KATA PENGANTAR. Harapan kami semoga buku Statistik Pembangunan ini dapat bermanfaat. Bogor, Maret 2009 KEPALA BALAI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud Dan Tujuan

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

SELAYANG PANDANG BPDAS CITACILI

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

STATISTIK PEMBANGUNAN BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (BPDAS) AKE MALAMO

STATISTIK PEMBANGUNAN BALAI 150,000 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BONE BOLANGO TAHUN 2008

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga buku stasistik ini bermanfaat. Mamuju, Januari 2009 KEPALA BALAI, Ir.Abdul Rachman, MBA NIP.

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL STATISTIK PEMBANGUNAN

LAPORAN STATISTIK TAHUN 2015

Tabel 4.1. Perkembangan Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan Hutan Per Kabupaten di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 s/d 2005

Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun Dinas Kehutanan Propinsi

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 66,749,438, BELANJA LANGSUNG 321,706,465,000.00

Disampaikan Oleh : Ir. Muhajir, MS Kepal Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 10,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 48,960,360, BELANJA LANGSUNG 200,545,530,896.00

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.51/Menhut-II/2008 TENTANG

Judul Artikel PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN SERANG. Di tulis oleh: Subki, ST

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA, Ir. MARTHEN KAYOI, MM NIP STATISTIK DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA i Tahun 2007

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

STATISTIK KEHUTANAN TAHUN 2005

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 1999 SERI D NO. 13

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

(Oleh : Heru Ruhendi, S.Hut/ Fungsional PEH Pertama)

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

Kelembagaan. Ket. Kegiatan (Klpk) (KK) Tahun LUMAJANG Hutan Rakyat

SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG

DAFTAR PERATURAN Versi 31 Agustus 2012

Bab III Studi Kasus. Daerah Aliran Sungai Citarum

Dana Reboisasi: Pengertian dan pelaksanaannya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.0/Menhut-II/2008 Tanggal : 11 Maret 2008 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Statistik Kehutanan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

PENYELENGGARAAN KEGIATAN GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN TAHUN 2004 BAB I PENDAHULUAN

PENYUSUNAN MASTER PLAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAS MUSI BERBASIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG

BALAI PERSUTERAAN ALAM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAGIAN KEEMPAT PETUNJUK PELAKSANAAN PELAPORAN GN RHL/GERHAN BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan Luas Kawasan Hutan di Jawa Barat Berdasarkan Fungsinya Tahun 2003 s/d Tahun 2003 (Ha)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 3/Menhut-II/2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR: P. 67/Menhut-II/2008 TENTANG KRITERIA DAN KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI SWAKELOLA

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,200,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 25,835,766, BELANJA LANGSUNG 46,824,589,000.00

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 24/Menhut-II/2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 664/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PERSUTERAAN ALAM MENTERI KEHUTANAN,

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

RAKORNIS Badan Litbang dan Inovasi Balikpapan, Juni 2015

2017, No Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi Bidang Irigasi; Mengingat : 1.

(Oleh : Heru Ruhendi, S.Hut/ Fungsional PEH Pertama)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.6/Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN STATISTIK KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahan Umum yang bergerak di bidang penyediaan air baku dan listrik bagi

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER II TAHUN ANGGARAN (TA) 2007 ATAS KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (RHL)

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA TASIKMALAYA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Analisis Program Rehabilitasi DTA Saguling

PEMBANGUNAN KEBUN BIBIT RAKYAT TH 2011

MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI KEHUTANAN DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PEMANFAATAN DAK BIDANG KEHUTANAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.352/Menhut-II/2004

BAB I PENDAHULUAN. Selain isu kerusakan hutan, yang santer terdengar akhir - akhir ini adalah

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

Tabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

RESUME DATA INFORMASI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN TAHUN 2007 I. PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR : 22 TAHUN 1995

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PAPARAN PEMBANGUNAN SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI TAHUN PROVINSI DKI JAKARTA

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Buku Statistik Pembangunan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung Tahun 2008 merupakan penerbitan lanjutan tahun-tahun sebelumnya. Dengan adanya kesinambungan penerbitan, diharapkan buku Statistik Pembangunan BPDAS ini dapat memberikan informasi secara Time Series Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga buku ini diterbitkan, disampaikan ucapan terimakasih. Saran-saran untuk perbaikan pada penerbitan-penerbitan yang akan datang sangat kami harapkan. Harapan kami semoga buku Statistik Pembangunan ini dapat bermanfaat. Bogor, Maret 2009 KEPALA BALAI Ir. Erni Mayana, MM NIP. 710 000 451

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Maksud Dan Tujuan 2 C. Ruang Lingkup 2 II. ORGANISASI A. Visi dan Misi 3 B. Tugas Pokok dan Fungsi 4 C. Struktur Organisasi 5 D. Sumber Daya Manusia 6 III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA A. Letak dan Luas 7 B. Penggunaan dan Penutupan Lahan 8 C. Kekritisan Lahan/DAS 9 IV. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2003 S/D 2007) 10 TABEL 12

DAFTAR TABEL Tabel Uraian Halaman I KEADAAN UMUM Tabel.I.1. Wilayah Kerja BPDAS 12 Tabel.I.2. Tingkat Kekritisan Lahan 14 Tabel.I.3. Penetapan DAS Prioritas 16 Tabel.I.4. Pola Penggunaan Lahan 17 Tabel.I.5. Penutupan vegetasi 18 Tabel.I.6. Kejadian bencana alam banjir 20 Tabel.I.7. Kejadian bencana alam longsor 21 Tabel.I.8. Keadaan Iklim 22 Tabel.I.9. Keadaan dan debit sungai-sungai Besar 23 Tabel.1.10. Keadaan Danau / Telaga dan Waduk / Bendungan 24 Tabel.1.11. Jenis Tanah dan Topografi 36 Tabel.1.12.Penyusunan Pola / RTL RLKT dan Project Plan 43 II KEPEGAWAIAN Tabel.II.1. Data PNS berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin 45 Tabel.II.2. Data PNS berdasarkan golongan Jenis kelamin 46 Tabel.II.3. Data Pegawai honorer berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin 47 Tabel.II.4. Jenis pelatihan / kursus Petugas 48 III PERENCANAAN Tabel.III. Penyusunan Rencana Kegiatan bidang RLPS 52 IV PEMBANGUNAN IV.1. Di dalam Kawasan Hutan IV.1.1. Reboisasi Tabel.IV.1.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi Reboisasi 53 Tabel.IV.1.1.2. Rencana dan realisasi Reboisasi Kawasan Hutan Produksi 54 Tabel.IV.1.1.3. Rencana dan realisasi Reboisasi Kawasn Hutan Lindung 55

Tabel.IV.1.1.4. Rencana dan realisasi Reboisasi Kawasan hutan konservasi 56 Tabel.IV.1.1.5. Rencanan dan realisasai Reboisasi TAHURA 57 Tabel.IV.1.1.6. Rencanan dan realisasai Pengkayaan Kawasan hutan konservasi 58 IV.1.2. Hutan Kemasyarakatan (HKm)/ Social Forestry Tabel.IV.1.2.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi HKm /Socfor 59 Tabel.IV.1.2.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model HKm / Socfor 60 Tabel.IV.1.2.3. Rencana dan realisasi pengembangan HKm / Socfor 61 IV.1.3. Rehabilitasi Mangrove Tabel.IV.1.3. Rencana dan realisasi penanaman / rehabilitasi Hutan Mangrove 62 IV.1.4. Rehabilitasi Hutan Pantai Tabel.IV.1.4. Rencana dan realisasi penanaman/rehabilitasi Hutan Pantai 63 IV.1.5. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu IV.1.5.1. Rotan Tabel.IV.1.5.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan /pengembangan 64 Tanaman Rotan Tabel.IV.1.5.1.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Budidaya Tanaman Rotan 65 Tabel.IV.1.5.1.3. Rencana dan realisasi pengembangan Budidaya Tanaman Rotan 66 IV.1.5.2. Wanatani Tabel.IV.1.5.2.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan 67 Wanatani Tabel.IV.1.5.2.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Wanatani 68 Tabel.IV.1.5.2.3. Rencana dan realisasi pengembangan Wanatani 69 IV.1.5.3. Wanafarma Tabel.IV.1.5.3.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan 70 Wanafarma Tabel.IV.1.5.3.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Wanafarma 71 Tabel.IV.1.5.3.3. Rencana dan realisasi pengembangan Wanafarma 72

IV.1.5.4. Bambu Tabel.IV.1.5.4.1. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan / pengembangan 73 budidaya tanaman Bambu Tabel.IV.1.5.4.2. Rencana dan realisasi pembuatan model budidaya tanaman Bambu 74 Tabel.IV.1.5.4.3. Rencana dan realisasi pengembangan budidaya tanaman Bambu 75 IV.1.5.5. Jarak Pagar Tabel.IV.1.5.5.1. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan / pengembangan 76 tanaman Jarak Pagar Tabel.IV.1.5.5.2. Rencana dan realisasi pembuatan model tanaman Jarak Pagar 77 Tabel.IV.1.5.5.3. Rencana dan realisasi pengembangan tanaman Jarak Pagar 78 IV.1.5.6. Perlebahan Tabel.IV.1.5.6.1. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan / pengembangan 79 Perlebahan Tabel.IV.1.5.6.2. Rencana dan realisasi pembuatan model Perlebahan 80 Tabel.IV.1.5.6.3. Rencana dan realisasi pengembangan Perlebahan 81 IV.1.6. Perlebahan Tabel.IV.1.6. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan UP UPSA 82 IV.2. Di luar Kawasan Hutan IV.2.1. Hutan Rakyat Tabel.IV.2.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan 83 Pengelolaan Hutan Rakyat dan pembuatan Hutan / Kebun Rakyat Tabel.IV.2.1.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Pengelolaan Hutan 84 Rakyat Tabel.IV.2.1.3 Rencana dan realisasi pengembangan Pengelolaan Hutan Rakyat 85 (fungsi produksi) Tabel.IV.2.1.4 Rencana dan realisasi pembutan Hutan Rakyat (fungsi lindung) 87 Tabel.IV.2.1.5 Rencana dan realisasi pembutan Kebun rakyat 88

Tabel.IV.2.1.5 Rencana dan realisasi pembutan Areal Model Kayu Bakar 89 IV.2.2. Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UP-UPSA) Tabel.IV.2.2. Rencana dan realisasi pembangunan Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UP-UPSA) IV.2.3. Unit Percontohan Usaha Pertanian Menetap (UP-UPM) Tabel.IV.2.3. Rencana dan raelisasi pembangunan Unit Percontohan Usaha Pertanian Menetap (UP-UPM) IV.2.4 Tanaman Kanan Kiri Sungai (Kakisu) Tabel.IV.2.4. Rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Kanan Kiri Sungai (Kakisu) 90 91 92 IV.2.5. Tanaman Turus Jalan Tabel.IV.2.5. Rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Turus Jalan 93 IV.2.6. Hutan Kota Tabel.IV.2.6. Rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Hutan Kota 94 IV.2.7. Penghijauan Lingkungan Tabel.IV.2.7. Rencana dan realisasi Penghijauan Lingkungan 95 IV.2.8. Hutan Mangrove Tabel.IV.2.8.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Areal Model dan 97 Rehabilitasi Hutan Mangrove Tabel.IV.2.8.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Empang Parit / 98 Sylvofishery Tabel.IV.2.8.3. Rencana dan realisasi Reahabilitasi Mangrove 99 IV.2.9. Hutan Pantai Tabel.IV.2.9. Rencana dan realisasi Rehabilitasi Hutan Pantai 100

IV.2.10. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu IV.2.10.1. Rotan Tabel.IV.2.10.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Rotan 101 Tabel.IV.2.10.1.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Tanaman Rotan 102 Tabel.IV.2.10.1.3. Rencana dan realisasi pengembangan Tanaman Rotan 103 IV.2.10.2. Wanatani Tabel.IV.2.10.2.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan 104 Wanatani Tabel.IV.2.10.2.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Wanatani 105 Tabel.IV.2.10.2.3. Rencana dan reallisasi pengembangan Wanatani 106 IV.2.10.3. Wanafarma Tabel.IV.2.10.3.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Wanafarma 107 Tabel.IV.2.10.3.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Wanafarma 108 Tabel.IV.2.10.3.3. Rencana dan realisasi pengembangan Wanafarma 109 IV.2.10.4. Bambu Tabel.IV.2.10.4.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Bambu 110 Tabel.IV.2.10.4.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Tanaman Bambu 111 Tabel.IV.2.10.4.3. Rencana dan realisasi pengembangan Tanaman Bambu 112 IV.2.10.5. Jarak Pagar Tabel.IV.2.10.5.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Jarak Pagar Tabel.IV.2.10.5.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Tanaman Jarak Pagar Tabel.IV.2.10.5.3. Rencana dan realisasi pengembangan Tanaman Tanaman Jarak Pagar 113 114 115 IV.2.10.6. Persuteraan Alam Tabel.IV.2.10.6.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan 116 Persuteraan Alam Tabel.IV.2.10.6.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Persuteraan Alam 118

Tabel.IV.2.10.6.3. Rencana dan realisasi pengembangan Persuteraan Alam 120 Tabel.IV.2.10.6.4. Produksi dan penyaluran telur ulat sutera F1 121 Tabel.IV.2.10.6.5. Penyerapan telur ulat dan pemeliharaan ulat sutera alam 122 Tabel.IV.2.10.6.6. Produksi kokon dan raw silk 123 IV.2.10.7. Perlebahan Tabel.IV.2.10.7.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan 124 Perlebahan Tabel.IV.2.10.7.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Perlebahan 126 Tabel.IV.2.10.7.3. Rencana dan realisasi pengembangan Perlebahan 127 IV.2.11. Rehabilitasi Teras Tabel.IV.11. Rencana dan realisasi Rehabilitasi Rehabilitasi Teras 128 IV.2.12. Perlindungan Tebing Sungai Tabel.IV.12. Rencana dan realisasi Pembangunan Perlindungan Tebing Sungai 129 IV.2.13. Dam Pengendali Tabel.IV.2.13. Rencana dan realisasi Pembangunan Dam Pengendali 130 IV.2.14. Dam Penahan Tabel.IV.2.14. Rencana dan realisasi Pembangunan Dam Penahan 131 IV.2.15. Sumur Resapan Tabel.IV.2.15. Rencana dan realisasi Pembangunan Sumur Resapan 132 IV.2.16. Embung Air Tabel.IV.2.16. Rencana dan realisasi Pembangunan Embung Air 134 IV.2.17. Gully Plug Tabel.IV.2.17. Rencana dan realisasi Pembangunan gully plug 135 IV.2.18. Sumber Mata Air

Tabel.IV.2.87. Rencana dan realisasi Rehabilitasi Sumber Mata Air 136 IV.2.19. Penanaman Kakija Tabel.IV.2.87. Rencana dan realisasi Penanaman Kakija 137 V. V. Pembibitan Tabel.V.1. Rencana dan realisasi pembuatan Kebun Bibit Desa (KBD) 138 Tabel.V.2. Produksi Bibit dari Persemaian Permanen 139 Tabel.V.3. Rencana dan realisasi bantuan Bibit kepada Petani untuk Penanaman 140 Areal Dampak VI. VI. KELEMBAGAAN Tabel. VI.1.1. Rencana dan realisasi Terbentuknya Kelompok Tani dalam kegiatan 141 RLPS Tabel. VI.1.2. Rencana dan realisasi Pelatihan Petani mengenai kegiatan Bidang 144 RLPS Tabel. VI.2. Terbentuknya Forum DAS 145 Tabel. VI.3. Rencana dan realisasi LSM Pendamping Kelompok Tani Kegiatan 146 Bidang RLPS VII. VII. POTENSI Tabel. VII.1.1. Potensi Sumber Benih 147 Tabel. VII.1.2. Potensi Persemaian Permanen 148 Tabel. VII.2. Potensi Persuteraan alam 149 Tabel. VII.3. Potensi Perlebahan 150 Tabel.VII 4. Kelembagaan Kegiatan Bidang RLPS 151

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial di daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan daerah aliran sungai. Dalam Pelaksanaan tugas tersebut, BPDAS Citarum-Ciliwung menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, penyajian informasi, pengembangan model pengelolaan DAS, pengembangan kelembagaan dan kemitraan serta monitoring dan evaluasi. Disamping itu juga menyelenggarakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan fokus kegiatan RLPS yaitu Pengelolaan DAS, Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Hutan Rakyat Kemitraan dan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu. Hasil kegiatan fungsi monev dan penyajian data dan informasi hasil pelaksanaan fokus-fokus kegiatan pembangunan di bidang kehutanan tahun 2008, terutama bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) yang dilaksanakan oleh BP DAS Citarum-Ciliwung sendiri maupun oleh Dinas yang mengurusi Kehutanan kabupaten/ Kota di Wilayah Kerja BPDAS Citarumciliwung, yang datanya dituangkan dalam buku Statistik Pembangunan BP DAS Citarum-Ciliwung. Adapun data kegiatan yang disajikan adalah data hasil kegiatan 5 (lima) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. 1

B. Maksud Dan Tujuan Buku statistik pembangunan BP DAS Citarum-Ciliwung tahun 2008 dimaksudkan untuk menyajikan data dan informasi hasil pembangunan di bidang RLPS selama 5 tahun terakhir (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008). Sedangkan tujuannya agar hasil pembangunan rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung selama 5 tahun terakhir dapat terdokumentasikan dengan baik. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup buku Statistik Pembangunan BP DAS Citraum-Ciliwung Tahun 2008 memuat organisasi dan kondisi umum wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung, dan hasil-hasil pembangunan rehabilitasi hutan lahan dan perhutanan sosial selama 5 tahun terakhir (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008). 2

II. ORGANISASI A. Visi Dan Misi Visi BP DAS Citarum-Ciliwung adalah : Terdepan Dalam Penyajian Data dan Informasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Berdasarkan visi tersebut BP DAS Citarum-Ciliwung beserta stakeholders diwilayah kerjanya berusaha untuk mengimplementasikan kegiatan RLKT (Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah) dan kegiatan pengelolaan DAS secara bersama-sama dalam rangka menjadikan BPDAS sebagai yang terdepan di antara BPDAS lainnya di seluruh Indonesia dalam penyajian data dan informasi kegiatan tersebut. Untuk mewujudkan visi tersebut, BP DAS Citarum-Ciliwung menetapkan misi sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana pengelolaan DAS 2. Penyusunan dan penyajian informasi DAS 3. Pengembangan model pengelolaan DAS 4. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS 5. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga 3

B. Tugas Pokok dan Fungsi Selanjutnya, berdasarkan Berdasarkan Keputusan menteri Kehutanan No 665/665/Kpts-II/2002 tanggal 7 Maret 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan DAS dan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor P.15/Menhut-II/2007 tanggal 4 Mei 2007, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Dalam melaksanakan tugasnya BP DAS menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan rencana pengelolaan DAS 2. Penyusunan dan penyajian informasi DAS 3. Pengembangan model pengelolaan DAS 4. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS 5. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Tugas pokok dan fungsi tersebut menunjukan bahwa kewenangan BP DAS Citarum-Ciliwung adalah melakukan penyusunan rencana dan program pengelolaan DAS yang mana kegiatannya akan diimplementasikan di Dinas yang mengurusi bidang kehutanan di Kabupaten/ Kota lingkup wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung, serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. 4

C. Struktur Organisasi Struktur organisasi BP DAS Citarum-Ciliwung sampai dengan akhir tahun 2008, adalah sebagai berikut : Kepala Balai : Ir. Erni Mayana, MM Kepala Sub Bagian Tata Usaha : Ir. Happy Rizkiana Kepala Seksi Program : Ir. Nur Hasnih, MM Kepala Seksi Kelembagaan : Ir. Toyo Sunaryo Kepala Seksi Evaluasi : Deddy Supriadi, S.Hut Bagan Struktur Organisasi BP DAS Citarum-Ciliwung Tahun Dinas 2008 (s/d 31 Desember 2008) Kepala Balai (Ir. Erni Mayana, MM) Kepala Subag Tata Usaha (Ir. Happy Rizkiana) Kepala Seksi Progaram DAS (Ir. Nur Hasnih, MM) Kepala Seksi Kelembagaan DAS (Ir. Toyo Sunaryo) Kepala Seksi Evaluasi DAS (Deddy Supriadi, S.Hut) Kelompok Tenaga Fungsional 5

D. Sumber Daya Manusia Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung mempunyai pegawai sebanyak 91 (sembilan puluh satu) orang (PNS sebanyak 90 Orang dan Honorer sebanyak 1 Orang) yang tersebar di 2 (dua) lokasi yaitu di Bogor sebanyak 84 (depalan puluh empat) orang dan Stasiun Serang sebanyak 7 (tujuh) orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, sumber daya manusia di BP DAS Citarum-Ciliwung terdiri dari lulusan SD (5 Orang), SLTP (3 Orang), SLTA (50 Orang), D3 (8 Orang), lulusan S1 (22 Orang) dan S2 (2 Orang). Sedangkan berdasarkan golongan, terdiri dari golongan I a (2 orang), I c (1 Orang), II a (6 Orang), II b (2 Orang), II c (8 Orang), II d (12 Orang), III a (22 Orang), III b (21 Orang), III c (9 Orang), III d (6 orang) dan IV b (1 Orang). 6

III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA A. Letak Dan Luas Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung dalam melaksanakan tugas pokoknya berkantor di Bogor dan Serang. Adapun Wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung berdasarkan administratif meliputi 3 Propinsi/ 28 Kabupaten/Kota yaitu sebagian kabupaten/kota di propinsi Jawa Barat : Kabupaten Indaramayu, Sumedang, Subang, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Karawang, Purwakarta, Bekasi, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Sukabumi; di seluruh kota di propinsi DKI Jakarta : Kepulauan Seribu, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Utara, dan Kota Jakarta Barat; dan seluruh kabupaten/kota di propinsi Banten : Tangerang, Serang, Lebak, Pandeglang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Berdasarkan topografi, wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung dibagi dalam 3 Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP DAS), yaitu sebagai berikut : 1. SWP DAS Citarum yang meliputi 11 Sub DAS, yaitu Citarum, Cipunagara, Ciasem, Cibuni, Cilamaya, Cisadea, Cisokan, Ciujung, Cipandak, Cidamar dan Cilaki; 2. SWP Ciliwung-Cisadane-Cimandiri yang meliputi 10 Sub DAS, yaitu Ciliwung, Cisadane, Cimandiri, Cikaso, Ciletuh, Cikarang, Cidurian, Cimanceuri, Kali Angke, dan Kali Bekasi; 3. SWP Ciujung-Teluk Lada yang meliputi 11 Sub DAS, yaitu Ciujung, Cidanau, Cibanten, Ciliman, Cibaliung, Cibareno, Cisiih, Cihara, Cikeruh, Cibungur dan Cimadur. 7

B. Penggunaan dan Penutupan Lahan Penggunaan lahan di wilyah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung terdiri atas lahan yang berada di dalam kawasan dan di luar kawasan hutan. Sebagian besar lahan yang berada di bawah pengelolaan BP DAS Citarum-Ciliwung berada di luar kawasan hutan dan sebagian kecil berada di dalam kawasan. Wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung yang memiliki penggunaan lahan di dalam kawasan dengan fungsi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi adalah sebagai berikut : 1. Kab. Bandung 2. Kab. Subang 3. Kab. Purwakarta 4. Kab. Bogor 5. Kab. Sukabumi 6. Kab. Cianjur 7. Terdapat 2 (dua) Taman Nasional yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Halimun Salak disamping kawasan konservasi lainnya. Sedangkan wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung yang hanya memiliki kewenangan pengelolaan lahan di luar kawasan hutan adalah sebagai berikut : 1. Kota Bandung 2. Kota Cimahi 3. Kota Depok 4. Kota Bekasi 8

5. Kota Bogor 6. Kota Sukabumi 7. Kota Jakarta Utara 8. Kota Jakarta Selatan 9. Kota Jakarta Timur 10. Kota Jakarta Barat 11. Kota Jakarta Pusat C. Kekritisan Lahan/DAS Total luas lahan kritis yang berada di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung adalah sekitar 681.118,3 hektar. Luas lahan di luar kawasan hutan (sekitar 483.236,6 hektar) lebih luas dibandingkan dengan luas lahan di dalam kawasan hutan (sekitar 197.881,70 hektra). Untuk lahan yang berada di dalam kawasan hutan terdiri atas lahan yang sangat kritis sekitar 64.718 hektar, kritis 60.016,6 hektar, agak kritis sekitar 43.710,3 hektar dan potensial kritis sekitar 29.436,8 hektar. Sedangkan lahan yang berada di luar kawasan hutan terdiri atas lahan yang sangat kritis sekitar 37.497,18 hektar, kritis 81.228,3 hektar, agak kritis sekitar 150.889,8 hektar dan potensial kritis sekitar 213.621,5 hektar (data berdasarkan hasil inventarisasi lahan kritis tahun 2004). 9

IV. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2004 S/D 2008) Kegiatan pembangunan bidang rehabilitasi hutan dan lahan dan perhutanan sosial yang dilaksanakan oleh BP DAS Citarum- Ciliwung dan yang dilaksanakan oleh satker-satker Dinas yang mengurusi kehutanan Kabupaten/ Kota, UPT Departemen Kehutanan dan BUMN Departemen Kehutanan (Perhutani) lingkup wilayah kerja BP DAS Citarum-Cilwiung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008) pada umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar kawasan hutan dan di dalam kawasan hutan. Jenis-jenis kegiatan yang diimplementasikan di dalam kawasan hutan di laksanakan oleh Perhutani, Taman Nasional dan BKSDA, di antaranya sebagai berikut : 1. Reboisasi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi 2. Hutan kemasyarakatan 3. Rehabilitasi hutan mangrove 4. UP UPSA 5. Pengembangan hasil hutan bukan kayu hanya pengembangan budidaya rotan, dan lebah madu Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan di luar kawasan hutan dilaksanakan oleh BPDAS Citarum-Ciliwung dan satker-satker Dinas yang mengurusi kehutanan Kabupaten/ Kota di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Hutan Rakyat 2. Tanaman kanan kiri sungai 3. Tanaman turus jalan 10

4. Hutan kota 5. Penghijauan lingkungan 6. Hutan mangrove 7. Hutan pantai 8. Pengembangan hasil hutan bukan kayu, berupa wanatani, wanafarma, jarak pagar, persuteraan alam, perlebahan, dam pengendali, dam penahan, sumur resapan, embung air dan gully plug. 9. Penanaman kanan kiri jalan 10. Rehabilitasi sumber mata air 11. Kelembagaan yang terdiri dari kelompok tani, LSM dan forum-forum DAS. Secara lebih lengkap, data-data dimaksud dapat dilihat pada tabe-tabel berikut ini. 11