PROLOG Hy sobat, sebelumnya aku belum memperkenalkan diri, aku kekey lebih tepatnya Keyla Syakira. Sebenarnya aku bisa dibilang siswi yang lumayan aktif loh disekolah,hehe,. Seperti dalam berbagai organisasi dan exskul yang menantang serunya contohnya tuh OSIS, Pramuka, Pemuda Pecinta Alam atau biasa di sebut PPA. Aku juga sering berperan sebagai pahlawan untuk perguruan karate dan lomba-lomba karate, dan akhirnya aku bonyok dengan membawa piala lomba yang kini tertera dibufet ruang tv. Mengenai sifat ku mungkin aku bisa dibilang bandel tapi bukan dalam artian aku orang yang seronok ya. Aku sangat gemar menggambar, berlatih karate, menulis, dan bermain musik. Hidupku sungguh sangat sempurna aku memiliki semua yang aku inginkan. Keluarga yang lengkap dan fasilitas yang bisa dibilang cukup. Aku merasa bahagia karna telah terlahir didunia dan mendapatkan semua karuniamu Tuhan. Aku punya orang-orang yang sayang dan cinta sama aku, aku punya segalanya. Tapi kini semua berubah setelah kejadian itu... hidupku berantakan. Bahkan aku menjadi orang yang paling benci atas kelahiranku sendiri. Menurut aku, sosok baru dalam kehidupan kita bukan berarti dialah sosok yang tepat untukmu. Justru sosok-sosok yang telah lama hadir dalam hidupmulah yang akan benar-benar mengerti kamu. Mungkin persepsi itulah yang seharusnya aku sadari, bukan Galang yang indah untuk menempatkan hatiku pasca kepergian Shady. Bukan Galang yang hanya untuk sekedar memberi keindahan sesaat dalam sepiku. Sementara sosok yang benar-benar ada tak pernah aku hiraukan, maaf karna telah membiarkan rasamu mati.
KEGELAPAN kegelapan bukan akhir dari sebuah kebahagian karna kegelapan itulah aku mengerti arti terang yang sesungguhnya Saat kegelapan yang menjadi teman sejati, aku hanya bisa meratapi apa yang nanti akan terjadi? aku tak lagi dapat melihat keindahan dunia, hanya keterpurukan dan rasa takut yang terus menyelimuti benak ku. Penyesalan dan segala amarah tak lagi dapat ku lontarkan, aku hanya dapat menahannya sendiri dalam benak. Aku takut kegelapan ini untuk selamanya dalam hidupku dan tongkat kecil inilah yang akan terus menemani ku kemanapun aku akan pergi, tanpa aku sadari butiran air mata mengalir di pipi. Aku hanya menangis saat itu, seolah tak percaya akan hal ini. Aku berusaha untuk berfikir, saat ini adalah mimpi terburuk dalam hidup ku. Tuhan, saat aku pejamkan mata ini aku hanya berharap nanti saat aku membukanya aku dapat melihat indahnya dunia seperti saat dulu lagi hanya itu yang aku ucapkan setiap kali aku mulai terpejam. Namun Tuhan berencana lain, aku semakin kehilangan semua yang ku miliki aku harus menghentikan segala aktifitasku, hal yang biasa aku lakukan sendiri pun kini harus menunggu bantuan orang lain. Aku kehilangan kepercayaan untuk hidup aku berontak dalam benak, kenapa harus aku? kenapa aku Tuhan? hanya air matalah yang menjadi saksi
bisu penyesalanku, Tuhan, belumlah cukup aku meneteskan air mata dan berdoa padamu? aku tak ingin seperti ini terlalu lama, aku lelah Saat mata ini mulai meneteskan lagi airnya, tangan halus dan kelembutan kasih sayang sangat terasa saat ibu menyentuh kedua pipiku dan meyakinkan akan semua ini. Nak, percayalah sayang, semua akan kembali seperti semula, asal kamu bersabar menjalaninya. Ibu akan selalu menemanimu, kapanpun itu percayalah akan kuasanya. Aku tak dapat berkata apa-apa lagi,aku hanya menagis di pelukan ibu. Tuhan. Ingatlah nak, sesuatu yang menurutmu baik, belum tentu baik di mata Dari situlah aku mengerti bahwa Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik untuk hidupku. Aku harus tabah jalani semua ini karna ini adalah sunatullah, karna aku juga manusia biasa. Termasuk kejadian apa lagi yang nanti akan menimpaku seiring berjalannya waktu. Pagi ini mungkin terlihat cerah, namun untukku semua sama hanya kegelapan. Aku mulai terbiasa hidup seperti ini walau dalam hati terkadang terlihat iri dengan kondisi sempurna layaknya anak-anak yang lain. Aku hanya bisa berdiam diri dalam lamunanku, namun ibu menyadarkanku Kekey, sarapan yuk nak, ibu buat makan kesukaan kamu. Aku tak menjawab apapun selain menganggukkan kepalaku dan tersenyum, dan sepertinya ibu mengerti dengan jawabanku.
Ibu membantuku berjalan dengan membopongku, hal ini sudah biasa ibu lakukan selama aku tunanetra. Ayah, ibu, kakak dan aku menikmati masakan ibu yang gak kalah enaknya sama makanan restoran. Ayah menyapaku dan membantuku untuk sarapan, Key, gimana keadaan kamu sekarang? anak ayah kan jagoan jadi ayah yakin kamu bisa lalui semua ini dengan akhir yang kamu harapkan, ayah terus menguatkanku. lagi-lagi ayah berbisik padaku kamu tak sendiri disini, masih ada ayah, ibu, kakak, dan sahabat-sahabatmu yang sayang sama kamu. Seraya mencium keningku dengan penuh kasih sayang. Ayah gak ketinggalan tuh satu yang belum ayah sebut tadi, kakak membuatku tergengah mendengarnya. Siapa kak? dengan nada sedikit penasaran. Itu loh yah, pangerannya putri kecil ayah. Seolah meledekku dengan tertawa kecil, walau aku tak dapat melihat wajah licik kakakku ini tapi aku tahu bagaimana parasnya saat meledekku. Oh,. Maaf sayang Ayah lupa, dan satu lagi yang akan terus bersamamu, Muhmammad Irshady Petro Khalifah yang selalu mencintaimu. Aku hanya tersenyum malu dihadapan mereka. Ayah lebay aku sedikit melakukan pembelaan diri. Kami menikmati sarapan buatan Ibu, dan Ayah berpamitan lebih dulu berangkat karna tak ingin kesiangan lagi sampai kantornya. Begitupun kak Monic semua pergi meninggalkan rumah termasuk Ibu. Sekarang di rumah hanya ada aku dan mbok yen, pembantu yang telah bekerja lama di rumahku sebelum aku lahir.
Mbok, aku mau ke kamar, Iya neng, mari neng simbok bantu. Tak percaya memang betapa tak berdayanya aku tanpa dua bola mataku, segala yang aku butuhkan harus menunggu orang lain. Aku terkadang berontak akan rencana Tuhan yang akan diberikan padaku, aku memang tak pernah tau apa rencana Tuhan, tapi dengan keadaan seperti ini aku meragukan kebahagian dalam diriku. Walaupun begitu, aku tetap berusaha tegar agar semua berjalan dengan baik. Meski dalam bentuk persen aku hanya percaya kebahagianku dengan kondisi seperti ini hanya 45%. Hari semakin sore, mungkin langit mulai menampakan lembayung diatas sana. Biasanya saat-saat seperti inilah aku sering memandangi lagit, karna saat lembayung muncul saat itu pula matahari akan berganti oleh bulan yang ditemani para bintang untuk malam yang indah. Tapi sekarang ini aku tak lagi dapat menikmati semua itu, Yah,. Memang sulit dalam kondisi seperti ini. Tapi Yasudahlah,. Aku masih percaya adanya kebahagian untukku meski dalam perkiraanku hanya 45%. Bel rumahku berbunyi. Tingnongggg. Mbok yen, kayaknya ada tamu deh mbok. Aku menyadarkan simbok yang mungkin sedang sibuk di dapur. Iya neng, simbok buka pintu dulu ya neng. Assalamualaikum simbok, Kekeynya ada mbok?
Walaikumsalam, neng Alika, neng Marwah. Mari neng masuk, neng Kekeynya ada di dalam. Makasih simbok, Alika, Marwah, Safira, dan Nurul adalah sahabatku. Jadi sudah biasa jika mereka selalu datang ke sini setiap pulang sekolah, Yah,. Sekalipun hanya absen muka di rumahku ini. Kekeyyy,.. Teriakan yang sudah tidak asing lagi di telingaku, Alika dan Marwahlah yang selalu berteriak memanggilku saat mereka rindu padaku. Haha,. Iya iya iya. Marwah, Lika kalian tuh,!! bisa gak sih, gak usah teriak kayak gitu. Berisik tau! dengan suara yang sedikit ketus. Kekey,. Kita kan kangen sama kamu, Sahut Marwah dengan pelukannya yang membuat aku tak bisa berkutik. Iya nih Kekey gimana sih,!! kitakan kangen. Yakan wah? Safira sama Nurul juga kangen tuh, tapi mereka gak bisa ikut dateng soalnya mereka ngewakilin kita untuk kumpul OSIS. Timpal Alika yang mungkin sudah tak sabar ingin bicara. Aaa,. Kalian kenapa baru main kesini sih, aku juga kangen sama kalian semua. Dengan perasaan rindu yang terpendam lama kami berpelukan dengan penuh rasa rindu satu sama lain. Maaf Key, kita baru bisa kesini. Iya iya aku cuma bercanda lagi, aku juga ngerti ko kalian lagi sibuksibuknya ngurusin program emas kepengurusan kita. Tersimpan penyesalan saat aku mengingat aku tak bisa berkesimpungan di program kepengurusan saat ini.