menyediakan dana tersebut pemerintah bemsaha agar dana tersebut dapat diperoleh dari

dokumen-dokumen yang mirip
yang dikeluarkan pemerintah yang membuat perkembangan perbankan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB l PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu luas pada. dan kesempatan baru, yang memunculkan jaringan-jaringan baru serta

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

Sejak krisis ekonorni rnelanda Indonesia tahun 1997 yang darnpaknya. sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasa-masa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, mengahapuskan pagu kredit dan memberi kebebasan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BABI PENDAHULUAN Perkembangan dunia dalam berbagai bidang kehidupan telah

BAB l PENDAHULUAN. Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya. berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Untuk dapat mempengaruhi pembeli produsen harus. mengetahui bagaimana perilaku yang akan menjadi sasaran

BABI PENDAHULUAN. komponen di dalamnya yaitu industri perbankan menjadi salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi.

Sektor Perbankan yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi. hingga kini masih menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan. Di

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang populer disebut Pakto 88 (Paket Kebijakan 27. Oktober 1988) melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan

RINGKASAN EKSEKUTIF ELANG SATRIANA ALAM, SETIADI DJOHAR IMAM TEGUH SAPTONO.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. itu, setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan pelayanan ( services)

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini menjadi salah satu industri bisnis yang sangat

I. PENDAHULUAN Oeregulasi perbankan 1 Juni 1983 memberikan kebebasan kepada

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan

PENDAHULUAN. Dampak krisis ekonomi yang melanda negara-negara kawasan Asia. Tenggara, khususnya yang terjadi di lndonesia di pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

Seperti telah diketahui bahwa sektor perbankan di lndonesia. dalarn dua tahun terakhir ini. Sejarah perbankan lndonesia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat persaingannya dari bank milik swasta, bank milik negara hingga bank

ANALISIS PENGARUH COST OF FUND (COF) TERHADAP BASE LENDING RATE (BLR) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu bentuk badan usaha yang menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan alokasi dana ke dalam berbagai bentuk kesempatan. investasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyebabkan setiap negara harus mampu. bersaing satu dengan lainnya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

I. PENDAHULUAN. harus mampu dipenuhi oleh dunia perbankan. Salah satunya adalah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai perkembangan

BAB I 1. PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan semakin ketat seiring perdagangan bebas.

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

hilir, subsektor usahatani dan subsektor agribisnis hulu yang berada atau tersebar

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. asing seperti dolar yang cenderung mengalami penurunan serta telah terjadi. dalam bidang jasa keuangan (Arifin,2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memiliki ciri-ciri dan karakteristik tersendiri sehingga

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan seperti perbankan. Perbankan sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyelesaian pembayaran atau transaksi keuangan, maupun kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

Realisasi Pinjaman (Rp.) , , , , ,16

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SISTEM KONVENSIONAL DAN SYARIAH (Studi Kasus : BTN dan BTN Syariah Kantor Cabang Solo)

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya bank yang bermunculan di Indonesia. Menurut Pasal 1

Perkembangan Uang Beredar (M2)

BAB I PENDAHULUAN. individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bank-bank yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BABI PENDAHULUAN. yang pasti teijadi. Pada industri, terutama yang bergerak di bidang jasa, kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

I. PENDAHULUAN. ketat. Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 131 bank yang masih bertahan di

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/ 11 /PBI/2002 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK UMUM PASCATRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Deregulasi perbankan di lndonesia dimulai dengan diterbitkannya Paket

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

LAPORAN MAGANG AKTIVITAS OPERASIONAL BANK DALAM MENGHIMPUN DAN MENYALURKAN DANA PADA BANK NAGARI CABANG PARIAMAN OLEH RIANTI FADMA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/2/PBI/2001 TENTANG PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Dimana fungsi dan peranan

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat. Kesulitan pendanaan pun menimpa usaha-usaha kecil sampai usaha-usaha

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Perturnbuhan rnulai rnenunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,

Transkripsi:

2 menyediakan dana tersebut pemerintah bemsaha agar dana tersebut dapat diperoleh dari dalam negeri sendiri. Dengan alasan tersebut mendorong pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi bank-bank swasta nasional agar dapat berperanserta di dalamnya. Langkah awal pemberian kesempatan pada bank swasta dilakukan pemerintah melalui deregulasi perbankan 1 Juni 1983, dimana bank swasta diberi kebebasan untuk menentukan besarnya bunga pinjaman maupun bunga tabungan. Kemudian dilanjutkan dengan kebijakan Paket Oktober 1988 yang lebih dikenal dengan PAKTO '88, yang memberi peluang atau kemudahan-kemudahan kepada bank-bank swasta untuk (1) membuka kantor-kantor cabang di wilayah Indonesia, (2) memberi ijin pendirian bank swasta bam, (3) membuka kantor cabang pembantu dan kantor cabang lainnya cukup hanya dengan memberitahu Bank Indonesia, (4) mendirikan kembali bank campuran, (5) memperbolehkan bank asing untuk membuka kantor cabang pembantu di enam kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Ujung Pandang). Dengan adanya kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah tersebut, maka berdampak munculnya bank-bank bam serta semakin bertambahnya kantor-kantor bank. Hal ini tampakdengan terns meningkatnyajumlah kantor bankyang ada di Indonesia. Kalau pada Desember 1988 jumlah bank yang ada hanya sebanyak 7.817 denganjumlah kantor banknya sebanyak 9.434, maka padadesember 1996 jumlah banknya telah meningkat menjadi sebanyak 9.276 bank dengan jumlah kantor banknya mencapai sebanyak 14.956 (lihat Tabel 1).

3 TabeJ 1. JumJab Bank dan Kantor Bank di Indonesia Tabun 1988-1996 (per Desember) No Tahun 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 Jenis Bank 1. BankUmum -JumlohBank III 148 224 192 208 234 240 240 239 - Jumlah Kantor 1.728 2.578 3.563 4.247 4.402 4.613 4.888 5.288 5.919 2. Bank P. R>kyal -JumlohBank 7.706 7.748 8.912 8.296 8.520 8.717 8.923 8.998 9.037 Jumlah Kantor 7.706 7.748 8.912 8.296 8.520 8.717 8.923 8.998 9.037 3. - Jumlah Bank 7.817 7.896 9.136 8.488 8.728 8.951 9.163 9.238 9.276 - Jumlah Kantor 9.434 10.326 12.475 12.543 12.922 13.330 13.811 14.286 14.956 Sumber : Statistik Ekonomi - Keuangan Indonesia - BI. Dengan semakin banyaknya jumlah kantor bank tersebut, disatu pihak adalah merupakan suatu sarana untuk memobijisasi dana masyarakat serta merupakan salah satu pendukung dalam pembiayaan pembangunan, dilain pihak ekspansi ini juga perlu dilakukan dalam rangka memperluas jaringan distribusi dan lebih mendekatkan diri serta untuk menunjukkan eksistensinya kepada konsumen. Dampak lain dari semakin banyaknya jumlah bank dan jumlah kantor cabang bank yang beroperasi adalah mengakibatkan persaingan antar bank menjadi semakin ketat, baik persaingan dalam hal pengumpulan dana maupun dalam penyaluran dananya. Dalam hal penyaluran dana, persaingan yang sangat dirasakan dampaknya oleh bank-bank pemerintah adalah semakin berkurangnya pangsa pasar dalam penyaluran kredit. Kalau pada tahun 1988 pangsa pasar kredit yang disalurkan melalui Bank-Bank Pemerintah telah mencapai 67,44%, sedangkan yang disalurkan oleh Bank SwastaNasional hanya mencapai 25,24% dan sisanya yang sebesar 7,32% penyalurannya terbagi atas Bank

4 Pemerintah Daerah dan Bank Asing & Bank Campuran. Maka sejak Desember 1996 pangsa kredit yang disalurkan melalui Bank-Bank Pemerintah mengalami penurunan dan hanya mencapai sebesar 37,19%, sedangkan yang penyalurannya dilakukan melalui Bank-Bank Swasta Nasional meningkat sampai mencapai sebesar 51,19%. Sedangkan sisanya yang hanya sebesar 11,62 % disalurkan melalui Bank Asing dan Bank Campuran serta Bank Pemerintah Daerah (lihat TabeI2). Tabel 2. Penyaluran Kredit Menurut Kelompok Bank Tahun 1988-1996 (Dalam Miliar Rp) No Ke10mp0kBank 1988 \9.. 1990 1991 '992 '993,... 199' 1996 P.,...(%) 1. Bank. Pc:mc:rintah 28.631 39.579 53.524 59.861 68.236 71.543 80.010 93.480 108.925 67.44 62.92 55.19 53,06 55,51 41,61 42,36 39,84 37,19 2. Bank Swuta Nas. 10.714 18.591 34.975 41.836 42.337 60.441 86.303 111.644 149.955 25,24 29,55 36,07 31,08 34.44 40.22 45,69 47,59 Sl,I9 3. Bank Pern. o.erah 1.196 1.625 2.302 2616 3.01.S 3.554 4.201 5.242 6.457 2,82 2," 2,37 2,32 2,45 2,37 2,23 2,24 2,20 4. Bank AJing &; Cam. 1.913 3,I1S 6.177 8.512 9.330 14.733 18.366 24.245 27.584 4.SO 4,95 6.31 7.>4 7.6<> 9,80 9.72 10.33 9,42 Total 42.4S4 6'2.910 96.978 112.825 122918 150.211 188.880 234.611 292.921 100 100 100 100 100 '00 \00 \00 100 Sumber : Statistik Ekonomi - Keuangan Indonesia - BI. Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam perbankan nasional, persaingan yang cukup tajam juga terjadi pada penyaluran kredit persektomya. Hal ini antara lain disebabkan karena untuk sektor-sektor tertentu seperti perindustrian dan perdagangan yang tadinya merupakan sektor-sektor yang paling diminati oleh perbankan, maka saat ini telah

5 beralih ke sektor jasa-jasa. Kalau pada tahun 1988 posisi kredit untuk sektor perindustrian dan perdagangan pangsanya mencapai 35,23% dan 32,71%, sedangkan untuk sektor jasa-jasa dan lain-lain (termasuk di dalamnya kredit konsumtif) pangsanya hanya mencapai 16,06% dan 6,45%, maka pada Desember 1996 pangsanya telah meningkat mencapai 31,29% dan 11,10%, sedangkan untuk sektor perindustrian dan perdagangan pangsanya justru mengalami penurunan hingga menjadi sebesar 26,92% dan 24,10% (lihat TabeI3). Tabel 3. Kredit Menurut Sektor Ekonomi Tahun 1988-1996 (Dalam Miliar Rp.) No. Sclctor Ekonomi 198. 1989 1090 1991 1992 1993 1994 I99S 1996 P."...(%) I. Pertanian 3.610 5.283 7.176 8.465 10.281 12.051 13.860 15.525 11.630 8,10 '.40 7.40 7.SO 8,36 '.02 7.34 6.62 6.02 :z. P~... S91 61S 743 762 m 799 913 1.693 1,05 0.94 0.63 0.66 0.62 0,52 0,42 0,39 0,57 3. Pe:rindustrian 14.956 20.333 30.502 33.131 31.289 51.4]2 60.211 n.oss 78.850 35,23 32,32 31,45 29,36 30,34 34.13 31.88 30,73 26,92 4. P,,- 13.888 20.109 29.737 33.049 32944 37.794 44.3n 54.224 70.586 32,71 31.97 30.66 29.29 26,80 25,15 23,49 23,11 24,10 S. Iasa-jasa 6.819 9.760 11.209 20.066 25.870 35.824 50.806 66.584 91.655 16,06 15,51 17,75 17,79 21.05 13.84 26.90 28.38 31,29 6. Lain I.in 2.737 6.834 11.739 11.371 15.m 12.387 18.832 2S.2n 34.307 6.45 10,86 12.11 15,40 12.83 8,24 9,97 10,77 11,10 Tot. 1 42.454 62.910 96.918 111.125 122918 150.271 188.880 134.611 292.921 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Statistik Ekonorni - Keuangan Indonesia - BI. Persaingan yang semakin tajam tersebut antara lain juga disebabkan karena timbulnya liberalisasi pasar keuangan yang sangat cepat, pertumbuhan ekonorni yang

cukup tinggi serta dengan adanya pengembangan inovasi produk, perkembangan teknologi yang pesat serta adanya peningkatan akan kebutuhan-kebutuhan baru bagi 6 nasabah sebagai akibat dari semakin meningkatnya pendapatan per capita-nya. Liberalisasi pasar keuangan juga telah meningkatkan persaingan lembaga-iembaga keuangan dalam membiayai proyek-proyek korporasi, bahkan fungsi bank yang tadinya sebagai intermediator dana, kini telah disaingi oleh pasar modal. Perusahaan saat ini cenderung memilih untuk menjual saham atau menerbitkan obligasi dalam menghimpun dananya dari pada memakai jasa perbankan yang secara tradisional relatiflebih mahal. Denganadanya hal-hal tersebut di atas, maka menyebabkan semakin banyakbank yang tadinya hanya mengkonsentrasikan bisnisnya pada sektor korporasi atau usaha besar mulai mengubah strateginya dengan mencari sasaran pembiayaan barn yang diperkirakan akan lebih menguntungkan, yaitu dengan jalan lebih meningkatkan usahanya disektor "bisnis kedl". Hal ini terlihat dengan semakin meningkatnya posisi kredit usaha kecil yang disalurkan oleh bank-bank selama tahun 1991-1996. Kalau pada tahun 1991 jumlah kredit usaha kecil hanya mencapai sebesar Rp.22.862 rniliar, maka pada tahun 1996 jumiahnya telah meningkat mencapai sebesar Rp. 49.291 rniliar, yang berarti rata-rata setiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 17, 20% (lihat Tabel 4).

7 Tabel 4. Posisi Kredit Usaha Kedl Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 1991-1996 (Dalam Miliar Rp.) Th K. Md. Ke<ja Pangsa K.. lnvestasi Pangsa Kredit Pangsa Total Pangsa (%) (%) Konsumsi (%) (%) 1991 15.944 69.74 3.966 17,35 2.952 12,91 22.862 100 1992 15.061 66.58 4.495 19.87 3.065 13.55 22.621 100 1993 16.591 59.72 3.557 12.81 7.630 27.47 27.778 100 1994 19.417 56,84 4.911 14,37 9.836 28.79 34.164 100 1995 21.062 51,46 6.306 15,41 13.558 33,13 40.926 100 1996 23.125 46,91 8.073 16.38 18.093 36,71 49.291 100 Sumber : Statistik Ekonomi - Keuangan Indonesia - BI. Bank "X" yang merupakan salah satu bank milik pemerintah yang sebe!umnya juga hanya mengkonsentrasikan usahanya pada sektor bisnis besar, saat ini juga mulai menggarap sektor bisnis kecil yang tadinya sektor ini merupakan lahannya bank-bank swasta. Sampai bulan Desember 1996 kredit keci! yang disalurkan o!eh Bank "X" hanya mencapai 19,17% dari total kredit (besar 70,06% dan menengah 10,77%), maka dengan masuknya Bank "X" ke sektor bisnis kecil diharapkan pangsanya untuk sektor bisnis menengah dan kecil pada tahun 2001 akan meningkat menjadi sebesar 50% (Rencana Jangka Panjang III Bank 'X'? Disamping memang sektor bisnis kecil ini mempunyai prospek yang baik, juga karena adanya peraturan dari Bank Indonesia tanggal 29 Januari 1990 dan 29 Mei 1993 yang mengharuskan bagi bank-bank umum untuk menyalurkan Kredit Usaha Kecil (KUK). Kredit Usaha Kecil ada!ah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan batas maksimum kreditnya sebesar Rp.250 juta yang kegunaannya adalah untuk membiayai usaha yang produktif Kredit tersebut dapat berupa

8 Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK). Dalam pengertian KUK tennasuk juga di dalamnya \credit konsumtifyang diberikan untuk tujuan pemilikan rumah (KPR), seperti : KPR tipe 70 ke bawah dengan luas tanah maksimum 200 m2, kapling siap bangun dengan luas tanah 54 m2 sampai dengan 72 m2, perbaikan / pemugaran rumah dengan maksimum \credit sebesar Rp.75 juta, pemilikan rumah toko oleh pengusaha kecil dengan luas tanah maksimum 200 m2 dan luas bangunan tidak lebih 70 m2 dengan maksimum \credit tidak melebihi Rp.250 juta. Salah satu produk dari sektor usaha kecil adalah \credit konsumtif, yaitu \credit yang diberikan oleh bank kepada nasabah secara individual untuk keperluan konsumtif Adapun yang tergolong ke dalam \credit konsumtif yang telah dikeluarkan oleh Bank "X" adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Multi Guma (KMG) dan Kredit Usaha Kecil Plus (KUK Plus). Sebagai jaminan pokok yang harus diserahkan ke bank untuk jenis \credit KPR adalah tanahlbangunan rumah yang dibiayai dengan KPR, yang surat-surat kepemilikannya (SHM / HGB dan IMB) serta pengikatannya dikuasai Bank. Untuk \credit KUK Plus yang nilainya sampai dengan jumlah Rp.lO juta jaminannya berupa gaji yang bersangkutan atau surat kuasa dari yang bersangkutan kepada bendaharawan untuk pemotongan gaji dan menyetorkannya ke rekening taplus diserta dengan Surat Pemyataan kesediaan dari Bendaharawan untuk memotong gaji yang bersangkutan. Sedangkan untuk KUK Plus yang nilainya di atas Rp.l 0 juta sampai Rp.25 juta, harus disertai dengan jaminan pisik berupa tanah / bangunan (SHM / SHGB) milik yang bersangkutan yang diikat SKMHT (Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan).

9 Untuk ketiga produk kredit konsumtif yang dikeluarkan oleh Bank "X" tersebut yang paling diminati oleh masyarakat adalah KUK Plus, yang se1ama Januari sarnpai Mei 1997untukwiJayah Jakartayang merupakan wilayah terbesar dalarn menyalurkan kredit konsumtif dari Bank "X", pengalokasiannya mencapai Rp.560.880 juta (54,61 % dari total ketiga jenis kredit konsumtif). Sedangkan untuk KPR dan KMG selama periode yang sarna nilainya hanya mencapai sebesar Rp.256.674 juta dan Rp.209.525 juta atau pangsanya hanya mencapai 24,99"10 dan 20,40% dari total kredit konsumtifyang dikelola oleh Unit Pernrosesan Bersama (SPU) Wilayah X (lihat Tabe1 5). Dari Tabel 5 juga terlihat bahwa selama bulan Januari - Mei 1997 untuk produk KPR rata-rata setiap bulannya hanya mengalarni peningkatan sebesar 3,7%, dibanding dengan KMG dan KUK-Plus yang selama periode tersebut mengalarni peningkatan sebesar 11,4% dan 11 % per bulan. Tetapi pada dua bulan terakhir untuk produk KPR mengalarni peningkatan yang cukup besar yang mencapai 11,2% dibanding dengan KMG dan KUK-Plus yang hanya meningkat sebesar 2,8% dan 6,4%. Tabel S. Perkembangan Kredit KonsumtifBank."X" di Jakarta Tahun 1997 (dalam juta Rp.) "!Credit Jan. Feb. Maret April Mei Total Pangsa (%) KUKPlus 90.316 96.025 109.610 128.314 136.612 560.880 52,83 51,90 50,69 58,37 58,12 54,61 KPR 50.189 46.910 50.242 51,761 57.572 256.674 29,36 25,36 23,23 23,55 24,50 24,99 KMG 30.450 42.076 56.399 39.742 40.858 209.525 17,81 22,74 26,08 18,08 17,38 20,40 Tot 01 170.955 185.0ll 216.251 219.817 235.042 1.027.079 100 100 100 100 100 100 Sumber : Unit Pernrosesan Bersama Wilayah X Bank "X"..

10 Selanjutnya untuk meningkatkan pangsa dari nilai KPR yang dikeluarkan oleh Bank "X" serta agar dapat memenangkan persaingan dengan bank-bank pesaing yang juga mengeluarkan produk yang serupa serta lebih berpengalaman dalam sektor tersebut, maka Bank "X" dituntut agar dapat menciptakan kiat-kiat baru dalam memasarkannya untuk dapat menarik dan dapat mengungguli produk yang dihasilkan oleh bank-bank pesaingnya, serta agresifdalam melakukan pemasaran agar dapat memperluas pangsa pasamya. Oleh karena itu, dalam memasarkan KPR tersebut bank "X" dituntut agar mempunyai suatu strategi pemasaranyang efektif, yaitu strategi yang merupakan perpaduan dari unsur-unsur pemasaran yaitu; product, price, promotion andplace (4P) yang selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan atau kebutuhan dari bank tersebut, seperti perkembangan lingkungan yang ada, serta perubahan dari perilaku nasabahnya. Sehingga, penyusunan strategi pemasaran adalah merupakan proses interaksi antara kekuatan yang ada dalam bank tersebut dengan keadaan di luar bank. B. Rumusan Masalah Sepertiyangtelah diuraikan di atas, bahwa sasaranutama dari Bank X adalah agar produk yang dihasilkan tersebut dapat mengungguli dalam bersaing dengan bank-bank lain dalam memasarkan produk yang sarna (dalam hal ini adalah kredit pernilikan rumah) kepada masyarakat. Untuk itu bank "X" hams dapat melakukan identifikasi kebutuhan dan perilaku dari nasabah dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang akan dilaksanakan, mengingat perilaku konsumen merupakan salah satu faktor pokok dalam mengembangkan strategi pemasaran suatu bank pada kondisi atau lingkungan yang cepat sekali berubah.

11 Dalam rnerurnuskan suatu strategi pernasaran yang tepat, perlu dilakukan penganalisaan terhadap perilaku konsurnen serta penentuan posisi relatif dari produk dibandingkan dengan produk yang sarna dari bank-bank pesaing. Sehingga dengan rnengetahui perilaku konsurnen serta posisi relatifyang ada, rnaka akan dapat diciptakan bentuk strategi persaingannya. Untuk itu akan dilakukan penelitian yang rnenyangkut rnasalah: 1. Faktor-faktor apakah yang rnenyebabkan nasabah tersebut rnemilih suatu produk kredit pemilikan rurnah dari suatu bank tertentu? 2. Bagaimana kineija antara Bank "X" dan bank pesaing untukkpr berdasarkan persepsi nasabah? 3. Strategi apa yang paling cocok untuk diterapkan bagi Bank "X" dalarn rnernasarkan kredit pemilikan rurnah? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut adalah : 1. Untuk rnengidentifikasikan faktor-faktor yang rnenjadi dasar pertirnbangan bagi nasabah dalam rnemilih suatu kredit pemilikan rurnah yang dike1uarkan oleh suatu bank tertentu. 2. Untuk rnenentukan kineija antara Bank "X" dan bank pesaing dalarn produk KPR berdasarkan persepsi responden. 3. Untuk rnenetapkan a1tematif strategi pernasaran kredit pemilikan rurnah dari Bank "X". D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat mernberikan rnanfaat bagi perusahaan dan peneliti sebagai berikut :

12 1. Bagiperusahaan, diharapkan akan dapat memberikan manfaat berupa masukan kepada manajemen dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat melakukan pengembangan serta dapat melaksanakan strategi pemasaran untuk kredit pemilikan rumah yang lebih kompetitif sesuai dengan yang diperlukan oleh nasabah. 2. Bagipenulis, dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan dapat menambah wawasan, khususnya dalam hal pemasaran kredit pemilikan rumah dari produk yang dihasilkan oleh Bank "X". E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian hanya dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan citra dari kredit pemilikan rumah yang di keluarkan oleh Bank "X", yang meliputi persepsi konsumen dalam memilih suatu KPR dari suatu bank serta kinerja dari KPR masing-masing bank ditinjau dari persepsi nasabah, seperti : Bank Tabungan Negara, Bank Intemasional Indonesia, Bank Universal, Bank Bali, Bank Danamon, Lippo Bank, Bank Papan Sejahtera, Citibank, Bank Central Asia dan Bank "X" sendiri. Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut akan dicoba untuk memberikan altematif/rekomendasi kepada manajemen dalam menentukan strategi pemasarannya yang paling tepat bagi Bank "X" dalam memasarkan KPR.