BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR. Nur Yasin Shirotol Mustaqim

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR: /15/ /2017 T E N T A N G

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau

OPTIMALISASI KEHUMASAN PEMERINTAH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. tahun, mendorong timbulnya industri komunikasi secara menyeluruh. Di

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Personil dan Keuangan

Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Personil dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali suatu informasi yang aktual dan terpercaya, suatu instansi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi fungsi public relations sangatlah berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2011

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

IV. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

URUSAN WAJIB KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

Teknik Reportase dan Wawancara

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung hal tersebut berdampak pada masyakrakat

BAB 1 PENDAHULUAN. menghibur dan membujuk. Beberapa stasiun TV yang berdiri di wilayah Jakarta

BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL

Standar Kompetensi Lulusan. Hubungan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat

- 1 - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 50/PJ/2011

RINGKASAN RENSTRA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat atau dimana saja manusia

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 30 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. adalah masyarakat luas, bukan segmen terbatas atau public tertentu.

RENCANA KEGIATAN PUBLIKASI DAN SOSIALISASI INFORMASI PEMILU

BAB 1 PENDAHULUAN. penting, selain untuk fasilitator atau mediator juga sebagai komunikasi dua

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi suatu lembaga bisa menjadi lebih dikenal oleh

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Walikota Jakarta Barat memiliki fungsi Humas yaitu Suku Dinas


BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk

NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka.

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Dewi Aryanti Gambar 3.1 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id 17

1. Kedudukan Bidang Humas memiliki dua sub bagian dalam pelaksanaannya, yaitu Hubungan Kelembagaan Negara dan Layanan Informasi Publik. Adapun tugas- tugas yang dilakukan pada setiap bidang, yaitu: a. Tugas Kasubbid Hubungan Kelembagaan Negara Tugas yang dilaksanakan pada Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga, antara lain: 1. Rapat kerja Menteri Agama 2. Rapat Dengar Pendapar (RDP) 3. Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) b. Tugas Kasubbid Layanan Informasi Publik Tugas yang dilaksanakan Sub Bagian Layanan Informasi Publik, diantaranya: 1. Koordinasi dengan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Untuk menginformasikan hal-hal yang akan diselenggarakan atau mengenai Kementerian Agama dengan seluruh jajarannya. 2. Penerima tamu di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia 3. Pembuatan kliping tentang hal-hal yang berkaitan dengan Kementerian Agama (Media monitoring) 4. Distribusi surat-surat atau dokumen yang masuk ke Pusat Informasi dan Humas Kementerian Agama Republik Indonesia: a. Pembuatan dan pendistribusian majalah internal Ikhlas Beramal b. Mendistribusikan surat kabar serta hasil kliping berita keagamaan kepada masing-masing Eselon I dan II di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia c. Mendokumentasikan dan mempublikasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. 18

3.1.2 Fungsi Pokok Humas di Kementerian Agama Republik Indonesia Adapun fungsi pokok bagian komunikasi perusahaan di Kementerian Agama Republik Indonesia mengenai Struktur Humas dibagian Fungsional adalah sebagai berikut : 1. Setiap petugas Humas kiranya dapat selalu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tuntutan paradigma baru di era reformasi dan dapat selalu menjaga dan memelihara serta meningkatkan citra dan reputasi pemerintah, dengan menyebarluaskan informasi secara profesional dan berimbang serta mengkonter isu-isu yang negatif yang merugikan pemerintah/negara. 2. Setiap petugas Humas dapat selalu menjalin kemitraan sebaikbaiknya dengan seluruh media dalam rangka membimbing dan membentuk sikap masyarakat guna menyukseskan agenda reformasi serta terus meningkatkan profesionalisme untuk mengimbangi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat serta perkembangan masyarakat. 3. Setiap petugas Humas kiranya dapat terus menggelorakan dan membangkitkan rasa percaya diri masyarakat dalam berbagai krisis sekarang ini serta mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dalam mengatasi berbagai permasalahan pemerintah bangsa dan Negara serta mampu mengelola perbedaan yang ada di masyarakat. 4. Peranan Kehumasan Pemerintah akan menjadi optimal jika humashumas pemerintah mempunyai akses dengan pucuk pimpinan instansi/lembaga, serta didukung oleh dana, sarana dan prasarana yang memadai dan dikelola oleh sumber daya manusia yang professional dan dapat menjadi mata, telinga serta tangan kanan bagi pucuk pimpinan serta dapat membina hubungan keluar dan ke dalam organisasi.. 19

3.1.3 Fungsi Humas Kementerian Agama Republik Indonesia 1. Fungsi Humas Internal Kementerian Agama Republik Indonesia Fungsi Humas Internal Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu sebagai berikut : Melakukan kegiatan pengumpulan, pengelolaan dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan citra perusahaan, membangun komunikasi efektif dan sosialisasi kebijakaan Perusahaan dengan lingkungan Internal Perusahaan, serta usulan asesmen resiko dan tindak lindung terhadap dampak komunikasi Perusahaan dengan pihak internal Perusahaan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, agar seluruh kebijakan Pimpinan Perusahaan dapat tersosialisasikan dengan baik di lingkungan Perusahaan. 2. Fungsi Humas Eksternal Kementerian Agama Republik Indonesia Fungsi Humas Eksternal Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu sebagai berikut: Melakukan kegiatan pengumpulan, pengelolaan dan penympaian informasi yang berkaitan dengan citra Perusahaan, membangun komunikasi efektif dan sosialisasi kebijakan Perusahaan dengan lingkungan Eksternal Perusahaan, melakukan pengendalian kinerja unit kerja serta usulan asesmen dan tindak lindung risiko terhadap dampak komunikasi Perusahaan dengan para stakeholder, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku,agar seluruh kebijakan Pimpinan Perusahaan dapat tersosialisasikan dengan baik kepada investor dan masyarakat. 3.1.4 Kegiatan Humas Kementerian Agama Republik Indonesia Kegiatan rutinitas Humas sehari-hari di Kementerian Agama Republik Indonesia, pada dasarnya merupakan salah satu upaya peningkatan Citra perusahaan yang baik melalui pelayanan/pemberian informasi langsung maupun tidak langsung ataupun melalui media cetak/elektronik, media presentasi, sehingga tercipta opini publik yang positif terhadap perusahaan. Kegiatan Humas Kementerian Agama Republik Indonesia. Bertujuan agar masyarakat berperan aktif dan mendukung seluruh kebijakan Kementerian Agama Republik Indonesia. 20

3.1.5 Kegiatan Humas Internal Adapun kegiatan Humas Internal Kementerian Agama Republik Indonesia dalam meningkatkan kinerja dan kualitas Kementerian Agama Republik Indonesia, antara lain adalah : 1. Program Penerbitan Majalah/Buletin Mencari informasi yang berhubungan dengan Keagamaan sekaligus menganalis berita tersebut (Contoh: Membuat Kliping Haji Khusus dan Membuat Kliping Umum). 2. Family Gathering Mengajak para staff dan karyawan Kementerian Agama untuk melakukan liburan bersama keluarga, agar tidak terlalu jenuh pada saat melakukan rutinitas pekerjaan. 3. Kegiatan Olahraga dan Hobi Mengajak para staff dan karyawan setiap seminggu sekali untuk melakukan kegiatan senam tiap pagi, sebelum melakukan rutinitasnya. 4. Program Acara Khusus Program acara keagamaan yang setiap agama punya hari besar nya masing- masing, (contoh: mengadakan halal bihalal khusus untuk agama Islam) 5. Rapat Kerja Membahas/mengevaluasi kegiatan 3.1.6 Kegiatan Humas Eksternal Untuk membina hubungan baik kepada publik eksternal tentu saja terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu: 1. Hubungan dengan media massa dan pers (media and press relations). Menyenggarakan Press Conference, yang berkaitan dengan: kegiatankegiatan yang akan dilakukan Kementerian Agama Republik Indonesia seperti Peristiwa Jatuhnya Crane di Mekkah 2. Membina hubungan baik dengan lembaga pers yaitu kerjasama dengan stasiun televisi, radio, koran dan majalah. 3. Hubungan dengan komunitas (community relations) Menyenggarakan peliputan kegiatan keberbagai sekolah-sekolah umum dan perguruan tinggi 21

guna untuk sebagai bentuk toleransi antar agama. 3.2 Proses Kerja Kreatif Perusahaan Proses kerja kreatif Kementerian Agama Republik Indonesia masuk dalam Sub Bagian Layanan Informasi Publik yang di dalam terdapat divisi Pusat Informasi Humas Kementerian Agama, dalam pusat informasi humas terdiri dari Pengarah, Penanggung Jawab, Redaktur, penyuting/editor, fotografer, Sekretariat, untuk Pembuatan dan pendistribusian majalah internal Ikhlas Beramal, Lalu fungsi dari desainer grafis sebagai pembuat ilustrasi atau pengolahan gambar untuk tampilan promosi dan publikasi di media sosial Kementerian Agama Republik Indonesia. 3.3 Konsep Hasil Kerja Kreatif Perusahaan Dalam mendesain berbagai kebutuhan media sosial Kementerian Agama khususnya mengenai infografis hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain menggunakan ukuran kertas 1024 x 768 piksel. Kecuali untuk kebutuhan seperti kartu ucapan ukuran yag digunakan bebas. Tidak terdapat warna tertentu yang digunakan, konsep warnanya bebas sekreatif desainer, namun warna yang digunakan juga bukan warna-warna yang berlebihan, warnawarna yang digunakan masih dalam kisaran warna solid seperti merah, biru, hijau, kuning, abu, ungu dan lain - lain, warna yang paling sering digunakan yakni warna hijau karena menggambarkan institusi Kementerian Agama. Selain itu terdapat template yang berisi akun sosial media Kementerian Agama Republik Indonesia, template ini diletakkan di bagian bawah infografis. Warna dari template ini disesuaikan dengan warna dasar infografis. Gambar 3.2 Template Infografis Kemenag Sumber: Pribadi Dalam beberapa proyek, terkadang memerlukan foto dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, pemilihan foto ini juga tidak boleh sembarangan, foto-foto yang bersumber dari internet harus dicantumkan sumbernya. Selain itu foto-foto yang dipilih adalah foto Menteri Agama yang tidak berpeci. Hal ini disebabkan karena peci memberikan kesan agama 22

islam, sedangkan Kementerian Agama menaungi semua agama, tidak terfokus pada agama tertentu. Dari ketentuan yang telah dijelaskan diatas, maka akan menjadi patokan bagi praktikan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan, berikut ini adalah pekerjaan yang telah dikerjakan oleh praktikan selama mengikuti kerja praktik di kantor Kementerian Agama. 23