( Surat Untuk Presiden ) Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrohim Kepada Yth. Presiden Indonesia terpilih Ir. Joko Widodo Dahulu, presiden pertama Indonesia pernah berkata berikan aku sepuluh pemuda, akan ku guncang dunia. kami, pemuda tersebut telah memahami arti kata tersebut, kami pikir, tepat atau tidak tepat waktu telah memihak kami, kami darah bumi pertiwi, di satukan dalam janji suci, kami akan bersatu, demi Nusantara, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ide, inspirasi, gagasan, tindakan, dinamika, perjuangan, kebahagiaan, kemuliaan, harga diri, ideology, informasi, alam, hukum, karma, naluri, percaya, sahabat, teman, saudara, kerabat, keluarga, damai, perang, nyaman, sendiri, bersama, kebutuhan, nyali, emosi, sikap, tata karma budi pekerti, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, itu semua sebagian dari yang kita miliki, kita sudah di ajari hal tersebut sedari kecil hingga dewasa. Lalu kita berdiam saja, kita masyarakat berbudaya, di atas bumi dan laut kita di tempa untuk berbijaksana. Dan mempertahankannya.
Kita adalah darah Nusantara. Waktunya kita kita yang ikut bekerja, berkarya dan bicara, hingga kita kita tidak memiliki hutang akan ilmu yang kita dapat, sejarah di tubuh yang melekat. Impian dan harapan yang akan tersingkap. Lalu, dengan ketulusan hati yang murni, kami meminta dalam bahasa yang berbudi luhur, apa yang bisa kami bantu Bapak Presiden? Akhir kata dari saya, mewakili Pemuda dan Masyarakat yang ingin bekerja, berkarya dan berbicara. Semoga ada kata maaf dari bapak presiden jika ada salah kata. Teriring salam dan doa bagi Anda. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Surabaya, 24-09-2014 Hormat Saya, Mohammad Sulthoni
RE EVOLUSI MENTAL Untuk melengkapi Program pertahanan otak manusia Terhadap literasi media Menggunakan Teknologi Informasi Dan Realita Berdasarkan Imajinasi dan Kepercayaan Manusia untuk dunia yang damai Di olah di semarang, 25 27 November 2014 Di selesaikan, surabaya 29 November 2014 Oleh Muhammad Sulthoni
Yang Maha Menulis, Yang Satu KITAB PERTAMA Di depan sajadah pemimpin, saya lembutkan Tempatnya berserah diri, agar nyaman. Baginya. Untuk bersujud. dalam ibadah yang. Telah di perintahkan. Agar di rendah kan nya kepala yang memandang ke atas sedang ALLAH MAHA BESAR. Pantaslah bagi kalian untuk berserah diri. Sedang kan, Pada mulanya kalian menyebut, Nama ALLAH Dan kalian lupa bahwa ALLAH yang Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang *****
Lembar lembaran pertama. Cerita sebelum cerita ini lebih panjang. Silahkan kalian pikir sendiri untuk membacanya atau tidak. Cerita ini di mulai setelah dia meninggalkan ku di simpang lima. Aku hanya duduk termenung melihat mall. ( Ramayana, ) motor dan mobil lalu lalang, saya berada di taman sedikit kecil di tengahnya tiang bendera. Di kananku seorang pria lusuh tertidur di bangku, dengan sak besar di pinggirnya, Dia berjuang untuk tertidur. Seorang polisi tengah baya, dia baru saja terdatang, Karena aku tersadar. Dia baru saja terdiri, ( dan aku bertanya padanya ). ( apakah ini dunia? )
Polisi itu menunjukan padaku jalan menuju kampus terdekat dari sini, lalu. Aku berjalan menuju taman yang besar, Tapi terlalu kecil untuk kaki ku, Ada anak kecil, Menaiki motor roda tiga, Aku tersenyum dan berkata, berjalanlah maju dan jangan menoleh ke belakang ( terserah anda. ) Dalam pekat lampu taman yang benderang. Saya menuju ( tempat berpendidikan ) Ada mobil yang berhenti. ( membiarkan ku berjalan menuju tempat perhentian ) ( Aku ini nyata bagi mereka ), dan aku Berjalan di dalam nya Aku bertemu manusia, dia menunjukan jalan yang benar Dengan tersenyum. aku membayarnya.
***** Aku memecahkan kata Muhammad dalam Tulisan arabnya, tetap saja aku menuliskannya kembali karena nama saya Mohammad Sulthoni. Saya menjahitnya kembali dari pecahan nya yang tiga keping. Hingga bersatu. Besar, sedang Kecil Agar hambanya mampu membacanya. Muhammad