II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi obyektif menunjukkan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik masih

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BALAI VETERINER BANJARBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

Laporan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Terhadap Pelayanan Pendidikan di STKS Bandung,

BAB I. PENDAHULUAN. penerimaan pemerintah (Nurcholis, 2006). Ada beberapa jenis desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan masyarakat dan pelayanan administrasi. Kedua hal tersebut. beriringan dalam mewujudkan kinerja pelayanan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Istilah dalam proses pengadaan barang/jasa Pemerintah,

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

I PENDAHULUAN. kebutuhan penerima layanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan.

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM PADA UNIVERSITAS LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

Proposal Skripsi Manajemen Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Good Governance adalah tata kelola pemerintahan yang baik yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEI KEPUASAN PELANGGAN BALAI BESAR TMC

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang jasa pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

ENDANG WIRJATMI TRILESTARI KANTOR: STIA-LAN BANDUNG JL. CIMANDIRI TELP: FAX: BANDUNG RUMAH: JL. DANGDEUR INDAH NO.

Kata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. lain. (George R. Terry, Ph.D) Jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

1. Pendahuluan. Kualitas pelayanan telah menjadi kunci keberhasilan bagi organisasi jasa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT. BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan terhadap perusahaan yang dikelola tersebut. pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982) adalah cara

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2010 Seri : E

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI LUAR NIKAH PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pelayanan sosial kemanusiaan, secara faktual pelayanan rumah sakit telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI BIDANG NON PERIJINAN DI KANTOR KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai pelayanan dalam

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. Catatan sipil merupakan suatu catatan yang menyangkut kedudukan hukum

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KANTOR BERSAMA SAMSAT UPT KUTAI KARTANEGARA

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR CHART... v. LAMPIRAN... vi Latar Belakang Tujuan Penelitian...

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Samiuddin (2005), Melakukan penelitian dengan judul Kajian Tentang

Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya

Analisis Kualitas Pelayanan Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kec. Bonang Kab. Demak

PENDAHULUAN. IKM - I 2016 Page 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator. Oleh karena itu, bila sebuah negara berada dalam posisi menuju

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

mendapatkan pelayanan berlaku universal terhadap siapa saja yang berkepentingan atas hak

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesawaran, penulis akan mendefinisikan beberapa konsep yaitu konsep kualitas dan pelayanan publik. Setelah itu, penulis akan menambahkan uraian tugas pokok dan fungsi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesawaran, akan tetapi uraian tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak akan dijelaskan secara keseluruhan, namun yang ada kaitannya dengan permasalahan. Kemudian, untuk mengetahui kualitas pelayanan pembuatan KTP, penulis akan menggunakan beberapa indikator yang diuraikan oleh beberapa ahli. A. Tinjauan Tentang Kualitas Trigono (1997:157) mendefinisikan kualitas adalah: standar yang harus dicapai mengenai cara kerja, proses, dan hasil kerja. Dari standar tersebut memungkinkan terdapat sebuah ukuran dari proses dan hasil kerja seseorang atau badan. Kemudian Bob Woworuntu (1997:64) mendefinisikan kualitas adalah: sebuah kondisi dinamis proses dari lingkungan yang memenuhi harapan. Trigono (2000:76) mendefinisikan kualitas adalah:

11 standar yang harus dicapai oleh seseorang atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses, dan hasil kerja atau produk berupa barang jasa. Sedarmayanti (2001:59) mendefinisikan kualitas adalah: ukuran yang mengatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi, dan harapan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka penulis mengambil kesimpulan yang dimaksud kualitas adalah: suatu ukuran yang menyatakan tercapainya persyaratan dan spesifikasi tertentu oleh seseorang, kelompok, lembaga atau organisasi yang dapat dilihat dari hasil kerjanya. B. Tinjauan Tentang Pelayanan Publik Pelayanan publik dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, hlm. 2 adalah: kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pandji Santoso (2008:57) mendefinisikan pelayanan publik adalah: pemberian jasa, baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah, atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat. Dengan demikian yang memberikan pelayanan publik kepada masyarakat luas bukan hanya instansi pemerintah, melainkan pihak swasta juga. Pelayanan publik yang dijalankan oleh instansi pemerintah bermotif sosial-politik, yakni menjalankan tugas pokok serta mencari dukungan suara. Sedangkan pelayanan publik oleh pihak swasta bermotif ekonomi, yakni mencari keuntungan (profit orientied). Joko Widodo (2001:269) mendefinisikan pelayanan publik adalah:

12 pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian pelayanan publik di atas, maka penulis mengambil kesimpulan yang dimaksud pelayanan publik adalah: pemberian jasa, baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah, atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat dan pelakasanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Bupati Pesawaran Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Jabatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesawaran, Pasal (15) dan (16), Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: melakukan sinkronisasi dan korelasi kerja dengan unit kerja lainnya di lingkungan bidang kependudukan dalam rangka penyusunan rencana program kerja seksi pendaftaran untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Melaksanakan pendaftaran dan pencatatan administrasi penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Melaksanakan pengumpulan data pengolahan pelayanan pendaftaran penduduk WNI dan WNA. Memeriksa dan meneliti berkas pendaftaran penduduk WNI dan WNA. Memberikan nomor induk kependudukan dalam penerbitan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). D. Model-Model Penilaian Kualitas Pelayanan Publik Menurut Vicent Gosperz dalam Moenir (1992:125), kualitas pelayanan publik dapat diukur dengan 9 (sembilan) indikator, yaitu: a. Kepastian waktu pelayanan, yaitu adanya kepastian waktu dalam pemberian pelayanan sesuai dengan ketetapan.

13 b. Ketepatan waktu pelayanan, yaitu berkaitan dengan waktu proses atau penyelesaian permohonan pelayanan, apakah tepat sesuai dengan kesepakatan pemberi dan penerima pelayanan. c. Akurasi pelayanan, yaitu berkaitan dengan realita dalam pemberian pelayanan yaitu terbebas dari kesalahan-kesalahan teknis, baik dalam hal penulisan atau pengetikan permohonan yang telah diajukan sebelumnya. d. Kesopanan dan keramahan petugas pemberi layanan, yaitu mencerminkan perilaku pegawai dalam pemberian pelayanan. e. Tanggung jawab dalam penerimaan pesan atau permintaan pelayanan, yaitu pemberi pelayanan bersedia memperbaiki bila terjadi kesalahan dalam pemberian pelayanan serta petugas yang ada tidak saling lempar tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. f. Kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan, yaitu berkaitan dengan ketersedian perangkat penunjang pelayanan yang memadai, seperti mesin tik, komputer dan lain sebagainya. g. Kemudahan mendapat pelayanan, yaitu kemudahan dalam administrasi dan jumlah petugas yang melayani. h. Variasi model pelayanan, yaitu berkaitan dengan banyaknya variasi model pelayanan yang diberikan. i. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, yaitu berkaitan dengan tempat pelayanan. Menurut Keputusan Menpan Nomor 06/1995 tentang Pedoman Penganugerahan Piala Abdisatyabakti Bagi Unit Kerja/Kantor Pelayanan Percontohan, ada 8 (delapan) kriteria pelayanan publik yang baik yaitu sebagai berikut: a. Kesederhanaan, yaitu prosedur atau tatacara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksankan oleh masyarakat yang meminta pelayanan. b. Kejelasan dan Kepastian, yaitu adanya kejelasan dan kepastian mengenai: 1. Prosedur atau tatacara pelayanan. 2. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif. 3. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan. 4. Rincian biaya atau tarif pelayanan dan tatacara pembayarannya. c. Keamanan, yaitu proses serta hasil pelayanan dapat memberi rasa aman, kenyamanan, dan dapat memberikan kepastian hukum bagi masyarakat. d. Keterbukaan, yaitu prosedur, tatacara, persyaratan, satuan kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian biaya atau tarif, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib dinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta. e. Efisien, mengandung dua arti, yaitu: 1. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap

14 memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang diberikan. 2. Dicegah dengan adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintahan lain yang terkait. f. Ekonomis, yaitu pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: 1. Nilai barang dan atau jasa pelayanan masyarakat dan tidak menuntut biaya yang terlalu tinggi di luar kewajaran. 2. Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar. 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Keadilan dan merata, yaitu cakupan atau jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat. h. Ketepatan waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Disamping kriteria-kriteria kualitatif tersebut, dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dengan kriteria kuantitatif, antara lain meliputi: a. Jumlah warga/masyarakat yang meminta pelayanan (perhari, perbulan atau pertahun). b. Perbandingan periode pertama dengan periode berikutnya menunjukkan peningkatan atau tidak. c. Lamanya waktu pemberian pelayanan masyarakat sesuai permintaan (dihitung secara rata-rata). d. Pengunaan perangkat-perangkat modern untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat. e. Frekuensi keluhan dan atau pujian masyarakat penerima pelayanan terhadap pelayanan yang diberikan oleh unit kerja/kantor pelayanan yang bersangkutan. Valeria A. Zeitaml (1990) mengonsepsikan mutu layanan publik pada dua pengertian, yaitu expected service dan preceived service. Keduanya terbentuk oleh dimensi-dimensi mutu layanan, yaitu: a. Tangibles (terjamah) b. Rehability (andal) c. Responsiveness (tanggap) d. Competence (kompeten) e. Courtesy (ramah) f. Credibility (bisa dipercaya)

15 g. Security (aman) h. Acces (akses) i. Communication (komunikasi) j. Unsderstanding the custumer (memahami pelanggan) Dalam pada itu, expected service juga dipengaruhi oleh: a. Word of mouth (kata-kata yang diucapkan) b. Personal needs (kebutuhan pribadi) c. Past experience (pengalaman masa lalu) d. Ekternal Communications (komunikasi eksternal). Sedangkan Berry, Zeithaml, dan Parasuraman (Lovelock,1992:224) mengemukakan identifikasi dimensi prinsip yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai institusi pemberi layanan jasa, yaitu: a. Tangibles (terjamah), yaitu seperti kemampuan fisik, peralatan, personil dan komunikasi material. b. Reliability (handal), yaitu kemapuan membentuk pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan memiliki keajegan. c. Responsiveness (pertanggungjawaban), yaitu rasa tanggung jawab terhadap mutu pelayanan. d. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan, perilaku dan kemampuan pegawai. e. Empathy (empati), yaitu perhatian perorangan pada pelanggan. Berkaitan dengan adanya berbagai kesenjangan dalam pemberian palayanan, Macaulay dan Cook (1997:8) memberikan kiat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, yaitu sebagai berikut: a. Menciptakan kepemimpinan yang berorintasi pelanggan (custumer oriented). b. Menciptakan citra positif di mata pelanggan. c. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap pelanggan. d. Mengelola proses pemecahan masalah. e. Pengembangan budaya persuasi positif dan negosiasi. f. Mengatasi situasi sulit yang dihadapi pelanggan. Untuk dapat mencapai sasaran pemberian pelayanan secara tepat, Macaulay dan Cook (1997:126) menyarankan menggunakan pendekatan SMART, yaitu:

16 a. Specific (spesifik) b. Measurable (terukur) c. Achievable (dapat dicapai) d. Relevant (relevan) e. Time-bound (keterikatan dengan waktu) Thoha (1998) berpendapat bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, organisasi publik (birokrasi publik) harus mengubah posisi dan peran (revitalisasi) dalam memberikan layanan publik. Zethaml (1990) mengemukakan tolak ukur kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari sepuluh dimensi antara lain: 1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil, dan komunikasi. 2. Resliable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat. 3. Responsiveness, kemampuan untuk membantu konsumen bertanggungjawab terhadap mutu layanan yang diberikan. 4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan layanan. 5. Courtesey, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi. 6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat. 7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai bahaya dan resiko. 8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan. 9. Communication, kemamuan pemberi layanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat. 10. Understanding the custumer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Prinsip-prinsip pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Publik antara lain: 1. Kesederhanaan, yaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan, meliputi:

17 a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik. b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan, persoalan, dan sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik. c. Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran. 3. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 4. Akurasi, yaitu produk pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tepat, dan sah. 5. Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. 6. Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika). 8. Kemudahan akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, yaitu pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. 10. Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain. Berdasarkan beberapa model penilaian kualitas pelayanan publik di atas, maka dalam penelitian ini penulis memilih model dari pendapat Vicent Gosperz, karena penulis berpendapat indikator tersebut sederhana dan mudah untuk dipahami. E. Kerangka Pikir Kabupaten Pesawaran resmi menjadi daerah otonom pada tanggal 2 November 2007. Sebagai daerah otonomi yang baru terbentu, pemerintah setempat dituntut untuk dapat meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat. Pelayanan publik seperti pembuatan KTP hanyalah salah satu bentuk pelayanan publik di Kabupaten Pesawaran. Pemerintah Kabupaten Pesawaran yaitu Dinas

18 Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah dinas yang mempunyai wewenang untuk dalam penyelenggaraan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Berdasarkan uraian singkat mengenai kerangka pikir di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar kerangka pikir di bawah ini.

19 Gambar 1. Gambar Kerangka Pikir Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesawaran Indikator kualitas pelayanan publik diukur dari: 1. Kepastian waktu pelayanan publik 2. Ketepatan waktu pelayanan publik 3. Akurasi pelayanan publik 4. Kesopanan dan keramahan petugas a. Petugas bersikap sopan b. Petugas bersikap ramah 5. Tanggung jawab pemberi pelayanan publik 6. Kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan publik 7. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan publik a. Kemudahan dalam administrasi pelayanan publik b. Petugas pemberi pelayanan publik 8. Variasi model pelayanan publik 9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan Kualitas pelayanan publik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesawaran dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) BAIK SEDANG BURUK