BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli :

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB II URAIAN TEORITIS

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, & Rentabilitas Pada PT. Lerindro Internasional

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

23 Universitas Sumatera Utara BAB III PEMBAHASAN. A. Laporan keuangan. 1. Pengertian Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

Transkripsi:

50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu cara penilaian tersebut adalah dengan melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh PT Karya Adikita Galvanize untuk menilai kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan. Analisa yang dilakukan terbatas pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan analisa laporan keuangan untuk penilaian kinerja manajemen secara umum untuk tahun 2005 dan 2006. Walaupun laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan posisi keuangan namun untuk tujuan analisa ini lebih banyak menggunakan neraca dan laporan perhitungan laba rugi. A. Perbandingan Laporan Keuangan Seperti telah diketahui, bahwa penulis lebih banyak menggunakan neraca dan laporan laba rugi didalam melakukan analisa sehingga penulis hanya menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal pada suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Dengan demikian neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet) menunjukkan aktiva, hutang serta modal perusahaan

51 pada dua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan. Laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, biaya, laba dan rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen pada perusahan yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan pada dasarnya adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress laporan keuangan yang terdiri dari data-data, sehingga jika seseorang ingin menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan maka harus mengkombinasikan antara lain : 1. Pencatatan Fakta Artinya laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang tersimpan di bank, jumlah piutang, hutang maupun jumlah aktiva tetap yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan. 2. Prinsip dan kebiasaan didalam akuntansi Artinya data yang dicatat itu berdasarkan prosedur maupun anggapananggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan uang atau keseragaman. 3. Pendapat pribadi Yang dimaksud pendapat pribadi adalah walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi atas dalil yang sudah ditetapkan menjadi standar praktek

52 pembukuan namun penggunaan dari konvensi-konvensi dalil dasar tersebut tergantung pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan dan integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang teracatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disepakati. Apabila laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode, maka analisa yang demikian dinamakan analisa horizontal atau analisa dinamis. Dengan mengadakan atau menggunakan analisia yang dinamis akan diperoleh hasil analisa yang memuaskan., karena laporan keuangan yang diperbandingkan untuk dua periode, akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Berikut ini penulis sajikan tabel Neraca dan Laporan Laba-rugi perbandingan PT Karya Adikita Galvanize:

53 Tabel 4.1 PT KARYA ADIKITA GALVANIZE NERACA PERBANDINGAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2007 Aktiva Aktiva Lancar Uraiaan 2007 2006 Naik Turun 2006 atas 2007 Rp % Kas dan Setara Kas 1.556.458.434 1.389.499.592 166.958.842 12,02 Piutang Usaha 1.254.083.504 1.174.178.470 79.905.034 6,81 Persediaan 3.470.131.327 2.750.459.850 719.671.477 26,17 Jumlah Aktiva Lancar 6.280.673.265 5.314.137.912 966.535.353 18,19 Aktiva Tetap Tanah 1.648.576.500 1.648.576.500 - Bangunan 651.475.750 351.475.750 300.000.000 85,35 Mesin dan Peralatan 823.775.000 613.925.000 209.850.000 34,18 Kendaraan 1.686.096.500 1.312.979.750 373.116.750 28,42 Jumlah Aktiva Tetap 4.809.923.750 3.926.957.000 882.966.750 22,48 (Akum. Penyusutan) (848.066.892) (777.547.114) (70.519.778) 9,07 Nilai Buku Akt, Tetap 3.961.856.858 3.149.409.886 812.446.972 25,80 - Jumlah Aktiva 10.242.530.123 8.463.547.798 1.778.982.325 21,02 -

54 Passiva Kewajiban Lancar Uraiaan 2007 2006 Naik Turun 2006 atas 2007 Rp % Hutang Usaha 704.472.087 607.457.456 97.014.631 15,97 Hutang Lain-lain 1.080.439.262 948.457.058 131.982.204 13,92 Hutang Pajak 180.738.127 187.680.222 (6.942.095) (3,70) Jumlah kewajiban Lancar 1.965.649.476 1.743.594.736 222.054.740 12,74 Kewajiban Jangka panjang Hutang Bank 250.000.000 250.000.000 - Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 250.000.000 250.000.000 - - - Ekuitas Modal disetor 500.000.000 500.000.000 - - Sisa Laba/ (Rugi) 5.978.556.722 4.621.320.318 1.357.236.404 29,37 Laba s/d tahun lalu 1.548.323.925 1.348.632.744 199.691.181 14,81 Laba tahun berjalan 7.526.880.647 5.969.953.062 1.556.927.585 26,08 - Jumlah Ekuitas 8.026.880.647 6.469.953.062 1.556.927.585 24,06 Jumlah Passiva 10.242.530.123 8.463.547.798 1.778.982.325 21,02 Dari neraca yang diperbandingkan antara tahun 2006 & 2007 menunjukkan : 1. Jumlah rupiah kenaikan aktiva ditahun 2007 sebesar Rp 1.778.982.325,-. Total hutang naik Rp 222.054.740,-, dan Total Ekuitas naik sebesar Rp 1.556.927.585,-. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan modal kerja yang memungkinkan disebabkan oleh keuntungan atau laba. Dengan adanya perubahan aktiva lancar 21,02% lebih baik daripada perubahan hutang lancar 12,74% menunjukkan adanya perbaikan posisi

55 keuangan jangka pendek. Dan adanya kenaikan dalam sektor modal sendiri dan turunnya hutang dikarenakan penurunan pada hutang pajak. 2. Piutang usaha naik sebesar 6,81 %. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa : (a) Kurang efisien dan efektifnya bagian kredit dan penagihan dan (b) lebih banyak penjualan kredit daripada penjualan tunai atau kurangnya perubahan kebijakan pemberi kredit. 3. Selama tahun 2006 sampai 2007, perusahaan melakukan investasi. Hal ini terbukti adanya kenaikan aktiva tetap sebesar 22,48 %.

56 Tabel 4.2 PT KARYA ADIKITA GALVANIZE LAPORAN LABA RUGI PERBANDINGAN 31 DESEMBER 2006 dan 2007 Uraiaan 2006 2007 Naik Turun 2006 atas 2007 Rp % Penjualan Tunai net 4.599.103.927 4.823.005.165 223.901.238 4,87 Penjualan Kredit Net 30.216.217.247 34.324.764.031 4.108.546.784 13,60 Jumlah Penjualan Netto 34.815.321.174 39.147.769.196 4.332.448.022 12,44 Harga Pokok Penjualan (27.730.779.195) (31.541.438.809) (3.810.659.614) 13,74 Laba Kotor 7.084.541.979 7.606.330.387 521.788.408 7,37 Biaya Operasional Biaya Pegawai 1.489.343.046 1.548.400.347 59.057.301 3,97 Biaya Umum & Adm 1.402.545.331 1.456.408.843 53.863.512 3,84 Biaya Penyusutan 244.628.896 265.579.191 20.950.295 8,56 Total biaya Operasional 3.136.517.273 3.270.388.381 133.871.108 4,27 Laba Bersih Operasional 3.948.024.706 4.335.942.006 387.917.300 9,83 Pendapatan/ Biaya lain (2.046.406.501) (2.149.050.685) (102.644.184) 5,02 Laba Sebelum Pajak 1.901.618.205 2.186.891.321 285.273.116 15,00 Taksiran Pajak (552.985.462) (638.567.396) (85.581.934) 15,48 Laba Setelah Pajak 1.348.632.743 1.548.323.925 199.691.182 14,81 Dalam Laporan Laba Rugi yang diperbandingkan antara tahun 2006 dan 2007 menunjukkan : 1. Gross Profit dalam tahun 2007 mengalami kenaikan sebanyak Rp 521.788.408,- kenaikan gross profit ini karena terjadinya kenaikan penjualan

57 kredit Rp 4.108.546.784,-. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan tetapi perubahan atau kenaikan laba kotor ini harus dianalisa lebih lanjut tentang faktor-faktor penyebabnya, hal ini disebabkan adanya perubahan volume penjualan, perubahan harga jual atau perubahan biaya per unit. 2. Penjualan naik Rp 4.332.448.022,- atau 12,44 % dan biaya penyusutan naik Rp 20.950.295,- atau 8,56 %. 3. Laba bersih mengalami kenaikan di tahun 2007 sebesar Rp 4.332.448.022,- atau sebesar 12,44 %. Kenaikan laba perusahaan ini disebabkan adanya kenaikan penjualan kredit. B. Analisa Kondisi Keuangan Analisa dan penafsiran kondisi keuangan jangka pendek atau jangka panjang adalah penting bagi pihak-pihak manajemen maupun pihak-pihak diluar perusahaan, seperti kreditur dan pemilik perusahaan. Bank-Bank komersial dan kreditur jangka pendek lainnya sangat menaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kredit jangka pendeknya. Manajemen berkepentingan untuk mengetahui efisiensi pengguanaan modal kerja dan pemegang saham serta kreditur jangka panjang untuk mengetahui prospek pembayaran deviden dan bunga. Dengan analisa rasio ini dapat diketahui tingkat likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan rentabilitas sutau perusahaan. Sedangkan data-data yang digunakan untuk analisa ini merupakan data-data yang diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan tersebut. Berikut penulis sajikan analisa rasio pada PT Karya Adikita Galvanizeyang penulis uraikan menjadi empat klasifikasi yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.

58 1. Analisa Likuiditas Analisa ini digunakan untuk mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Beberapa analisa keuangan yang penulis sajikan untuk menilai tingkat likuiditasnya, yaitu Current Ratio, Cash Ratio dan Cash Turnover.. Selanjutnya penulis sajikan perhitungan rasio likuiditas dari PT Karya Adikita Galvanize: a. Current Ratio Rumus : Aktiva Lancar Hutang Lancar Tabel 4.3 Current Ratio Aktiva lancar (a) Hutang lancar (b) Current Ratio (a/b) 5.314.137.912 1.743.594.736 3,05 kali 6.280.673.265 1.965.649.476 3,2 kali Hasil perhitungan current ratio yang dilakukan oleh penulis adalah menunjukkan aktiva lancar sejumlah 3,05 kali atau setiap Rp1,- utang lancer dijamin oleh Rp 3,05 harta lancar untuk tahun 2006 dan 3,2 kali untuk tahun 2007, artinya untuk setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh Rp 3,2 harta lancar.

59 Current ratio perusahaan telah berada diatas 200% artinya perusahaan telah dapat menutupi hutang lancar dan menunjukkan kewajiban lancar untuk dibayar penuh oleh perusahaan. b. Cash Ratio Kas Rumus : x 100% Hutang Lancar Tabel 4.4 Cash Ratio Kas (a) Hutang lancar (b) Cash Ratio (a/b) 1.389.499.592 1.743.594.736 79,4% 1.556.458.434 1.965.649.476 79,2% Dari data tersebut terlihat adanya penurunan persentase sebesar 0,2% pada tahun 2007, ini disebabkan karena adanya penurunan pada kas perusahaan, sehingga kas yang dimiliki perusahaan masih mampu melunasi hutang jangka pendeknya.

60 c. Cash Turnover Rumus : Penjualan Total Aktiva lancar Total Hutang lancer Tabel 4.5 Cash Turnover Penjualan (a) Modal Kerja bersih (b) Cash Turnover (a/b) 34.815.321.174 3.570.543.176 9,75 kali 39.147.769.196 4.315.023.789 9,07 kali Dilihat dari tabel diatas, maka kecepatan kas untuk tahun 2006 adalah sebesar 9,75 kali dan untuk tahun 2007 adalah sebesar 9,07 kali. Tahun 2006 lebih besar dibandingkan tahun 2007, dengan demikian maka tahun 2006 lebih baik dibandingkan tahun 2007 maka adanya penurunan penjualan secara tunai pada tahun 2007. 2. Analisa Solvabilitas Analisa solvabilitas merupakan analisa yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Beberapa analisa keuangan yang penulis sajikan untuk menilai tingkat solvabilitas PT Karya Adikita Galvanize, yaitu : Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Equity Ratio.

61 Berikut ini penulis sajikan perhitungan rasio solvabilitas dari PT Karya Adikita Galvanize: a. Debt to Asset Ratio Total Hutang Rumus : x 100% Total Aktiva Tabel 4.10 Debt to Asset Ratio Total Hutang (a) Total Aktiva (b) Debt to Asset Ratio(a/b) 1.993.594.736 8.463.547.798 23,56% 2.215.649.476 10.242.530.123 21,63% Dari tabel terlihat bahwa rasio utang pada tahun 2006 dan 2007 memperlihatkan rasio yang cukup baik, yaitu terjadi penurunan sebesar 1,93% pada tahun 2007, yaitu 23,65% untuk tahun 2006 dan 21,63% untuk tahun 2007. Artinya bahwa pendanaan perusahaan untuk setiap Rp 100,- pada tahun 2006 Rp 23,65 dibiayai dengan utang dan Rp 76,35 disediakan oleh pemegang saham dan untuk tahun 2007 Rp 21,63 dibiayai dengan utang dan Rp 78,37 disediakan oleh pemegang saham. Berarti tingkat ketergantungan perusahaan atas modal pinjaman tahun 2006 dan 2007 semakin menurun. Dengan keadaan rasio hutang terhadap total asset yang kurang dari 100% berarti modal sendiri mampu memberikan jaminan yang aman bagi kreditur.

62 b. Debt to Equity Ratio Total Hutang Rumus : x 100% Ekuitas Tabel 4.11 Debt to Equity Ratio Total Hutang (a) Ekuitas (b) Debt to Equity (a/b) 1.993.594.736 6.469.953.062 30,81% 2.215.649.476 8.026.880.647 27,60% Dari tabel diatas terlihat bahwa kreditur mempunyai tingkat kepercayaan yang cukup baik kepada PT Karya Adikita Galvanize, karena jumlah Ekuitas yang ada cukup besar dibandingkan dengan seluruh hutanghutang. Pada tahun 2006, kreditur menyediakan Rp 30,81 untuk setiap Rp 100,- yang disediakan pemegang saham. Sedangkan pada tahun 2007 rasio ini mengalami penurunan kreditur sebesar Rp 27,60 untuk setiap Rp 100,- dari tahun 2006, yang berarti terjadi penurunan pada hutang, jika ratio rata-rata industri sebesar 80% maka perusahaan dinilai baik untuk pelunasan seluruh hutang-hutang.

63 c. Long Term Debt to Equity Rasio Hutang Jangka Panjang Rumus : x 100% Ekuitas Tabel 4.12 Long Term Debt to Equity Ratio Hutang Jangka Panjang (a) Ekuitas (b) Long Term Debt to Equity (a/b) 250.000.000 6.469.953.062 3,86% 250.000.000 8.026.880.647 3,11% Dari table diatas menunjukan bahwa rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri adanya penurunan, pada tahun 2006 setiap hutang Rp 3,86 dibayar dengan modal sendiri sedangkan pada tahun 2007 hutang Rp 3,11 dibayar dengan modal sendiri, artinya ada penurunan pembayaran dengan modal sendiri. 3. Analisa Aktivitas Analisa ini mengukur bagaimana efektifnya perusahaan menggunakan semua sumber daya yang dikelolanya. Analisa ini mengukur perbandingan antara tingkat pendapatan dan investasi dalam berbagai aktivitas. Beberapa analisa keuangan yang penulis lakukan adalah untuk menilai tingkat aktivitasnya, yaitu : Receivable Turnover, Days of Inventory, Fixed Assets Turnover dan Assets Turnover.

64 Berikut ini penulis sajikan perhitungan rasio aktivitas dari PT Karya Adikita Galvanize: a. Receivable Turnover Rumus : Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Tabel 4.6 Receivable Turnover Penjualan Kredit (a) Rata-rata Piutang (b) ReceivableTurnover (a/b) 30.216.217.247 1.174.178.470 26 kali 34.324.764.031 1.254.083.504 27 kali b. Days of Receivable Piutang Rumus : x 365 ReceivableTurnover Tabel 4.7 Days of Receivable Jumlah hari dalam 1 tahun (a) ReceivableTurnover (b) Days of Receivable (a/b) 365 26 14 hari 365 27 14 hari

65 Dari tabel tersebut terlihat bahwa perputaran piutang pada tahun 2006 adalah 26 kali lamanya dana dalam piutang adalah 14 hari, kemudian pada tahun 2007 semakin meningkat yaitu sebesar 27 kali lamanya dana dalam piutang adalah 14 hari. Berdasarkan analisa di atas dapat dilihat terjadinya kenaikan 1 kali, dan kondisi perusahaan untuk rata-rata jangka waktu penagihan untuk tahun 2006 dan 2007 masih dalam batas waktu penagihan Yang ditentukan. Kesimpulannya aktivitas usaha perusahaan yang cukup baik. c. Fixed Assets Turnover Rumus : Penjualan Bersih Total Aktiva Tetap Tabel 4.8 Fixed Assets Turnover Penjualan bersih (a) Total Aktiva Tetap (b) Fixed Assets Turnover (a/b) 34.815.321.174 3.149.409.886 11,05 kali 39.147.769.196 3.961.856.858 9,88 kali Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat perputaran aktiva tetap sebesar 11,05 kali untuk tahun 2006 dan 9,88 kali untuk tahun 2007. Sehingga pada tahun 2007 yang mengalami penurunan sebesar 1,17 kali. Kondisi tersebut sangat sulit bagi perusahaan menanamkan dananya dalam keseluruhan aktiva tetap untuk menghasilkan pendapatan

66 d. Total Assets Turnover Rumus : Penjualan Bersih Total Aktiva Tabel 4.9 Total Assets Turnover Penjualan bersih (a) Total Aktiva (b) Total Assets Turnover (a/b) 34.815.321.174 5.314.137.912 6,55 kali 39.147.769.196 6.280.673.265 6,23 kali Hasil perbandingan total assets turnover diatas menunjukkan pada tahun 2006 terjadi perputaran aktiva sebesar 6,55 kali dan pada tahun 2007 sebesar 6,23 kali. Terlihat pada tabel diatas pada tahun 2006 setiap rupiah dari total aktiva dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 6,55 dan pada tahun 2007 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 6,23. Rasio diatas cukup baik karena perusahaan telah dapat memaksimalkan keseluruhan aktiva yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan pendapatan.. 4. Analisa Profitabilitas Analisa ini merupakan kriteria yang secara luas dan dianggap valid untuk dipakai sebagai alat pengukur mengenai hasil pelaksanaan operasional perusahaan. Selain itu dengan rasio ini dapat diketahui jumlah relatif laba atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha.

67 Beberapa analisa keuangan yang penulis sajikan untuk menilai tingkat rentabilitasnya, yaitu : Profit Margin, Net Profit Margin dan Return On Investment. Berikut ini penulis sajikan perhitungan rasio rentabilitas dari PT Karya Adikita Galvanize: a. Profit Margin Rumus : Laba Usaha Penjualan Tabel 4.10 Operating Profit Margin Laba Usaha (a) Penjualan (b) Profit Margin (a/b) 7.084.541.979 34.815.321.174 20,35% 7.606.330.387 39.147.769.196 19,43% Dari tabel diatas dapat dilihat laba yang diperoleh pada tahun 2006 adalah sebesar 20,35% dan tahun 2007 adalah sebesar 19,43% terjadi penurunan sebesar 0.92% rasio tersebut masih jauh dibawah 30% sehingga perusahaan masih sulit untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

68 b. Net Profit Margin Rumus : Laba/Rugi Bersih Penjualan Tabel 4.11 Net Profit Margin Laba/ Rugi Bersih (a) Penjualan (b) Net Profit Margin (a/b) 1.348.632.743 34.815.321.174 3,87% 1.548.323.925 39.147.769.196 3,96% Dari tabel diatas dapat dilihat Net Profit Magin yang diperoleh pada tahun 2006 adalah sebesar 3,87% dan tahun 2007 adalah sebesar 3,96% terjadi kenaikan sebesar 0.09% rasio tidak baik karena masih dibawah rata-rata industri sehingga perusahaan masih sulit untuk memperoleh keuntungan yang maksimal c. Retun On Investment Rumus : Laba / Rugi Bersih Total Aktiva Tabel 4.11 Return On Investment Laba / Rugi Bersih (a) Total Aktiva (b) Return On Investment (a/b) 1.348.632.743 5.314.137.912 25% 1.548.323.925 6.280.673.265 24,65%

69 Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tahun 2006, ROI adalah sebesar 25% dan tahun 2007 sebesar 24,65%. Terjadi penurunan sebesar 0,35% yang berarti perusahaan mendapatkan keuntungan bersih dari aktiva tetap dan Penjualan. C. Penilaian Kinerja Perusahaan Berdasarkan Analisa Laporan Keuangan Tujuan analisa laporan keuangan antara lain adalah untuk menilai kemampuan atau kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Berdasarkan analisa kondisi keuangan yang telah dilakukan diatas, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana menginterpretasikan dari hasil analisa tersebut. Setelah penulis melakukan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan periode 2006 dan 2007, maka secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari perhitungan analisa likuiditas yaitu Current Ratio, Cash Ratio dan Cash Turnover. Current ratio berada diatas 100%, Cash Ratio dan Cash Turnover berada dibawah 100% menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan likuid, walau demikian rasio ini dapat dianggap belum cukup memuaskan, yaitu dimana kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya sedikit beresiko. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai aktiva lancar yang hanya berada sedikit diatas nilai hutang lancar. Sebagai pedoman umum dikatakan apabila jumlah aktiva lancar perusahaan minimum dua kali lipat dibandingkan hutang lancar perusahaan yang bersangkutan tidak akan mendapat kesulitan melunasi hutang hutangnya yang jatuh tempo. Dengan keadaan kondisi keuangan yang kurang memuaskan, memungkinkan para kreditur relatif sulit dalam memberikan pinjaman dan tingkat kepercayaan pihak-pihak yang berhubungan dengan

70 perusahaan akan berkurang. Dalam keadaan keuangan seperti ini diharapkan perusahaan dapat memperbaiki dengan berusaha merubah menjadi lebih likuid lagi, dalam hal ini yang dapat dilakukan perusahaan adalah menambah proyek sehingga kas perusahaan bertambah, menjual sebagian aktiva tetapnya atau perusahaan dapat mengadakan penarikan pinjaman dari pihak perbankan dalam jumlah yang cukup dengan ikatan kredit dalam jangka panjang, sehingga dapat membantu pengembangan usaha dan stabilitas arus kas (cash flow) perusahaan. Kedua cara tersebut dilakukan agar perusahaan mampu melunasi sebagian hutang jangka pendeknya, namun perlu diingat dalam hal penarikan pinjaman ini diusahakan agar jangan sampai melebihi keadaan yang nantinya posisi keuangan berubah menjadi tidak sovabel. Hasil dari analisa terhadap tingkat aktivitas secara keseluruhan, mencerminkan bahwa PT Karya Adikita Galvanizesudah menggunakan semua sumber dana yang pengelolaannya secara efektif. Hal ini dapat dilihat dari tingkat perputaran aktiva tetap yang menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan menanamkan dananya dalam keseluruhan aktiva tetapnya untuk menghasilkan pendapatan. Hal ini sejalan dengan keadaan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dimana nilai terbesar dari aktiva tetapnya berupa peralatan serta perlengkapan proyek, yang digunakan dalam aktivitasnya. Selain itu dilihat dari besarnya perputaran piutang dan jangka waktu dari pengumpulan piutang menunjukkan perputaran yang cukup cepat yaitu 14 hari, piutang tersebut sudah dapat dikonversikan menjadi kas. Dengan keadaan seperti ini diusahakan agar perusahaan dapat lebih memperbesar lagi tingkat perputaran piutang dan waktu

71 pengumpulan piutang karena semakin banyak piutang yang dapat ditagih berarti posisi likuiditas perusahaan akan semakin terjamin. Berdasarkan hasil dari analisa solvabilitas menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan solvabel, karena seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menjamin pembayaran hutang-hutangnya. Hal ini juga dapat dilihat dari besarnya nilai seluruh aktiva yang ada lebih besar dibandingkan seluruh hutang-hutangnya. Dengan keadaan seperti ini berarti bahwa para investor kreditor mempunyai tingkat kepercayaan terhadap perusahaan untuk menanamkan investasinya. Namun bila dilihat dari modal sendiri terhadap total hutang memperlihatkan bahwa modal sendiri tidak mampu memberikan jaminan bagi seluruh kewajiban perusahaan. Dilihat dari modal sendiri terhadap total aktiva tetap juga memperlihatkan modal sendiri lebih kecil dibandingkan total aktiva tetapnya, ini disebabkan adanya over investment dalam aktiva tetap dan kurangnya modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Namun secara keseluruhan terlihat adanya usaha dari perusahaan untuk memperbaiki posisi sovabilitasnya, yaitu dengan berkurangnya total hutang dan meningkatnya modal dari pemilik perusahaan. Agar hal ini juga dapat memberikan kepercayaan kepada investor, alangkah baiknya bila perusahaan juga mengadakan tambahan modal dengan menambah penjualan saham kepada investor yang baru. Selanjutnya dari analisa terhadap hasil usaha perusahaan, secara keseluruhan dapat dikatakan cukup memuaskan, karena tidak terlalu besar biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan. Dari profit margin terjadi penurunan sebesar 0.92% rasio tersebut masih jauh dibawah 30% sehingga perusahaan masih

72 sulit untuk memperoleh keuntungan yang maksimal menunjukkan pendapatan yang diperoleh untuk menutupi seluruh biayanya, berarti makin besar porsi laba usaha yang diperoleh. Untuk memperbaiki kinerja manajemen, PT Karya Adikita Galvanize harus bekerja lebih efisien mereka wajib memangkas pos-pos biaya. Dengan keadaan porsi laba usaha yang jumlahnya tidak terlalu besar, berakibat tidak menjamin peningkatan laba pada perusahaan. Pada perhitungan rentabilitas modal sendiri dan return on investment juga tidak memuaskan, karena pada tahun 2006 perusahaan tidak dapat menghasilkan laba dari modal dan aktiva yang dimiliki perusahaan, ini dikarenakan terlalu besarnya biaya operasi yang dikeluarkan sehingga perusahaan mengalami defisit. Tetapi pada tahun berikutnya perkembangan usaha PT, Karya Adikita Galvanize cukup meningkat dengan pesat, yaitu perusahaan telah dapat menutupi defisit yang cukup besar dan menghasilkan keuntungan yang cukup besar pula. Oleh karena itu perusahaan hendaknya mengusahakan agar biaya operasi dan biaya lain-lain ini ditekan serendah mungkin dengan pelaksanaan pengawasan yang lebih ketat atas segala pengeluaran dan biaya yang dilakukan perusahaan sehingga pengeluaran yang merupakan pemborosan dapat diminimalkan.