Dukungan Konsultan Swasta Dalam Melaksanakan Pemetaan Geologi Bersistem Skala 1: Khoiril Arief Saleh Wikarno. Yogyakarta, Agustus 2013

dokumen-dokumen yang mirip
GEOFISIKA TEPAT GUNA UNTUK MENCARI KOMODITAS MINERAL BASE-METAL, LOGAM MULIA DAN GEOTERMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

Metode Geofisika untuk Eksplorasi Panasbumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PEDOMAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEMETAAN GEOLOGI SKALA 1:50.000

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

STANDARISASI PEMETAAN GEOLOGI SKALA 1 : SURONO

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Pengawasan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

TESIS PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH YAPEN DAN MAMBERAMO, PAPUA BERDASARKAN ANOMALI GRAVITASI

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

TEORI DASAR. variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah. eksplorasi mineral dan lainnya (Kearey dkk., 2002).

Home : tedyagungc.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Longsoran Desa Sirnajaya dan Sekitarnya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

PENGARUH INTRUSI VULKANIK TERHADAP DERAJAT KEMATANGAN BATUBARA KABUPATEN LAHAT, SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

Peta Geologi dan Pengertian peta Geologi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

PEMETAAN GEOLOGI. A. Peta Geologi. B. Pemetaan Geologi

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB I PENDAHULUAN. energi primer yang makin penting dan merupakan komoditas perdagangan di

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS Analisis Terhadap Jaring Kontrol Geodesi

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 028 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

1.1. Geologi dan manfaat pemetaan 1.2. Pengetahuan geologi yang diperlukan 1.3. Pemetaan geologi 1.4. Pemetaan geologi permukaan 1.5.

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Tampilan 3D DEM SRTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

INTERPRETASI MIKROGRAVITY ANTAR WAKTU SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPREDIKSI (PREKURSOR) TERJADINYA GEMPABUMI (Studi Kasus : Sesar Cimandiri Jawa Barat)

GEOFISIKA GEOFISIKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data secara langsung (primer)

BAB III PERANCANGAN PETA BATAS LAUT TERITORIAL INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN BATAS DAERAH

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Dukungan Konsultan Swasta Dalam Melaksanakan Pemetaan Geologi Bersistem Skala 1:50.000 Khoiril Arief Saleh Wikarno Yogyakarta, Agustus 2013

MEMBERIKAN MASUKAN AGAR PETA YANG DIBUAT BENAR- BENAR BERDAYAGUNA MAKSIMAL DUKUNGAN KONSULTAN SWASTA DALAM MELAKSANAKAN PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM KALA 1:50.000 MEMBERIKAN INFORMASI KEMAMPUAN KONSULTAN SWASTA YANG ADA DI INDONESIA MENCOBA MENGETAHUI KAPASITAS KONSULTAN SWASTA DI INDONESIA

Out line Presentasi Latar belakang kinerja para pembuat Peta Kebumian Informasi dan keteliuan Peta Geologi Kontribusi swasta dalam membuat peta geologi bersistem skala 1:50.000 Saran- saran

Latar Belakang Kinerja Para Pembuat Peta Kebumian

Latar belakang mereka yang membuat Peta- Peta Kebumian APA YANG BIASA DIKERJAKAN PEMBUAT PETA GEOLOGI Memikir konsep kebumian Membuat pramodel kebumian Mendesign pembuatan peta Pengukuran lapangan Menyajika n Peta Interpretas i peta Hitungan lanjut APA YANG BIASA DIKERJAKAN PEMBUAT PETA GEOFISIKA Membuat pramodel kebumian Mendesign pembuatan peta Pengukura n lapangan Menyajikan Peta Proses lanjut Interpretasi peta APA YANG BIASA DIKERJAKAN PEMBUAT PETA TOPOGRAFI Mendesign pembuatan peta Pengukura n lapangan Menyajikan Peta

Perbandingan Standar Peta Kebumian Peta Topografi Selalu diinformasikan sistem dan datum petanya Kerapatan observasi ditentukan (minimal 1 data per 0.5 cm2 peta) Toleransi kesalahan data ditentukan dengan jelas Peta Geologi Informasi sistem dan datum peta sering terlupakan Kerapatan observasinya sering terabaikan Keteli;an data sangat tergantung pada pengalaman/kejelian pemeta

Perbandingan Standar Peta Kebumian Peta Geofisika (Gravity) Informasi sistem dan datum peta sering terlupakan Kerapatan observasi ditentukan dengan jelas Toleransi kesalahan data ditentukan dengan jelas Peta Geologi Informasi sistem dan datum peta sering terlupakan Kerapatan observasinya sering terabaikan Keteli;an data sangat tergantung pada pengalaman/kejelian pemeta

Standarisasi Peta Gravitasi menurut N. Sazhina, N. Grushinsky (1971) Kontur Interval (mgal) 10 5 2 1 0.5 0.2 0.25 0.1 Skala Peta 1 : 2.500.000 1 : 1.000.000 1 : 1.000.000 1 : 500.000 1 : 200.000 1 : 100.000 1 : 100.000 1 : 50.000 1 : 50.000 1 : 25.000 1 : 10.000 1 : 5.000 1 : 5.000 1 : 2.000 1 : 1.000 Ketelitian Maksimum Perhitungan Anomali Bouguer (mgal) Sampai ± 2,5 Sampai ± 2,0 Sam pai ± 0,8 Sampai ± 0,4 Sampai ± 0,2 ± (0,08 0,1) Sampai ± 0,4 Ketelitian Maksimum Pengukuran Gravitasi (mgal) Sampai ± 0.3 Sampai ± 0.3 Sampai ± 0.3 Sampai ± 0.3 Sampai ± 0,15 ± (0,06 0,08) Sampai ± 0,03 Luas Area per Stasion (km 2 ) 150 400 25-100 4 10 4 0,2 1,0 0,02 0,1 0,002 0,001 Kerapatan data Jarak Stasion Dalam Lintasan (m) 5.000 10.000 2.500 5.000 1.000 2.000 500 1.000 200 500 50 150 20 50

Pengumpulan data untuk membuat Peta Geologi APA YANG HARUS KITA LAKUKAN? TIDAK ADA KETENTUAN KERAPATAN DATA LAPANGAN KETELITIAN DATA LAPANGAN TERGANTUNG PADA PENGALAMAN DAN KEJELIAN PEMETA (SUBJEKTIF)

PETA- PETA TOPOGRAFI MEMPUNYAI STANDAR PENGUKURAN LAPANGAN YANG BAIK DAN LENGKAP PEMBUATAN STANDAR PETA GEOLOGI HENDAKNYA MENGADOPSI APA YANG DILAKUKAN PARA AHLI GEODESI

Informasi dan Keteli;an Peta Geologi

Selain yang telah biasa dilakukan, data Peta Geologi 1:50.000 handaknya sbb.: Sistem dan datum peta yang digunakan, yaitu Proyeksi UTM zona.. Elipsoid WGS- 84 Datum elevasi Mean Sea Level (MSL) Kerapatan lintasan tracking observasinya berjarak sekitar 0.5 Km Toleransi kesalahan posiuoning dari data geologi sekitar 10 m Satuan batuan yang tersebar seluas 6.25 Ha atau lebih sudah dapat disajikan dalam peta. KeteliUan datanya semaksimal mungkin

Penyajian Peta Geologi skala 1:50.000 beserta laporannya dibuat berupa: Hard copy So` copy MeniUk beratkan pada peta/data dan mengusahakan interpretasi sesingkat mungkin

Penyajian so` copy peta dan data hendaknya dibuat standar pada hal- hal berikut: Basis data bersistem proyeksi UTM zone.. Apa yang akan disajikan ditentukan Perlapisan penggambaran/peta, ploung data, lintasan observasi, dsb ditentukan Layout peta Tebal garis Warna Legenda, simbul, bentuk huruf, dsb.

Kontribusi Swasta Dalam Membuat Peta Geologi Bersistem Skala 1:50.000

Komponen Pembuat Peta Geologi BersisUm Skala 1:50.000 TENAGA KERJA KEMAMPUAN KEUANGAN DAN MANAGERIAL KUALITATIF DAN KUANTITATIF TENAGA KERJA ADALAH KUNCI KESUKSESAN PEMBUATAN PETA GEOLOGI BERSISTEM SKALA 1:50.000 PERALATAN

Pembuatan Peta Geologi tergantung : Tenaga ahli teknis, antara lain Ahli Geologi senior Ahli Geologi Ahli IT dan Kartografi Tenaga ahli non teknis, antara lain Ahli managemen lapangan LogisUk Kemampuan keuangan Peralatan, antara lain Peralatan lapangan (Kompas, palu, hand held GPS, camera, note book computer, dsb.) Computer dan So` ware Laboratorium Ploter, dsb.

Untuk menyelesaikan Peta Geologi skala 1:50.000 sekitar 77.000 Ha atau 1500 Km tracking lintasan observasi geologi, diperlukan : 1 orang manajer lapangan 1 orang Ahli Geologi Seneor 5 orang Ahli Geologi 5 Asst. Geologi 1 orang LogisUk Buruh lokal secukupnya Didukung 1 orang ahli IT atau Kartografi Waktu yang diperlukan: 4 Bulan lapangan dan 2 bulan penggambaran dan penyusunan laporan

Jenis Peta Geologi yang mampu dibuat oleh Konsultan Swasta Peta Geologi skala 1: 50.000 Peta Geologi skala 1: 5.000 Peta Geologi skala 1: 1.000 Peta Geologi skala 1: 500 UNTUK PETA SKALA 1:5000 HINGGA 1:500 BIASANYA SESUAI PERMINTAAN KLIEN

Tenaga Kerja tetap PT. Geoservices untuk melaksanakan pekerjaan pemetaan geologi 3 Ahli manajemen lapangan dengan pengalaman kerja lebih dari 30 tahun 6 Ahli Geologi Seneor dengan pengalaman kerja pemetaan lebih dari 30 tahun 10 Ahli Geologi dengan pengalaman kerja pemetaan antara 2 dan 8 tahun 10 Asst. Geologi

Fasilitas laboratorium PT. Geoservices untuk menunjang pemetaan geologi 1 Laboratorium Migas (paleontologi) di Jakarta 1 laboratorium thin secuon dan analisis petrografi di Bandung 1 laboratorium mineral di Cikarang 1 laboratorium batubara di zona Sumatra, 2 di zona Jawa, 10 di zona Kalimantan 1 laboratorium Lingkungan di Bandung 1 pusat IT (geologi dan geofisika) di Bandung

Fasilitas PT. Geoservices lainnya Geofisika 5 unit Gravitymeter 10 unit Magnetometer 5 set IP equipment 1 set CSAMT equipment 1 set TDEM equipment 2 set MT equipment 5 set complex resisuvity atau RPIP equipment Pemboran Lebih dari 25 set pemboran dangkal 4 set pemboran sedang Topografi 12 unit GeodeUc GPS 10 unit total stauon 2 unit leveling

Da`ar Konsultan Kebumian berkategori besar yang didukung sarana laboratorium & fasilitas lainnya antara lain : PT. Schumberger (berlatar belakang pekerjaan MIGAS) PT. Elnusa (berlatar belakang pekerjaan MIGAS) PT. Geoservices (berlatar belakang pekerjaan MIGAS dan MINERBA) PT. Halliburton (berlatar belakang pekerjaan MIGAS) PT. Weatherford (berlatar belakang pekerjaan MIGAS) Masalahnya adalah: Apakah mereka berminat untuk mendukung pekerjaan Pemetaan Geologi Skala 1:50.000

Da`ar Konsultan Kebumian antara lain : PT. Geoace (berlatar belakang pekerjaan geoteknik) PT. Kwarsa Heksagon (berlatar belakang geoteknik) PT. Rungge Indonesia (berlatar belakang pek. MINERBA) PT. SRK (berlatar belakang pekerjaan MINERBA) PT. CSA Global (berlatar belakang pekerjaan MINERBA) PT. Salva Indonesia (berlatar belakang pekerjaan MINERBA) Masalahnya adalah: Berapa kapasitas mereka untuk mengerjakan Pemetaan Geologi Skala 1:50.000

KONSULTAN SWASTA MAMPU MELAKUKAN PEMETAAN GEOLOGI SKALA 1:50.000 PARTISIPASINYA TERGANTUNG PADA BEBERAPA FAKTOR HARGA/DANA PEMETAAN FLUKTUASI KEGIATAN MINERBA MIGAS KEMUDAHAN BIROKRASI DLL.

Kapasitas Konsultan Swasta Diperkirakan maksimal 2 lokasi peta geologi berskala 1:50.000 dibuat oleh 1 konsultan swasta berskala besar Diperkirakan X konsultan yang mampu mengerjakan pemetaan geologi skala 1:50.000 KAPASITAS KONSULTAN SWASTA BERBANDING TERBALIK DENGAN KEGIATAN MINERBA DAN MIGAS BERBANDING LURUS DENGAN KEGIATAN HARGA/DANA PEMETAAN

Saran- Saran

Saran- Saran Term of Reference untuk pembuatan Peta Geologi Bersistem Skala 1:50.000 perlu dilengkapi dengan: Informasikan tentang sistem dan datum peta yang digunakan mengikuu standar akhir Bakosurtanal Kerapatan observasi lintasan geologi berselang kurang lebih 0.5 km KeteliUan posisi data geologi kurang lebih 10m Satuan batuan yang tersebar seluas 6.25 Ha atau lebih sudah dapat disajikan dalam peta

Saran- Saran Term of Reference untuk pembuatan Peta Geologi Bersistem Skala 1:50.000 perlu dilengkapi dengan: Hal- hal yang penung hendaknya distandarkan Selain produk peta geologi berskala 1:50.000 dibuat juga peta observasinya Dibuat juga laporannya Dibuat dalam hard copy dan so` copy

Saran- Saran Agar Konsultan kebumian berskala besar dapat berkontribusi disarankan : Mengundang secara langsung konsultan swasta untuk berparusipasi dalam tender dengan birokrasi yang mudah dan perijinan suevei yang mudah Mengevaluasi tender dengan berfokus pada kemampuan teknis Dijalin kerjasama dalam bentuk lain dengan konsultan swasta Mengusahakan agar mendapatkan data dari perusahaan minyak yang sudah berproduksi

Terima kasih semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat

Alamat beberapa divisi yang berkaitan dengan pemetaan geologi Divisi Eksplorasi Geology Geophysics GeodeUc - IT Jl. Bungur 39 Bandung. expldiv@geoservices.co.id Divisi Core Analysis Sedimentology & Petrography BiostraUgraphy Eochemistry Jl. Masjid 17 Petukangan Utara, Kebayoran lama, Jakarta. corediv@geoservices.co.id Divisi Mineral TesUng & Analysis Kawasan Industri Jababeka II, Blok MM 1, Cikarang- Bekasi. mindiv.@geoservices.co.id