah, sehingga guru lebih banyak aktif dari pada peserta didik. Dalam penyampaian materi peneliti sebagai guru seringkali tidak menggunakan alat peraga yang dapat membantu dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena kondisi lingkungan yang jauh dari pusat kota dan kurangnya kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru menyebabkan guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan buku panduan saja. Untuk mengatasi hal tersebut sebagai guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman langsung dan pembelajaran menjadi lebih bermakna sesuai dengan pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema, peneliti sebagai guru dituntut harus mampu mengembangkan tema tersebut dan mengimplemen tasikan kepada peserta didik, sehingga dapat menciptkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar

aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), aktif belajar adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran mengandung dua kegiatan dan melibatkan dua pihak, kegiatan yang dimaksud yaitu belajar dan membelajarkan. Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interkasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Peserta didik adalah pihak yang menjadi fokus sebagai pelaku belajar, sedangkan guru adalah pihak yang menjadi fokus untuk menciptakan situasi hingga terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Belajar dan membelajarkan merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima materi pelajaran. Kedua konsep tersebut akan terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan lingkungan belajar. Belajar yang dilakukan oleh peserta didik bukan hanya menghafal, bukan pula hanya mengingat, belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku pada diri seseorang. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain yang melibatkan semua aspek peserta didik. Dengan demikian belajar merupakan proses aktivitas, menuntut aktivitas siswa, belajar menuntut pencapaian tujuan melalui berbagai pengalaman. Dengan demikian, Nana Sudjana (2002) menjelaskan bahwa inti dari upaya mewujudkan aktivitas belajar pada diri peserta didik adalah harus bertitik tolak pada Bagaimana upaya guru untuk mengembangkan dan menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan peserta didik melakukan proses belajar, sehingga bisa merubah perilaku dalam proses pengajaran. Dengan demikian peran guru menjadi amat penting untuk keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: (1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik; (3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; (4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik; (5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; dan (6) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, (2) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, (3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. (4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat, Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup: Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Implikasi bagi peserta didik: (a) peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya; dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, (b) peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: (a) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada peserta didik baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana

belajar. (b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). (c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi. Implikasi terhadap pengaturan ruangan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali. Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap. ( http://www.indiana.edu/ ~educy520/ readings/fawcett86.pdf) Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Pendekatan saintifik.

METODE Penelitian ini terbatas pada usaha pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkap fakta (fact finding). Penelitian ini ditekankan pada pemberian gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari peserta didik yang di teliti dalam melakukan aktivitasnya dalam permainan. Oleh sebab itu berdasarkan masalah yang dirumuskan dan ruang lingkup penelitian maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk Penelitian ini adalalah survey kelembagaan, yaitu penelitian yang menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wardani, dkk (2003) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktivitas peserta didik menjadi meningkat. Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individual maupun kelompok, berguna untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Teknik ini pengumpul adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan pencatatan gejala-gejala yang terjadi pada peserta didik dan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah ditetapkan. Menurut Margono (2004 : 158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh seorang guru pada kelas yang dipakai untuk penelitian agar diperoleh gambaran secara langsung proses pembelajaran di kelas. Alat pengumpul data berupa lembar Observasi, sebagai alat pengumpul data pada teknik observasi langsung yang dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar pengamatan untuk guru ketika melakukan pembelajaran dan untuk peserta ketika menyelesaikan lembar kerja peserta didik. Kedua lembar pengamatan tersebut berisi jenis jenis masalah yang akan diamati. Tugas peneliti dan kolaborator memberi tanda checklist apabila pada saat pengamatan tersebut muncul. Dokumen hasil belajar merupakan teknik mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi dokumen tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen-dokumen yang dilaporkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian awal dilaksanakan sebelum tindakan siklus 1 dengan menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas IV SDN 05 Muara Pawan, Kegiatan penelitian awal dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian pra tindakan menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran pada pengamatan awal untuk aktivitas fisik peserta didik sebesar 2,75%, aktivitas mental sebesar 26,67% dan aktivitas emosional sebesar 30%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Pawan pada pengamatan awal termasuk kategori rendah (kurang). Dari hasil refleksi dan diskusi, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 berdasarkan nilai observasi yang diperoleh peneliti belum mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini disebabkan peserta didik masih bingung dengan model pembelajaran yang baru dan peserta didik banyak yang belum mengerti atas materi yang disampaikan karena menyangkut beberapa mata pelajaran, sehingga suasana belajar menjadi kurang kondusif dan kegiatan belajar agak terganggu.. Adapun perolehan nilai rata-rata RPP pada siklus 1 adalah sebesar 2,4 dan nilai pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 sebesar 2,12. Sedangkan persentase aktivitas belajar peserta didik yang muncul dalam pembelajaran tematik tema berbagai pekerjaan pada siklus 1 ini yaitu aktivitas fisik sebesar 53,75 %, aktivitas mental sebesar 50%, dan aktivitas emosional sebesar 38,33%. Hasil refleksi dan diskusi, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke- 2 sudah cukup baik. Hal ini disebabkan peserta didik sudah banyak yang mengerti dengan pembelajaran tematik tema berbagai pekerjaan sehingga peserta didik menjadi termotivasi dalam pembelajaran dan aktivitas belajar pun semakin meningkat. Dari hasil penilaian rencana pelaksanaan sudah mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,4 dan pada siklus ke 2 meningkat menjadi 3,06, tejadi peningkatan penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke-2 sebesar 0,66. Demikian juga dengan penilaian pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 nilai rata-rata yang di peroleh sebesar 2,12 dan pada siklus ke 2 meningkat menjadi 2,70. Terjadi peningkatan penilaian pelaksanaan pembelajaran pada isklus ke 2 sebesar 0,58. Adapun hasil aktivitas fisik peserta didik yang muncul pada penelitian awal sebesar 27,5 pada siklus 1 meningkat sebesar 53,75%,terjadi peningkatan aktivitas fisik sebesar 26,35%, dari siklus 1 sebesar 53,75% pada siklus 2 meningkat menjadi 82,5% terjadi peningkatan sebesar 28,75%, dengan kategori rendah. Dari base ke siklus ke 2 meningkat sebesar 55% dengan kategori cukup tinggi. Untuk aktivitas mental pada penelitian awal sebesar 26,67% dan pada siklus 1 meningkat menjadi sebesar 50%, terjadi peningkatan sebesar 23,33%.

Dari siklus 1 sebesar 50% pada siklus ke 2 meningkat sebesar 76,67%, dari base line terjadi peningkatan sebesar 50%, dengan kategori cukup tinggi dan aktivitas emosional pada penelitian awal sebesar 30%, p-ada siklus 1 meningkat sebesar 38,33%, terjadi peningkatan sebesar 8,33%. Dari siklus 1 sebesar 38,33% pada siklus ke 2 aktivitas emosional peserta didik meningkat sebesar 88,33%, dari base line ke siklus ke 2 terjadi peningkatan sebesar 58,33% dengan kategori cukup tinggi. Pembahasan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tematik dengan tema berbagai pekerjaan pada siklus 1 sudah dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan RPP yang telah dirancang oleh peneliti, namun aktivitas belajar peserta didik pada siklus 1 belum menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga peneliti sepakat untuk melanjutkan tindakan penelitian siklus ke II. Pada pelaksanaan siklus ke 2 aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari penilaian hasil observasi oleh kolaborator pada saat proses pembelajaran yang mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.Penilaian yang dilakukan oleh kolaborotor meliputi penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran, penilaian pelaksanaan pembelajaran dan penilaian aktivitas belajar peserta didik. Hasil rekapitulasi aktivitas fisik peserta didik yang muncul mulai dari penelitian awal, siklus 1 sampai siklus ke 2. Pada penelitian awal aktivitas fisik peserta didik sebesar 27,5 pada siklus 1 meningkat sebesar 53,75%,terjadi peningkatan aktivitas fisik sebesar 26,35%, dari siklus 1 sebesar 53,75% pada siklus 2 meningkat menjadi 82,5% terjadi peningkatan dari base line ke siklus 2 sebesar 55%, dengan kategori cukup tinggi. Untuk aktivitas mental pada penelitian awal sebesar 26,67% dan pada siklus 1 meningkat menjadi sebesar 50%, terjadi peningkatan sebesar 23,33%. Dari siklus 1 sebesar 50% pada siklus ke 2 meningkat sebesar 76,67%, terjadi peningkatan dari base line ke siklus 2 sebesar 50%, dengan kategori cukup tinggi. Untuk aktivitas emosional pada penelitian awal sebesar 30%, p-ada siklus 1 meningkat sebesar 38,33%, terjadi peningkatan sebesar 8,33%. Dari siklus 1 sebesar 38,33% pada siklus ke 2 aktivitas emosional peserta didik meningkat sebesar 88,33%, terjadi peningkatan dari base line ke siklus 2 sebesar 58,73% dengan kategori cukup tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Simpulan hasil penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu simpulan secara umum dan simpulan secara khusus. Simpulan umum dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik tema berbagai pekerjaan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik. Simpulan hasil penelitian secara khusus, yaitu sebagai berikut. Rencana pembelajaran tematik pada tema terpadu telah disusun sesuai dengan urutan pembelajaran yang sistematis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, penilaian RPP pada

setiap siklusnya mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata rencana pembelajaran pada siklus 1 sebesar 2,4 dan pada siklus ke- 2 meningkat menjadi 3,06. terjadi peningkatan nilai rencana pembelajaran sebesar 20,66. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu telah dilaksanakan sesuai dengan urutan langkah-langkah pembelajaran yang sistematis. Hal ini dapat dilihat pada nilai pelaksanaan pembelajaran yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus penilaian pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai ratarata sebesar 2,12 dan pada Pada pelaksanaan siklus ke 2 nilai rata-rata pelaksanaan pembelajaran meningkat menjadi 2,70, terjadi peningkatan nilai pelaksanaan pembelajaran sebesar 0,58. Aktivitas fisik peserta didik dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan siantifik mengalami peningkatan, pada siklus 1 aktivitas fisik yang muncul sebesar 53,75%. Pada siklus ke 2 aktivitas fisik yang muncul sebesar 82,5%. Terjadi peningkatan aktivitas fisik dari besae ke siklus 2 sebesar 55%, dengan kategori cukup tinggi. Aktivitas mental peserta didik dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan siantifik mengalami peningkatan, pada siklus 1 aktivitas mental yang muncul sebesar 50% dan pada siklus ke 2 aktivitas mental yang muncul sebesar 63,33%. Terjadi peningkatan dari base line ke siklus 2 sebesar 50%, dengan kategori cukup tinggi. Aktivitas emosional peserta didik dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan siantifik mengalami peningkatan, pada siklus 1 aktivitas emosional yang muncul sebesar 38,33%. Pada siklus ke 2 aktivitas emosional yang muncul sebesar 88,33%. Terjadi peningkatan dari base line ke siklus ke 2 sebesar 58,33%, dengan kategori cukup tinggi. Saran Dalam melaksanakan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik hendaklah guru dapat mempersiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran dan dapat mengatur serta melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, hal ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik sesuai dengan kurikulum baru yang menuntut keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad. (200). Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung. Angkasa. Arikunto Suharsimi.( 2002) Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara Jakarta Dimyati & Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

E.Mulyasa. (2009). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Hamalik, Oemar (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Margono (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan.Rineka Cipta. Nawawi, Hadari, (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Nana Syaodih Sukmadinata (2010) Metode Penelitian Pendidikan : Bandung : Remaja Rosdakarya Nana Sudjana, & Rivai, A (1992) Media Pengajaran. Bandung Penerbit CV. Sinar Baru Bandung. Permendikbud no 81A / 2013, Kurikulum 2013 Pembelajaran Tematik Terpadu. Rochman Nata Wijaya.2005. Cara belajar Siswa Aktif dan Penerapannya Dalam Metode Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Dikdasmen Sumantri, Mulyani, dan Permana Johar, (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ditjen Dikti, Debdikbud. W. J. S. Poerwadarminta. (1991). Kamus Umum bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.