BAB I PENDAHULUAN. diakses 28/9/ :38 AM 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY FILM ARAH (Adaptasi Novel Labirin) DESIGN DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY FILM ARAH (Novel Adaptation Labyrinth)

PENYUTRADARAAN FILM ARAH (Adaptasi Dari Novel Labirin) DIRECTING ARAH MOVIE (Adaptation From Labirin Novel)

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak penduduknya yang mengalami gangguan jiwa, salah satu gangguan jiwa yang paling

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

2. Membuat pelajar aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat tercapai. 1.6 Metodologi Dalam penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri dan selalu bergantung pada manusia lainnya. Mereka

( dan menurut Dosen Filsafat dan Teologi Hindu di IHDN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Melihat zaman yang semakin modern dan berkembang banyak sekali

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

BAB I PENDAHULUAN. Mengenal sejarah sangat penting, bukan saja karena dari sana orang belajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta adalah pengalaman yang paling penting dalam kehidupan manusia. Cinta juga dapat diartikan sebagai sebuah aksi pengorbanan diri dan empati terhadap sesuatu yang penting 1. Pada umumnya ungkapan cinta digunakan untuk meluapkan perasaan terhadap Sang Pencipta, keluarga, sahabat atau teman, dan pasangan. Cinta dapat dirasakan dan dialami oleh semua makhluk hidup terutama manusia yang memiliki akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan. Cinta dapat membawa suka cita maupun penderitaan. Fakta dasar dari cinta adalah adanya hubungan-hubungan antara diri kita dan yang lainnya. Cinta akan melibatkan kepentingan diri sendiri dan orang lain, menyatukan persamaan dan perbedaan diantara keduanya. Cinta juga bersifat subyektif sehingga setiap individu mempunyai makna berbeda terhadap cinta tergantung dari pengalamannya. Pada umumnya cinta yang terjadi pada manusia terhadap lawan jenis tidak mengenal gender, usia, suku, ras maupun agama. Indonesia memiliki landasan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbedabeda tetapi tetap satu tujuan. Dari Bhineka Tunggal Ika itu didapatkan makna saling toleransi, menghargai, dan menghormati perbedaan yang ada. Cinta yang datang pada setiap insan manusia tidak dapat disangka atau tidak dapat di perkirakan kedatangannya, untuk itu banyak cinta yang datang dari antar ras yang berbeda, suku yang berbeda hingga agama yang berbeda. Setiap cinta yang dimiliki manusia pasti memiliki tujuan untuk saling menjaga, mengasihi, adanya timbal balik satu sama lain, dan menyayangi, serta utamanya untuk menyatukan dua insan menjadi satu dalam ikatan pernikahan 2. 1 http://students.ukdw.ac.id/~22104878/cinta.html. diakses 28/9/2014. 06:38 AM 2 Berdasarkan data hasil kuisoner yang perancang sebarkan 1

Dewasa ini, banyak pasangan-pasangan yang ingin menikah dengan berbeda keyakinan karena lebih mengutamakan perasaan. Selain itu juga mereka menganggap pernikahan berbeda agama diperbolehkan jika dari kedua belah pihak saling mencintai dan saling menghormati perbedaan. Maka jika kedua pihak telah setuju artinya mereka akan bisa menerima kekurangan satu sama lain. Masyarakat hanya mengetahui diperbolehkan atau tidak diperbolehkan pernikahan berbeda agama, namun kurang paham mengenai landasan-landasan mengenai hal tersebut. Dalam sudut pandang lain, masyarakat yang tidak memperbolehkan juga cukup banyak. Mereka yang mengambil kesimpulan tidak diperbolehkannya pernikahan berbeda agama menganggap bahwa ketika dua orang dengan berbeda keyakinan atau perbedaan disatukan, maka akan banyak masalah yang muncul mengenai perbedaan prinsip, moral, dan etika. Di samping itu juga, sebagian besar masyarakat yang setuju ataupun tida k setuju dengan penikahan berbeda keyakinan ini mengeluhkan dampak yang akan terjadi pada anak ketika kedua orang tuanya berbeda keyakinan 3. Di Indonesia cukup banyak film yang mengangkat tentang perbedaan keyakinan ini, contohnya saja film La-Tahzan, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, CIN(T)A, dan beberapa film lainnya. Dari film-film tersebut menceritakan tentang hubungan dua insan yang berbeda keyakinan dengan berbagai macam kendala yang mereka hadapi, terutama restu dari kedua pihak keluarga. Salah satu film tersebut yaitu film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta adalah film yang mengadaptasi cerita dari sebuah novel yang berjudul The Da Peci Code dan Rosid & Delia karya Ben Sohib. Cerita film di Indonesia sendiri banyak yang mengadaptasi dari sebuah novel. Pada film-film hasil ekranisasi ini terdapat beberapa persamaan dan perbedaan cerita sesuai dengan kreatifitas sutradara. Eneste (1991:61-66) menjelaskan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam ekranisasi adalah (1) Penciutan, artinya tidak semua hal yang diungkapkan dalam novel akan dijumpai di dalam film. Eneste juga menjelaskan bahwa pengurangan dapat dilakukan terhadap unsur karya sastra seperti cerita, alur, tokoh, latar, maupun suasana. Ada beberapa kemungkinan mengapa adegan dalam novel tidak diungkapkan dalam 3 Berdasarkan kesimpulan dari data hasil kuisoner yang perancang sebarkan 2

film. (a) Anggapan bahwa adegan maupun tokoh tertentu dalam novel tidak begitu penting ditampilkan di layar putih, (b) Adegan maupun tokoh tertentu akan mengganggu, (c) Adanya keterbatasan teknis film. (2) Penambahan yaitu penambahan pada cerita, alur, tokoh, latar maupun suasana. Dalam penambahan ini dilakukan karena penulis skenario dan sutradara telah memiliki tafsiran sendiri mengenai novel yang akan di filmkan. Selain itu juga penambahan tersebut dianggap penting dari sudut filmis. (3) Perubahan bervariasi. Perubahan ini bisa terjadi karena film mempunyai waktu putar yang amat terbatas, sehingga tidak semua persoalan dalam novel dapat dipindahkan dalam film. Variasi sendiri bisa terjadi pada ide cerita, gaya penceritaan, dan sebagainya. Mengenai kisah pasangan berbeda keyakinan, terdapat salah satu novel mengenai pasangan berbeda agama tersebut yaitu Labirin, hasil karya Catz Link Tristan seorang penulis asal Pontianak. Novel ini juga menceritakan kisah dua insan yang saling mencintai namun terpojok karena perbedaan Agama (Lelaki Katolik dan Perempuan Islam). Dalam menjalankan kisah cinta dua insan yang berbeda keyakinan namun ingin menikah, dalam Agama Islam dan Katolik memiliki peraturan-peraturan mengenai hal tersebut. Salah satu peraturan dalam agama Islam yang dijelaskan di dalam Alquran (QS. Al-Baqarah [2]: 221) menerangkan bahwa dalam agama Islam pernikahan berbeda keyakinan lebih baik dipikirkan kembali oleh kedua belah pihak. Selain dalil tersebut masih banyak lagi landasan-landasan mengenai pernikahan berbeda agama dalam Islam. Sama halnya dengan Muslim, agama Katolik juga menganjurkan untuk menikah dengan satu keyakinan. Namun dalam agama Katolik, menikah berbeda keyakinan dapat diberikan dispensasi (istilah gereja) apabila pasangan tersebut sudah yakin dan juga setelah melakukan masa pra-nikah mereka tetap yakin, karena di dalam kepercayaan katolik sebuah perceraian tidak diperbolehkan dengan alasan apapun 4. Berdasar hal-hal tersebut, perlu adanya penjabaran mengenai landasanlandasan dalam Islam dan Katolik mengenai pernikahan berbeda keyakinan de- 4 Sunarto, Thomas, 2015. Romo/Pastor di Gereja Katolik Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria. 28 September 2014. 3

ngan menyisipkan dampak yang timbul selama proses penyatuan kedua insan yang berbeda keyakinan. Untuk itu, perancang mencoba mengadaptasi dari sebuah novel yang berjudul Labirin karya Catz Link Tristan ke dalam sebuah film, dalam upaya menjabarkan beberapa pendapat agar dapat ditarik kesimpulan oleh para penonton itu sendiri. Dalam membuat sebuah film, peran sutradara sangatlah penting. Film tidak akan bisa berjalan tanpa adanya sutradara. Dalam menyutradarai sebuah film, sutradara berperan penting sebagai pengarah adegan. Dalam pembuatan film ini, perancang berperan sebagai sutradara dan setiap sutradara memiliki penggayaan masing masing terhadap film tersebut. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut. a. Masyarakat hanya mengetahui diperbolehkan atau tidak diperbolehkan pernikahan berbeda agama, namun kurang paham mengenai landasanlandasan mengenai hal tersebut. b. Dalam sebuah film hasil adaptasi dari novel pasti banyak mengalami perubahan baik dari segi cerita, alur, latar, tokoh maupun sebagainya, hal tersebut dikarenakan sudah terjadi transformasi dari sebuah karya sastra menjadi sebuah bentuk karya visual (film). Selain itu juga peran sutradara penting untuk menentukan hasil visual nantinya. 1.2.2. Rumusan Masalah a. Bagaimana menyusun unsur naratif cerita yang diadaptasi dari novel Labirin? b. Bagaimana penyutradaraan dalam tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi film ARAH dengan fokus penelitian dalam tahap pra produksi? 1.3. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka ruang lingkup permasalahan adalah sebagai berikut. 4

Apa : Fokus masalah dalam topik ini yaitu mengenai landasan-landasan tentang pernikahan beda agama dalam lingkup Agama Islam dan Katolik di Negara Indonesia sebagai media pengetahuan bagi para pasangan beda agama Bagaimana : Dalam pengaplikasiannya perancang akan membuat film berdasarkan topik yang sudah perancang jelaskan sebelumnya yang dimana perancang berperan sebagai sutradara sekaligus penulis skenario yang berfokus pada tahap pra produksi seperti yang telah dipaparkan pada rumusan masalah. Siapa : Target audience yang akan dituju adalah ; - Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan - Usia : 18 s/d 30 tahun - Pendidikan : Setara SMA dan Kuliah - Demografis : Perkotaan Kapan : Film ini akan diluncurkan pada tahun 2015 Mengapa : Perancang memilih target audience seperti yang telah disebutkan sebelumnya memiliki alasan bahwa kisaran umur dewasa muda hingga dewasa adalah umur yang sudah cukup untuk membina hubungan dengan serius, serta alasan memilih daerah perkotaan karena pada kenyataannya para pelaku pernikahan berbeda agama lebih banyak dilakukan di daerah perkotaan karena perkembangan budaya yang cukup pesat dan dikisaran umur serta daerah perkotaan itu juga adalah lingkungan yang cukup menyukai film sehingga lebih mudah dalam penyampaian isi pesan kepada para pasangan berbeda keyakinan. 1.4. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan dari film ini adalah a. Untuk mengetahui unsur naratif cerita yang diadaptasi dari novel Labirin. b. Untuk mengetahui penyutradaraan dalam tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi film ARAH dengan fokus penelitian dalam tahap pra produksi. 5

1.5. Manfaat Perancangan 1.5.1. Aspek Teoritis Dengan adanya pembuatan film ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pernikahan beda agama khususnya Agama Islam dan Agama Katolik. Selain itu dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan teori ekranisasi sastra dalam pengaplikasiannya. 1.5.2. Aspek Praktis Dengan adanya pembuatan film ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai landasan-landasan menurut Islam dan Katolik terkait pernikahan dengan berbeda keyakinan dan memberikan cerminan dampak yang akan datang ketika pasangan berbeda agama tersebut ingin menikah. 1.5.3. Manfaat Bagi Perancang Dengan adanya pembuatan film ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai pernikahan beda agama serta pengetahuan dibidang perfilman, terutama peran sebagai sutradara. 1.6. Metode Perancangan Dalam membuat sebuah perancangan, dibutuhkan metode yang tepat agar perancangan tersebut dapat terarah. Metode itu meliputi cara pengumpulan data dan analisis sebagai berikut. 1.6.1 Studi Pustaka dan Literatur a. Mempelajari data-data yang dikumpulkan berdasarkan Alquran, Hadis, Kitab dan buku-buku mengenai pernikahan berbeda agama. b. Mempelajari film-film sejenis seperti film Cin(T)a, Cinta Tapi Beda, Tanda Tanya, La-Tahzan, dan 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. 1.6.2 Observasi dan Wawancara a. Observasi. Observasi dilakukan pada novel Labirin karena perancang mengadaptasi cerita dari novel tersebut. Selain itu observasi dilakukan juga pada komunitas Jakatarub (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama) se- 6

Indonesia untuk menentukan banyaknya pasangan yang menikah beda agama. b. Wawancara, dilakukan kepada, Pastor pada tanggal 28 September 2014 di Gereja Katolik Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria. Ustad pada tanggal 26 September 2014 di kediaman beliau, dan Pelaku pasangan berbeda agama. 1.7. Analisis Data a. Analisis Strukturalis Dalam perancangan ini perancang menganalisa permasalahan menggunakan teori Alan Dundes, dimana cerita dapat dianalisis dengan memecah cerita dalam beberapa bagian yang disebut motifes atau rangkarangka cerita (Danandjaja, 1984:93). b. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam perancangan ini juga perancang menggunakan pendekatan objektif, dimana pendekatan tersebut memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik (Ratna, 2006:73). 1.8. Teknik Perancangan Dalam perancangan ini, ide cerita berasal dari novel yang berjudul Labirin. Untuk itu teknik perancangan bermula dari pengadaptasian novel. Selain itu perancang berperan sebagai sutradara sekaligus perancang skenario dimana perancang lebih memfokuskan pada tahapan pra produksi seperti telah dijelaskan sebelumnya pada rumusan masalah. Tahap pra produksi ini meliputi : a. Interpretasi Skenario/Script Conference b. Pemilihan Kru c. Casting d. Latihan/Reherseal e. Hunting f. Perencanaan Shot dan Bloking/Planning Coverage dan Staging g. Final Pra Produksi 7

Adapun tugas sutradara pada tahap produksi dan pasca produksi yaitu : Produksi a. Menjelaskan adegan kepada asisten sutradara dan kru utama lainnya perihal gambar yang akan diambil. b. Koordinasi dengan asisten sutradara untuk melakukan latihan blocking pemain. c. Mengarahkan pemain sesuai dengan gambar yang akan diambil. d. Mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam wilayah kreatif apabila ada masalah di lapangan. Pasca Produksi a. Melihat dan mendiskusikan dengan editor hasil rough cut. b. Berdiskusi dengan penata musik perihal ilustrasi musik yang terlebih dahulu sudah di konsepkan pada pra produksi. c. Melakukan koreksi gambar dan suara berdasarkan konsep yang telah ditentukan sebelumnya. 8

1.9. Kerangka Perancangan FENOMENA Pernikahan Berbeda Agama FOKUS MASALAH ISLAM KATOLIK OPINI ISSUE OPINI ISSUE 1. Menurut fatwa MUI 1. Menurut pembaca Menurut Romo Berdasar menegaskan bahwa blog HIPWE, Thomas Sunarto hasil pernikahan berbeda agama pernikahan adalah (pastor), kuisoner, haram hukumnya dilihat hak setiap manusia pernikahan mereka dari mudaratnya. Selain itu juga kita memiliki berbeda agama setuju-setuju MUI mengambil dari kebebasan untuk sangat tidak saja karena landasan Alquran. memilih. Jadi sah-sah dianjurkan jika mereka 2. Menurut M. Quraish Shihab (Ilmuan Tafsir), pernikahan berbeda keyakinan tidak dianjurkan karena melihat dampak yang akan terjadi. Wa Allah Alam. saja. 2. Berdasar kuisoner. Mereka yang mengisi kuisoner berpendapat bahwa tidak boleh mengorbankan tuhan demi cinta. karena prinsip nya sebaiknya adalah seagama. Namun dapat dilakukan dengan nama dispensasi. cinta, maka mereka akan saling menerima perbedaan diantara keduanya. HIPOTESA Dalam masing-masing agama (Islam dan Katolik). Masing-masing terdapat dua sudut pandang yang berbeda mengenai pernikahan berbeda agama STRATEGI TARGET AUDIENCE - Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan - Usia : 18 s/d 30 tahun - Pendidikan : Setara SMA dan Kuliah - Demografis : Perkotaan MEDIA Film Fiksi KOMUNIKASI - Komunikatif - Informatif 1.10. mbabakan SOLUSI Pembuatan film dengan isi cerita mengenai penjabaran menurut pandangan Islam dan Katolik mengenai pernikahan beda agama serta di sisipkan juga dampak yang akan diterima oleh pasangan yang akan menikah berbeda keyakinan. Gambar 1.1 Kerangka Perancangan Sumber : Data Pribadi 9

Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan ini, perancang memberikan gambaran singkat tiap bab. Bab bab tersebut adalah : a. Bab I Pendahuluan Pada bab I memuat Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan Perancangan, cara pengumpulan data dan analisis, dan kerangka perancangan. b. Bab II Dasar Pemikiran Pada bab II memuat penjelasan dasar pemikiran dari teori teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan untuk merancang. c. Bab III Data dan Analisis Masalah Pada bab III memuat data narasumber, data perancangan, data khalayak sasaran, data hasil observasi, wawancara, kuisoner dan lain-lain. d. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Pada bab IV memuat konsep pesan (ide besar), konsep kreatif (pendekatan), konsep media, konsep visual, proses perancangan, dan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visual pada media. e. Bab V Penutup Pada bab V memuat kesimpulan dan saran. 10