PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN TUGAS AKHIR

SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT)

BAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN

Jaringan VSat. Pertemuan X

TEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::

PERENCANAAN JARINGAN VSAT TDMA DI WILAYAH AREA JAYAPURA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Masa yang akan datang teknologi komunikasi satelit akan bertambah

CARA KERJA SATELIT. Dalam hal perencanaan frekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi 3, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Apalagi bagi Negara - negara yang mempunyai rintangan - rintangan alamiah,

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH REDAMAN HUJAN PADA TEKNOLOGI VSAT SCPC TERHADAP LINK BUDGET ARAH UPLINK DAN DOWNLINK

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

ANALISIS PENGKODEAN MODEM VSAT TERHADAP PERFORMANSI BER PADA SISTEM SCPC

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2011 (Semantik 2011) ISBN

Media Transmisi Jaringan

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

ANALISIS KINERJA METODE AKSES TOKEN RING PADA LOCAL AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

ANALISA PERBANDINGAN DIAMETER ANTENA PENERIMA TERHADAP KINERJA SINYAL PADA FREKUENSI KU BAND

BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

ANALISA KELAYAKAN JARINGAN VSAT PADA BANK MANDIRI DENGAN METODE AKSES CDMA

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

MEDIA TRANSMISI. Materi Ke-5 Sistem Telekomunikasi Politeknik Telkom

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

KOMUNIKASI SATELIT UNTUK MENINGKATKAN JARINGAN INFORMASI DI DAERAH TERTINGGAL. 1) Teknik Elektro, Universitas Al Azhar Indonesia

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

PERANCANGAN JARINGAN VSAT IP MENGGUNAKAN FREKUENSI KU-BAND PADA SATELIT PALAPA D DI INDONESIA

Satelit. Pertemuan XI

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

ANALISA INTERFERENSI FM TERHADAP LINK TRANSMISI SATELIT INTERMEDIATE DATA RATE

Analisis Redaman Hujan pada Frekuensi C- Band dan Ku-band untuk Komunikasi VSAT- TV pada Daerah Tropis

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

BAB III JARINGAN VSAT BERBASIS IP. topologi star. Mekanisme komunikasinya adalah remote-remote

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)

PENGENALAN TEKNOLOGI VSAT (VERY SMALL APERTURE TERMINAL)

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

Pengantar Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)

UNIVERSITAS INDONESIA

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

ANALISA KINERJA JARINGAN TULANG PUNGGUNG (BACKBONE) MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH POSISI DAN DAYA PANCAR HANDHELD TERHADAP KUALITAS PENERIMAAN SINYAL PADA SATELIT ORBIT RENDAH TUGAS AKHIR

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT

ANALISIS PARAMETER BER DAN C/N DENGAN LNB COMBO PADA TEKNOLOGI DVB-S2

BAB II LANDASAN TEORI

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SATELIT VSAT POINT TO POINT BANK MANDIRI tbk CABANG PADANG KE STASIUN BUMI CIPETE JAKARTA TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

Analisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-Ip (Vsat-Ip)

BAB 3 JARINGAN VSAT ( VERY SMALL APERTURE TERMINAL )

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-IP (VSat-Ip)

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT

BAB IV ANALISIS SISTEM. tersebut dilakukan pengukuran dan pengamatan dari Monitoring HUB

ANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sistem Komunikasi Satelit

KOMUNIKASI DATA. 1. Pendahuluan

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

Simulasi Performansi Payload HAPS (High Altitude Platform System) Untuk FWA (Fixed Wireless Access) Pada Sistem CDMA2000 1x

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB IV EVALUASI KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO CALL MENGGUNAKAN CODEC H.263 DAN H.264 TERHADAP LEBAR PITA JARINGAN YANG TERSEDIA

Studi Perencanaan Broadband VSAT Internet dengan Menggunakan Ka-Band di Indonesia

Transkripsi:

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN Akbar Parlin, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 2155 INDONESIA e-mail : akbarparlin@students.usu.ac.id or akbar.parlin@yahoo.com Abstrak Jaringan kabel kurang sesuai untuk menghubungkan sistem komunikasi yang terpisah jauh secara geografis disebabkan proses instalasi yang tidak efesien dan membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi alternatif seperti Very Small Aperture Terminal (VSAT). Namun demikian, VSAT rentan terhadap interferensi, redaman maupun kelemahan perangkat yang dapat menurunkan kinerja jaringan VSAT. Tulisan ini menganalisis perbandingan kinerja jaringan VSAT berdasarkan diameter antena pelanggan di Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Medan. Dari analisis matematis dan data lapangan, disimpulkan kinerja jaringan VSAT untuk diameter antena 1,8 meter lebih baik jika dibandingkan dengan diameter antena VSAT 1,2 meter. Kata kunci : Very Small Aperture Terminal (VSAT), Kinerja Jaringan 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi telekomunikasi menyebabkan kebutuhan komunikasi semakin meningkat. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) merupakan teknologi yang mendukung pengiriman informasi dari tempat yang terpisah-pisah maupun daerah terpencil (rural area). VSAT merupakan perangkat sistem komunikasi satelit dengan antena berbentuk parabola yang berdiameter hingga 4 meter, yang tersebar di banyak lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit. Teknologi ini sesuai untuk melayani sistem komunikasi yang terpisah jauh secara geografis. VSAT mengatasi kekurangan jaringan kabel yang memiliki area cakupan terbatas, instalasi yang membutuhkan biaya besar serta waktu implementasi yang cukup lama. Secara umum, diameter antena VSAT pada pelanggan berbeda-beda tergantung kebutuhan pelanggan itu sendiri, apakah itu bergerak (mobile) atau tetap (fixed). Umumnya untuk pelanggan mobile menggunakan antena VSAT berdiameter 1,2 meter sedangkan untuk aplikasi fixed perkantoran digunakan antena VSAT berdiameter 1,8 meter. Namun demikian, ada juga beberapa aplikasi di perkantoran yang menggunakan antena VSAT berdiameter 1,2 meter. Walaupun VSAT memiliki kelebihan dibandingkan dengan jaringan kabel, ada permasalahan yang timbul di lapangan yang disebabkan adanya gangguan terhadap media akses antena, baik interferensi, redaman maupun kelemahan perangkat yang pada akhirnya menurunkan kinerja jaringan VSAT. Tulisan ini membandingkan kinerja jaringan VSAT berdasarkan diameter antena pelanggan. Perbandingan kinerja jaringan diperoleh melalui analisis matematis maupun data pengukuran di aplikasi nyata. 2. Kinerja Jaringan VSAT 2.1 Jaringan VSAT VSAT merupakan perangkat sistem komunikasi satelit ground segment dengan antena berbentuk parabola berdiameter hingga 4 meter yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun suara via satelit [1]. Teknologi VSAT tidak hanya melayani pengguna bisnis tetapi melayani pengguna personal (rumah). Infrastruktur jaringan VSAT dirasakan lebih efektif apabila dibandingkan dengan jaringan kabel. Hal ini disebabkan, jaringan kabel kurang efesien karena instalasinya memakan waktu lama dan menelan biaya besar. Disamping itu, sangat rentan terhadap gangguan dan cakupan area yang terbatas karena kendala goegrafis. VSAT juga -45- copyright @ DTE FT USU

menawarkan value added service berbasis satelit seperti : Internet, data, LAN, voice/fax dan dapat menyediakan jaringan komunikasi private/public serta layanan multimedia [1]. Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Dimana link komunikasi dari stasiun VSAT ke satelit disebut Uplink, sedangkan dari satelit ke stasiun VSAT disebut Downlink [2]. Gambar 1 menunjukkan konfigurasi dari jaringan VSAT. (Eb/No), Energy Symbols per Noise (Es/No), Link Availability dan Latency. a. Energy Bit to (Eb/No) Kualitas sinyal yang diterima ditentukan oleh perbandingan energi sinyal pembawa per bit per hertz yang diterima terhadap derau temperatur. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut [4] : ( ) = + 1 (1) Gambar 1. Uplink dan Downlink Stasiun VSAT ke Satelit [2] Sementara itu, adapun arsitektur jaringan VSAT terdiri atas [3] : a. Ground Segment (Segmen Bumi) Adapun bagian-bagian dari segmen bumi meliputi : Hub Station / Master Earth Station, Network Management System (NMS) dan Remote Earth Station. b. Space Segment (Segmen Angkasa) Adapun bagian dari segmen angkasa berupa Transponder Satelit Gambar 2 memperlihatkan tentang bagaimana arsitektur jaringan VSAT tersebut. Gambar 2. Arsitektur Jaringan VSAT [3] Pada Gambar 2 terlihat bahwa sinyal yang dikirim dari Master Earth Station (Stasiun Bumi) akan diterima dan diperkuat kembali oleh satelit yang kemudian dikirimkan ke Remote Earth Station (VSAT). 2.2 Parameter Kinerja Jaringan Parameter kinerja jaringan VSAT yang dianalisis meliputi Energy Bit to = Carrier to noise ratio (db), untuk diameter antena 1,2 meter sebesar 8,32 db dan 1,8 meter sebesar 16,7 db. = Bandwidth (Hz), sebesar 3278,4 KHz. = Bit rate informasi (bps), sebesar 498 Kbps. b. Energy Symbols per Noise (Es/No) Kualitas sinyal juga dapat dinyatakan dalam energy symbol per noise yang dinyatakan dalam persamaan [4] : ( ) = + 1 log + 1 log (2) = Kecepatan symbol modulasi, sebesar 2. = Forward Error Control, sebesar ¾. c. Link Availability Link Availability menunjukkan besar persentase kehandalan sistem dalam menjaga link margin agar tetap berjalan. Link Availability dinyatakan dalam persamaan berikut [4] : = 1 % (3) = total waktu saat link -46- copyright @ DTE FT USU

komunikasi dapat berjalan dengan baik (ms) = total waktu saat link komunikasi terputus (ms) Menurut ITU (International Telecommunication Union), indonesia digolongkan kepada region P dimana intensitas hujannya termasuk sangat tinggi. Intensitas hujan yang dapat mengakibatkan link komunikasi terputus sebesar,1 % per tahun di indonesia adalah 145 mm/h. Sehingga Link Availability diketahui sebesar 99,99 % [5]. d. Latency Latency dapat juga disebut delay, adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Latency dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga waktu proses yang lama. Persamaan perhitungan delay [6] : t d (ms) = (4) t d = latency (ms), dimana t d untuk link komunikasi saat uplink dan downlink = jarak user dengan satelit (meter), dimana pada perhitungan untuk kedua diameter antena saat uplink sebesar 35883,775 Km dan saat downlink sebesar 3648,55 Km = kecepatan cahaya, 3 x 1 8 m/s 3. Analisis Kinerja Jaringan Pada tulisan ini dilakukan analisis perbandingan kinerja jaringan VSAT baik secara matematis maupun data lapangan berdasarkan diameter antena pelanggan yaitu Bank Sumut Capem Setia Budi Medan di PT. Pasifik Satelit Nusantara Medan. Analisis ini dilakukan pada sisi link komunikasi Outbound yang artinya link komunikasi berasal dari hub station (stasiun bumi) menuju remote client (VSAT). Disamping itu, dilakukan pula analisis jaringan VSAT pelanggan yang mengalami gangguan. 3.1 Analisis Matematis Dari persamaan parameter sistem yang telah dijelaskan maka diperoleh hasil perhitungan untuk perbandingan kinerja jaringan VSAT yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Hasil Perhitungan Link Budget Diameter Antena 1,2 Meter Parameter Diameter 1,2 Meter Perhitungan Simbol Nilai Satuan Energy Bit to Eb/No 7,36 db Energy Symbol to Es/No 9,13 db Link Availability Link Availability 99,99 % Uplink Latency Uplink t d 119,6 Ms Downlink Latency Downlink t d 12,1 Ms Total Latency Total t d 239,7 Ms Tabel 2. Hasil Perhitungan Link Budget Diameter Antena 1,8 Meter Parameter Diameter 1,8 Meter Perhitungan Simbol Nilai Satuan Energy Bit to Eb/No 15,74 db Energy Symbol to Es/No 17,51 db Link Availability Link Availability 99,99 % Uplink Latency Uplink t d 119,6 ms Downlink Latency Downlink t d 12,1 ms Total Latency Total t d 239,7 ms Dari Tabel 1 dan Tabel 2, maka diperoleh analisis sebagai berikut : a. Kualitas sinyal Eb/No dan Es/No yang diterima dipenerima untuk diameter 1,2 meter lebih kecil sebesar 7,36 db dan 9,13 db bila dibandingkan dengan diameter antena 1,8 meter sebesar 15,74 db dan 17,51 db. Hal ini akan menyebabkan link komunikasi VSAT untuk diameter antena 1,2 meter lebih rentan terhadap gangguan. b. Latency yang diperoleh secara perhitungan sama besar yaitu 239,7 ms. Hal ini disebabkan jarak kedua antena terhadap satelit sama. c. Availability pada perhitungan link budget VSAT sebesar 99,99 % dimana intensitas hujan sebesar 145 mm/h dengan persentase unavailability sebesar,1 %. Sementara Availability yang dijadikan SOP PT. PSN Medan sebesar 99,5 %. 3.2 Analisis Data Lapangan Berdasarkan data yang diperoleh melalui ruang monitoring PT. Pasifik Satelit Nusantara Medan, data perbandingan kinerja jaringan VSAT meliputi level sinyal Eb/No beserta -47- copyright @ DTE FT USU

latency dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 3. Level Sinyal Eb/No dan Latency Diameter Antena 1,2 Meter a. Level sinyal Eb/No pada diameter antena 1,2 meter sebenarnya sebesar 3,8 db. Sedangkan Es/No sebesar 7 db yang diperoleh dengan menghubungi Call Customer Care PSN Pusat. Sementara level sinyal Eb/No pada diameter antena 1,8 meter sebenarnya sebesar 7,9 db dan Es/No sebesar 1 db. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa level sinyal untuk diameter antena 1,8 meter lebih besar dibandingkan dengan diameter antena 1,2 meter. b. Latency untuk diameter antena VSAT 1,8 meter sebesar 733 ms sementara untuk diameter antena VSAT 1,2 meter sebesar 925 ms. Dapat dilihat, latency pada link komunikasi untuk diameter antena 1,8 meter lebih stabil dibandingkan dengan diameter antena 1,2 meter. Hal ini dapat diketahui untuk diameter antena 1,8 meter dimana Packet : sent = 131, receive = 129, loss = 2 %. Berbeda dengan diameter antena 1,2 meter dimana Packet : sent = 94, receive = 83, loss = 11 %. 3.3 Analisis Gangguan Jaringan Berdasarkan data gangguan yang diperoleh dari PT. Pasifik Satelit Nusantara Medan, maka dapat diketahui perbandingan kinerja jaringan berdasarkan gangguan yang terjadi pada kedua diameter antena selama 6 Bulan dimulai dari periode September 212 Pebruari 213 sebagai berikut : a. Perbandingan Jaringan VSAT Pada Kedua Diameter Antena Adapun grafik perbandingan jumlah gangguan yang terjadi pada kedua diameter antena dapat dilihat pada Gambar 5. 15 1 5 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 V-sat1.2 M V-sat 1.8 M Gambar 4. Level Sinyal Eb/No dan Latency Diameter Antena 1,8 Meter Dari Gambar 3 dan Gambar 4, maka diperoleh analisis sebagai berikut : Gambar 5. Grafik Perbandingan Untuk Kedua Diameter Antena Pada Gambar 5 diketahui bahwa gangguan yang paling banyak terjadi berasal dari diameter antena 1,2 meter. Hal ini membuktikan bahwa antena VSAT 1,2 meter rentan sekali terhadap -48- copyright @ DTE FT USU

gangguan yang ada dibandingkan dengan antena VSAT 1,8 meter. b. Penyebab Gangguan Yang Terjadi Pada Kedua Diameter Antena Adapun grafik penyebab gangguan yang terjadi pada kedua diameter antenar dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Grafik Penyebab Gangguan Yang Terjadi Pada Kedua Diameter Antena Pada Gambar 6 diketahui bahwa gangguan yang terjadi pada media akses antena VSAT selama periode 6 bulan meliputi : tegangan listrik tidak stabil, suhu ruangan yang panas, posisi antena VSAT berubah, air hujan, interferensi, kerusakan perangkat, petir serta level sinyal rendah. c. Penyebab Gangguan Yang Terjadi Pada Diameter Antena 1,2 Meter Adapun grafik penyebab gangguan yang terjadi pada diameter antena 1,2 meter dapat dilihat pada Gambar 7. 6 5 4 3 2 1 6 4 2 Tegangan Listrik Tidak Stabil Suhu Ruangan Panas Posisi Antena VSAT Berubah Air Hujan Interferensi Kerusakan Perangkat Gambar 7. Grafik Penyebab Gangguan Yang Terjadi Pada Diameter Antena 1,2 Meter Pada Gambar 7 diketahui bahwa penyebab gangguan yang paling sering terjadi pada diameter antena 1,2 meter disebabkan oleh level sinyal yang rendah serta perangkat ODU yang kemasukan air (hujan). Disamping itu pula, gangguan terjadi pada setiap bulan. Petir Level Sinyal Rendah Tegangan Listrik Tidak Stabil Suhu Ruangan Panas Posisi Antena VSAT Berubah Air Hujan Interferensi Kerusakan Perangkat Level Sinyal Rendah d. Penyebab Gangguan Yang Terjadi Pada Diameter Antena 1,8 Meter Adapun grafik penyebab gangguan yang terjadi pada diameter antena 1,8 meter dapat dilihat pada Gambar 8. 2.5 2 1.5 1.5 Gambar 8. Grafik Penyebab Gangguan Yang Terjadi Pada Diameter Antena 1,8 Meter Pada Gambar 8 diketahui bahwa penyebab gangguan pada diameter antena 1,8 meter lebih sedikit dibandingkan dengan antena 1,2 meter yaitu hanya pada perangkat ODU yang kemasukan air (hujan) saja. Sementara gangguan hanya terjadi pada periode September 212, Desember 212 serta Januari 213. 4. Kesimpulan Tegangan Listrik Tidak Stabil Suhu Ruangan Panas Posisi Antena VSAT Berubah Air Hujan Kerusakan Perangkat Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan yang telah dibahas yaitu : 1. Secara matematis, level sinyal Eb/No dan Es/No untuk diameter 1,2 meter sebesar 7,36 db dan 9,13 db sedangkan untuk diameter 1,8 meter sebesar 15,74 db dan 17,51 db dengan latency dari kedua diameter antena sebesar 239,7 ms. Sementara itu, secara data existing, level sinyal pada diameter antena 1,2 meter untuk Eb/No sebesar 3,8 db dan Es/No sebesar 7 db dengan latency sebesar 925 ms. Sedangkan level sinyal pada diameter antena VSAT 1,8 meter diketahui Eb/No sebesar 7,9 db dan Es/No sebesar 1 db dengan latency sebesar 733 ms. 2. Besarnya level sinyal Eb/No dan Es/No dan kecilnya latency di penerima menyebabkan kinerja jaringan VSAT akan semakin baik. 3. Availability pada perhitungan link budget VSAT sebesar 99,99 % dimana intensitas hujan sebesar 145 mm/h dengan persentse unavailability sebesar,1 %. Sementara Availability yang dijadikan SOP PT. PSN Medan sebesar 99,5 %. Petir Level Sinyal Rendah -49- copyright @ DTE FT USU

4. Antena VSAT dengan diameter 1,2 meter rentan sekali terhadap gangguan yang ada dibandingkan dengan antena 1,8 meter. Sementara itu, penyebab gangguan yang paling sering terjadi pada kedua diameter antena VSAT adalah perangkat ODU yang kemasukan air (hujan) serta menurunnya level sinyal pada jaringan VSAT tersebut. 5. Kinerja jaringan VSAT untuk diameter antena 1,8 meter lebih baik jika dibandingkan dengan diameter antena VSAT 1,2 meter. 5. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu terutama kepada Bapak M. Zulfin dan Bapak Suherman yang telah membimbing saya selama pembuatan tulisan ini. Daftar Pustaka [1] Gama. 21. Mengenal VSAT. http://www.scribd.com/doc/3221227/vsat. 31 Oktober 213 (1:18). [2] Darwis, F. 28. Analisis Performansi BER Dengan Pengkodean Concatenated Viterbi/Reed-Solomon Dan Turbo Pada Jaringan VSAT Untuk Hubungan Antar BTS Dan BSC. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. [3] Anonim. 28. Teknologi VSAT Praktis. http://belajarvsat.wordpress.com/. 16 September 213 (11:45). [4] Ramadhana, F. 21. Analisis Implementasi Teknologi AUPC Dan ACM Pada Pita Frekuensi Ku-Band Sistem VSAT Satelit Berdasarkan Link Budget. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. [5] Parlindungan. 28. Analisis Tahapan Optimalisasi Link VSAT Metode Akses SCPC Studi Kasus Telkomsel MSC Jayapura BSC Merauke. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. [6] Annisa, N. 211. PRA KBM Instalasi WAN - Komunikasi Satelit. http://www.scribd.com/doc/52332423/pra- KBM-Satelit-Nur-Annisa. 22 Desember 213 (13:2). -5- copyright @ DTE FT USU