BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Iramani:2011). Ada beberapa alasan pemilihan topik Pengaruh Faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai adanya keterkaitan faktor-faktor psikologis pada

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI ARTIKEL ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan investasiyang diharapkan akan memperoleh pendapatan guna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di

PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama

BAB II LANDASAN TEORI. topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Investasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU INVESTOR DALAM TRANSAKSI SAHAM (STUDI PERILAKU KEUANGAN) Oleh : Rr. Iramani & Dhyka Bagus

PERILAKU INVESTOR PADA PASAR MODAL DI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan yang dimiliki. Terlebih lagi dengan seseorang yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Salah satu jalan untuk memperolehnya yakni dengan melakukan

BAB V PENUTUP. 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Artinya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak

PENGARUH EMOTION DAN MENTAL ACCOUNTING PADA RISK PERCEPTION DAN RISK ATTITUDE ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah kegiatan penanaman modal untuk harta yang dimiliki baik

BAB I PENDAHULUAN. itu dibutuhkan bermacam-macam barang dan jasa: makanan, pakaian, rumah,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perilaku investor (Tilson, 2005:1). Perilaku keuangan yang

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

PENGARUH RISK TOLERANCE, OVERCONFIDENCE, DAN LITERASI KEUANGAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI MASYARAKAT SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Program Studi Manajemen. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap individu dalam jenjang waktu masa hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan efek. Melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap orang perlu melakukan investasi, karena nilai uang yang

II. LANDASAN TEORI. Investasi (Investement) menurut The Amarican Heritage Dictionaryof The English

PENGARUH OVERCONFIDENCE, EXPERIENCE, EMOTION TERHADAP RISK PERCEPTION DAN RISK ATTITUDE PADA INVESTOR PASAR MODAL DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB V PENUTUP. ini terdiri dari interaksi sosial, kontrol diri, dan kompetensi investor dengan

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas Belanda lainnya (Tandelilin, 2001). Kemudian pada September

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk melakukan investasi, terutama yang telah berkeluarga. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan individu maupun organisasi menanamkan modalnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Priatinah dan Kusuma (2012) Pasar modal merupakan tempat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association

BAB I PENDAHULUAN. akan datang agar dapat terpenuhi. Menurut Jogiyanto (2010:5)Investasi adalah

Perilaku Investor Saham, Reksadana, dan Deposito : Suatu Studi Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

SAHAM SKRIPSII. Gelar. Disusun Oleh NIM

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan memilih saham yang efisien, yang memberi return maksimal dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesat yang merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu tersebut antara lain: 1. Penelitian Iramani (2011) Penelitian ini mengambil topik tentang Model Perilaku Pemodal terhadap Jenis Investasi pada Sektor Perbankan (Studi Perilaku Keuangan Berbasis Psikologi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor psikologis yang menjadi predictor risiko investasi dan pemilihan jenis investasi. Alat analisis yang digunakan adalah regresi uji logistik biner. Sampel dalam penelitian ini adalah 211 pemodal pada sektor perbankan yang tinggal di Kota Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan menggunakan metode multistage dan convinien sampling yang dilakukan secara bertahap. Adapun variabel bebas yang digunakan adalah overconfidence, data mining, herd-like behavior, status quo, social interaction, emotion, mental accounting, vividness bias, anchoring, representativeness, familiarity, pride and regret, considering the past, fear and greed dan self control dengan variabel terikat yakni perilaku pemodal dan jenis investasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa status quo dan faktor emosional dapat digunakan untuk memprediksi perilaku investor. Selain itu, faktor keamanan dalam berinvestasi, dan status quo tersebut dapat digunakan untuk memprediksi pemilihan jenis investasi. 9

10 Persamaan penelitian yang diacu dengan penelitian yang sekarang adalah: 1. Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan uji logistik biner. 2. Beberapa variabel bebas faktor psikologis yang diteliti yakni overconfidence, mental accounting, dan emotion. Serta variabel terikat yakni jenis investasi yang di ukur dengan skala nominal. 3. Jenis data pada penelitian yang diacu dan penelitian yang sekarang adalah data primer. Perbedaan penelitian yang diacu dengan penelitian yang sekarang adalah: 1. Sampel penelitian. Pada penelitian yang diacu, sampel yang digunakan adalah pemodal pada sektor perbankan di kota Surabaya. Sedangkan pada penelitian yang sekarang, sampel yang digunakan adalah ibu rumah tangga yang tinggal di Madura. 2. Lokasi penelitian yang diacu adalah di Surabaya, sedangkan pada penelitian saat ini berlokasi di Madura. 3. Teknik pengambilan sampel pada penelitian yang diacu adalah dengan multistage dan convenien sampling, sedangkan pada penelitian ini adalah judgement sampling. 2. Penelitian Ryanda Bella Rengku (2012) Penelitian ini mengambil topik tentang Faktor Internal dan Pengaruhnya Terhadap Risk Perception dan Expected Return Perception. Tujuan dari penelitian ini adalah bermaksud untuk memahami bagaimana pengaruh faktor internal yang terdiri dari overconfidence, emotion, experience dan mental accounting terhadap risk perception dan expected return perception. Variabel bebas dalam penelitian ini

11 adalah overconfidence, emotion, experience dan mental accounting, sedangkan variabel terikat terdiri dari risk perception dan expected return perception. Survey dilakukan terhadap investor di Surabaya yang menginvestasikan asetnya dalam bentuk deposito, properti, emas dan sebagainya. Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor dengan jenis data yang tergolong data primer. Teknik pengambilan sampel adalah dengan non-probability sampling dan metode penelitian judgement sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risk perception tetapi tidak berpengaruh signifikan pada expected return perception. Di samping itu, disimpulkan pula bahwa mental accounting adalah faktor internal yang secara signifikan mempengaruhi risk perception dan berpengaruh secara parsial terhadap expected return perception. Sehingga didapatkan korelasi positif antara risk perception dan expected return perception. Persamaan penelitian yang diacu dengan penelitian yang sekarang adalah: 1. Beberapa variabel faktor psikologis yang digunakan, yakni overconfidence, mental accounting, dan emotion. 2. Metode pengumpulan data berupa pendistribusian kuisioner 3. Jenis data tergolong data primer 4. Teknik pengambilan sampel dengan non-probability sampling dan metode penelitian judgement sampling. Adapun perbedaan dari penelitian yang sekarang dengan penelitian yang diacu terletak pada:

12 1. Sampel yang diteliti. Penelitian yang sekarang menggunakan sampel ibu rumah tangga yang tinggal di Madura sedangkan penelitian yang diacu menggunakan sampel investor di kota Surabaya. 2. Variabel terikat yang digunakan. Variabel terikat pada penelitian yang diacu adalah risk perception dan expected return perception sedangkan pada penelitian ini variabel terikat yang digunakan berupa alternatif investasi. 3. Lokasi penelitian pada penelitian yang diacu adalah wilayah Surabaya, sedangkan pada penelitian saat ini ditetapkan wilayah Madura dan sebagai lokasi penelitian. 4. Teknik analisis pada penelitian yang diacu adalah uji asumsi klasik dan Multiple Regression Analysis, sedangkan pada penelitian saat ini digunakan uji logistik biner. 3. Penelitian Iramani dan Dhyka Bagus (2008) Penelitian ini mengambil topik tentang Studi Eksplorasi Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Investor dalam Transaksi Saham (Studi Perilaku Keuangan). Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplor faktor-faktor yang membentuk perilaku investor dalam melakukan transaksi saham di Surabaya. Sampel dari penelitian ini adalah investor di kota Surabaya. Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Pengumpulan data dilakukan dengan distribusi kuisioner dengan teknik pengambilan sampel non-random sampling dengan metode multistage sampling. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Adapun variabel bebas yang digunakan adalah faktor keamanan dan kenyamanan, faktor bias dan pemikiran, faktor keberanian dalam menghadapi risiko, faktor kepercayaan diri, faktor

13 interaksi sosial dan emosi serta faktor bias penilaian. Dengan menggunakan analisis faktor, dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa terdapat enam faktor pembentuk perilaku investor diantaranya faktor keamanan dan kenyamanan, faktor bias pemikiran, faktor keberanian dalam menghadapi risiko, faktor kepercayaan diri, faktor interaksi sosial, dan emosi serta faktor bias penilaian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang diacu adalah: 1. Data merupakan data primer dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. 2. Variabel bebas mencakup overconfidence, mental accounting, dan emotion. 3. Pengumpulan data dilakukan dengan distribusi kuisioner. 4. Jenis data adalah data primer Sedangkan perbedaannya terletak pada: 1. Sampel yang digunakan pada penelitian yang diacu adalah investor di pasar modal kota Surabaya sedangkan untuk sampel penelitian yang sekarang adalah ibu rumah tangga yang tinggal di Madura. 2. Alat analisis yang digunakan yakni analisis faktor sedangkan dalam penelitian saat ini alat analisis yang digunakan adalah uji logistik biner. 3. Lokasi penelitian yang diacu hanya wilayah Surabaya sedangkan lokasi penelitian saat ini adalah wilayah Madura. 4. Metode penelitian yang digunakan adalah multistage sampling.

14 Tabel 2.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU Keterangan Iramani Ryanda Bella Iramani dan Dhyka Bagus Variabel yang diteliti Sampel Periode Penelitian 15 faktor psikologis Pemodal pada sektor perbankan 4 faktor psikologis Investor yang menginvestasikan dana pada property, gold, deposito 6 faktor pembentuk perilaku investor Investor Peneliti 3 faktor psikologis Ibu rumah tangga Lokasi Surabaya Surabaya Surabaya Madura Teknik Convenien, Judgement Multistage Judgement Sampling Multistage Sampling Sampling Sampling Teknik Analisis Sampling Uji Logistik Biner Uji Asumsi Klasik dan Multiple Regression Analysis Analisis Faktor Uji Logistik Biner Jenis Data Primer Primer Primer Primer Hasil Positif Positif Positif - Sumber: Okky Putrie Wibisono (2012), dimodifikasi oleh peneliti 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Investasi dan Menabung Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumber daya (resources) saat ini (sekarang), dengan harapan mendapatkan manfaat dikemudian hari (Henry Faizal Noor, 2009: 4). Investasi dapat berupa penanaman sumber daya pada real asset ataupun financial asset. Real asset adalah suatu objek atau benda seperti mobil, rumah, atau mesin. Real asset memiliki value karena dapat memberi manfaat tertentu seperti

15 transportasi, tempat tinggal atau kemampuan menghasilkan sesuatu (Lasher, 2008: 3). Begitu pula dengan financial asset, hanya saja objek financial asset tidak berupa aktiva tetap melainkan berupa tabungan, saham, giro, atau reksadana. Salah satu bentuk aktifitas investasi financial asset adalah investasi pada akun bank. Investasi pada akun bank berarti menyisihkan sebagian dana dan/atau menyimpannya pada rekening bank untuk mendapatkan manfaat di kemudian hari. Salah satu wujud dari kegiatan investasi pada akun bank yang paling umum adalah menempatkan dana dalam bentuk tabungan dan deposito. Seperti yang dikemukakan oleh Sharpe (2005: 1) bahwa tabungan adalah konsumsi yang tertunda, sedangkan deposito adalah jenis simpanan ketiga yang dikeluarkan oleh bank (Kasmir, 2012: 74). Deposito mengandung unsur jangka waktu yang lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat. 2.2.2 Alternatif Investasi Keberagaman jenis investasi mendorong individu untuk melakukan pemilihan alternatif investasi. Iramani (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan alternatif investasi adalah pilihan investasi yang digunakan pemodal dalam menginvestasikan dananya. Sedangkan Henry F. Noor (2009: 11) mengemukakan bahwa secara mikro alternatif investasi dapat dikelompokkan menjadi aset riil dan aset financial. Pengambilan keputusan investasi baik pada aset riil maupun aset financial akan didasari oleh pertimbangan akan risiko yang dihasilkan dan tingkat pengembalian yang akan didapatkan ketika individu menginvestasikan dananya. Lutfi (2010) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa individu yang rasional

16 akan mencoba untuk memaksimalkan return dengan tingkat risiko tertentu atau meminimalkan risiko dengan tingkat return tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya pertimbangan risk dan return, individu akan cenderung memiliki dua sikap terhadap risiko dalam pemilihan jenis investasi ; yakni risk seeker (menyukai investasi yang berisiko) dan risk averter (tidak menyukai investasi yang berisiko). Individu dengan sikap risk averter akan lebih memilih berinvestasi pada financial asset dimana objek financial asset berupa tabungan, giro, dan berbagai macam bank account lain. Di Indonesia terdapat beberapa tipe financial asset yang menjadi mayoritas alternatif investasi yakni non marketable (tabungan dan deposito), pasar uang, pasar modal, pasar derivatif, dan perusahaan investasi yang digolongkan ke dalam investasi tidak langsung. Seperti yang dikemukakan oleh Jones (2009: 24-25) bahwa individu yang melakukan investasi pada non marketable berupa tabungan atau deposito cenderung memilih alternatif tersebut karena mereka telah mengetahui dengan baik, sering memiliki, dan familiar dengan alternatif tersebut. Hal itu mengindikasikan bahwa individu yang lebih cenderung memilih alternatif investasi tabungan dan deposito sudah mengenal dan mengerti mengenai alternatif yang dipilihnya termasuk risiko yang terkandung dalam jenis investasi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa individu yang tidak menyukai risiko (risk averter) akan lebih memilih tabungan dan deposito sebagai alternatif investasi atas dasar pengetahuannya mengenai risiko dan return yang dihasilkan.

17 Berbeda dengan individu yang lebih berfokus untuk berinvestasi pada real asset. Investasi pada aset riil ini tergolong investasi langsung yang dapat menghasilkan dampak berganda (multiple effect) yang besar bagi sektor ekonomi terkait dan kesejahteraan masyarakat secara umum (Henry F. Noor, 2009: 10). Dengan dampak berganda yang dihasilkan terhadap kesejahteraan masyarakat secara umum, menunjukkan bahwa investasi pada aset riil dapat menghasilkan return yang besar. Sementara itu, suatu investasi dengan return yang besar umumnya memiliki risiko yang besar pula. Karena itulah individu yang menyukai risiko (risk seeker) akan lebih memilih berinvestasi pada aset riil dengan pertimbangan return maksimal yang dihasilkan. 2.2.3 Faktor Psikologi Individu Faktor psikologi adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang yang dapat membentuk perilaku pemodal dalam menghadapi risiko berinvestasi (Iramani:2011). Faktor-faktor psikologis yang diteliti oleh Rr.Iramani dan Dhyka Bagus (2008) yang membentuk perilaku antara lain: overconfidence, data mining, status quo, social interaction, emotion, representativeness, familiarity, pride and regret, considering the past, fear and greet, self control, loss aversion, mental accounting, herd-like behavior, dan vividness bias. Beberapa dari faktor psikologis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Overconfidence Overconfidence adalah kecenderungan individu untuk merasa lebih terhadap pengetahuan mereka, kemampuan, dan ketepatan informasi mereka, atau menjadi

18 terlalu optimis tentang masa depan dan kemampuan mereka untuk mengontrolnya (Ackert & Deaves, 2010: 106). Overconfidence menyebabkan orang overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki, underestimate terhadap risiko, dan melebihlebihkan kemampuan dalam hal kontrol atas apa yang terjadi (Nofsinger, 2005: 10). Indikatornya adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan individu dapat membantu individu dalam mengambil keputusan b. Kemampuan individu membantu individu dalam mengelola keuangan keluarga melalui alternatif investasi c. Risiko menjadi tidak berarti bagi individu 2. Data Mining Data mining adalah data masa lalu (historical data) yang digunakan individu untuk menemukan pola dalam rangka memprediksi masa depan. 3. Status Quo Individu akan merasa nyaman dengan jika berada pada zona mereka dan tidak mau keluar dari zona nyaman yang dimilikinya karena merasa telah mendapatkan keuntungan. 4. Social Interaction Interaksi yang terjadi diantara individu dengan individu lainnya atau dengan pihak lain yang berkaitan dengan transaksi di pasar yang dapat mempengaruhi keputusan individu dalam melakukan transaksi (Nofsinger, 2005: 75). Dalam hal ini interaksi antar individu atau kelompok yang akan mempengaruhi keputusan transaksi individu terhadap instrumen aset yang digunakan untuk berinvestasi.

19 5. Emotion Emotion merupakan perasaan seseorang pada saat tertentu, bisa good mood bisa bad mood yang merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan terutama untuk keputusan-keputusan yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggai (Nofsinger, 2005: 86). Pada saat good mood, individu dapat menilai situasi yang berisiko dengan baik, sehingga mereka dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang benar (Ryanda Bella Rengku:2012). Indikatornya adalah sebagai berikut: a. Individu dapat memilih alternatif investasi dengan lebih baik dan tepat saat kondisi perasaan individu sedang baik (goodmood ). b. Individu dapat salah memilih alternative investasi saat kondisi perasaan individu sedang buruk (badmood ). 6. Representativeness Representativeness adalah penilaian berdasarkan stereotype yakni dua hal yang memiliki kualitas yang sama dan pasti sama tidak ada beda (Nofsinger, 2005: 64). Di mana individu akan berpikir bahwa investasi yang baik adalah investasi yang dilakukan pada perusahaan atau lembaga keuangan dengan kinerja dan kualitas yang baik sehingga akan memberikan hasil investasi yang baik pula. 7. Familiarity Familiarity adalah penilaian terhadap sesuatu yang sudah biasa dikenal oleh berbagai pihak (Nofsinger, 2005: 68). Individu yang ingin berinvestasi akan memastikan perusahaan atau lembaga keuangan yang dituju sebagai perusahaan atau lembaga keuangan yang sudah dikenal sebelumnya.

20 8. Loss Aversion Rasa kecewa yang terjadi pada individu yang mengalami loss hingga dua kali lebih dalam dibanding rasa senang karena mendapat keuntungan meskipun dalam jumlah yang sama. 9. Fear and Greed Naluri yang menyebabkan individu menjauhi hal-hal yang merugikan dan mendekati hal-hal yang mereka inginkan. Alternatif investasi yang dianggap merugikan tidak akan dipilih oleh individu, mereka lebih cenderung memilih alternatif yang diinginkan. 10. Considering the Past Considering the past adalah penggunaan hasil masa lalu sebagai faktor atau dasar untuk evaluasi dalam pengambilan keputusan saat ini (Nofsinger, 2005: 33). Dapat disimpulkan bahwa keberanian individu dalam mengambil risiko dipengaruhi oleh keuntungan dan kerugian atas penginvestasian dana yang dilakukan sebelumnya di mana mereka melihat masa lalu sebagai dasar untuk memikirkan keputusan terbaik. 11. Mental Accounting Perilaku individu menggunakan mental menghitung dalam mengambil keputusan investasi dengan menimbang cost dan benefit dari semua aksi yang mereka lakukan (Ryanda Bella Rengku:2012). Indikatornya adalah sebagai berikut: a. Dalam mengambil keputusan memilih alternatif dan mengelola dana individu selalu menghitung keuntungan yang akan diperoleh.

21 b. Dalam mengambil keputusan memilih alternatif dan mengelola dana individu selalu menghitung biaya dikeluarkan. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti mengenai tiga faktor psikologis Iramani dan Dhyka Bagus (2008), menyatakan bahwa faktor-faktor psikologis seperti overconfidence, mental accounting, dan emotion memilik peran untuk membentuk perilaku individu. Dengan kata lain ketiga faktor tersebut dapat membentuk perilaku individu dalam pengambilan keputusan dalam memilih alternatif investasi. Sehingga dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana pengaruh overconfidence, mental accounting, dan emotion terhadap pemilihan alternatif investasi. 2.2.4 Pengaruh Faktor Psikologi Terhadap Pemilihan Investasi 1. Overconfidence Overconfidence adalah kecenderungan individu untuk merasa lebih terhadap pengetahuan mereka, kemampuan, dan ketepatan informasi mereka, atau menjadi terlalu optimis tentang masa depan dan kemampuan mereka untuk mengontrolnya (Ackert & Deaves, 2010: 106). Individu dengan overconfidence yang tinggi tidak akan mempertimbangkan dampak dari sebuah risiko ketika memilih jenis alternatif investasi. Mereka percaya bahwa pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sudah cukup untuk mempertimbangkan pilihan investasi yang mendatangkan return maksimum yang diharapkan. Bahkan ketika mereka tidak tahu, tidak mengerti, dan tidak memahami investasi dengan baik, sikap mereka yang terlalu yakin justru akan membawa mereka ke dalam risiko keuangan yang lebih tinggi. Sebagai hasilnya, kondisi financial mereka bisa saja

22 tidak sesuai dengan prediksi (Pompian, 2006: 54). Karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi overconfidence, maka pemilihan investasi tanpa mempertimbangkan risiko akan semakin sering terjadi. Dengan kata lain individu yang memiliki overconfidence tinggi akan lebih cenderung memilih investasi pada aset riil yang lebih berisiko. 2. Mental Accounting Faktor mental accounting juga menjadi pemicu bagi individu untuk memilih alternatif yang benar berdasarkan pertimbangan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang didapatkan. Seperti yang dikemukakan oleh Ackert & Deaves (2010: 51), bahwa komponen penting yang dimiliki oleh orang dengan mental accounting tinggi adalah perhitungan akuntansi, penutupan kas, dan evaluasi. Ryanda Bella Rengku (2012), mengemukakan bahwa individu dengan mental accounting akan lebih berhati-hati dalam menilai suatu risiko dan return yang nantinya akan dihasilkan dari suatu investasi. Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemilihan investasi dengan mempertimbangkan risiko dan return yang menguntungkan akan semakin sering terjadi jika individu memiliki mental accounting yang tinggi. Dengan kata lain, individu yang memiliki mental accounting tinggi akan cenderung memilih investasi pada aset riil dibanding investasi pada akun bank. 3. Emotion Faktor berikutnya adalah emotion, yakni perasaan seseorang pada saat tertentu, bisa good mood bisa bad mood yang merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan terutama untuk keputusan-keputusan yang

23 memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi. Pada saat good mood, individu dapat menilai situasi yang berisiko dengan baik, sehingga dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang baik dan benar sedangkan pada saat badmood, individu cenderung tidak dapat menilai situasi yang berisiko dengan baik sehingga tidak dapat mengambil keputusan yang baik dan benar (Ryanda Bella Rengku:2012). Individu yang berada dalam posisi good mood akan lebih mampu memperhitungkan tingkat risiko dalam pilihan investasi. Begitu juga sebaliknya. Pengambilan keputusan seharusnya tidak melibatkan emosi negatif (badmood), karena emosi negatif dapat mendorong individu untuk mengambil keputusan dalam waktu yang terlalu cepat (Ackert & Deaves, 2010: 132). Melalui pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi emosi negatif (badmood) seseorang, maka pemilihan investasi tanpa mempertimbangkan risiko akan semakin sering terjadi. Dengan kata lain individu dengan tingkat emosi negatif yang tinggi (badmood), akan lebih memilih investasi pada aset riil karena pengambilan keputusan terlalu cepat yang didasari emosi tanpa mempertimbangkan risiko.

24 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini terdiri dari dua komponen, yakni kerangka besar penelitian dan kerangka pemikiran. Gambar 2.1 KERANGKA BESAR PENELITIAN

25 FAKTOR PSIKOLOGIS : 1. Overconfidence 2.Mental Accounting 3. Emotion ALTERNATIF INVESTASI 1. Investasi pada Akun Bank 2. Investasi padareal Asset Gambar 2.2 KERANGKA PEMIKIRAN Sumber: Ryanda Bella Rengku (2012), diolah Berdasarkan penelitian terdahulu yang dibahas sebelumnya, kerangka penelitian ini memiliki tiga faktor psikologis sebagai variabel bebas dan dua variabel terikat. Faktor-faktor psikologis ini menjadi variabel yang dapat mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan pemilihan alternatif investasi. Hal tersebut yang selanjutnya akan memberikan hasil berbeda dalam memilih rancangan pengelolaan dana keluarga. 2.4 Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini, hipotesis dinyatakan secara statistic dan nondirectional. Adapun hipotesis yang dapat dinyatakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

26 1. Ibu rumah tangga dengan overconfidence yang tinggi lebih besar kemungkinan memilih investasi real asset dibanding investasi pada akun bank 2. Ibu rumah tangga dengan mental accounting yang tinggi lebih besar kemungkinan memilih investasi real asset dibanding investasi pada akun bank 3. Ibu rumah tangga dengan emotion yang tinggi lebih besar kemungkinan memilih investasi real asset dibanding investasi pada akun bank