BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB I PENDAHULUAN. serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian (Hartono, 2010). Menurut Farjam di institusi Rumah Sakit, tenaga paramedis perawatan

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayananan komunikasi terapeutik merupakan pelayanan komunikasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan tingkat primer. Puskesmas mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

PENGEMBANGAN KOLEKSI SUBJEK MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kep. Menkes RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan salah. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencsakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan keperawatan dilaksanakan melalui unit gsawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit saat ini tidak hanya bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif). Pelayanan kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan atau preventif (Laksono, 2005). Mutu pelayanan suatu rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemampuan akademisnya semata-mata, tetapi juga oleh sifat-sifat kemanusiaan yang dimiliki oleh petugas kesehatan rumah sakit. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan akan dapat meningkatkan kerja sama antar profesi layanan kesehatan dan tanggung gugat profesi layanan kesehatan (Imbalo, 2012). Perawat merupakan bagian dari profesi kesehatan yang berkontribusi terhadap mutu pelayanan suatu rumah sakit. Perawat memegang tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien. Perawat bertanggung jawab selama 24 1

2 jam untuk mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan serta mendokumentasi proses keperawatan (Deden dermawan, 2013). Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan professional dari pelayanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara sberkelanjutan selama masa perawatan pasien. Dengan demikian, pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan disarana pelayanan kesehatan (Deden Dermawan, 2012) Dokumentasi adalah salah satu aspek terpenting dari peran pemberi perawatan kesehatan di area pelayanan kesehatan. Dokumentasi memiliki beberapa tujuan dalam jaringan yang rumit antara pasien, fasilitas, pelayanan, pemberi perawatan, dan pembayar. Dokumentasi adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum dan etik perawat terhadap pasien sudah dipenuhi dan bahwa pasien menerima asuhan keperawatan yang bermutu ( Patricia, dkk, 2005). Menurut Nursalam, 2001 (dalam Nova Suhendar, 2008) bahwa Mempersiapkan dan mempertahankan sejumlah tindakan melalui dokumentasi merupakan catatan kebutuhan klien, sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi masalah klien, merencanakan tindakan / melaksanakan tindakan dan mengevaluasi keperawatan yang diberikan. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, tindakan perawat, kemudian mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan dan menginformasikan informasi trsebut kepada tenaga kesehatan lainnya

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendokumentasian proses keperawatan antara lain adalah pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, supervisi, dan tersedianya format/panduan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pendokumentasian proses yaitu faktor motivasi perawat (Manurung, 2011). Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi kerja biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang, tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya (Cecep Triwibowo, 2013). Hasil penelitian terdahulu dilakukan oleh Yamsasni Diruang rawat inap Siloam Hospital Kebon Jeruk Jakarta (2012). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara motivasi perawat dan pelaksanaan dokumentasi penerapan asuhan keperawatan diruang rawat inap Siloam Hospitals Kebon Jeruk Tahun 2012 (χ²=0,000 ; ρ<0,05). Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional dan jumlah sampel yang digunakan 57 perawat di rawat inap yang diambil secara random sampling. Hasil penelitian didapatkan motivasi tinggi 61% dan motivasi rendah 39% dan dokumentasi asuhan keperawatan baik 68% dan kurang baik 32%. Penelitian lainnya dilakukan oleh Yuli Setiyaningsih di RSUD Ungaran (2013). Hasil uji statistika menunjukkan ada hubungan antara motivasi kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p= 0.000 ; = 0,05). Berdasarkan nilai OR (Odds Ratio), dapat disimpulkan bahwa motivasi perawat pelaksana mempunyai peluang untuk meningkatkan kinerjanya. Peneliti

4 menyimpulkan agar motivasi perawat perlu ditingkatkan dengan memberikan tunjangan, jenjang karir agar tercapai kinerja perawat yang baik. Rumah sakit umum Toto Kabila adalah rumah sakit umum yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Dengan keberadaannya tersebut, rumah sakit umum ini menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dari pengambilan data awal yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh data dari RSUD Toto Kabila yaitu jumlah tenaga perawat yang bertugas diruang rawat inap sebanyak 76 orang perawat, untuk tenaga kontrak ada 52 orang perawat dan tenaga PNS ada 24 orang perawat. Berdasarkan data dari bidang keperawatan RSUD Toto Kabila didapatkan karakteristik perawat diantaranya Jumlah perawat diruang interna 18 perawat dengan strata S1 1 orang, DIII 16 orang dan SPK 1 orang perawat. Tenaga PNS diruang interna ada 4 orang perawat dan tenaga kontrak 14 orang. Diruang bedah 18 perawat, S1 1 orang dan DIII 17 orang perawat. Tenaga kontrak diruang bedah 11 orang dan PNS ada 7 orang. Diruang VIP 14 perawat dan 3 bidan dengan strata pendidikan DIII semua. Tenaga kontrak diruang Vip ada 11 orang dan PNS 7 orang. Diruang anak ada 16 perawat dan 5 bidan dengan strata S1 1 orang, DIII 20 orang. Tenaga kontrak diruang anak ada 16 orang dan tenaga PNS ada 6 orang. Selain karakteristik tenaga kerja didapatkan juga jumlah tempat tidur yakni diruang Interna ada 28 tempat tidur. Diruang bedah terbagi 2 ruang rawat inap yakni ruang isolasi ada 12 tempat tidur dan ruang bedah 17 tempat tidur. Diruang

5 VIP ada 8 tempat tidur dan diruang Anak ada 20 tempat tidur. Masa kerja tenaga perawat diruang rawat inap yaitu berkisar 8 bulan-10 tahun. Observasi awal peneliti tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilaksanakan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 24 November 2013 dengan presentase rata-rata aspek yang terdiri dari pengkajian 62,5%, Diagnosa 59,9%, Perencanaan 64,9%, Tindakan 62,5%, Evaluasi 65%, Catatan asuhan keperawatan 64%. Dari data tersebut bahwa tampak rata-rata pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan masih rendah yaitu (63,13%) jauh dari yang diharapkan (80%). Hal ini menunjukkan asuhan keperawatan yang berkesinambungan belum terwujud dengan baik. Peneliti telah melakukan wawancara dengan kepala ruangan dan 3 perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Toto Kabila didapatkan hasil wawancara bahwa : a. Kepala ruangan yang bernama perawat H mengatakan bahwa tidak semua intervensi yang ada didalam catatan pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan. Perawat hanya mengerjakan sebagian intervensi saja. b. Perawat A mengatakan motivasinya dalam bekerja karena motivasi dari dalam dirinya sendiri namun dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan perawat A tidak diberikan penghargaan atau reward dalam melakukan pendokumentasian. Perawat A juga mengatakan hanya mengerjakan intervensi sebagian saja.

6 c. Perawat E juga mengatakan hal yang sama bahwa tidak diberi penghargaan atau pujian dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan. d. Perawat D mengatakan bahwa melaksanakan pendokumentasian tersebut adalah hal yang wajib dilaksanakan oleh setiap perawat yang ada diruangan namun setidaknya ada perhatian dari pimpinan atau atasan dalam melaksanakan pendokumentasian. Dapat dikatakan bahwa perawat-perawat yang diatas kurangnya motivasi dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan karena kurangnya perhatian dari pimpinan ruangan maupun sesama teman perawat khususnya dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian dari komunikasi diantara perawat yang melakukan asuhan keperawatan dengan tim kesehatan lain yang memerlukan dan berhak mengetahuinya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014. 1.2 Identifikasi Masalah Bertitik beratkan pada masalah yang ada di atas yaitu: 1. Masih kurangnya motivasi kerja perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan berdasarkan studi pendahuluan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila.

7 2. Data awal yang menunjukkan bahwa pendokumentasian masih di bawah rata-rata yaitu 63,13% jauh yang diharapkan yaitu mencapai 80% dan juga tidak semua intervensi yang ada didalam catatan pendokumentasian dilakukan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014 1.4 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap RSUD Toto kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus Berdasarkan uraian diatas maka tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Diketahuinya gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. b. Diketahuinya gambaran dokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.

8 c. Diketahuinya hubungan motivasi kerja perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi instansi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit dan skaligus dapat menjadi masukan kepada pengelola keperawatan RSUD Toto Kabila kabupaten Bone Bolango mengenai motivasi kerja perawat diruang rawat inap serta dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu. 2. Manfaat bagi instansi pendidikan dan ilmu pengetahuan Sebagai masukan proses pendidikan untuk membentuk pola motivasi yang dapat diterapkan pada peserta didik sejak dini,dan peserta didik mendapat pengetahuan tentang pentingnya pendokumentasian di rumah sakit, sehingga menghasilkan perawat yang mempunyai dedikasi yang tinggi pada profesi keperawatan 3. Manfaat bagi mahasiswa Kegunaan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan serta merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti selain itu juga dapat sekaligus menjadi acuan sehingga suatu saat dapat memberikan asuhan keperawatan dan pelayanan yang bermutu pada pasien.