BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai kemajuan yang dampaknya tentu sangat berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perusahaan manufaktur dan jasa, pendapatan diperoleh dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. itu harus siap menghadapi hal tersebut terutama perusahaan-perusahaan di Indoneisa yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia memang berkembang pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semua kekuatan dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan resiko dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Salah satu aspek yang mengalami banyak perubahan ialah

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. disini tidak hanya dilakukan pada bidang keuangan saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang canggih namun juga tidak merepotkan. banyaknya operator selular dan tawaran yang datang kepada konsumen,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha baik pada sektor industri, keuangan, perdagangan maupun jasa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa maupun dalam bidang manufaktur. Setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan bisnis antar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis finansial global, diperkirakan telah mempengaruhi pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

- Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) - Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan - Struktur Organisasi Direktorat Sumber Daya Manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan bertambah meningkatnya perkembangan ekonomi maka semakin bertambah pula perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Dalam perusahaan yang kegiatannya relatif kecil pimpinan perusahaan masih mampu untuk melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan perusahaan yang dipimpinnya. Pada perusahaan yang volume kegiatannya luas dan besar tidak mungkin lagi pengawasan langsung dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Dalam kegiatan seperti ini pimpinan biasanya akan melimpahkan wewenangnya kepada bawahannya. Tetapi tanggung jawab terakhir atas pekerjaan bawahan tetap berada di puncak pimpinan. Untuk memberi keyakinan bahwa apa yang dilaporkan bawahan tentang perusahaan adalah benar dan dapat dipercaya, maka pimpinan perusahaan membutuhkan adanya Auditor Internal sebagai pengawasan didalam perusahaan. Agar dapat tercapainya sistem pengawasan yang baik maka pimpinan perusahaan harus membentuk suatu bidang pengawasan yang dapat bertanggung jawab. Dengan adanya sistem pengawasan segala kebijaksanaan pimpinan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya juga dapat mengamankan harta benda perusahaan dan memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya. Keberhasilan seorang pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya dapat dilihat dari gambaran laporan keuangan yang menyajikan angka yang dapat dipercaya, tidak menyesatkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk mencapai hal diatas maka diperlukan pengawasan yang bertanggung jawab terhadap sistem pengawasan intern perusahaan yang disebut Auditor Internal. Dengan adanya Auditor Internal yang dilakukan secara terus menerus maka penyelewengan dan kecurangan dapat diatasi. Karena itu fungsi dari Auditor Internal harus dilaksanakan secara tepat yang sesuai dengan situasi perusahaan.

PT. Telekomunikasi Selular ( Telkomsel ) merupakan anak perusahaan dari PT. Telkom. Dilihat dari jumlah pelanggan, perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan dengan kinerja bagus. Lebih dari separuh pengguna jasa ponsel di Indonesia menggunakan kartu yang dijual PT. Telkomsel. Kinerja suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari jumlah pelanggan, tetapi juga dilihat dari segi peran Auditor Internal nya. PT. Telkomsel juga merupakan perusahaan yang technology based dan customer oriented, keduanya jelas bertumbuh sangat pesat seiring dengan perkembangan industri telekomunikasi. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang fit-in dengan situasi bisnisnya saat ini, yang memampukan mereka untuk meng-handle teknologi yang berkembang makin canggih dan menciptakan bisnis-bisnis baru, sekaligus melayani dan memberi manfaat bagi pelanggan Telkomsel yang terus bertambuh mencapai 58 juta saat ini. PT. Telkomsel dalam mengembangkan sumber daya manusianya juga telah mendapat penghargaan Internasional dari Dale Carnegie Leadership Award, yakni penghargaan atas usaha dan komitmen perusahaan dalam mengembangkan sumber daya manusia nya sebagai elemen penting dalam strategi bisnis. Penghargaan perusahaan Idaman 2007 pun telah diraih oleh Telkomsel. Untuk melengkapi berbagai prestasi yang diraih Telkomsel dalam hal inovasi produk, layanan, infrastruktur maupun program corporate social responsibility nya, seperti :Best Asian Mobile Award, Best Asia Pasific Call Center Award, Indonesia Best Brand Award, Indonesia Customer Loyalty Award, dan Indonesia s Most Admired Company. Bahkan awal tahun ini, Telkomsel juga menerima Top Brand Award atas keberhasilannya mempertahankan predikat merek-merek terbaik. Hal ini mencerminkan bahwa berbagai upaya Telkomsel dalam memberikan yang terbaik telah dirasakan kemanfaatannya oleh seluruh stakeholders. Mengingat semakin banyaknya penghargaan yang diraih oleh Telkomsel, bukan berarti mekanisme kerja yang harus tercipta dalam manajemen itu sendiri telah tercapai, karena sejalan dengan semakin besar dan majunya suatu perusahaan maka manajemen mulai merasakan audit yang tidak hanya terbatas pada bidang finansial saja, tetapi diperluas kepada bidang non finansial. Untuk

memenuhi tuntutan ini, lahirlah Audit Internal yang selain meliputi audit pada bidang finansial, juga meliputi evaluasi terhadap kecukupan sistem Internal Control dan kualitas kerja pelaksanaan dalam perusahaan. Audit Internal tak perlu seorang akuntan, tapi cukup orang yang pernah mendapat pendidikan cukup baik, membaca, dan mengimpretasikan laporan keuangan. Persyaratan untuk menjadi anggota team Auditor Internal adalah cukup lunak, asal bisa baca neraca dan memberikan analisa. Di samping itu juga kemampuan untuk mengerti sistem prosedur. Kita tidak terlalu mengharapkan seorang untuk bisa mengerti semua keahlian itu, mereka tinggal mengikuti yang sudah ada dan kreativitasnya untuk mengembangkannya. Penelitian ini terinspirasi dari penelitian Supiningtyas Purwaningrum Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma dengan judul Pengukuran Kinerja Perusahaan menggunakan Kartu Skor Keseimbangan ( Balance Scorecard ) Studi Kasus PT. Telekomunikasi Selular, menyimpulkan bahwa kartu skor keseimbangan ( balanced scorecard ) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengukur kinerja berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dari hasil rujukan tersebut di atas dapat diketahui bahwa pengukuran kinerja perusahaan sangat berperan penting untuk kelangsungan perusahaan itu sendiri. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut diatas diperlukan pengawasan yang bertanggung jawab terhadap sistem audit intern perusahaan yang disebut Auditor Internal sebagai pengawasan didalam perusahaan. Sedangkan yang menjadi perbedaan dari judul penulis terdahulu terletak pada variabel X dan variabel Y, serta pada lokasi dan waktu penelitiannya dan penulis lebih menekankan kepada Peran Auditor Internal sehingga dapat diketahui bagaimana fungsi dari Auditor Internal yang harus dilaksanakan secara tepat yang sesuai dengan situasi perusahaan. Adapun penelitian dilakukan pada PT. Telkomsel Cabang Bandung, dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar Peran Auditor Internal pada perusahaan tersebut dalam menunjang kinerja manajer.

Melihat banyaknya sumbangan yang dapat diberikan oleh Auditor Internal kepada manajemen, maka penulis mencoba untuk melihat pentingnya peran Auditor Internal untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Maka penulis melakukan peninjauan dan penelitian pada PT. Telkomsel dengan judul Peran Auditor Internal Dalam Menunjang Kinerja Manajer Pada PT. Telkomsel, Jalan Asia Afrika No.133-137 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Hampir semua perusahaan besar termasuk Telkomsel, menerapkan fungsi Internal Audit untuk melihat sejauh mana masing-masing bagian dalam perusahaan tersebut mematuhi kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. Namun dalam prakteknya tidak jarang menjadi tumpul karena kesalah pahaman, tidak saja oleh masing-masing bagian yang diaudit tetapi juga internal auditornya itu sendiri yang tidak benar-benar menafsirkan tanggung jawab yang sebenarnya. Lalu kondisi yang sering muncul adalah seorang Auditor Internal akan dimusuhi karena dianggap sebagai mata-mata. Tentu saja hal ini akan menyebabkan tujuan semula dibentuknya fungsi Auditor Internal tak tercapai. Berdasarkan hal diatas, maka penulis perlu untuk mengidentifikasikan berbagai permasalahan, yaitu sebagai berikut : 1. Apakah kememadaian Peran Auditor Internal pada PT. Telkomsel Cabang Bandung sudah berfungsi secara optimal. 2. Apakah Kinerja Manajer pada PT. Telkomsel Cabang Bandung sudah efektif. 1.3 Maksud dan tujuan Penelitian Maksud diadakan penelitian ini adalah untuk mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan data dan informasi yang berhubungan dengan Peran Auditor Internal dalam menunjang kinerja manajer pada PT. Telkomsel Cabang Bandung, dalam rangka menyusun skripsi sebagai salah satu syarat yang diwajibkan dalam menempuh ujian sarjana pada Program Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk membantu pimpinan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diaudit pada PT. Telkomsel Cabang Bandung. 2. Untuk mengetahui seberapa besar peran Auditor Internal dalam menunjang kinerja manajer pada PT. Telkomsel Cabang Bandung. 3. Untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh perusahaan PT. Telkomsel Cabang Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan ( PT. Telkomsel ) Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan data dan informasi yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan juga sebagai bahan masukan yang berarti bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaannya, terutama dalam hal Peran Auditor Internal dalam menunjang kinerja manajer. 2. Bagi Pihak lain Sebagai bahan referensi yang dapat membantu dalam penelitian sejenis dan menambah pengetahuan dalam mengembangkan wawasan ilmiahnya mengenai masalah Auditor Internal. 3. Bagi Penulis Penelitian ini akan memberikan wawasan serta pengetahuan teori-teori mengenai Audit Internal terutama tentang peran Auditor Internal dalam menunjang kinerja manajer.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Sekarang ini semakin menjamur provider selular baru di Indonesia. Berbagai jurus dikerahkan agar bisa menembus pasar serta untuk menarik perhatian konsumen, mulai dari perang harga tarif, layanan yang inovatif hingga promo iklan dengan model yang cantik. Akan tetapi gebrakan yang dilakukan oleh para provider selular tersebut ternyata tidak cukup hanya inovasi, promosi dan tarif yang murah namun masih diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik adalah melalui sistem Auditor Internal. Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Pada perusahaan jasa dan manufaktur terdapat tiga kategori utama untuk pembelajaran dan pertumbuhan yaitu : kapabilitas pekerja, kapabilitas sistem informasi dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Gagasan untuk meningkatkan proses dan kinerja untuk pelanggan harus datang dari pekerja lini yang paling depan yang paling dekat dengan proses internal dan pelanggan perusahaan. Dalam kapabilitas pekerja ada tiga pengukuran yaitu : kepuasan pekerja, retensi pekerja dan produktifitas pekerja. Para pekerja garis depan perlu mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang setiap hubungan yang ada antara perusahaan dengan pelanggan. Tujuan pembelajaran dan pertumbuhan terfokus pada iklim perusahaan yang mendorong motivasi dan inisiatif pekerja. Hal ini dapat diukur dengan melakukan survei terhadap motivasi, pemberdayaan dan keselarasan pekerja. Kedudukan Auditor Internal dalam struktur organisasi perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tentu saja tidak sama. Hal ini banyak tergantung kepada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian Audit Internal ( Departemen Audit Internal ). Penempatan bagian Audit Internal secara jelas dalam struktur organisasi disertai dengan job description yang tegas pula akan membawa dampak positif dalam proses komunikasi antara Auditor Internal dengan pihak pemilik atau manajer. Namun sebaliknya penempatan yang tidak terarah dan jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari Auditor Internal kepada pihak manajemen. Karenanya perlu ditentukan secara tegas Peran Auditor Internal ini.

Auditor Internal berada dalam suatu wadah organisasi perusahaan yang harus tunduk terhadap peraturan, kebijaksanaan dan norma-norma yang dianut oleh manajemen. Namun dalam pelaksanaan tugasnya Ia tetap independen terhadap bidang-bidang atau bagian-bagian lain yang diauditnya. Sedangkan di lain pihak seorang auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya harus bersikap bebas dan tidak memihak seperti dikehendaki dalam Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP). Selanjutnya hasil-hasil Audit dari Auditor Internal harus ditunjang dengan informasi-informasi yang telah dianalisa, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan sehingga memberikan suatu dukungan yang kuat terhadap hasil Audit Internal. Hasil Audit ini dilaporkan kepada manajemen dalam laporan audit sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh pihak pembacanya. Dari gambaran diatas nampak bahwa ruang lingkup Audit Internal haruslah mencakup audit serta evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi dan kualitas prestasi kerja manajer dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Untuk mencapai hasil Audit yang memuaskan, Auditor Internal haruslah membuat persiapan rencana dengan matang untuk setiap tugas audit yang akan dilakukan. Hal ini biasa dilaksanakan oleh Auditor Eksternal pada saat memeriksa pembukuan kliennya dengan membuat program pemeriksaan ( Audit Program ). Moller and Witt (1999 ; 1) memberikan pendapat tentang Audit Internal, yaitu : Internal Auditing is an independent appaisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. Audit Internal merupakan taksiran atau fungsi penilaian yang independen yang ditetapkan dalam organisasi untuk menguji, mengevaluasi kegiatan sebagai pelayanan kepada organisasi.

Pengertian lain menjelaskan Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Auditor Internal membantu pimpinan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehingga Auditor Internal membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya serta mengevaluasi dan menilai efektivitas dari risiko manajemen, pengendalian dan proses pengelolaan perusahaan. Auditor Internal harus mempertahankan sikap objektif, dimana Ia harus dipisahkan dari semua fungsi operasional perusahaan, meskipun Auditor ini bekerja secara Independen, namun Ia tetap merupakan bagian dari staf manajemen perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba mengambil suatu hipotesis sebagai berikut : Peran Auditor Internal yang memadai berperan dalam menunjang kinerja manajer. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan survei. Metode deskriptif analitis bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Sedangkan penelitian survei menurut Nazir ( 2003 ; 56 ) adalah : Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

Data yang digunakan merupakan data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah teori-teori yang mendukung penelitian yang diperoleh dari literatur-literatur yang relevan serta hal-hal yang diperoleh selama penulis menuntut ilmu. Data primer adalah data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti sebelum pengamatan langsung ( observasi ), wawancara dan kuesioner. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas : 1. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Penelitian lapangan yaitu yang dilakukan dengan mengadakan penelitian terhadap objek-objek yang diteliti untuk memperoleh data primer, dengan melakukan : a. Wawancara Yaitu tanya jawab secara langsung dengan bagian terkait dengan objek yang diteliti yang ada di dalam perusahaan tersebut. b. Kuesioner Yaitu pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden. 2. Penelitian Kepustakaan ( Library Research) Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literaturliteratur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini dilakukan pada perusahaan PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.133-137 Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 2008 sampai dengan selesai.