BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU. Sebelum membahasan tentang arti kata aikidou, perlu ditekankan tentang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU. Sebelum membahasan tentang arti kata aikidou, perlu ditekankan tentang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU 2.1 Pengertian dan Sejarah Aikidou Pengertian Aikidou Sebelum membahasan tentang arti kata aikidou, perlu ditekankan tentang pentingnya bagi seseorang yang akan belajar aikidou untuk mengetahui definisi dan pengertian dari kata aikidou itu sendiri secara benar. Nama melambangkan esensi, mencapai pemahaman tentang esensi adalah tujuan dari usaha manusia mempelajari sesuatu. proses belajar dimulai dari mengerti arti dibalik nama. Jika manusia tidak tahu apa arti dibalik nama aikidou, maka kemungkinan besar manusia tidak akan memiliki kejelasan arah dan tujuan manusia mempelajari aikidou. Sebaiknya manusia tahu tentang aikidou sebelum manusia memutuskan untuk belajar, karena tanpa tahu informasi yang jelas maka bisa saja belajar aikidou mengarahkan manusia pada sesuatu yang bahkan jauh dari pengertian aikidou itu sendiri.

2 あい Aikidou secara etimologi berasal dari tiga huruf kanji yaitu, 合 artinya sesuatu yang dalam keadaan harmonis, selaras, gabung atau bahasa sehari-harinya pas き atau klop, 気 di dalam aikidou mengacu pada energi kehidupan alam semesta, yaitu energi yang merupakan bahan dasar pembentuk segala sesuatu di alam semesta ini. どう Sebagai catatan, banyak orang menyamakan antara Ki dengan tenaga dalam, 道 yang dilambangkan dengan huruf kanji berbentuk orang berjalan di jalan setapak yang berarti jalan, konsep atau cara. Dapat disimpulkan bahwa aikidou adalah jalan keselarasan: keselarasan antara pikiran dan tubuh kita, keselarasan antara diri kita dan orang lain, keselarasan antara diri kita dengan lingkungan serta alam semesta Sejarah Aikidou Asal usul aikidou modern dapat ditelusuri ke abad 9, pada jaman feodal di Jepang. Teknik-teknik ini adalah berawal dari Pangeran Teijun, anak ke 6 dari kaisar Seiwa ( ) dan diturunkan dari generasi ke generasi dari keluarga Minamoto. Pada waktu generasi berikutnya, teknik-teknik itu akhirnya diberikan pada Shinra Saburo Yoshimitsu, adik laki-laki Yishiee Minamoto. Yoshimitsu adalah seseorang yang mempunyai bakat dan kemampuan yang hebat. Konon sejarahnya berkata bahwa Yoshimitsu mengembangkan banyak tekniknya dengan mengawasi seekor laba-laba yang dengan ahlinya menjebak serangga yang besar ke dalam sarangnya

3 yang halus. Kemudian Yoshimitsu menamai teknik-teknik temuannya dengan nama Daito ryu Aikijutsu (diambil dari nama rumahnya Daito Mansion dan menganbil nama dari sistem Aikijutsu karena dasar dari tehnik ini adalah dari Aikijutsu). Teknik Daito-ryu ini disampaikan secara rahasia kepada angota-anggota keluarganya dan pembantu-pembantu. Akhirnya mencapai Sokaku Takeda ( ), yang kemudian memainkan peran yang penting dari dasar-dasar Aikido yang modern. Sistem Daitu ryu yang diberikan kepada Sokaku Takeda, jelas berbeda dari yang diajarkan beribu-ribu tahun sebelumnya. Seni beladiri yang dipelajari oleh Takeda tidak diketahui kecuali bahwa latihannya di lakukan Ono-Ha Itto-ryu Kenjutsu. Semua bukti-bukti mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa seni Daituryu dari takeda merupakan suatu perpaduan dari pengalamannya yang luas dalam memberikan pelatihan dan inovasi-inovasi teknis sebagai adanya mereka yang merupakan suatu kelanjutan tetap dari tradisi beladiri suku aizu. Salah satu murid takeda adalah Morihei Uiseba, yang merupakan penemu dari aikido. Ueshiba yang dilahirkan pada tanggal 14 desember 1882 bertemu dengan Takeda tahun 1915 setelah menghadiri suatu seminar selama 10 hari yang diadakan oleh Takeda. Ia sangat terkesan melihat teknik-teknik Takeda sehingga dia langsung mempelajari Daito-ryu. Sebagai tambahan, Ueshiba juga mempelajari Kito-ryu Jujitsu, Yagyu Shinkage-ryu Kenjutsu dan ilmu beladri lainnya yang menggunakan tangan kosong atau senjata. Ueshiba adalah orang yang juga mempelajari spiritual secara mendalam dan pengikut dari sekte Omotokyo dari agama Shinto. Karena itu pengembangan aikido sangat dipengaruhi oleh kepercayaan sekte omotokyo ini. Pada

4 tahun 1931, Ueshiba mendirikan Kobukan dojo atau dojo neraka. Saat itu adalah ketika Ueshiba mencapai puncak kejayaan fisiknya. Salah satu murid-muridnya pada waktu itu adalah Gozo Shioda yang kemudian mendirikan Yoshikan Aikido. Ueshiba sangat dihargai oleh ahli-ahli beladiri lainnya pada waktu itu termasuk Jigoro Kano (pendiri Judo) yang mengirim banyak murid-murid Judonya yang hebat untuk mempelajari Aikido. Termasuk dalam hal ini Kenji Tomiki, yang kemudian mengembangkan suatu olahraga dengan mengambil style Aikido-Tomiki dan Mochizuki Minoru yang membentuk Yoseikan Budo. Tahun 1942, Ueshiba pindah ke Iwama dimana ia membuka sebuah dojo dan mendirikan tempat suci Aiki. Pada tahun 1945, Aikikai didirikan walaupun semua bentuk Budo telah dilarang setelah perang dunia kedua. Pusat dojo Aikikai didirikan di Tokyo walaupun Ueshiba tetap tinggal di dojo di Iwama. Dojo yang di Tokyo di urus oleh anaknya Kisshomaru ( ) dan instruktur-instruktur utama lainnya Tohei Kohici yang kemudian membentuk Shinshin Toitsu Aikido (lebih terkenal dengan nama Ki Society Aikido). Pada tanggal 26 april 1969, Sensei Morihei Ueshiba meninggal pada umur 86. Ueshiba Sensei telah meninggalkan teknik beladiri dan ajaran tentang spirit yang sekarang diajarkan di seluruh dunia. (www. achannews.blogspot.com/2014/04/sejarah/beladiri-aikidou.html) 2.2 Mengenal Prinsip Dasar dalam Aikidou Fudo Genri

5 Fudo dalam arti bahasa memiliki makna keheningan sejati (complete stillness), sebuah kondisi diam tak bergeming, sesuatu yang tak terganggu gugat. Fudo adalah sebuah kondisi hati yang tenang disebabkan faktor internal, mental dan spiritual yang sedemikian kokoh sehingga tidak dapat terganggu gugat atau terpengaruhi oleh faktor eksternal dari lingkungan. Genri berarti prinsip. Fudo genri secara sederhana dapat diartikan prinsip untuk membangun diri yang tak tergoyahkan,kokoh secara fisik, mental dan spiritual Kamae Dalam hal apapun, bentuk sikap tubuh dapat menunjukkan kondisi mental seseorang, yang dapat dilihat dari postur tubuh orang tersebut. Maka dalam aikidou, diperlukan sebuah sikap yang dilakukan sedemikian rupa sehingga memunculkan kondisi mental yang siaga namun tidak tegang. Kuda-kuda dalam aikidou tidak dilakukan dengan kaku, yang hanya akan membuat setiap gerakan tegang dan tidak mengalir alami. Kuda-kuda harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan menunjang setiap gerakan dalam aikidou. Walaupun demikian, sikap harus tetap dalam keadaan dimana titik keseimbangan tubuh dalam posisi yang stabil sehingga tidak mudah digoyahkan. Sikap ini adalah ketika seseorang mampu menempatkan berat badan pada posisi terendah dan berkonsentrasi pada satu titik Maai Sebuah pertarungan, secara alamiah akan memerlukan suatu jarak yang sesuai, dimana si penyerang dapat melancarkan serangan dengan efektif, ataupun si

6 pembela diri dapat melakukan pertahanan dengan tepat. Dengan memahami konsep ruang gerak pertarungan yang ada di sekelilingnya (depan, samping, belakang) secara baik, seorang aikidouka harus mampu mengukur jarak yang tepat bagi dirinya dengan lawan dalam mengaplikasikan setiap waza/teknik atau menetralisir setiap serangan yang mungkin ada Kuzushi Suatu serangan tentu akan baik bila si penyerang mampu menjaga keseimbangan tubuhnya dengan baik pula. Sehingga bila posisi tubuh lawan (uke) stabil, maka tentunya teknik aikidou apapun sangat sulit untuk dapat diterapkan. Hal ini mengingat bahwa lawan tidak akan mungkin memberikan dirinya begitu saja untuk dijatuhkan dan dia akan mencari cara untuk melepaskan diri dari teknik apapun apabila ia memang masih mampu untuk melakukan itu. Teknik-teknik aikidou hanya akan berhasil diaplikasikan ketika kondisi lawan (uke) tidak bisa menghindar lagi, dengan kata lain ia sudah tidak punya pilihan lain selain menerima teknik yang diterapkan padanya. Situasi seperti ini hanya akan terjadi ketika lawan sudah tidak memiliki kendali atas tubuhnya sendiri. Untuk itulah pentingnya menghilangkan keseimbangan lawan terlebih dahulu Atemi Secara harafiah, atemi berarti teknik-teknik pukulan atau serangan. Dalam aikidou, atemi punya peranan yang penting sebagai penghilang konsentrasi lawan. Aikidou tidak menggunakan atemi sebagai alat untuk menghancurkan lawan, karena

7 teknik aikidou tidak diutamakan untuk merusak melainkan hanya sekedar untuk melumpuhkan lawan. Seperti halnya keseimbangan, seorang lawan akan sulit dilumpuhkan saat ia memiliki konsentrasi serangan yang sempurna. Maka dengan atemi, seorang ahli beladiri akan mencuri kesempatan dibalik kelengahan si penyerang yang mungkin hanya sepersekian detik namun sudah cukup memberinya waktu untuk mengaplikasikan waza aikidou. Atemi tidak mutlak harus berbentuk serangan dimana sesuai dengan maksud dan tujuannya dalam aikidou, maka atemi dapat berupa teknik apapun yang mampu menggoyahkan kemampuan fisik dan mental lawan ( -aikidou.html). 2.3 Aliran yang Terdapat Dalam Aikidou Aikidou telah berkembang sedemikian rupa sehingga melahirkan banyak aliran dan perguruan, baik dalam lingkup aikidou sendiri atau bahkan menjadi aliran seni beladiri baru di luar aikidou. Hal ini bisa dimaklumi karena seni beladiri secara teknis pastilah berkembang jika dipelajari oleh praktisi yang mempunyai bakat, pengetahuan yang luas, inovasi dan kreatifitas yang baik. Perkembangan gaya dalam aikidou lebih disebabkan karena murid-murid morihei ueshiba terdiri dari banyak kalangan praktisi beladiri lain sebelum mereka belajar aikidou. Banyak di antara mereka sebelumnya adalah praktisi-praktisi judo, karate, kendo atau jujutsu dari berbagai aliran. Ketika mereka telah mumpuni dalam mendalami aikidou, baik ketika Morihei Ueshiba masih hidup maupun telah mangkat, sebagai praktisi-praktisi

8 aikidou yang merupakan murid langsung Morihei Ueshiba mengajarkan aikidou dengan gaya yang berbeda. Perbedaan gaya atau aliran dalam aikidou ini juga disebabkan evolusi seni beladiri aikidou pada diri morihei ueshiba sendiri. Morihei Ueshiba pada masa mudanya telah mempelajari beberapa seni beladiri tangan kosong maupun bersenjata, yang kemudian dikembangkan dengan banyak modifikasi atau penyempurnaan teknik. Gaya seni beladiri yang dimilikinya pada awalnya diajarkan dengan nama Aiki Budo, dan akhirnya dinamainya Aikidou. Di bawah ini adalah beberapa aliran yang terdapat dalam aikidou: Aikikai Hombu Dojo Aikikai adalah aliran utama yang menjadi induk sebagian besar dojo. Secara administratif Aikikai adalah penerus dari keberadaan dojo kobukan yang didirikan oleh Morihei Ueshiba di Ushigome distrik-shinjuku, Tokyo, pada tahun Pada saat Morihei Ueshiba masih hidup, dojo kobukan adalah pusat dari kegiatan aikidou di Jepang. Walaupun saat perang kedua usai dojo kobukan sempat terhenti sebentar kegiatannya dan Morihei Ueshiba pindah ke Iwama, kegiatan dojo kobukan berlanjut di bawah pengawasan Kisshomaru Ueshiba, putranya. Setelah Morihei Ueshiba wafat pada tahun 1969, Kisshomaru menjadi guru besar (Doshu) menggantikan ayahnya dan memimpin Aikikai Hombu. Dibawah Kisshomaru, Aikikai berkembang menjadi besar dan menjadi induk utama afisiliasi dojo-dojo aikidou baik di Jepang sendiri maupun yang tersebar diseluruh dunia. Kisshomaru mengelompokkan tehnik-tehnik

9 aikidou untuk diberi nama dan disusun menjadi kurikulum standar seperti yang sekarang. Gaya khas tehnik aikidou yang dibawa oleh Kisshomaru adalah tehnik aikidou yang mengalir, disebut Ki No Nagare. Gaya ini menjadi gaya yang terlihat menonjol dalam aliran aikikai Yoshikan Aikidou Yoshikan Aikidou didirikan oleh Gozo Shioda, murid langsung (Uchi Deshi). Gozo Shioda belajar aikidou pada tahun 1932 di Dojo Kobukan. Masa-masa tahun 30-an adalah masa dimana tehnik beladiri Morihei Ueshiba masih kental diwarnai oleh pengarug gaya Jujutsu aliran Daito-ryu. Di tahun-tahun morihei mengajar seni beladiri dengan nama Aiki-Budo yang dikenal dengan gaya yang keras. Gozo Shioda belajar di Kokuban hingga tahun 1941, dan setelah mengikuti latihan dengan rentang waktu yang tidak begitu lama di Iwama, yaitu saat Morihei Ueshiba tidak lagi mengajar di dojo Kokuban-Tokyo, dan pindah ke Iwama, Gozo Shioda mendirikan organisasi aikidonya sendiri dan dinamainya Yoshinkan Aikidou di tahun Tomiki Aikidou Tomiki Kenji adalah murid langsung Morihei Ueshiba dan belajar aikidou mulai tahun 1925 ketika aikidou masih bernama Aiki Budo. Sebelum belajar aikidou, Tomiki telah mempelajari Judo sejak umur 10 tahun. Oleh Jigoro Kano pendiri Judo Kodokan, Tomiki mendapatkan peringkat Dan 5 pada tahun Tomiki merupakan anggota aktif klub Judo Universitas Waseda. Saat Morihei Ueshiba memberlakukan

10 sistem Kyu-Dan untuk member peringkat pada murid-muridnya, Tomiki adalah orang pertama yang mendapatkan peringkat Dan 8 aikidou pada tahun Tomiki mendirikan klub Aikido Universitas Waseba pada tahun Selama belajar aikido, Tomiki masih aktif mendalami Judo dan pada tahun 1964 Tomiki meraih peringkat Dan 8 Judo Kodokan. Karena mempunyai latar belakang Judo yang kuat, Tomiki memiliki gagasan untuk menjadikan aikidou sebagai sport sebagaimana jujutsu yang oleh Jigoro Kano diubah menjadi Judo dan dipertandingkan. Itulah sebabnya Tomiki berbeda pendapat dengan Morihei Ueshiba yang tidak sependapat jika aikidou dipertandingkan. Akhirnya Tomiki mendirikan aliran aikidounya sendiri dan dinamakan Tomiki Aikidou. Klub Aikidou Universitas Waseba adalah cikal bakal berkembangnya aikidou gaya Tomiki. Seperti halnya Yoshikan Aikidou, aliran Tomiki aikidou bergaya keras, aplikatif, menitikberatkan efisiensi, dan mempunyai materi kurikulum dasar tersendiri yang berbeda dengan Aikikai. Aikidou di sini dipertandingkan dengan dua cara, yakni kelas Randori dan Embukai. Pada kelas Randori, pertandingan biasanya dilakukan dengan alat bantu pisau mainan, sedangkan Embukai, aikidou dipertandingkan dengan peragaan tehnik. Peserta pertandingan lazimnya adalah sepasang Nage dan Uke Shin ei Taido Aliran beladiri ini dikembangkan oleh Noriake Inoue. Inoue adalah keponakan Morihei Ueshiba. Dia mempelajari aikidou ketika masih berbentuk Aiki- Budo di dojo Kobukan pada tahun Inoue aktif membantu menyebarkan Aiki Budo bersama Morihei Ueshiba dimasa-masa sebelum perang dunia kedua. Dia

11 mengajarkan Aiki Budo hingga tahun 1956, namun akhirnya ia mengembangkannya dan mengganti namanya menjadi Shin ei Taido Iwama Ryu dan Aikidou Toho Di dalam aliran yang sama, gaya aikido yang diajarkan oleh masing-masing instruktur tingkat tinggi pun beragam. Dalam aliran Aikikai sendiri misalnya, di kenal pengajar yang mengharuskan muridnya mengenal tehnik penggunaan pedang dan tongkat yang berhubungan dan analog dengan penggunaan tehnik tangan kosong aikidou. Banyak sensei (guru) yang menganut paham bahwa pengetahuan penggunaan senjata sama pentingnya dengan pengetahuan tehnik tangan kosong, karena aikidou dikembangkan dari perpaduan antara tehnik jujutsu, olah gerak seni pedang (kenjutsu) dan tombak/tongkat (yarijutsu). Sebutlah seperti Morihiro Saito (peringkat Dan 8 Aikikai) yang mengajarkan Iwama ryu aikido, Shoji Nishio (peringkat Dan 8 Aikikai) yang belakangan mengembangkan gaya Aiki Toho Iaido, atau Mitsugi Saotome (peringkat Dan 8 Aikikai) yang mendirikan Aikido School Ueshiba. Sedangkan, sebagai pengajar yang lain cenderung untuk menekankan latihan hanya pada teknik tangan kosong, dan netralisasi serangan bersenjata. Bukan berlatih menggunakan senjata itu sendiri. ( 2.4 Mengenal Teknik-teknik Aikidou Teknik-teknik Aikidou sebagai beladiri perkelahian cepat dan jarak dekat adalah sebagai berikut:

12 2.4.1 Teknik Bantingan Judo Kodokan Jigoro Kano. Teknik ini lebih menekankan pada latihan bebas dan teknik tertentu dalam perkelahian bebas (randori) dan judo sebagai beladiri berusaha menghindari penggunaan serangan serangan frontal seperti pukulan dan tendangan yang berbahaya dan lebih menitik beratkan teknik pada bantingan yang terorganisir dan teknik bertahan ( Teknik Kuncian Jujutsu gaya Sokaku Takeda (Bapak Jujutsu) seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek Teknik Pedang (Kenjutsu) Aikidou itu sendiri diciptakan dari unsur teknik lain diantaranya teknik ilmu pedang seperti kenjutsu. Sehingga kalau diperhatikan, sebagian besar gerakan dalam aikidou mirip dengan gerakan yang mengayun pedang. ( Teknik Toya berpedang (Yarijutsu) Pada umumnya Aikidou tidak menggunakan tendangan kaki, tapi dalam halhal yang sangat khusus, teknik kaki (ashi waza), juga diajarkan. Inipun dengan catatan pada Aikidoka tingkat Dan ke atas. Di Indonesia, ashi waza nyaris tidak diajarkan. Aikidou cocok untuk perkelahian ruangan sempit maupun melawan beberapa penyerang (multiple attacker), dan dapat dipelajari oleh pria dan wanita segala umur, untuk anak-anak minimal 10 tahun.

13 Teknik-teknik (waza) aikidou sebenarnya tergolong sederhana. Ada 2 hal pokok, yaitu nagewaza (melempar/membanting) dan kihonwaza (termasuk teknik kuncian). Di dalam dojo, aikidou menggunakan 4 pola dasar latihan, yaitu : Tachiwaza (Teknik Berdiri Melawan Berdiri) teknik/gerakan yang dilakukan oleh uke dan nage dalam posisi berdiri ( Suwariwaza (Teknik Duduk Melawan Duduk) pembelaan diri dari posisi duduk. Dari segi konsep pembelaan diri, semua teknik beladiri aikidou yang dilakukan dengan berdiri bisa pula dilakukan dalam posisi duduk. Cara pembelaan diri seperti ini sangat berguna ketika seorang praktisi beladiri tidak dalam keadaan siap berdiri ketika serangan terjadi Hanmihandachi (Teknik Duduk Melawan Berdiri) uke/sipenyerang berdiri untuk menyerang nage dan nage/orang yang diserang menahan serangan si uke dengan cara berlutut ( Kaeshi Waza (Teknik Membuka Serangan sebagai Pancingan terhadap lawan) atau teknik balasan dari uke dan si nage ( Dalam pelatihan, Aikidou lebih mengutamakan keadaan badan yang rileks, mengendur. Dalam pengertian rileks sangat berbeda dengan lembek. Rileks adalah

14 energi yang terpusat dan terkontrol. Jadi, mempelajari Aikidou adalah membiasakan kondisi badan selalu dalam keadaan rileks. Badan dan otot-ototnya yang sudah terkondisi dalam keadaan mengendur ini akan rileks dan terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi seperti ini akan menghasilkan suasana psikologi yang positif. ( 2.5 Empat Tingkatan Pemahaman Tentang Aikidou Harmoni dengan Diri Sendiri Pemahaman tentang harmoni dimulai dari memahami bagaimana menempatkan komponen-komponen diri kita pada tempat dan fungsinya yang tepat. Komponen diri kita secara sederhana terbagi menjadi tiga, hati, pikiran, dan tubuh. Ke tiga komponen ini diciptakan sebagai sebuah kesatuan, oleh karena itu sudah semustinya difungsikan sebagai sebuah kesatuan, tidak terpisah-pisah, dengan begitu secara alamiah diri kita akan berfungsi secara optimal. Dalam tahap mengharmonisasikan diri sendiri ini, satu hal penting yang harus ditekankan adalah penggunaan hati. Hati yang ditempatkan ditempat yang baik dan benar, akan senantiasa berkehendak atas sesuatu yang berdasarkan kebenaran, yang akan mengarahkan pikiran pada rencana kegiatan/tindakan yang baik dan benar pula, yang ada akhirnya akan terwujud dalam perbuatan yang baik dan benar yang dilakukan oleh tubuh kita, begitupun sebaliknya. Jadi mulailah kita dengan selalu memeriksa kondisi hati kita pada saat akan beraktivitas.

15 2.5.2 Harmoni dengan Sesama Manusia Setelah memahami bagaimana menempatkan komponen diri kita ditempat yang tepat, dan menjadikan diri kita harmonis dengan diri sendiri mulailah kita belajar memahami bagaimana menempatkan diri kita dalam hubungannya dengan orang lain. Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang harus berinteraksi dengan sesamanya. Tidak jarang pula masalah timbul disebabkan ketidakmampuan kita menyesuaikan diri kita dengan faktor eksternal (orang lain). Inilah sebabnya pemahaman tentang keharmonisan tidak cukup kita kembangkan hanya dalam taraf harmoni dengan diri sendiri, namun juga harus dikembangkan juga pada taraf harmoni dengan orang lain Harmoni dengan Sesama Mahluk Ciptaan TUHAN Dengan kata lain mengharmonisasikan diri kita dengan alam, ini adalah tahapan pemahaman tentang keharmonisan di level yang ketiga, dimana kemudian kita mulai melihat keberadaan kita sebagai bagian dari sebuah kesatuan yang lebih besar yaitu lingkungan kehidupan kita, hingga yang paling besar adalah bagian dari alam semesta, dalam tahap pemahaman ini, kesadaran tentang eksistensi diri kita meluas hingga kita memahami peran yang harus kita mainkan dalam hubungannya dengan lingkungan kita, komunitas dan habitat kita, sehingga kita kemudian berusaha untuk menempatkan diri yang tepat dalam interaksi kehidupan yang dijalani bersama sesama manusia ( Publishing.com).

16 2.5.4 Harmoni dengan Dojo Sebagai tempat latihan, dojo sendiri merupakan tempat yang pas untuk latihan penyelarasan dengan lingkungan. Etika yang diberlakukan di dojo, pengaturan alas kaki, cara duduk, urutan duduk, cara menghormati, dll, Harus dipatuhi sebaik mungkin. Dalam hal waza, harmoni dengan dojo tampak misalnya dalam mengarahkan waza seperti kaiten nage. Nage harus memperhatikan agar uke tidak menabrak tiang, dinding atau teman latihan lain. Jatuh itu gampang, tapi jatuh dengan enak, dengan ukemi yang benar, menyatukan diri dengan matras atau tanah itu lain soal. Harus dilatih teknik aikidou serta sikap mental sehingga seseorang dapat menyatu dengan lingkungannya, menyelaraskan gravitasi dan arah laju tubuh yang jatuh atau menyelaraskan diri menggelinding dengan hampir tidak bersuara di matras (

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU. seperti karate, wushu, judou, aikidou, capuera, krav maga dan masih banyak

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU. seperti karate, wushu, judou, aikidou, capuera, krav maga dan masih banyak BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AIKIDOU 2.1. Pengertian dan Sejarah Aikidou 2.1.1 Pengertian Aikidou Seperti yang sudah diketahui, beladiri terbagi dari berbagai cabang seperti karate, wushu, judou, aikidou,

Lebih terperinci

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah kehidupan manusia, konflik kerap terjadi. Konflik ini membuat manusia berpikir bagaimana cara untuk melindungi diri sendiri. Hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang menginginkan tubuh sehat dan bugar biasanya pasti melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda, mulai dari jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aikido Training Center di Yogyakarta 1. Tabel 1.1. Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan di DIY Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Aikido Training Center di Yogyakarta 1. Tabel 1.1. Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan di DIY Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak sekali tindak kejahatan yang terjadi di masyarakat pada masa sekarang. Banyaknya aksi penipuan dan kekerasan menjadikan

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan 54 Gambar 3. Rei-Shiki (upacara penghormatan) Gambar 4. Posisi duduk Sei-Za 55 Gambar 5. Kihon pada Dachi Waza

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL NIHON NO AIKIDO TO MINANGKABAU NO SILEK NO HIKAKU NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PROYEK BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1 Pengertian Beladiri dan Aikido 2.1.1 Beladiri Beladiri terdiri dari kata bela dan diri. Bela berarti menjaga baik-baik atau melepaskan dari bahaya, sedangkan diri berarti orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO. dengan jotosan pada pergelangan tangan yang berakibat fatal. Judo merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO. dengan jotosan pada pergelangan tangan yang berakibat fatal. Judo merupakan BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO 2.1 Sejarah Judo Judo adalah kata yang mengingatkan orang-orang pada suatu pukulan yang mematikan pada belakang leher atau pukulan berat 100 pound pada bahu dengan jotosan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat dibedakan dari jenis olahraga bela diri lainnya seperti Silat, Judo, Kung Fu, Kempo dan bela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Seni beladiri adalah perpaduan unsur seni, teknik membeladiri, olahraga, serta olah bathin yang didalamnya terdapat muatan seni budaya masyarakat dimana seni

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang. yang membuat dasar pelatihan menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang. yang membuat dasar pelatihan menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi olahraga telah menunjukkan kemajuan yang pesat, terutama pada beberapa tahun ini. Prestasi yang beberapa tahun lalu sulit dibayangkan, sekarang dapat terjadi.

Lebih terperinci

, 2015 HASIL BANTINGAN TEKNIK TSURI GHOSI DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

, 2015 HASIL BANTINGAN TEKNIK TSURI GHOSI DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh dengan perkembangan teknologi dan segala bentuk persaingan persaingan yang sangat ketat. Kita disuguhkan dengan kondisi kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi manusia dalam mencapai kesehatan jasmani. Setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat Indonesia menyadari bahwa pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup sehat jasmani dan rohani. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dari zaman dahulu kala sudah mengenal berbagai macam seni beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah Pencak Silat.

Lebih terperinci

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah yang sering dibicarakan dalam masyarakat, mengingat remaja adalah calon pengganti pemimpin dan menjadi harapan bangsa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang, prestasi olahraga sudah menjadi salah satu tingkat keberhasilan juga derajat suatu daerah bahkan Negara, semakin tinggi prestasi olahraganya semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Karena kegiatan olahraga merupakan salah

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Japanese Martial Art Center 1

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Japanese Martial Art Center 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Umum Salahsatu kebutuhan dasar manusia adalah tetap aman dan sejahtera. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang. 17 HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN 2015 Rahman Situmeang Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dewasa ini menjadi suatu kebutuhan hidup dimana aktivitasnya banyak dilakukan demi menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh. Bukan hanya para laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate merupakan seni beladiri yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1922 (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pencak silat merupakan suatu seni beladiri tradisional yang berasal dari Nusantara yang merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan atau disebarluaskan.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 SUMBANGAN POWER OTOT TUNGKAI, KESEIMBANGAN, KOORDINASI DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PRESTASI POOMSAE TAEKWONDO ( Studi Korelasional Prestasi Poomsae Atlet Taekwondoin Putra di Surakarta ) TESIS Disusun

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae berarti kaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pencak silat adalah gerak bela serang yang teratur menurut sistem, waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

2015 PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Popularitas poomsae telah berkembang pesat sejak dipertandingkan secara resmi dalam kejuaraan tingkat dunia pada tahun 2010 hingga sekarang, Sebenarnya poomsae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari berbagai macam mata pelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosial budaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi manusia dalam mencapai kesehatan jasmani setiap

Lebih terperinci

Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya:

Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya: SEJARAH KARATE Menurut legenda, evolusi karate dimulai lebih dari ribuan tahun yang lalu, kemungkinan pada awal abad ke-5 SM ketika Bodhidharma tiba di kuil Shaolin, China dari Indiadan mengajarkan Zen

Lebih terperinci

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN Putra : 1. Kata Perseorangan Putra 2. Kumite Perseorangan 60 kg Putra 3. Kumite Perseorangan + 60 kg Putra Putri : 1. Kata Perseorangan Putri 2. Kumite

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir hingga dewasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan kesempatan bagi atlet yang menunjukan prestasi dan pembinaan atlet, baik melalui latihan di klub-klub,maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka yaitu membahas tentang peneliti peneliti sebelumnya yang pernah meneliti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merujuk pada sejarah, pencak silat merupakan suatu warisan khasanah seni budaya produk bangsa Asean dan khususnya Indonesia. Pada masa perjuangan untuk mencapai

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna pendidikan apabila diartikan dalam suatu batasan tertentu maka dapat diartikan bermacam-macam dan memunculkan beragam pengertian. Pendidikan dalam arti sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan olahraga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat secara fisik dan psikis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa terlepas dari hidup bermasyarakat karena, hanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa terlepas dari hidup bermasyarakat karena, hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya berkaitan erat dengan pola hidup manusia, dimanapun manusia tersebut bermasyarakat, akan menciptakan dan mewariskan kebudayaan. Dengan budaya maka manusia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae berarti kaki untuk menghancurkan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karate adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang pada tahun 1869 di Okinawa yang pertama kalinya memperagakan Tea atau Okinawa-Te. Pada tahun 1929 banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga khususnya beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia. Karate juga merupakan suatu cabang olahraga prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kamus bahasa Inggris Webster mendefinisikan beladiri dalam batasan yang sangat luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan di sekolah. Pendidikan jasmani menekankan pada suatu proses seseorang sebagai individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang berasal dari Negara Jepang. Karate yang terdiri daridari kata kara mempunyai arti kosong dan te berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

PEDOMAN DASAR BULUNGAN AIKIDO DOJO

PEDOMAN DASAR BULUNGAN AIKIDO DOJO PEDOMAN DASAR BULUNGAN AIKIDO DOJO 2014 1 DAFTAR ISI KETENTUAN MENGENAI : HAL PEDOMAN DAN KEBERLAKUAN 3 STRUKTUR 5 REGISTRASI 7 TRANSFER KEANGGOTAAN KE BAD 8 NOMOR INDUK KEANGGOTAAN 9 KARTU KEHADIRAN 11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan seni budaya asli dari bangsa Indonesia, telah berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai manca negara. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga Judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik melalui latihan di klub-klub,

Lebih terperinci

1.1. PENGERTIAN JUDUL

1.1. PENGERTIAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Shorinji Kempo Merupakan salah satu jenis olah raga bela diri tertua yang menjadi induk dari bela diri lain (seperti Judo, aikido, karate, dll) yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan kepelatiahan olahraga, pembinaan pendidikan kepelatihan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan kepelatiahan olahraga, pembinaan pendidikan kepelatihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah mewujudkan bentuk manusia Indonesia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral. Melalui pendidikan kepelatiahan

Lebih terperinci

AIKIDO TRAINING CENTER DI YOGYAKARTA

AIKIDO TRAINING CENTER DI YOGYAKARTA AIKIDO TRAINING CENTER DI YOGYAKARTA Grazia Setjo Wahyuningtyas 1 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta email : grazia.setjo@gmail.com Abstrak: Banyak tindak kejahatan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam mengerjakan pekerjaan dan kegiatan kita sehari-hari. Tanpa disadari, kemajuan teknologi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wushu di Indonesia kini mendapat perhatian yang istimewa dari masyarakat, yang dulunya hanya dimainkan oleh orang-orang tua yang dari golongan tertentu saja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

: Belajar Dari Monyet, Suatu Cara Reformasi Pembelajaran yang mangkus di Akademi Pelatihan Monyet Surat Thani, Thailand : Rung Kaewdang, Ph.D.

: Belajar Dari Monyet, Suatu Cara Reformasi Pembelajaran yang mangkus di Akademi Pelatihan Monyet Surat Thani, Thailand : Rung Kaewdang, Ph.D. Judul Buku Penyusun Penerbit Tahun penerbitan : 2002 Jumlah halaman : 123 halaman : Belajar Dari Monyet, Suatu Cara Reformasi Pembelajaran yang mangkus di Akademi Pelatihan Monyet Surat Thani, Thailand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani seseorang sebagai perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila

Lebih terperinci

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT Oleh: Awan Hariono FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 Teknik dan taktik adalah dua hal yang berbeda yang harus diketahui

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari masyarakat pada umumnya tidak lepas dari aktivitas gerak dan berjalan yang selama ini kita lakukan sehari-hari dalam aktivitas berolahraga.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah proses sistematis yang berupa segala bentuk kegiatan atau usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina potensi jasmani

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT 1 A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia gulat merupakan cabang olahraga yang sangat kurang digemari dikarenakan olahraga gulat terlihat sangat keras. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga gulat identik dengan dua orang yang saling berhadapan dan berusaha saling menyerang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pendidikan etika harus diajarkan dan diterapkan semenjak kecil di dalam keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta keteraturan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. -. Data dari perguruan wushu Purwa Aldaka. -. Buku The Way of Warriors karangan Chris Crudelli

BAB 2 DATA DAN ANALISA. -. Data dari perguruan wushu Purwa Aldaka. -. Buku The Way of Warriors karangan Chris Crudelli 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data -. Data pengajar wushu di Indonesia -. Data dari perguruan wushu Purwa Aldaka -. Buku The Way of Warriors karangan Chris Crudelli -. Data yang terdapat di Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan sekumpulan nada dan irama yang disatupadukan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan sekumpulan nada dan irama yang disatupadukan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Musik merupakan sekumpulan nada dan irama yang disatupadukan sehingga menjadi sebuah karya musik. Musik juga bisa menjadi salah satu media ekspresi perasaan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana saja berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktifitas fisik atau jasmani yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kebugaran dan stamina tubuh. Salah satu cabang olahraga yang banyak digemari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang olahraga. Olahraga merupakan salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seseorang mempunyai maksud dan tujuan. Tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kesehatan, kebungaran jasmani, aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat memiliki gerakan dasar yang terencana, terarah, terkordinasi, dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan seperti yang dikemukakan

Lebih terperinci

JATI AIKIDO CLUB (JAC) UJIAN KENAIKAN TINGKAT

JATI AIKIDO CLUB (JAC) UJIAN KENAIKAN TINGKAT Kyu 10 1. Aihanmi Katate dori Ikkyo 1. Tenkan 1. Choku Tsuki 1. Shomen Uchi-Tsuki Ashi (White Belt) 2. Hipodashi Kaiten 2. Kaeshi Tsuki 2. Shomen Uchi-Ayumi Ashi 30 times practice 3. Ikkyo Undo 3. Ushiro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembinaan olahraga di Indonesia dewasa ini semakin maju, hal ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang semakin sadar dan mengerti akan arti pentingnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan olahraga di Indonesia sebagaimana telah diungkapkan dalam Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Nomor 3 Tahun 2005, bahwa kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan cabang olahraga yang menuntut berbagai bentuk gerakan. Untuk dapat melakukan gerakan pada olahraga pencak silat seperti gerakan pukulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat bermacam-macam beladiri, hampir disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat bermacam-macam beladiri, hampir disetiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di dunia ini terdapat bermacam-macam beladiri, hampir disetiap negara memiliki beladiri dengan ciri khas masing masing, misal: di Jepang terdapat Karate, di Korea terdapat

Lebih terperinci

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Paket Latihan Mental Khusus Pelatda PON XVI Jawa Barat Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Komite Olahraga Nasional Indonesia - Jawa Barat Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memasyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Memasyarakatnya permainan sepakbola di Indonesia ditandai dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas yang sudah menjadi kebutuhan manusia karena dengan tingkah laku atau aktivitas olahraga yang teratur, terukur dan terarah maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu bangsa. Setiap warga negara Indonesia, tanpa membedakan asal-usul, status sosial ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, saling membutuhkan dan saling tergantung terhadap manusia lainnya, dengan sifat dan hakekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gulat merupakan cabang olahraga beladiri yang memiliki karakteristik tersendiri yaitu saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam 10 tahun terakhir, permainan elektronik atau yang kita sering sebut dengan game online telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini bisa kita lihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang dinamis dan penyebaran yang semakin luas dan fenomena olahraga selama puluhan tahun terakhir ini telah membawa olahraga menjadi lembaga yang

Lebih terperinci

Manusia dan Cinta Kasih

Manusia dan Cinta Kasih Manusia dan Cinta Kasih Cinta kasih Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga hingga kini kian meluas dan memiliki makna sebagai sebuah fenomena yang bersifat global, mencakup wilayah kajian hampir seluruh sendisendi kehidupan manusia.

Lebih terperinci