BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit. rawat inap, rawat jalan, dan IGD. Rumah Sakit diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan, gawat darurat. Rumah sakit wajib membuat, melaksanakan, dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di Rumah sakit sebagai acuan standar pelayanan terhadap pasien (Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009). Dalam menghadapi persaingan antar rumah sakit, menjaga mutu pelayanan menjadi hal yang penting agar kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit terjaga. Kepercayaan masyarakat tersebut dapat diperoleh apabila pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu, rumah sakit perlu menciptakan pelayanan yang sesuai standar yang tentukan dan menjaga mutu pelayanan terhadap pasien. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, rumah sakit wajib melakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi tersebut dilakukan oleh lembaga independen baik dari dalam maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku (Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009). Berdasarkan Permenkes nomor 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit, 1

akreditasi adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yan g ditetapkan oleh menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan. Pelayanan yang berkesinambungan dapat dilihat melalui pencatatan didalam rekam medis pasien. Menurut Huffman (1994) rekam medis adalah ringkasan fakta-fakta, sejarah kehidupan dan kesehatan pasien, termasuk penyakit lama dan penyakit sekarang serta pengobatannya, ditulis oleh profesional kesehatan yang ikut mengasuh pasien. Berdasarkan Permenkes nomor 269/Menkes/Per/III/2008 rekam medis wajib dibuat oleh dokter dan dilengkapi segera setelah pasien menerima pelayanan. Rekam medis setidaknya berisi pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan terhadap pasien. Salah satu contoh kasusnya ialah, rekam medis pasien diabetes melitus yang kontrol secara rutin dalam jangka waktu tertentu maka seluruh pelayanan yang diberikan kepada pasien terutama tindakan dan hasil tindakan haruslah tercatat dan terdokumentasi dengan lengkap untuk mempermudah pemantauan kesehatan pasien. Hal ini berfungsi sebagai alat bukti pelayanan yang telah diberikan kepada pasien dan sebagai alat komunikasi bagi para 2

praktisi pelayanan kesehatan sehingga tercipta kesinambungan pelayanan di antara berbagai praktisi pelayanan kepada pasien. Menurut WHO (2006) pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes melitus adalah sebanyak 171 juta penderita dan diperkirakan pada tahun 2030 akan menjadi dua kali lipat. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penderita diabetes melitus cukup banyak dan membuat seorang dokter menangani pasien dalam jumlah yang banyak pula. Hal ini dikhawatirkan akan membuat dokter lalai dalam pendokumentasian tindakan dan hasil tindakan yang telah diberikan. Lembaga independen yang bertugas melaksanakan akreditasi di Indonesia adalah Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang mulai tahun 2012 mengubah sistem dan konsep dari standar pelayanan berfokus pada provider menjadi berfokus kepada pasien. Standar akreditasi dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien, kelompok standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien rumah sakit, sasaran millenium development goals. Di dalam akreditasi KARS 2012 terdapat beberapa standar yang bertujuan untuk menguji kelengkapan pencatatan dalam rekam medis. Salah satu standar yang digunakan untuk menilai kelengkapan rekam medis adalah standar Pelayanan Pasien (PP) 3

2.3 yang menyebutkan bahwa prosedur yang dilaksanakan harus dicatat dalam rekam medis. Prosedur dalam standar PP 2.3 tersebut mencakup semua tindakan dan hasil tindakan ya ng diberikan terhadap pasien. Tindakan diagnostik dan tindakan lain yang dilakukan beserta hasilnya, dicatat dalam rekam medis pasien. Tindakan tersebut termasuk endoskopi, katerisasi jantung serta tindakan invasive lain, tindakan diagnostik non invansif dan prosedur terapi. Pencatatan tindakan dan hasil tindakan yang lengkap dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan pelayanan terhadap pasien serta sebagai bukti kesinambungan pelayanan kepada pasien telah dilaksanakan. Pelayanan yang berkesinambungan dapat mencerminkan mutu pelayanan yang baik dan dapat menciptakan kepuasan pelayanan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan kepala rekam medis, diketahui bahwa RSUD Tidar Kota Magelang dalam persiapan untuk melaksanakan akreditasi KARS 2012. Bab Pelayanan Pasien (PP) termasuk dalam kelompok mayor penilaian akreditasi dan unit rekam medisnya berfokus dalam perbaikan kelengkapan serta pendokumentasian rekam medis. Di RSUD Tidar Kota Magelang diagnosis diabetes melitus merupakan 10 besar penyakit rawat inap dan hasil persentase kelengkapan pendokumentasian tindakan adalah 68% dan hasil tindakan adalah 73%, padahal nilai kelulusan yang diperlukan 4

adalah 80%. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti tentang pendokumentasian rekam medis standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 diagnosa diabetes melitus di RSUD Tidar Kota Magelang. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana pendokumentasian rekam medis berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 diagnosis diabetes melitus di RSUD Tidar Kota Magelang? C. BATASAN PENELITIAN Dalam penelitian batasan penelitiannya yaitu : 1. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui pendokumentasian rekam medis berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 adalah keterisian. Analisis keterisian hanya menilai terisi atau tidak terisi tindakan dan hasil tindakannya. Dan tidak menilai apakah keterisian tersebut benar atau tidak karena keterbatasan dari pengetahuan peneliti. 2. Sampel yang digunakan adalah tahun 2013 karena jumlah kasus diabetes melitus 4 bulan terakhir tidak dapat diketahui jumlahnya disebabkan pelaporan di RSUD Tidar Kota Magelang belum selesai di rekap. 5

D. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan pendokumentasian rekam medis berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 diagnosis diabetes melitus. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pelaksanaan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 di RSUD Tidar Kota Magelang. b. Mengetahui persentase hasil analisis keterisian dan ketercapaian penilaian standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 di RSUD Tidar Kota Magelang. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Bagi Rumah Sakit a. Mendapatkan gambaran hasil evaluasi terkait pelaksanaan pendokumentasian dalam rekam medis pasien berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012. b. Memberi masukan kepada rumah sakit dalam peningkatan pelaksanaan pendokumentasian rekam medis pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di masa yang akan datang. 6

2. Bagi Peneliti a. Peneliti dapat mengetahui tentang pendokumentasian dalam rekam medis pasien berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012. b. Peneliti dapat membandingkan teori yang diterima di perkuliahan dengan praktik langsung dalam suatu instansi pelayanan kesehatan. 3. Bagi institusi pendidikan a. Sebagai tolak ukur seberapa jauh ilmu rekam medis dapat diserap oleh mahasiswa dan dapat diterapkan di rumah sakit. b. Sebagai penilaian terhadap pengaruh kinerja pendidikan di rumah sakit. c. Sebagai bahan masukan dalam perkuliahan. F. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang Pendokumentasian Rekam Medis Pasien Standar Akreditasi KARS 2012 Diagnosis Diabetes Melitus di RSUD Tidar Kota Magelang belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, namun penelitian yang hampir sama pernah dilakukan yaitu sebagai berikut. 7

1. Widyaningrum, Kartika (2013), dengan judul Kelengkapan Pengisian Lembar Resume Dokter Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Hasil: Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi adalah lembar resume diisi oleh DPJP setelah pasien pulang, lembar resume dokter di Rumah Sakit Jiwa Jiwa Grhasia DIY belum ada kebijakan yang menetapkan kapan resume pasien pulang harus dilengkapi dan dimasukkan ke rekam medis pasien,lembar resume dokter di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY di dalamnya sudah mencakup alasan pasien dirawat, diagnosis dan penyakit penyertanya, temuan fisik dan hal lain yang penting, prosedur diagnostik dan terapeutik yang telah dilakukan, medika mentosa dan obat waktu tindak lanjut. Untuk prosentase kelengkapan pengisian lembar resume dokter adalah 57% untuk komponen identitas pasien, 24% untuk komponen bukti rekaman, 3% untuk komponen keabsahan rekaman, dan 16% untuk tata cara pencatatan. Penyebab ketidakterisian lembar resume dokter adalah jumlah dokter dan kesibukan dokter, kurangnya sosialisasi terkait pengisian lembar resume dokter, dan tidak adanya reward and punishment. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi ketidakterisian lembar resume dokter adalah petugas rekam medis meng-assembling dan melakukan analisis kuantitatif dan diberi memo setelah itu 8

diantarkan ke ruang dokter. Dokter berusaha melengkapi secepatnya. Jika ada dokter yang libur/cuti pengisian dapat diisikan dengan mengatasnamakan dokter yang bertanggung jawab Komite rekam medik melakukan teguran pada dokter yang bersangkutan di melakukan evaluasi. Persamaan: Penelitian memiliki persamaan terhadap penelitian peneliti terkait persiapan akreditasi dan metode yang digunakan sama yaitu metode deskriptif kualitatif. Perbedaan: Pada penelitian Widyaningrum bertujuan untuk mengetahui kelengkapan pengisian lembar resume dokter terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY, sedangkan pada penelitian peneliti bertujuan untuk mengetahui pendokumentasian rekam medis terkait standar Pelayanan pasien (PP) 2.3 akreditasi KARS 2012 diagnosis diabetes melitus. 2. Hastuti (2013), dengan judul Kelengkapan Ringkasan Keluar Pasien (RESUME) Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di RSUD Sleman. Hasil : Persentase kelengkapan lembar ringkasan keluar (resume) di RSUD Sleman adalah 51% untuk komponen identitas pasien, untuk komponen bukti rekaman prosentase kelengkapannya sebesar 27%, dan untuk komponen keabsahan rekaman dan komponen pendokumentasian yang benar 9

prosentase kelengkapannya sebesar 11%. Persentase kelengkapan terendah adalah komponen keabsahan rekaman atau autentikasi dan komponen pendokumentasian yang benar. Standar APK 3.2.1 tentang ringkasan keluar (resume) pasien pulang lengkap mendapatkan skor 5 dan Tercapai Sebagian (TS). Persamaan : persamaan penelitian ini adalah penelitian terkait persiapan akreditasi dan tujuan untuk mengetahui skor elemen penilaian suatu standar. Perbedaan : Perbedaan penelitian ini adalah pada penelitian Hastuti yang ditetili yaitu kelengkapan lembar ringkasan keluar (resume) dengan menggunakan standar akreditasi KARS 2012 APK 3.2.1, sedangkan pada penelitian ini yang di teliti yaitu pendokumentasian rekam medis yang terkait standar Pelayanan Pasien (PP) 2.3 akreditasi KARS 2012, yaitu terkait pendokumentasian tindakan dan hasil tindakan. 3. Nurhayati, Arifah (2013), dengan judul Kesiapan Kelengkapan Dokumen Pada Kelompok Standar Berfokus Kepada Pasien Dalam Akreditasi Baru 2012 Di Rumah Sakit Dkt Dr. Soetarto Yogyakarta. Hasil : Akreditasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan berhak mendapatkan 10

pelayanan yang bermutu. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin kritisnya masyarakat Indonesia dalam menilai mutu pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan yang bermakna terhadap mutu rumah sakit di Indonesia. Karena itu akreditasi dengan standar pelayanan focus kepada provider, mulai tahun 2012 akan dirubah menjadi berfokus kepada pasien. Perubahan tersebut tentunya harus diikuti dengan pembaharuan standar akreditasi rumah sakit yang lebih berkualitas dan menuju standar Internasional. Dalam proses akreditasi diperlukan peran dari seluruh elemen rumah sakit. Salah satu elemen rumah sakit yang ikut berperan dalam proses akreditasi adalah Unit Rekam Medis. Di Rumah Sakit DKT Dr. Soetarto Yogyakarta selama ini masih mengikuti standar akreditasi versi 2007 untuk lima pelayanan. Namun rumah sakit dirasa perlu untuk mempersiapkan diri menghadapi sistem akreditasi KARS yang baru (versi 2012). Persamaan : penelitian ini dengan penelitian Nurhayati persamaannya adalah membahas tentang akreditasi KARS versi 2012 yang akan dilakukan pada suatu rumah sakit, sama sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dan kelompok standar berfokus pada pasien. 11

Perbedaan : penelitian ini dengan penelitian Nurhayati perbedaannya adalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan kelengkapan dokumen terkait rekam medis sesuai elemen penilaian standar akreditasi 2012 dalam Kelompok Standar Berfokus Kepada Pasien di Rumah Sakit DKT Dr. Soetarto Yogyakarta sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendokumentasian rekam medis berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012. G. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT 1. Sejarah RSUD Tidar Kota Magelang Berdasarkan profil RSUD Tidar Kota Magelang Tahun 2010, rumah sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Umum yang diresmikan pada tanggal 25 Mei 1932, dipimpin oleh dr. G.J. Dreckmeiers. Awalnya RSUD Tidar Magelang milik Yayasan Zending pada masa kolonial Belanda. Pada tahun 1983 menjadi RSU Kelas C, kemudian tahun 1992 ditetapkan menjadi Unit Swadana Daerah Kodya Dati II Magelang (Perda No.7 Th.1992) berlangsung sampai dengan th. 2006. Berdasarkan SK Menkes No. 108/Menkes/SK/II/1995 RSUD Tidar Magelang merupaka n rumah sakit non pendidikan tipe B milik pemerintah kota Magelang. Selama berdirinya rumah sakit, RSUD Tidar Magelang ini telah mengalami pergantian pemimpin selama 14 12

kali. Rumah sakit ini beralamat di Jalan Tidar No. 30 A Magelang. RSUD Tidar Kota Magelang mempunyai rumah sakit cabang khusus untuk perinatal dan obsgyn yaitu Rumah Sakit Bersalin Budi Rahayu.Rumah Sakit Bersalin Budi Rahayu terletak di Jalan Urip Sumoharjo No. 15 A Magelang. 2. Visi Menurut perumusan visi dan misi RSUD Tidar Kota Magelang pada Renstra SKPD Kota Magelang Tahun 2011-2015 SK Direktur RSUD Tidar Kota Magelang tanggal 25 November 2010 No. 1723/050.11/700/2010 adalah Terwujudnya Rumah Sakit yang Unggul, Profesional, Beretika dan Berkeadilan. 3. Misi a) Memberikan pelayanan kesehatan rujukan secara profesional, bermutu, terjangkau dan adil kepada segala lapisan masyarakat. b) Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia rumah sakit. c) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan secara memadai dan berkesinambungan. d) Menyelenggarakan pengelolaan rumah sakit secara akuntabel. 13

e) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, suasana kerja yang nyaman dan harmonis. f) Melaksanakan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan. 4. Tujuan a) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan rumah sakit yang memberikan kepuasan tinggi bagi pelanggan. b) Membangun sumber daya manusia di rumah sakit yang memiliki komitmen tinggi. c) Memperoleh financial retum jangka panjang yang menjamin rumah sakit untuk mempertahankan dan mengembangkan pelayanannya. 5. Motto Motto RSUD Tidar Magelang adalah Mitra Menuju Sehat. 6. Falsafah Falsafah RSUD Tidar Kota Magelang adalah Hangabekti Kadya Kusumaning Bangsa yang merupakan sangkalan dalam Bahasa jawa yang menggambarkan angka tahun 1996 yang merupakan dimulainya kegiatan peningkatan mutu terpadu di RSUD Tidar.Pada hakikatnya dalam bekerja seluruh personil RSUD Tidar berbakti pada Pahlawan atau Kusuma Bangsa. 14

7. Pelayanan Jenis pelayanan yang ada di RSUD Tidar Kota Magelang, adalah sebagai berikut. a. Pelayanan rawat jalan spesialis Jenis pelayanan rawat jalan spesialis di RSUD Tidar Kota Magelang adalah sebagai berikut. 1) ICU 2) UGD 3) Poli Dalam 4) Poli Bedah 5) Poli Anak 6) Poli Kebidanan 7) Poli KB 8) Poli Saraf 9) Poli Mata 10) Poli THT 11) Poli Kulit dan Kelamin 12) Poli Gigi 13) Poli Bedah Mulut 14) Poli Orthodonti 15) Poli Akupuntur 16) Poli Jiwa 17) Poli Imunisasi 15

18) Poli TB Paru 19) Poli TB Paru Anak 20) Poli VIP 21) Pelayanan Hemodialisa 22) Pelayanan Radiologi 23) Pelayanan Farmasi 24) Pelayanan EEG 25) Pelayanan ECG b. Pelayanan Penunjang 1) Pelayanan diagnostic (radiology/rontgen, patologi klinik, patologi anatomi, CT Scan) 2) VK (Kamar Bersalin) 3) OK (Kamar Operasi) 4) Rehabilitasi Medik 5) Elektromedik c. Pelayanan Gawat Darurat Pelayanan gawat darurat melayani kasus gawat dan darurat selama 24 jam. Fasilitas yang dimiliki di unit gawat darurat antara lain evaluasi medis ambulans. Terdiri dari beberapa ruang antara lain ruang observasi, ruang tindakan, ruang jasa dan triase. 16

d. Pelayanan Rawat Inap 24 jam Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan yang diperuntukkan bagi pasien yang menjalani perawatan inap dirumah sakit, baik pasien dari unit rawat jalan, unit gawat darurat maupun pasien rujukan dari dokter, puskesmas atau rumah sakit lain. 8. Performance RSUD Tidar Kota Magelang Performance rumah sakit dapat digunakan sebagai indikator pelayanan rumah sakit yang disajikan dalam bentuk angka dalam persen. Tabel 1. Performance RSUD Tidar Kota Magelang No Indikator Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 BOR (%) 84,82 78,91 87,16 92,41 91,47 2 LOS (hari) 4,66 4,72 4,72 4,5 4,52 3 TOI (hari) 0,87 1,3 0,72 0,38 0,44 4 BTO (kali) 66,76 61,01 67,58 75,16 73,87 5 GDR ( 0 / 00 ) 20,48 23,62 31,19 16,82 37,46 6 NDR ( 0 / 00 ) 8,23 9.83 13,7 31,81 19,08 Sumber : Profil RSUD Tidar Kota Magelang Tahun 2013 17