BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 1992 tentang Perbankan dalam Suyatno (2007:127), menyatakan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana yang terkumpul tersebut ke masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Simorangkir (2000:18), bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat tukar baru berupa uang giral. Menurut A.Abdurrachman (1991:86) dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaanperusahaan, dan lain-lain. Secara sederhana bank merupakan suatu badan usaha berbadan hukum yang bergerak di bidang jasa keuangan. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, Aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah-masalah keuangan. 15
2.1.2 Jenis-jenis bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 1992, Bab I, Pasal 1 butir 2 dan 3 dalam Suyatno (2007:127), menyatakan bank di Indonesia dikelompokkan menjadi sebagai berikut. 1) Bank Sentral Bank sentral adalah Bank Indonesia yang tugas pokoknya membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja, guna meningkatkan taraf hidup rakyat. 2) Bank Umum Bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. 3) Bank Tabungan Bank tabungan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama membungakan dananya dalam kertas berharga. Jadi tujuannya adalah menghimpun dana-dana dari masyarakat luas, yang untuk sebagian besar berupa tabungan dalam jumlah kecil. 4) Bank Pembangunan Bank pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang serta dalam bidang pembangunan. 16
Bank pembangunan mempunyai fungsi bank sebagai investment bank, yang bertujuan untuk memberikan kredit jangka menengah dan panjang ; dan bukan sebagai development corporation, yang terutama bertujuan untuk mengambil inisiatif mendirikan perusahaan atau ikut memiliki perusahaan, atau mengambil bagian dalam manajemen perusahaan. 2.1.3 Kegiatan bank Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana ini merupakan kegiatan utama dari perbankan. Dengan kata lain keuntungan utama dari bisnis perbankan diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini dikenal dengan istilah spread based. Menurut Sudirman (2000:34), perbankan juga melakukan kegiatan jasajasa pendukung lainnya. Jasa-jasa ini diberikan secara berhubungan langsung ataupun tidak dengan kegiatan simpanan dan kredit. Jasa perbankan lainnya antara lain : kiriman uang (transfer), inkaso (collection), kliring (clearing), penjualan mata uang asing, safe deposit box, travelers cheque, bank card, bank draft, letter of credit, bank garansi dan referensi bank, serta jasa bank lainnya. Kelengkapan dari jasa bank yang ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan bank masing-masing. Dengan kata lain semakin mampu bank tersebut, maka semakin beragam produk yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen serta fasilitas yang dimilikinya. 17
2.1.4 Sumber dana bank Menurut Kasmir (1998:47), dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut. 1) Dana pihak kesatu Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham. Pemegang saham yang dimaksud adalah pemegang saham pendiri bank maupun pihak pemegang saham yang ikut serta dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham public (jika misalnya bank tersebut sudah go public). 2) Dana pihak kedua Dana pihak kedua adalah dana-dana pinjaman yang berasal dari pihak luar, Dana-dana tersebut dapat berasal dari pinjaman antar bank, pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank, dan pinjaman dari bank sentral. 3) Dana pihak ketiga Dana dari pihak ketiga merupakan simpanan dari pihak masyarakat yang terdiri dari giro (demand deposit), deposito (time deposit), dan tabungan (saving). 2.1.5 Asset liability management Manajemen aktiva-pasiva atau asset liability management (ALMA) merupakan fokus utama dalam manajemen perbankan. Menurut Siamat (2001:142), asset liability management adalah suatu proses perencanaan dan pengawasan operasi perbankan yang dilakukan secara terkoordinasi dan konsekuen dengan selalu memperhatikan perkembangan faktor-faktor yang 18
mempengaruhi operasi bank, baik yang berasal dari luar ataupun faktor struktural dari dalam bank itu sendiri. Keputusan mengenai pengelolaan sisi asset dan liabilities bank harus dilakukan dalam kerangka keseluruhan kepentingan pengelolaan portofolio kedua sisi neraca guna mencapai pendapatan yang maksimal sementara risiko dapat diperhitungkan sebelumnya. Risiko yang perlu diamati dalam konteks asset liabilities management adalah risiko tingkat bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. 2.1.6 Konsep Rentabilitas Rentabilitas sebuah bank adalah tingkat keuntungan yang dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank. Untuk dapat menghasilkan keuntungan yang optimal maka harus dikelola secara efisien. Dalam menentukan rentabilitas sebuah bank dapat digunakan dua cara yaitu return on assets (ROA) dan rasio biaya operasional yang dikeluarkan untuk mewujudkan pendapatan operasional (BOPO). Usaha yang dilakukan oleh manajemen bank untuk meningkatkan rentabilitasnya adalah : 1) Meningkatkan pendapatan bank dengan cara memperbanyak jumlah aktiva produktif dibandingkan dengan bentuk aktiva lainnya. Dengan tingginya aktiva produktif akan meningkatkan pendapatan bank yang akan meningkatkan rentabilitasnya. 2) Pendapatan bank yang tinggi dengan biaya operasional yang rendah akan meningkatkan rentabilitas bank. 19
3) Meningkatkan kualitas aktiva produktif sehingga meningkatkan pendapatan yang akhirnya meningkatkan rentabilitas. 2.1.7 Konsep likuiditas Menurut Sinungan (2000:73), likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka pendek atau sewaktu-waktu. Perusahaan harus mampu menjaga tingkat likuiditas, agar jangan sampai keuangan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. Bila kewajiban-kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi, perusahaan tersebut dianggap tidak likuid (illiquid) yang berakibat pada hilangnya kepercayaan masyarakat. Pemeliharaan posisi likuiditas perusahaan tidak dapat dilakukan dengan main-main oleh pimpinan perusahaan, tetapi harus ditangani secara sungguhsungguh oleh pucuk pimpinan (Top Manajemen), karena setiap munculnya kesulitan likuiditas harus ditangani segera. Perusahaan akan berada dalam posisi keuangan yang terancam dan bisa menjurus pada kebangkrutan bila pemeliharaan posisi likuiditas tidak diawasi dengan saksama (Brigham, 2001:79). 2.1.8 Konsep aktiva produktif Sebagai lembaga pemberi jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran, maka bank memberikan berbagai fasilitas kepada nasabah, loanable funds dari bank terbesar diberikan dalam bentuk fasilitas kredit. Selain untuk fasilitas kredit, sebagian dana itu disisihkan dalam bentuk penanaman lain yaitu surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain dan penyertaan modal bank pada 20
lembaga keuangan yang bukan bentuk bank atau perusahaan lain. Aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank sering juga disebut dengan aktiva produktif, karena penempatan dana bank tersebut diatas adalah untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Menurut Afiff (1996:177), menyatakan bahwa aktiva produktif adalah penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. Pengelolaan aktiva produktif adalah bagian dari assets management yang juga mengatur tentang cash reserve (liquidity assets) dan fixed assets (aktiva tetap dan inventaris). Ada empat macam aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan, yaitu : kredit yang diberikan, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan. Keempat jenis aktiva diatas kesemuanya menggunakan loanable funds atau excess reserve sehingga dengan memperhatikan bahwa sumber dana terbesar untuk penempatan aktiva itu adalah berasal dari dana pihak ketiga dan pinjaman, maka risiko yang mungkin timbul atas penempatan atau alokasi dana tersebut harus diikuti dan diamati terus melalui analisis-analisis risiko. Kredit menjadi sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Pengertian kredit menurut Sinungan (2000:120), kredit adalah pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada waktu tertentu di masa mendatang yang disertai dengan kontra prestasi berupa pendapatan bunga. Kredit juga merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama bank menghadapi masalah-masalah besar, maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank sangat dipengaruhi oleh 21
keberhasilan mereka mengelola kredit. Usaha bank yang berhasil mengelola kreditnya akan berkembang, sedangkan usaha bank yang selalu dirong-rong kredit bermasalah akan mundur. 2.1.9 Konsep dana pihak ketiga Menurut Dendawijaya (2003:56), dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan masyarakat. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80 persen - 90 persen dana dari seluruh dana yang dikelola oleh bank). Dana dari masyarakat terditi atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut. 1) Giro (demand deposit) Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 2) Deposito (time deposit) Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian. 3) Tabungan (saving) Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. 22
2.1.10 Konsep rasio BOPO dan kaitannya dengan pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga Rentabilitas sebuah bank ditentukan pula oleh besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk mewujudkan pendapatan operasional bank dan cara ini terkait pula dengan efisiensi pengelolaan bank. Bank akan mendapatkan keuntungan jika biaya operasional yang bersumber dari dana pihak ketiga, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead lebih kecil daripada pendapatan operasional yang diperoleh dari aktiva produktif. Menurut Rinaldy (2008:43), peningkatan aktiva produktif dibandingkan dengan aktiva lainnya pada pasiva tertentu akan meningkatkan pendapatan. Pendapatan bank yang tinggi dengan biaya operasional yang rendah dapat menekan rasio BOPO sehingga bank berada pada posisi sehat. Dengan demikian tampak bahwa pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga berhubungan dengan rasio BOPO. Adapun perhitungan atau rumus dari rasio BOPO adalah sebagai berikut. BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional x 100%... (1) Rasio BOPO sebagai salah satu ukuran efisiensi dan rentabilitas bank, banyak dikontribusi oleh aktiva produktif sebagai sumber pendapatan operasional. Rasio BOPO dikontribusi pula oleh dana pihak ketiga sebagai sumber biaya yang utama dalam operasional bank. Pertumbuhan aktiva produktif yang tidak disertai dengan pertumbuhan dana pihak ketiga dalam arti pertumbuhan dana pihak ketiga stabil atau lebih kecil daripada pertumbuhan aktiva produktif dapat menekan rasio BOPO. Pertumbuhan aktiva produktif disertai dengan pertumbuhan dana pihak 23
ketiga, bahkan pertumbuhan dana pihak ketiga lebih tinggi dari pertumbuhan aktiva produktif menyebabkan rasio BOPO stabil atau menjadi lebih tinggi. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dan jurnal yang menjadi pedoman penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Jurnal yang berjudul Perbandingan Dana Pihak Ketiga dan Pengaruhnya terhadap rasio BOPO pada Bank Pembangunan Daerah Yang Berbadan Hukum PT dan Bukan PT Periode 2001-2004, oleh Nurhopipah Muhyar dan Budi Hermana Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma-Depok 2005. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensia dengan uji dua sampel independen dan ANOVA (Analisis Varians) satu arah serta analisis regresi linier berganda. Uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel tabungan dan deposito berbeda secara signifikan berdasarkan status bank. Untuk variabel giro, rasio tabungan dengan pinjaman dan RAP tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dana pihak ketiga dan likuiditas diantara keempat bank memiliki perbedaan yang signifikan. Untuk analisis regresi berganda, R 2 sebesar 0,801 menunjukkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh terhadap rasio BOPO. Persamaan penelitian ini dengan jurnal diatas adalah sama-sama menggunakan variabel dana pihak ketiga dan rasio BOPO. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada penggunaan variabel aktiva produktif, objek penelitian dan periode penelitian (2005-2008) Berdasarkan hasil analisis dari jurnal inilah, penelitian ini dilakukan untuk 24
menguji kembali pengaruh variabel dana pihak ketiga terhadap rasio BOPO pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Utama Denpasar. 2) Jurnal lain yang berkaitan dengan penelitian ini adalah jurnal yang berjudul Kontribusi Pertumbuhan Earning Assets dan Dana Pihak Ketiga terhadap rasio BOPO PT. Bank Pembangunan Daerah Bali periode 1998-2001 oleh Prof. Dr. Ketut Rahyuda, SE., MSIE dan Eka Prawita Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan studi empiris dengan menggunakan Bank Pembangunan daerah Bali sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penempatan, surat-surat berharga, penyertaan, giro, tabungan, dan deposito terhadap rasio BOPO serta untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap rasio BOPO. Penelitian ini menggunakan data periode 1998-2001. Model analisis yang digunakan dalam penelitian itu adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap rasio BOPO dengan R 2 = 0,797 dengan probabilitas 0,000 dibawah 0,05 serta variabel kredit yang diberikan memiliki pengaruh dominan sebesar 60,84 persen. Persamaan penelitian ini dengan jurnal diatas adalah sama-sama menggunakan variabel earning asset atau aktiva produktif, dana pihak ketiga, rasio BOPO dan objek penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode penelitian yaitu 2005-2008. Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal inilah, maka penelitian ini dilakukan kembali 25
oleh penulis untuk menguji kembali apakah variabel earning asset atau aktiva produktif dan dana pihak ketiga berpengaruh terhadap rasio BOPO. 3) Penelitian yang dilakukan oleh I G. N. Agustana D. M. (2001) yang berjudul Pengaruh Analisis Profit Sensitivitas terhadap Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) di Bank Pembangunan Daerah Bali. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah leverage management (LM), spread management (SM) dan return on assets (ROA) yang diuji menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage management (LM), spread management (SM) dan return on assets (ROA) secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap BOPO di Bank Pembangunan Daerah Bali. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan variabel BOPO, objek penelitian yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Bali serta sama-sama menggunakan model analisis regresi linier berganda untuk pembuktian hipotesis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode penelitian yaitu 2005-2008 dan penggunaan variabel penelitian yaitu aktiva produktif dan dana pihak ketiga. 4) Penelitian yang dilakukan oleh I Gede Apong Rosdyana (2005) yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan Earning Assets dan Dana Pihak Ketiga terhadap rasio BOPO serta implikasinya terhadap kesehatan PT. BPR Pedungan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pertumbuhan penempatan dana pada bank lain, penyaluran kredit yang diberikan, tabungan 26
dan deposito. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penempatan dana pada bank lain, penyaluran kredit yang diberikan, tabungan dan deposito secara bersama-sama mempunyai pengaruh bermakna dan signifikan terhadap BOPO dengan nilai R 2 sebesar 0,302. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel penyaluran kredit yang diberikan dan tabungan tabungan yang berpengaruh terhadap BOPO. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan variabel penyaluran kredit yang diberikan, tabungan, deposito dan BOPO, serta sama-sama menggunakan model analisis regresi linier berganda untuk pembuktian hipotesis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode penelitian yaitu 2005-2008, lokasi penelitian yang berbeda yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Utama Denpasar, serta penggunaan variabel penelitian giro. 2.3 Rumusan Hipotesis Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan, kajian pustaka dan penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. 1) Bahwa pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap rasio BOPO pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Utama Denpasar tahun 2005-2008. 2) Bahwa pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap rasio BOPO pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Utama Denpasar tahun 2005-2008. 27
3) Bahwa variabel pertumbuhan kredit yang diberikan, mempunyai pengaruh dominan terhadap rasio BOPO pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Utama Denpasar tahun 2005-2008. 28