BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. media massa maupun elektronik. Media- media tersebut yang sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Budaya ngopi di dunia memang sudah ada sejak berabad abad yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Website sangat membantu pekerjaan Public Relations menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam mengkomunikasikan produk atau jasa kepada masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan iklan mulai merambah ke media televisi sekitar awal tahun 1950-an. Saat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era globalisasi dengan perkembangan jaman yang semakin modern

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung-tanggung pada saat ini pemerintah juga mengeluarkan undang-undang

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran dan rumah makan tumbuh subur. Perkembangan bisnis kuliner di. tajam, Indonesia menjadi pasar yang potensial.

BAB I PENDAHULUAN. setahun, mulai Januari 2015 sampai Januari 2016, yaitu sekitar 15 persen.

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semuanya serba instan. Dengan zaman yang serba teknologi dan serba online, akan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Logo Happy Go Lucky Sumber : Visi dan Misi Perusahan a. Visi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pemasar untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung

Teknik marketing yang menggunakan Social Media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk atau suatu jasa, atau produk lainnya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN. promosikan agat dapat dikenal sehingga membutuhkan bauran komunikasi. pemasaran langsung dan interaktif.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pemasaran yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dunia yang semakin pesat, perkembangan kondisi pasar sekarang

BAB I PENDAHULUAN. untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu nya yaitu pemenuhan akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan teknologi telah membuat kegiatan branding pun mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk khususnya melalui media cetak. Menurut Rhenald Khasali (1995:99)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Mujigae

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media pemasaran yang dikenal dengan internet marketing atau e- menjadi masalah yang berarti bagi dunia pemasaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Jarak membentang di antara manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tahun Semenjak itu Indonesia terus mengalami guncangan politik, SARA,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pun berkembang dengan pesat. Industri telekomunikasi berkembang megikuti

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menjadi bagian sangat penting yang diciptakan untuk membantu segala

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki pilihan masingmasing

2016 PENGARUH CELEBGRAM (CELEBRITY ENDORSER PADA INSTAGRAM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber: Twitter Warunk UpNormal (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB I PENDAHULUAN. disamping itu juga konsumen semakin mengerti segala produk yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak krisis ekonomi juga membuat sejumlah brand perusahaan. untuk memilih produk/jasa yang mereka ingin gunakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern seperti saat sekarang ini membutuhkan lebih dari

2015 MODEL PENGAYAAN KETERAMPILAN BERBAHASA JEPANG MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi serta perkembangan teknologi di Indonesia. serta menjadi sarana berbelanja. Berbelanja secara online dinilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat memiliki keunggulan kompetitif yang sangat jelas. Perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup. Proses interaksi turut melibatkan proses komunikasi. Semenjak zaman. komunikasi senantiasa menunjukkan eksistensinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara digital atau online. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Julian (2012;32) menyatakan bahwa media sosial digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan konsumen yaitu dengan cara yang terbuka dan jujur untuk lebih memahami kebutuhan mereka, membuat konten menarik untuk menghasilkan lebih banyak penggemar setia, membangun hubungan personal dengan konsumen melalui strategi pelayanan pelanggan yang efektif, dan menentukan pengukuran keberhasilan untuk mengukur apakah tujuan telah dicapai atau tidak. Hal ini didukung oleh Smith (2010:329) yang mengatakan bahwa hubungan masyarakat secara professional dapat dilakukan menggunakan media sosial yaitu dengan cara mengkomunikasikan merek dengan konsumen. Penelitian oleh Baruah (2012:9) menyatakan bahwa media sosial merupakan hal yang sederhana dan termasuk sebagai suatu cara yang murah untuk mengatur anggota, mengatur pertemuan, menyebarkan informasi, dan mengukur opini. Media sosial dapat dijadikan media yang efektif untuk membangun kehidupan sosial baik secara individu maupun organisasi. Dengan demikian, salah satu konsep dasar dalam media sosial yaitu bahwa dengan media sosial, seseorang tidak dapat mengendalikan pesan sepenuhnya, namun dapat berkontribusi sebagai wacana. Beberapa wacana yang 1

dapat dihasilkan dari media sosial dapat berupa artikel pribadi, informasi berita, maupun iklan. Periklanan dapat ditampilkan melalui media sosial seperti Facebook, Blogspot, Instagram, Twitter, dan Youtube. Zarella (2010:1), menyatakan bahwa media sosial didefinisikan ke dalam konteks paradigma media sebelumnya yaitu media tradisional, seperti televisi, surat kabar, radio, dan majalah yang menjadi media komunikasi satu-arah dengan teknologi siaran statis. Pengiklan yang menggunakan media sosial tidak harus membayar penerbit majalah atau menggunakan sejumlah uang untuk menciptakan pesan yang mereka inginkan, dengan media sosial perusahaan dapat membuat konten yang menarik dimana penonton akan berdatangan untuk melihatnya. Penggunaan media sosial ini dari sisi perusahaan dirasakan dapat memberikan stimulus atau rangsangan kepada brand awareness dalam benak konsumen sehingga rangsangan tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap perusahaan dan pada akhirnya konsumen akan melakukan keputusan pembelian. Keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi ketika produk memiliki brand awareness yang tinggi (Dodds et.al,. 1998; Grewal et.al., 1998; Chi et.al., 2009;135). Hoeffler dan Keller (2002;78) mengindikasikan bahwa brand awareness dapat dibagi menurut kedalaman dan kelebaran. Kedalaman diartikan bagaimana konsumen untuk menyadari atau mengidentifikasi merek secara mudah dan kelebaran diartikan sebagai kapan konsumen membeli sebuah produk, dimana pada saat itu sebuah nama merek akan datang kepada benak konsumen. Jika sebuah produk memiliki kedalaman merek dan kelebaran merek di waktu yang sama, maka konsumen akan memikirkan sebuah merek secara 2

spesifik yang akan mereka beli, dan produk tersebut memiliki brand awareness yang tinggi. Beberapa perusahaan berusaha memunculkan brand awareness secara positif dalam benak konsumen agar konsumen dapat dengan mudah mengenali produk dan jasa yang ditawarkan dan dapat mempertimbangkannya dalam memutuskan untuk melakukan pembelian. Menurut Kardes et.al, (2011:189) keputusan pembelian merupakan serangkaian proses dari mulai pengenalan masalah, pencarian informasi, dan mengevaluasi alternatif pilihan sebelum mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. Media Sosial merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan dalam meningkatkan brand awareness. Salah satu contoh yang dapat dimanfaatkan dari media sosial seperti yang Starbucks gunakan pada tahun 2012 yaitu dengan memberikan tantangan bagi semua konsumen untuk berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam memposting foto poster Starbucks di Twitter. Strategi promosi ini terbilang cukup efektif, karena banyak orang yang tertarik mempromosikan logo dan merek Starbuck di media online, sehingga bisa dipastikan apabila merek produk tersebut semakin dikenal masyarakat luas (2015;www.bisnisukm.com/bisniskedaikopi). Selain itu Starbucks juga menggunakan media sosial sebagai program digital coffee talks melalui Twitter dan Instagram untuk berbicara langsung konsumen dengan barista membahas mengenai pengetahuan kopi dengan menggunakan hashtag #DigitalCoffeeTalks atau konsumen bisa langsung datang ke gerai Starbucks setiap hari rabu di waktu tertentu yang dibuat sesuai perjanjian konsumen dengan barista (2015;www.instagram.com/starbucksindonesia). 3

Starbucks merupakan coffee shop franchise asal Amerika yang berpusat di Seattle, Washington. Starbucks merupakan kedai kopi terbesar di dunia dengan memiliki lebih dari 18.000 toko di 62 negara (www.starbucks.com/heritage). Starbucks Coffee mulai memasuki Indonesia pada 17 Mei 2012 dan hingga 10 April 2013 Starbucks telah membuka cabang lainnya di 147 lokasi yang berbeda di lebih dari 12 kota (www.starbucks.co.id). Starbucks merupakan salah satu merek coffee shop dengan system franchise yang memiliki gerai-gerai di hampir setiap pusat perbelanjaan, khususnya di kota Bandung. Hingga saat ini Starbucks telah membuka gerai kopinya di kota Bandung di beberapa tempat seperti di Trans Studio Mall, Bandung Indah Plaza, Cihampelas Walk, Paris Van Java, Braga Citiwalk, Bandara Husein Sastranegara, dan Starbucks Dipatiukur yang hampir tidak pernah sepi pelanggan. Mayoritas pelanggan yang datang ke kedai Starbucks di kota Bandung mulai dari umur 19 tahun ke atas baik hanya untuk sekedar menikmati kopi maupun sebagai tempat untuk bergaul dan aktifitas sosial lainnya. Berbagai macam program promosi ditawarkan oleh Starbucks secara seksama dan menyuluruh di kota Bandung dengan cara yang menarik melalui media periklanan, bahkan Starbucks di Kota Jakarta memiliki beberapa promosi yang berbeda tergantung lokasi toko seperti promo yang berlaku di toko luar bandara berbeda dengan program promosi yang ada di Starbucks bandara Jakarta. Starbucks mengimplementasikan media sosial sebagai salah satu sarana komunikasi perusahaan terhadap pelanggan seperti informasi produk, informasi 4

promo, maupun tindak lanjut keluhan pelanggan dan juga untuk memberitahukan kepada konsumennya mengenai kegiatan-kegiatan sosial yang Starbucks lakukan (www.starbucks.co.id/responsibility/community/community-service). Media sosial yang digunakan Starbucks dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada konsumen maupun calon konsumen dalam berkomunikasi dengan Starbucks, pemilihan media ini berdasarkan oleh penggunaan media sosial yang saat ini digandrungi oleh khalayak ramai. Media sosial menarik untuk dibahas, mengingat pertumbuhan penggunanya yang sangat pesat. Menurut data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika yang mengungkapkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 63 juta orang dan 95 persen dari jumlah tersebut menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Sedangkan pada tahun 2014 menurut data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika pengguna internet telah bertambah menjadi 82 juta orang dengan 80 persen penggunanya adalah remaja yang menggunakan untuk jejaring sosial. Adapun jumlah pengguna media sosial tersebut yaitu: Tabel 1.1 Trend Media Sosial di Indonesia Media Sosial Jumlah Pengguna Facebook 65.000.000 pengguna Twitter 19.500.000 pengguna Path 700.000 pengguna Line 10.000.000 pengguna Google+ 3.400.000 pengguna Linkedin 1.000.000 pengguna Sumber: (www.kominfo.go.id/penggunainternetindonesia; 2012) 5

Berdasarkan prasurvey yang dilakukan peneliti pada 20 partisipant di kota Bandung menunjukkan rentang umur pengguna media sosial aktif adalah usia 26-30 tahun. Dari hasil prasurvey tersebut peneliti mengetahui bahwa media sosial yang mayoritas digunakan partisipant saat ini yaitu : Facebook (95%) Twitter (70%) Instagram (85%) Path (80%) Pinterest (20%) Google+ (25%) Tumblr (15% ) Dimana dari hasil tersebut diduga bahwa terdapat beberapa partisipant yang memiliki dan menggunakan beberapa media sosial. Prasurvey menunjukkan 60% merasa puas dengan media sosial yang telah Starbucks gunakan, 40% menyatakan tidak puas, dan 75% merasa terbantu dengan adanya informasi mengenai informasi promo, produk, dan sebagainya melalui media sosial yang telah Starbucks gunakan dan 25% menyatakan tidak terbantu dengan adanya informasi mengenai produk dan promo produk Starbucks. Hasil prasurvey terhadap participant untuk mengetahui media sosial Starbucks manakah yang partisipant kenali, maka dapat diranking yaitu : 1. Facebook 2. Instagram 6

3. Twitter 4. www.mystarbucksidea.com 5. Pinterest 6. Google+ Dalam prasurvey diketahui bahwa 70% pelanggan mengatakan bahwa dengan adanya media sosial dianggap memberikan dampak kepada keputusan pembelian pelanggan di Starbucks. 90% partisipant mengetahui merek Starbucks dan semua partisipant menyatakan bahwa merek Starbucks mudah untuk diingat. Dari hasil prasurvey tersebut diduga bahwa media sosial yang digunakan Starbucks berpengaruh terhadap brand awareness. Hal ini didukung oleh penelitian Shojae dan Azman (2013:72) yang menemukan bahwa sebuah merek akan mendapatkan keuntungan dari media sosial dalam rangka menciptakan dan meningkatkan brand awareness, hal ini akan memberikan dampak bahwa pelanggan akan lebih dekat dengan merek tersebut. Menurut Arora dan Sharma (2013:1) menemukan bahwa terdapat berbagai macam cara untuk mempromosikan merek dengan bantuan media sosial, dampak promosi melalui media sosial sangat besar dan memberikan kecepatan dan relevansi. Awareness merupakan salah satu faktor penting yang akan menaikkan rasio penjualan produk di perusahaan tersebut. Dari hasil pra survey yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa konsumen merasa media sosial Starbucks seperti Facebook, Twitter, dan Instagram dirasa kurang up to date, baik berupa tindak lanjut keluhan pelanggan di media sosial, informasi promo, dan informasi produk. Hasil prasurvey kepada 7

20 partisipant menunjukkan 65% partisipant merasa media sosial yang digunakan Starbucks kurang up to date untuk secara aktif memposting mengenai informasi produk dan promo serta menindaklanjuti keluhan pelanggan melalui media sosial tersebut, sedangkan 35% partisipant merasa media sosial Starbucks sudah up to date. Media sosial yang digunakan Starbucks saat ini yaitu Facebook, Twitter, Instagram, Google+, Pinterest, maupun yang Starbucks ciptakan sendiri seperti www.mystarbucksidea.com diharapkan mampu untuk mencakup tidak hanya konsumen yang telah ada guna menjalin komunikasi melainkan untuk calon konsumen agar lebih aware dengan Starbucks untuk selanjutnya dapat melakukan keputusan pembelian Dari hasil prasurvey tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipan kurang merasakan dampak media sosial terhadap purchase decision, terdapat dugaan bahwa followers media sosial Starbucks bukan mayoritas pembeli dan followers yang aware terhadap media sosial yang Starbucks gunakan bukan target konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk membahas penelitian mengenai pengaruh dari media sosial pada keputusan pembelian, dan dikarenakan adanya perubahan positif atau negatif pada keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh brand awareness, sehingga variabel brand awareness dapat dijadikan variabel mediasi. Sehingga judul penelitian yang diangkat untuk proposal tesis ini adalah PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PURCHASE DECISION MELALUI BRAND AWARENESS SEBAGAI VARIABEL MEDIASI. 8

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka identifikasi masalah penelitian tersebut adalah adanya fenomena karena pilihan media sosial perusahaan Starbucks dirasa kurang update bagi sebagian besar konsumen hal ini diduga akan berdampak kepada purchase decision dimana pelanggan Starbucks mayoritas anak muda dan karyawan professional yang sudah terbiasa menggunakan media sosial. Berdasarkan hal tersebut peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti antara lain: 1. Seberapa besar media sosial berpengaruh terhadap purchase decision konsumen Starbucks Bandung? 2. Seberapa besar media sosial berpengaruh terhadap brand awareness konsumen Starbucks Bandung? 3. Seberapa besar brand awareness berpengaruh terhadap purchase decision konsumen Starbucks Bandung? 4. Seberapa besar media sosial berpengaruh melalui brand awareness terhadap purchase decision konsumen Starbucks Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis: 1. Pengaruh media sosial terhadap purchase decision konsumen Starbucks Bandung. 2. Pengaruh media sosial terhadap brand awareness konsumen Starbucks Bandung. 9

3. Pengaruh brand awarenesss terhadap purchase decision konsumen Starbucks Bandung. 4. Pengaruh media sosial melalui brand awareness terhadap purchase decision konsumen Starbucks Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dan referensi yang berkaitan dengan pemahaman media sosial, keputusan pembelian konsumen, dan brand awareness dan juga dapat memberikan informasi mengenai peran dari faktor-faktor tersebut dalam dunia nyata. b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan e-wom (electronic word of mouth). 2. Manfaat praktis bagi manajemen Starbucks yaitu diharapkan dapat memberikan kontribusi dan tambahan informasi yang berguna bagi manajemen Starbucks untuk selalu berpikir kreatif dan up to date dalam hal periklanan guna meningkatkan purchase decision di Starbucks kota Bandung. 10