BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

Sambutan Presiden RI pada Peresmian OSO Sports Center, Bekasi, 25 Maret 2011 Jumat, 25 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Kode Kehormatan Pramuka

ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan sekumpulan nada dan irama yang disatupadukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU. Sebelum membahasan tentang arti kata aikidou, perlu ditekankan tentang

MEMPERBAHARUI PIKIRAN (AKAL BUDI)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dan menarik. Masyarakat Jepang sendiri terkenal memiliki sifat-sifat seperti

FILOSOFI SENI PEDANG SAMURAI DAN ETIKA BUSHIDO DALAM PENDIDIKAN KARAKTER KENDOKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

Seri Iman Kristen (10/10)

BAB III PERATURAN DALAM PERTANDINGAN WUSHU

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB II NILAI MORAL DALAM MASYARAKAT JEPANG

MENGENAL ETOS KERJA BANGSA JEPANG: LANGKAH MENGGALI NILAI-NILAI MORAL BUSHIDO BANGSA JEPANG

BAB III ETOS KERJA ORANG JEPANG. Tidak ada memungkiri bahwa kerja keras merupakan kata kunci untuk

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IX PERGAULAN SEHAT. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 169

MOTIVASI SUMBER MOTIVASI BAGI KETERLIBATAN DALAM TUGAS

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan konsep noodweer exces dalam kasus penganiayaan atas dasar

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 Nilai Berkaitan Dengan Perkembangan Diri

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

"Berusaha... bekerja dengan tanganmu. " Powerpoint Templates Page 1

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

Ciri-Ciri Akhlak Rasulullah

ASTA CITRA ANAK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

PIKIRAN KRISTUS BAHAN KOTBAH DI RRI SELASA 20 SEPT 2011

Modul 2 KONSEP-KONSEP, DAN TEORI BERMAIN

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

Hubungan Pendidikan Dengan Penebusan. Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

//Perbicangan kita ditumpukan pada perkara-perkara berikut: //Pentingnya Pendidikan untuk kemajuan masyarakat Islam

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PELESTARIAN BUDAYA DAERAH MELALUI PERTUNJUKAN KETHOPRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

DASAR-DASAR MELATIH. Hedi Ardiyanto Hermawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNARUNGU

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

Transkripsi:

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa berhubungan erat dengan pikiran egois, hati, perasaan, kehendak, emosi, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut. Penguasaan gi menjadi penekanan utama dibandingkan dengan penguasaan teknik. Penguasaan teknik hanyalah sarana untuk mencapai penguasaan gi. Dalam jalan aikidou pelaku harus menyatukan pikiran dan tubuh dengan gi sebagai penghubungnya. Aikidou bukanlah seni beladiri yang mengandalkan otot, karena gerakannya enggak menangkis serangan atau melawan kekuatan dengan kekuatan. Prinsipnya adalah meredam serangan agar tidak berdampak buruk bagi yang diserang maupun penyerangan. Aikidou merupakan cara pembelaan diri dimana tenaga penyerang dimanfaatkan sedemikian rupa untuk melawan dirinya sendiri. Fokus utama aikidou adalah netralisasi terhadap bagian tubuh penyerang yang digunakan sebagai alat penyerangan, bukan serangan balik terhadap tubuh penyerang. Cara pembelaan diri seperti ini secara fisik tidak akan terlalu menguras tenaga pembelaan diri dalam menghadapi penyerang, sehingga hal ini dapat dilakukan semua orang baik pria maupun wanita dalam berbagai usia. Konsep teknis non fisik beladiri aikidou adalah penggunaan energi gi bersama dengan teknik fisik pembelaan diri, energi gi adalah energi yang tidak tampak yang ada pada setiap orang. Bersama energi gi ini

semua potensi manusia baik jasmani maupun rohani terintegrasi dalam suatu koordinasi pembelaan diri. Saat mendalami aikidou akan diajarkan cara jatuh yang benar untuk menghindari cedera parah. Resiko luka parah saat jatuh dari bus, tergelincir di jalan, atau kecelakaan lainnya bisa kita hindari. Aikidou juga menekankan harmonisasi jasmani dan jiwa dengan alam semesta. Sehingga pikiran jadi lebih tenang dan mampu menahan emosi (bedaliac7.blogspot.co.id). 3.2 Filosofi Meiyo (Menghormati dan Kehormatan) di dalam Sikap Aikidouka Sikap menghormati merupakan sifat yang sangat lekat dengan karakter budaya masyarakat Jepang. Hal ini dapat kita lihat dari budaya REI, yaitu membungkukkan badan sebagai tanda menghormati seseorang. Dalam Bushidou sikap menghormati seperti ini merupakan gambaran nilai kehormatan bagi seorang samurai, dengan kata lain seorang samurai hanya dapat dikatakan memiliki sebuah kehormatan dalam dirinya, bila ia tahu bagaimana cara menghormati orang lain. Dalam falsafah moral ini sangat penting untuk mempraktekkan cara bersikap dengan benar dan baik khususnya terhadap orang-orang yang statusnya berada di atas kita, seperti kepada orang tua kita, guru dan atasan. Di dalam sikap aikidouka sebelum pertandingan dimulai, aikidouka harus saling membungkukkan badan sebagai tanda menghormati satu dengan yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa aikidouka memiliki rasa menghormati orang lain yang tinggi sesuai nilai moral cara bersikap yang baik dan benar terhadap orang lain. Selain itu aikidouka juga harus

menghormati guru atau sensei mereka. Guru dalam bahasa Jepang disebut Sensei. Artinya orang yang terlahir lebih dahulu, dan lebih lanjut memiliki pemahaman sebagai orang yang memiliki pengetahuan & kebijaksanaan tentang kehidupan lebih mendalam dari yang kita miliki atau orang yang kita jadikan tempat belajar atau bertanya, sekalipun usianya mungkin lebih muda dari kita. Dalam aikidou guru atau sensei diibaratkan sebagai orang tua kedua setelah kedua orang tua kita. Hal ini disebabkan karena mereka mengajarkan banyak hal tentang kehidupan setelah orang tua kita. 3.3 Filosofi Makoto (Kejujuran dan Ketulusan) di dalam Sikap Aikidouka Kejujuran dalam tutur kata dan ketulusan dalam perbuatan adalah hal yang esensial dalam Bushidou. Apabila kita bertutur kata, maka katakanlah yang sebenarnya, yang ada dalam hati dan pikiran kita dengan cara yang baik dan terhormat. Kejujuran merupakan hal yang sulit dilakukan kecuali bagi mereka yang memiliki keberanian dalam jiwa mereka. Makoto adalah kesempurnaan tertinggi bagi bushidou, yang artinya jujur kepada diri sendiri dan orang lain. Sifat ini adalah sumbernya aiki (keselarasan dan keteraturan alam semesta). Agar dapat menetapkan makoto kita perlu menitik beratkan pikiran kita pada saat ini, bukan ke masa lalu maupun masa depan. Ini berarti masa depan itu tidak penting. Masa depan jelas penting, tetapi titik berat perhatian kita seharusnya bukanlah ke masa depan melainkan ke saat ini. Di dalam sikap aikidouka hal ini juga tercermin. Para aikidouka harus memiliki sifat jujur dan tulus terhadap diri sendiri, orang lain dan para aikidouka lainnya. Seorang aikidouka senantiasa bersikap jujur dan tulus

mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran sehingga para aikidouka menjaga ucapannya, dan bertindak benar secara moral dan membentuk sikap tulus dalam menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari, kecendrungan berprasangka buruk terhadap masalah yang di hadapi dapat tergantikan dengan kewaspadaan dan kesiapan bertindak yang proporsional. 3.4 Filosofi Chugi (Kesetiaan) di dalam sikap Aikidouka Kesetiaan adalah suatu sikap yang terhormat, sedangkan penghianatan adalah sikap yang rendah dan hina. Seorang bushidou akan menjaga kesetiaannya bahkan apabila harus mengorbankan nyawanya sekalipun. Bushidou pada jaman dahulu rela mengorbankan nyawa mereka untuk membela tuannya atau perguruannya. Di dalam sikap aikidouka hal ini juga tercermin. Para aikidouka selalu menjaga kesetiaan terhadap guru atau sensei, setia dengan aturan-aturan yang diajarkan oleh guru, setia menjaga nama perguruannya (dojo). Hal ini menunjukkan bahwa konsep bushidou telah tercermin di dalam sikap aikidouka yang merupakan sikap sangat mulia. 3.5 Filosofi Rei (Sopan Santun) di dalam Sikap Aikidouka Sopan santun adalah bagian yang integral dalam Bushidou. Tanpa sikap dan tata kesopanan yang baik dan benar, maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai bushidou sekalipun ia sangat mahir dalam pertempuran. Sikap Rei adalah sebuah contoh yang mudah di pahami. Rei pada saat memasuki dojo atau meninggalkan dojo

merupakan hal yang harus dilakukan dengan pemahaman yang mendalam. Di dalam sikap aikidouka hal ini juga tercermin. Seperti ketika memasuki atau meninggalkan dojo, yang tepat adalah menunduk ke arah sensei, kamiza atau bagian depan dojo. tidak ada sepatu di atas matras. Jika aikidouka harus meninggalkan dojo atau matras untuk alasan apa pun selama ada kelas, datangi instruktur aikidou dan meminta izin. Dan di mohon untuk tetap sedikit bicara selama ada latihan, apabila ada percakapan harus di batasi pada satu topik yaitu aikidou. Sering kali hal seperti ini dianggap remeh karena tidak memahami semangat dari latihan. Perlu diingat bahwa kita berlatih bukan sebatas untuk olahraga atau sekadar berlatih untuk bertarung namun diharapkan latihan aikidou dapat membentuk mental, moral dan spiritual seorang aikidouka yang mampu beradaptasi pada kondisi seburuk apapun dalam kehidupan sehari-hari. 3.6 Filosofi Jin (Kemurahan Hati dan Memiliki Sifat Kasih Sayang) di dalam Sikap Aikidouka Bushidou memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminim (yang). Jin mewakili sifat feminim yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang sekalipun, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama manusia, kasih sayang dan peduli terhadap manusia. Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan. Sikap ini harus tetap ditunjukkan baik di siang hari yang terang benderang maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal saling memaafkan.

Di dalam sikap aikidouka hal ini juga tercermin. Para praktisi atau pemain aikidouka diajarkan tentang hal memaafkan, kasih sayang dan melatih kemampuan hati, diri, pikiran, dan tubuh secara bersungguh-sungguh untuk mencari nilai kebenaran tertinggi dalam aikidouka (www.apakabardunia.com/2011/09/8-kode-etikpara-samurai-yang-patut-dicontoh.html) 3.7 Filosofi Yuuki (Keberanian) di dalam Sikap Aikidouka Keberanian diletakkan pada urutan terakhir dari ke 7 prinsip bushidou, karena keberanian hanya dapat diperoleh setelah seseorang mampu memahami dan menjalani ke 6 prinsip sebelumnya. Keberanian dalam diri seorang kesatria merupakan pancaran dan sifat-sifat serta akhlak yang mulia. keberanian yang dilandasi pemahaman terhadap nilai-nilai kebenaran sejati dan kehormatan diri bukan keberanian yang didasari pada kemarahan dan keinginannya untuk mengalahkan orang lain. Oleh sebab itu seorang aikidouka harus memastikan dirinya selalu berpegang teguh pada nilai kebenaran, karena pertandingan yang pertama dapat menjadi pertandingan terakhir baginya. Sekali ia mengambil keputusan untuk bertanding maka ia tidak akan mundur atau lari. Aikidouka tidak pernah menyesal dengan keputusan yang diambil, sekalipun ia harus kehilangan juaranya. Hal ini disebabkan aikidouka tahu bahwa ia berada dalam kebenaran. Nilai keberanian adalah hasil pemahaman atas nilai-nilai kebenaran dan kemuliaan akhlak, sehingga dalam pertandingan yang sebenarnya tidak ada nilai menang atau kalah tetapi nilai benar dan salah dalam berpijak dan bersikap terhadap kehidupan yang kita jalani. Di beberapa literature, dijelaskan tentang nilai-nilai Bushidou dengan urutan atau

kandungan yang tetap memiliki esensi yang sama, yaitu mengenai ajaran moral, mental dan spiritual yang harus dimiliki seorang aikidouka. Berdasarkan nilai-nilai yang telah dijelaskan di atas, maka diharapkan para aikidouka, khususnya para yudansha dapat mengerti atau memahami secara mendalam dan mengamalkannya dalam kehidupan serta mengajarkan kepada generasi berikutnya terutama muridmuridnya, sebagai sebuah tanggung jawab dari yang telah dipahami dan dipelajari (www.iaisteven dojo perwira.blogspot.co.id/2014/02/7-pilar-budou-1.html) Jadi tujuan aikidou bukanlah untuk menguasai teknik mengunci atau membanting lawan, melainkan untuk meningkatkan spritualitas kita dan mematangkan sisi emosi kita. Dengan hasil-hasil itu kita dapat meningkatkan kemampuan untuk bersikap selaras dengan sekeliling kita dalam arti luas, yakni mencakup keluarga, perusahaan, dan masyarakat kita dan bersikap selaras pula dengan alam. Dapat disimpulkan bahwa aikidou adalah jalan keselarasan: keselarasan antara pikiran dan tubuh, keselarasan antara diri sendiri dan orang lain, keselarasan antara diri sendiri dengan lingkungan serta alam semesta.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Setelah melihat penulisan skripsi ini secara menyeluruh maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Di dalam makna filosofi bushidou ada 7 prinsip yang harus dimiliki oleh aikidouka yaitu gi, meiyo, makoto, chugi, rei, jin dan yuuki. 2. Filosofi Gi di dalam sikap aikidouka, gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa berhubungan erat dengan dengan pikiran, egois, hati, perasaan, kehendak, emosi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut. Penguasaan gi menjadi penekanan utama dibandingkan dengan penguasaan teknik. 3. Filosofi Meiyo di dalam sikap aikidouka, sikap menghormati merupakan sifat yang sangat lekat dengan karakter budaya masyarakat jepang. Hal ini dapat kita lihat dari budaya rei yaitu membungkukkan badan sebagai tanda menghormati seseorang. 4. Filosofi Makoto di dalam sikap aikidouka yaitu kejujuran dalam tutur kata dan ketulusan dalam perbuatan adalah hal yang esensial dalam bushidou. Apabila kita bertutur kata, maka katakanlah yang sebenarnya, yang ada dalam hati dan pikiran kita dengan cara yang baik dan hormat. 5. Filosofi Chugi di dalam sikap aikidouka yaitu kesetiaan adalah suatu sikap yang terhormat, sedangkan penghianatan adalah sikap rendah dan hina. Seorang bushidou

akan menjaga kesetiaannya bahkan apabila harus mengorbankan nyawa mereka sekalipun. 6. Filosofi Rei di dalam sikap aikidouka yaitu sopan santun adalah bagian yang integral dalam bushidou. Tanpa sikap dan tata kesopanan yang baik dan benar, maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai bushidou sekalipun ia sangat mahir dalam pertempuran. 7. Filosofi Jin di dalam sikap aikidouka, yaitu bushidou memiliki aspek keseimbangan antara maskulin dan feminim. Jin mewakili sifat feminim yaitu mencintai. Meskipun berlatih ilmu pedang dan strategi berperang sekalipun, para bushidou harus memiliki sifat mencintai sesama manusia, kasih sayang, dan peduli terhadap manusia. 8. Filosofi yuuki di dalam sikap aikidouka adalah keberanian dalam diri seorang kesatria merupakan pancaran dan sifat-sifat serta akhlak yang mulia. keberanian yang dilandasi pemahaman terhadap nilai-nilai kebenaran sejati dan kehormatan diri bukan keberanian yang didasari pada kemarahan dan keinginannya untuk mengalahkan orang lain.

4.2 Saran Melalui penulisan skripsi ini, diharapkan para pembelajar kebudayaan Jepang dapat lebih memahami mengenai aikidou, yang mana aikidou bukanlah sekedar olahraga beladiri yang mengutamakan teknik gerakan, melainkan filosofi dan keadaan mental seseorang juga diuji dan dilatih, serta tujuan dari aikido adalah mencapai pemahaman dimana manusia mengenal siapa dirinya & mampu menempatkan diri dengan tepat secara fisik, mental, spiritual dalam kondisi dan situasi apapun. kita juga dapat turut mempelajari olahraga beladiri tradisional Jepang khususnya aikidou yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Jepang.