BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang

VII. RENCANA KEUANGAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI,

RINGKASAN TANYA JAWAB. PAPARAN PUBLIK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK Cengkareng, 2 April 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

ANALISIS KELAYAKAN WIRAUSAHA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pendanaan..., Aries Irawan Dony P.

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO TERPAL PADA UD TEGUH INDAH : MUHAMMAD FADLI NPM :

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

IV. METODE PENELITIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI

BAB V RENCANA AKSI. Untuk merealisasikan seluruh rencana yang telah dirancang, kegiatankegiatan

BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.2 PENGUMPULAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari


BAB I PENDAHULUAN. menuju lokasi yang sangat jauh. Khususnya transportasi udara saat ini banyak

ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater.

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

IV. METODE PENELITIAN

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akhir-akhir ini, pertumbuhan pariwisata di dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan terus naik hingga tahun 2017. Menurut UN-WTO, selama periode 2005 hingga periode 2012 pertumbuhan wisatawan perwilayah tertinggi adalah di wilayah ASEAN dengan pertumbuhan 8,3 persen atau diatas pertumbuhan pariwisata global sebesar 3,6 persen. 1 (Kompas.com; 2014) tahun 2013 sektor pariwisata di Indonesia meraih kunjungan 8.802.129 wisatawan atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS. Kegiatan wisatawan mancanegara di wilayah global maupun regional dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Tercatat pada tahun 2006 penduduk dunia mencapai angka 6,5 miliar jiwa. Badan kepedudukan PBB mencatat pada oktober 2012 penduduk dunia mencapai 7 miliar jiwa. Dari angka tersebut (2005) negara-negara yang memiliki penduduk paling banyak yaitu China dengan jumlah penduduk sebanyak 1.306.313.812 jiwa. Pada peringkat kedua negara yang memiliki penduduk terbanyak adalah India dengan populasi penduduk sebanyak 1.103.600.000 jiwa. Pada peringkat ketiga yaitu Amerika dengan jumlah penduduk sebanyak 2.98.186.698 jiwa. Sedangkan pada peringkat 1 I Made Asdhiana, Tahun 2014 Sektor Pariwisata Makin Cerah, dalam http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/0927583/tahun.2014.sektor.pariwisata.makin.cerah, posting terakhir 4 Februari 2015, diakses pada 7 April 2015 1

keempat yaitu Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 241.973.879 jiwa. 2 Dengan meningkatnya jumlah penduduk, tentu akan mempengaruhi tingkat permintaan mobilitas transportasi semakin tinggi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, tingkat ekonomi juga mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. World Economic Outlook Update yang diterbitkan IMF (International Monetary Fund) pada Selasa 20 Januari 2015 memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5 persen pada tahun 2015 dan 3,7 persen pada 2016. 3 Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Negara-negara maju juga mengalami kenaikan yaitu menurut IMF World Economic Outlook 2015 proyeksi pertumbuhan ekonomi Negara-negara maju adalah 2,4 persen pada tahun 2015 dan 2,4 persen pada tahun 2016, sedangkan menurut World Bank Global Economic Prospect 2015 pertumbuhan ekonomi di Negara maju sebesar 2,2 persen pada tahun 2015 dan 2,4 persen pada tahun 2016. Untuk Indonesia sendiri (Indonesia Economic Quartly 2014), pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diperkirakan naik sebesar 5,2 persen. Dengan tumbuhnya tingkat ekonomi masyarakat dunia maupun regional akan mempengaruhi tingkat permintaan mobilitas yang akan semakin tinggi. Semakin meningkatnya pertumbuhan masyarakat akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga permintaan akan sektor pariwisata juga akan meningkat. Sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan 2 Anonim, Penduduk, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/penduduk, posting terakhir 6 Oktober 2014, diakses pada 7 April 2015 3 Demis Rizky Gosta, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi IMF: Proyeksi Global 2015 Diturunkan dari 3,8% ke 3,5%, dalam http://finansial.bisnis.com/read/20150120/9/392860/proyeksipertumbuhan-ekonomi-imf-proyeksi-global-2015-diturunkan-dari-38-ke-35, posting terakhir 20 Januari 2015, diakses pada 7 April 2015 2

pariwisata, masyarakat akan lebih memilih alat trasnportasi yang memberikan kenyamanan, keamanan, efisien waktu dan dapat menjangkau seluruh bagian wilayah dunia. Dalam hal ini alat transportasi yang mendukung meningkatnya permintaan masyarakat akan pariwisata adalah transportasi udara. Selain kenyamanan dan keamanan, mode transportasi udara juga sangat menghemat waktu tempuh perjalanan. Dengan semakin banyaknya permintaan akan mode transaportasi udara mendorong semakin banyak penerbangan langsung. Semakin banyak penerbangan langsung akan mendorong meningkatknya kunjungan wisatwan, hal ini karena lebih dari 65 persen wisatawan yang datang ke Indonesia menggunakan transportasi udara. 4 Salah satu wujud dari pengembangan transportasi udara yaitu maskapaimaskapai penerbangan memberikan pelayanan yang aman, nyaman serta efisien bagi masyarakat. Perwujudan dalam memberikan pelayanan yang aman, nyaman, serta efisien adalah dengan meningkatkan kualitas dan keamanan pada pesawat yang digunakan. Dalam upaya ini, diperlukan industri khusus yang mampu menangani berbagai kondisi pesawat dari berbagai maskapai didunia. Industri tersebut adalah industri MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul). Industri MRO merupakan industri yang menjalankan bisnisnya dalam bidang perawatan dan perbaikan pesawat. Industri MRO menangani semua jenis perbaikan dan perawatan untuk berbagai tipe pesawat terbang yang beroperasi. 4 I Made Asdhiana, Tahun 2014 Sektor Pariwisata Semakin Cerah, dalam http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/0927583/tahun.2014.sektor.pariwisata.makin.cerah, posting terakhir 4 Februari 2014, diakses pada 7 April 2015 3

Di Indonesia, salah satu indutri MRO yang menjalankan bisnisnya dibidang ini adalah PT GMF Aeroasia. PT Garuda Maintenance Fasility Aeroasia (PT GMF Aeroasia) merupakan industri MRO pertama dan terbesar di Indonesia. PT GMF Aeroasia awalnya merupakan bagian dari unit kerja teknik Garuda Indonesia, yaitu sebagai unit kerja teknik dari PT Garuda Indonesia, unit kerja teknik bertugas untuk merawat serta memperbaiki semua armada dari Garuda Indonesia. Pada tahun 2002, PT GMF Aeroasia telah resmi lepas dari Garuda Indonesia dan menjadi salah satu anak peruahaan dari PT Garuda Indonesia. Komposisi saham yang terdapat di PT GMF Aeroasia yaitu 99% dimiliki oleh PT Garuda Indonesia dan 1% dimiliki oleh Aerowisata. Sebagai salah datu anak perusahaan dari Garuda Indonesia, tentunya PT GMF Aeroasia harus memberikan yang terbaik dalam melayani perawatan dan perbaikan armada Garuda Indonesia. Selain itu, hal ini juga menjadi target pasar yang menguntungkan bagi PT GMF- Aeroasia karena memperoleh pendapatan tetap dari Garuda Indonesia. Gambar 1.1 Penampakan Pesawat Tipe AIRBUS A320 4

Beberapa isu menunjukan bahwa permintaan pasar pesawat tipe AIRBUS A320 diprediksikan akan semakin naik dari tahun ketahun. AIRBUS A320 merupakan salah satu pesawat passenger yang diproduksi oleh perusahaan pesawat terbang AIRBUS Corporate. AIRBUS A320 adalah tipe pesawat terbang yang digolongkan kedalam narrow aircraft (pesawat berbadan kecil). Penggolongan ini didasarkan pada jumlah aisle yang ada dalam pesawat serta jumlah kursi yang dapat ditampung dalam cabin pesawat. Aisle merupakan jalan kecil dalam pesawat yang memisahkan antara kelompok baris sisi kanan dan sisi kiri. AIRBUS A320 memiliki satu aisle (single aisle) dan dapat memuat 150 hingga 180 penumpang. Gambar 1.2 Penampakan Isi Dalam Single Aisle AIRBUS A320 Kelas Ekonomi Gambar 1.3 Penampakan Isi Dalam Single Aisle AIRBUS A320 Kelas Bisnis-Ekonomi 5

Pada badan pesawat, tidak terlepas dari bagian penting yaitu roda pesawaat. Roda pada pesawat disebut dengan istilah landing gear. Landing gear merupakan roda pesawat terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas. Landing gear pada AIRBUS A320 terdapat 3 (tiga) landing gear yaitu satu nose landing gear dan dua main landing gear. Nose landing gear terletak pada bagian depan pesawat. Nose landing gear bertugas untuk mengarahkan arah pesawat saat berada didarat. Gambar 1.4 Penampakan Posisi Nose Landing Gear dan Main Landing Gear Pada Pesawat AIRBUS A320 Main landing gear adalah roda pesawat yang berada dibagian tengah pesawat, tepatnya berada pada diantara sayap kanan dan sayap kiri pesawat. Main landing gear bertugas untuk menopang pesawat pertama kali menyentuh tanah saat mendarat. Main landing gear memiliki peran yang lebih berat karena pada saat pesawat menyentuh tanah pertama kali setelah terbang, main landing gear menopang keseluruhan berat pesawat. Sehingga main landing gear berukuran lebih besar dibandingkan dengan nose landing gear. 6

Dalam bidang industri MRO ini, perawatan dan perbaikan untuk pesawat terdapat banyak jenis dan istilah yang digunakan, salah satunya adalah overhaul. Overhaul merupakan istilah yang digunakan dalam industri MRO untuk menunjukan perbaikan dan perawatan yang dilakukan berupa perawatan dan perbaikan yang menyeluruh yang mengharuskan bagian yang dilakukan overhaul dibongkar hingga kebagian terkecil. Overhaul adalah salah satu perawatan dan perbaikan terberat yang dilakukan pada sebuah pesawat. Overhaul ini dilakukan pada bagian pesawat salah satunya adalah landing gear (roda pesawat). Salah satu perusahaan yang dapat melakukan kegiatan overhaul ini adalah PT GMF Aeroasia. Proses pelaksanaan overhaul bisa dibilang cukup rumit. Hal ini dikarenakan banyaknya bagian landing gear yang perlu untuk dilakukan perawatan dan perbaikan yang mana setiap bagian memungkinkan untuk dilakukan perlakuan yang berbeda-beda. Pada awalnya, PT GMF Aeroasia hanya memiliki kemampuan repacking dan servicing dalam kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 (selanjutnya disebut level 1). Pada level satu ini, PT GMF melayani servicing landing gear yaitu hanya membongkar bagian-bagian landing gear. Bagian-bagian landing gear tersebut dibersihkan dari residu yang menempel, kemudian oursourcing kepada pihak ketiga. Setelah bagian-bagian landing gear telah selesai dikerjakan oleh pihak ketiga, PT GMF Aeroasia merakit kembali dan pemasangan kembali. Setelah dua tahun berjalan, PT GMF Aeroasia meningkatkan kemampuan ovehaul landing gear AIRBUS A320. Pada level 2, PT GMF Aeroasia berkemampuan untuk memperbaiki dan merawat sebagian bagian- 7

bagian minor (bagian kecil) dari landing gear. Dilevel ini, bagian mayor landing gear dioursourcing ke pada pihak ketiga. Pada level 2 ini, PT GMF Aeroasia belum memiliki kemampuan dan peralatan yang mendukung untuk memperbaiki bagian mayor dan beberapa bagian minor, salah satunya adalah recapmium (melapisis kembali logam pelapis landing gear). Tahap ini dirasa kurang memberikan pendapatan yang optimal bagi perusahaan. Sehingga PT GMF Aeroasia menginginkan untuk menjadi level tiga atau full in house overhaul capability (overhaul landing gear perawatan dan perbaikan penuh) sehingga hanya untuk bagian mayor saja yang di outsourcing pada pihak ketiga untuk melakukan ovehaul bagian-bagian mayor landing gear. Saat ini, kemampuan PT GMF Aeroasia dalam memperbaiki dan merawat landing gear (overhaul) sedikit meningkat. Perusahaan menaruh kemampuan overhaul landing gear saat ini di level 2,5. Pada level 2,5 ini, PT GMF Aeroasia telah dapat meningkatkan kapabilitasnya untuk memperbaiki dan merawat (overhaul) sebagian besar bagian mayor yang pada level 2 masih outsourcing kepada pihak ketiga. Dengan keadaan tersebut, PT GMF Aeroasia berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320. Kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 dibedakan menjadi dua berdasarkan fasilitas pelayanan yang diberikan, yaitu overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan tanpa fasilitas spare dan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare. Overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare merupakan pelayanan overhaul dimana PT GMF Aeroasia tidak 8

menyediakan spare bagi konsumen, sedangkan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare yaitu pelayanan overhaul landing gear dimana PT GMF Aeroasia menyediakan shipset spare yang nantinya akan menjadi milik konsumen (didedikasikan khusus bagi konsumen apabila sewaktu-waktu terjadi perbaikan maupun perawatan diluar jadwal yang telah ditentukan). Di Indonesia, salah satu maskapai pengguna pesawat AIRBUS A320 adalah Citilink. Citilink itu sendiri merupakan salah satu anak perusahaan dari Garuda Indonesia. Dengan adanya hubungan ini, tentu saja akan sangat menguntungkan bagi PT GMF Aeroasia untuk mengambil pasar tersebut. Citilink memilki 33 fleet AIRBUS A320. Di Indonseia sendiri masih belum ada yang bisa menangani pelayanan overhaul landing gear untuk pesawat tipe AIRBUS A320 sehingga ini menjadi peluang bagi PT GMF Aeroasia untuk mengambil pasar ini. Dalam hal ini yang perlu disoroti adalah kegiatan overhaul lanidng gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare karena PT GMF Aeroasia akan mempertimbangkan melakukan kesepakatan dengan pihak Citilink untuk memberikan pelayanan overhaul lanidng gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare. Fasilitas tersebut perlu untuk dipertimbangkan apakah akan memberikan keuntungan atau kerugian, serta bagaimana jadwal yang paling optimal untuk kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 ini yang akan mengasilkan pendapatan paling optimal. Sehingga dari latar belakang tersebut diatas maka dijadikan suatu penulisan yang perlu untuk dikaji dengan judul Skema Jadwal Kegiatan Overhaul Landing Gear AIRBUS AIRBUS A320 untuk Menghasilkan Keuntungan yang Optimal Bagi PT GMF Aeroasia 9

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka PT GMF perlu langkah nyata untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Upaya tersebut diwujudkan dalam meningkatkan kemampuannya dalam hal penanganan overhaul landing gear AIRBUS A320. Rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah bagaimana skema jadwal yang harus dilakukan agar kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare dan dengan fasilitas spare dapat menghasilkan pendapatan yang optimal? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup masalah yang akan diangkat dalam penulisan ini, penulisan dibatasi dengan batasan masalah dan asumsi yang digunakan sebagai berikut: 1.3.1 Batasan Masalah a. Menghitung kelayakan investasi peningkatan kemampuan overhaul event landing gear AIRBUS A320 dilakukan pada skenario overhaul dengan menggunakan spare part dan tanpa spare part. b. Kemampuan maksimal kapasitas yang dimiliki adalah 4 kali kegiatan overhaul per tahun. c. Jangka waktu investasi selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu dari tahun 2015 hingga 2024 10

1.3.2 Asumsi-asumsi Dalam menyusun tugas akhir ini selain dibatasi dengan beberapa poin yang telah disampaikan sebelumnya, juga terdapat asumsi-asumsi yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang harus digunakan dalam menyusun tugas akhir ini. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kapasitas spare yang akan di investasikan adalah sebanyak 1 (satu) shipshet landing gear. b. Kemampuan kapasitas penuh sebanyak 4 kali kegiatan overhaul per tahun c. Masa life cycle untuk Main Landing gear selama 21.000 flight cycle dan Nose Landing gear selama 18.500 flight cycle. d. Investasi yang dikeluarkan adalah pembelian landing gear seharga USD $2.500.000 dan pengadaan tool and equipment sebesar USD $391.176,13. e. Metode depresiasi yang digunakan dalah metode garis lurus, yaitu besaran depresiasi sama setiap tahunnya. f. Depresiasi landing gear selama 5 tahun dengan nilai sisa 37,8% dari harga beli. g. Depresiasi tool and equipment selama 5 tahun dengan depresiasi pertahun 10% dari harga beli, tanpa nilai sisa. 11

h. Availibility fee yang akan dikenakan untuk kesepakatan pengadaan shipset landing gear antara PT GMF Aeroasia dan konsumen sebesar 1,7% i. Turn Around Time (TAT) atau lama waktu pengerjaan overhaul per kegiatannya selama kurang lebih 90 hari. j. Rent agreement atau biaya sewa shipset landing gear yang disewa PT GMF Aeroasia kepada pihak ketiga sebesar USD $8.000 per bulan. k. Handling fee yang dikenakan per shipment dari vendore dan ke vendore sebesar USD $8.500. l. Pendapatan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas penyediaan spare yaitu USD $455.001,78. m. Pendapatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare yaitu USD $477.501,78. n. Eskalasi harga sebesar 3,00%. o. Kurs dolar pada rupiah diasusmsikan sebesar Rp12.800. p. Struktur modal untuk pembelian shipset landing gear AIRBUS A320 adalah 75% pinjaman pada pihak ketiga dan 25% modal sendiri. q. Interest rate untuk pinjaman modal sebesar 7,50%. r. Keuntungan minimum yang harus terpenuhi adalah sebesar USD $1.400.000 untuk kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare dan sebesar USD $2.750.000 untuk overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare. 12

1.4 Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan sebagai salah satu syarat wajib bagi mahasiswa untuk meraih gelar Ahli Madya dari Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada tahun 2015. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ditujuh dalam penulisan tugas akhir ini adalah menghitung dan menentukan skema jadwal overhaul yang dapat menghasilkan keuntungan paling optimal dari kegiatan investasi peningkatan kemampuan overhaul landing gear AIRBUS A320. 1.5 Manfaat Penulisan Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa a. Tugas akhir dapat memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa mengenai industri MRO (maintenance, repair, and overhaul) yang masih belum banyak yang mengenal industri ini. b. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat kedalam perhitungan riil industri. 13

2. Bagi PT GMF Aeroasia a. Sebagai gambaran keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh dalam kegiatan investasi peningkatan kemampuan overhaul landing gear AIRBUS A320. b. Menjadi bahan referensi atau dasar pertimbangan untuk kegiatan investasi yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. 3. Bagi Pembaca a. Memberikan pengetahuan baru mengenai industri MRO dan perusahaan yang berjalan dalam bisnis ini. b. Memberikan informasi dan pembelajaran mengenai aplikasi teori yang didapatkan kedalam perhitungan praktik. 1.6 Kerangka Pemikiran Parameter kelayakan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah net present value, payback period, dan intern rate of return. Parameter ini merupakan parameter yang umum digunakan untuk menghitung keuntungan dan kelayakan suatu kegiatan investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dengan menggunakan parameter ini, data yang telah dikumpulkan diolah yang sebelumnya disusun ikhtisar laba rugi dan arus kasnya, dihitung dan akan menghasilkan nilai kelayakan dan besar keuntungan yang akan diperoleh. Jika digambarkan dalam bagan sistematis, kerangka pemikiran akan terlihat sebagai berikut: 14

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Net Present Value Data yang telah diperoleh Ikhitisar Laba Rugi dan Arus Kas Payback Period Skema Jadwal yang Menghasilkan Keuntungan Paling Optimal IRR 1.7 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang pengangkatan topik tugas akhir, tujuan yang akan dicapai dalam pembahasan tugas akhir, batasanbatasan masalah yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : Landasan Teori Bab ini berisikan tentang landasan teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan dan menghitung masalah yang diangkat pada tugas akhir. Landasan teori termasuk didalamnya yaitu rumus dan tujuan dari NPV (Net Present Value), IRR (interest rate of return), Paybackperiod, serta data-data yang digunakan. 15

BAB III : Menghitung dan Pembahasan Bab ini mencangkup penghitungan dan pengolahan data yang diperoleh, menghitung hasil yang telah diperoleh, dan memberikan opsi pemecahan masalah. BAB IV : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penulisan tugas akhir yang telah dilakukan. 16