Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHALUAN. 1.1 Latar Belakang Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi,

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB III METODA PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

STUDI ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA-PENABUR TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN TANJUNG DUREN RAYA DAN JALAN LETJEN S.

PENINGKATAN KAPASITAS DAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL DALAM PERENCANAAN FLYOVER SIMPANG TANJUNG API-API PALEMBANG

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

Jurnal. Skripsi S-1 Program Studi Geografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

STUDI KINERJA RUAS JALAN PROF. DR. HAMKA KOTA PADANG

TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG

ANALISIS KINERJA JALAN DAN KECEPATAN PERJALANAN KENDARAAN PADA JALAN POCUT BAREN KOTA BANDA ACEH

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

ESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Prediksi tarikan perjalanan yang terjadi akibat adanya pusat pendidikan

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON (STUDI KASUS : JALAN KAIRAGI-AIRMADIDI)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan


III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

EVALUASI FAKTOR PENGARUH TINGKAT PELAYANAN JALAN SUNGAI RAYA DALAM KOTA PONTIANAK

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

E:mail :

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

Analisa Kapasitas Pada Ruas Jalan Jenderal Sudirman di Kota Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

Djoko Sulistiono 1, Hera widyastuti 2, Catur Arief Prastyanto 2 1 Mahasiswa S 2 Manajemen dan Rekayasa Transportasi Teknik Sipil FTSP ITS

EVALUASI KINERJA JALAN DAN TARIKAN PERGERAKAN KENDARAAN PADA PASAR MODERN LAMBARO

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

DAMPAK KEGIATAN BERPARKIR PADA BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. terpencil yang merupakan sentral produksi pertanian. Usaha penataan ruang kota dan daerah ditujukan sebagai wadah dari fungsi

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

PENGARUH MANUVER PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS ABSTRAK

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN DI KOTA PALEMBANG. Pujiono T. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

PENGENDALIAN LALU LINTAS 4 LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. JERANDING DAN PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. HARUNA KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

Transkripsi:

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS RUAS JALAN SEMARANG DEMAK KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG Amita Sri Devi, Saptono Putro, Hariyanto. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juni 2012 Disetujui Agustus 2012 Dipublikasikan Oktober 2012 Keywords: Traffic; Roads; level jam Abstrak Kemacetan lalu lintas dapat dipicu oleh adanya sarana fasilitas untuk kebutuhan masyarakat yang disebabkan beberapa sektor seperti sektor transportasi, industri, dan perdagangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Lokasi kemacetan. (2) Faktor penyebab kemacetan. (3) Tingkat kemacetan dengan menggunakan tingkat pelayanan jalan (level of services). (4) Waktu terjadinya kemacetan. Subyek dalam penelitian ini adalah jaringan jalan yang merupakan titik kemacetan melewati ruas jalan Semarang- Demak, sedangkan metode yang digunakan metode observasi dan metode dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu memberikan gambaran terhadap kondisi sistem transportasi di Kecamatan Genuk, dan metode kuantitatif dengan menghitung volume lalu lintas, tingkat pelayanan, kecepatan, dan kepadatan lalu lintas. Tingkat kemacetan lalu lintas tertinggi terdapat di pasar Genuk pada hari efektif kerja pada jam 07.00-08.00 sebanyak 11.671 kendaraan dengan tingkat pelayanan jalan sebesar 2,25 termasuk kelas F hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas pasar pada pagi hari dan juga hari efektif kerja. Simpulan penelitian ini kemacetan terdapat di terminal Terboyo, kawasan industri, dan pasar genuk dan waktu kemacetan terjadi pada jam puncak pagi hari dan sore hari dengan karakteristik level of services F. Abstract Traffic jam can be triggered by the operation of facilities for the needs of society caused few sectors such as transport, industry, and commerce. The purpose this research was to determine: (1) Location jam. (2) Factors causing congestion. (3) The level of service traffic using the road (level of services). (4) times the occurrence of jam. The subjects in this study is that the road network through road congestion points Semarang-Demak, while the method used methods of observation and documentation methods. The analysis used in the research is descriptive method which gives an overview of the condition of the transportation system in District Genuk, and quantitative methods to calculate the volume of traffic, level of service, speed and traffic density. The highest level of traffic jam in the market are effective on the day Genuk work at 7:00 to 08:00 as much as 11 671 vehicles with the road service level of 2.25 belongs to the class F it is caused by the presence of market activity in the morning and also the effective day of work. The conclusions this research there is traffic jams in the terminal Terboyo, industrial, and market genuk and time jam occurs at peak morning and evening with a characteristic level of services F. 2012 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 Email: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6285

Pendahuluan Kemacetan lalu lintas sering terjadi di daerah perkotaan terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Kemacetan sangat menggangu kegiatan aktivitas sehari- hari seperti bekerja, sekolah, dan belanja. Kemacetan lalu lintas terjadi karena ruas jalan tersebut sudah mulai tidak mampu menerima atau melewatkan arus kendaraan. Kemacetan ini dapat terjadi kerena pengaruh hambatan/ gangguan yang tinggi, sehingga mengakibatkan penyempitan ruas jalan, seperti parkir di badan jalan, berjualan/ pasar di trotoar dan badan jalan, pangkalan angkot, dan pejalan kaki (pedestrian). Kondisi jalan yang baik dapat memudahkan masyarakat dalam melaksanakan berbagai aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelangsungan hidup mereka. Pembangunan suatu wilayah, struktur jalan yang baik dapat meningkatkan aksesibilitas suatu wilayah dan menjadikan suatu wilayah cepat berkembang baik dari segi sarana fisik wilayah, ekonomi, sosial budaya dan lainnya (Miro Fidel, 2004:47). Secara administrasi Kecamatan Genuk terletak pada jalur utama Semarang- Demak. Kondisi ini berpengaruh terhadap volume lalu lintas yang terjadi yaitu akan terdapat banyak kendaraan yang berlalu - lalang setiap harinya terutama arus lalu lintas dari Surabaya menuju Jakarta. Banyaknya kendaraan yang berlalu lalang menimbulkan kemacetan lalu lintas pada ruas jalan tertentu yang disebabkan ruas jalan tidak mampu menampung volume kendaraan yang ada atau volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan. Kecamatan Genuk merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Semarang yang memiliki aktivitas yang kompleks karena adanya aktivitas industri dan pusat transportasi yang menyebabkan Kecamatan Genuk memiliki pergerakan yang tinggi dan berujung pada kemacetan. Kecamatan Genuk Kota Semarang terutama di Jl. Raya Kaligawe banyak terdapat titik kemacetan arus lalu lintas. Kemacetan lalu lintas ini ditandai dengan kondisi arus lalu lintas yang tidak stabil, sering berhenti, kecepatan sangat rendah, pengemudi tidak dapat beralih jalur, antrean terlalu panjang, volume lalu lintas jalan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas pada ruas jalan Semarang Demak dapat dilihat dari volume kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan melihat kapasitas jalan yang ada. Kapasitas jalan ini yang akan berpengaruh terhadap arus lalu lintas tingkat pelayanan jalan (level of services). Kemacetan ini akan terjadi jika arus lalu lintas mendekati besarnya kapasitas jalan sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain (Tamin, 2000:46). Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang adalah (1) Lokasi titik kemacetan di ruas jalan Semarang-Demak? (2) Penyebab kemacetan di ruas jalan Semarang-Demak? (3) Tingkat kemacetan dengan menggunakan tingkat pelayanan jalan (level of services)? (4) Waktu terjadinya kemacetan di ruas jalan Semarang-Demak? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Lokasi kemacetan. (2) Faktor penyebab kemacetan. (3) Tingkat kemacetan dengan menggunakan tingkat pelayanan jalan (level of services). (4) Waktu terjadinya kemacetan. Metode Lokasi penelitian ini diambil tiga titik kemacetan yaitu di depan terminal Terboyo yang menjadi pos pengamatan 1 dan 2, depan kawasan industri Terboyo yang menjadi pos pengamatan 3 dan 4, dan pasar Genuk menjadi pos pengamatan 5 dan 6. Subyek dalam penelitian ini ialah jaringan jalan yang merupakan titik kemacetan melewati ruas jalan Semarang- Demak Kecamatan Genuk. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari faktor penyebab kemacetan, jumlah kendaraan, jaringan jalan, kondisi jalan, lebar jalan, kecepatan, kepadatan, pola penggunaan lahan, tingkat level of services, jam puncak perjalanan. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang meliputi volume lalu lintas yang meliputi jumlah dan jenis kendaraan yang lewat, lebar jalan, jumlah kendaraan yang keluar masuk kawasan, kendaraan yang berhenti maupun kendaraan yang parkir, dan penyebab kemacetan sedangkan data sekunder berupa peta- peta yang diperoleh dari instansi seperti peta Administrasi, peta Jaringan Jalan, peta Penggunaan Lahan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data metode deskriptif untuk memberikan gambaran dan penjelasan terhadap kondisi sistem transportasi di Kecamatan Genuk dan metode kuantitatif dengan menganalisa volume lalu lintas, kecepatan, kepadatan, tingkat level of services yang ditentukan dengan nilai ESMP pada tiap moda kendaraan dan dihitung menggunakan nilai praktis kapasitas ruang jalan (SMP) dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kend/jam (Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1979:5-9), dapat dilihat pada tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis 105

menulis, GPS, countere dan alat-alat pendukung seperti peta administrasi, peta jaringan jalan, peta penggunaan lahan. Tabel 1. Ekuivalen Satuan Mobil Penumpang (ESMP) Tipe Jalan Arus Lalu Lintas (Kend/jam) ESMP HV MC LV Dua lajur 1 arah dan 0-1.050 1,3 0,4 1 4 lajur terbagi >1.050 1,2 0,25 1 Tiga lajur 1 arah dan 0-1.100 1,3 0,4 1 6 lajur terbagi >1000 1,2 0,25 1 Sumber : RSNI, 2004 Ket : - LV (light vehicles), terdiri dari kendaraan bermotor dengan roda 4 (yang termasuk mobil penumpang, bus mikro, pick up, colt jeep dan truk mikro). - HV (heavy vehicles), terdiri kendaraan bermotor dengan 4 roda atau lebih Tabel 2. Kapasitas Praktis Ruang Jalan (dalam SMP) (yang termasuk bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar, container). - MC (motor cycles), terdiri dari kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (termasuk sepeda motor). Sumber : Alamsyah Alik Ansyori, 2005:142 Lebar Jalan 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Dua arah 1000 1400 1750 2100 2500 2900 3250 3600 3600 Satu arah 1200 1600 2000 2400 2750 3250 3600 4000 4000 Sumber : Aan Henaro, dalam Saptono Tabel 3. Karakteristik Tingkat LOS Kelas Tingkat Pelayanan Karakteristik Lalu lintas A 0.0 0.19 Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, volume lalu lintas rendah. Pengemudi bebas memilih kecepatan yang diinginkan (tanpa hambatan) B 0.2 0.44 Arus stabil, pengemudi memiliki kebebasan untuk beralih jalur C 0.45 0.69 Arus stabil, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya D 0.70 0.84 Arus tidak stabil, hampir semua pengemudi dibatasi kecepatannya. Volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan tetapi masih dapat diterima E 0.85 1.0 Arus tidak stabil, sering berhenti. Volume lalulintas mendekati atau berada pada kapasitas jalan F >1 Arus lalu lintas macet, atau kecepatan sangat rendah atau merayap, antrian kendaraan panjang Sumber : DLLAJR, 1987 Hasil dan Pembahasan Secara Geografis, Kecamatan Genuk tereletak diantara 6o 56 25-7o 00 26 LS dan 110o 26 24-110o 30 12 BT. Luas Kecamatan Genuk adalah 2798,442 Ha. Kecamatan Genuk merupakan Bagian Wilayah Kota (BWK) IV. Wilayah ini berfungsi sebagai kawasan industri, perdagangan dan jasa. Sehingga dilihat dari pola penggunaan lahannya sebagian besar berupa bangunan dan pemukiman yaitu sebesar 1097.148 Ha (BPS Kecamatan Genuk, 2011). Tingkat kemacetan lalu lintas diambil pada hari efektif kerja dan hari libur kerja pada waktu pagi hari, siang hari, dan malam hari. Tingkat kemacetan tertinggi pada hari efektif kerja terdapat di titik 3 pasar Genuk yaitu di pos 6 arah Demak-Semarang pada hari Kamis dengan jumlah kendaraan sebanyak 11.671 kendaraan pada jam 07.00-08.00. Untuk lebih jelas dapat dilihat di tabel 4 volume lalu lintas pada hari Kamis di pos 6 ruas Demak-Semarang. 106

Tabel 4. Volume Lalu Lintas pada Hari Kamis di Pos 6 Ruas Demak-Semarang Jam Jenis kendaraan Jumlah 06.00-07.00 07.00-08.00 08.00-09.00 11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 16.00-17.00 17.00-18.00 18.00-19.00 Motor Mobil Bus Truk Contai ner Mini bus Jumlah 6.225 333 23 107 5 60 6.753 SMP 1556,25 333 27,6 128,4 6 60 2111 Jumlah 10.825 560 20 168 11 87 11.671 SMP 2706,25 560 24 201,6 13,2 87 3.592 Jumlah 3.419 639 14 198 162 40 4.526 SMP 854,75 639 16,8 237,6 194,4 40 1.983 Jumlah 931 676 17 187 40 30 1.881 SMP 232,75 676 20,4 224,4 48 30 1.232 Jumlah 1.160 673 21 212 40 38 2.144 SMP 290 673 25,2 254,4 48 38 1.329 Jumlah 1.372 748 23 258 45 51 2.497 SMP 343 748 27,6 309,6 54 51 1.533 Jumlah 1.717 852 21 165 82 41 2.878 SMP 429,25 852 25,2 198 98,4 41 1.644 Jumlah 1.916 829 21 216 74 43 3.099 SMP 479 829 25,2 259,2 88,8 43 1.724 Jumlah 1.530 581 35 177 96 24 2.443 SMP 382,5 581 42 212,4 115,2 24 1.357 Sumber : Data Primer, 2012 Tingkat kemacetan tertinggi pada hari libur kerja terdapat di titik 3 pasar Genuk yaitu di pos 6 arah Demak-Semarang pada hari Sabtu dengan jumlah kendaraan sebanyak 2.680 kendaraan pada jam 07.00-08.00. Untuk lebih jelas dapat dilihat di tabel 5 volume lalu lintas pada hari Sabtu di pos 6 ruas Demak-Semarang. Kecepatan rata-rata ruang kendaraan pada saat kondisi macet pada ruas jalan Semarang- Demak untuk menempuh jarak 2.000 m adalah sekitar 537 detik atau rata-rata sekitar 9 menit, sedangkan rata-rata kecepatan kendaraan untuk menempuh jarak 2.000 m adalah sebesar 13,52 Km/jam. Kecepatan rata-rata pada ruas jalan Demak-Semarang adalah 616 detik atau rata-rata sekitar 10 menit, sedangkan rata-rata kecepatan kendaraan untuk menempuh jarak 2000 m adalah sebesar 13,45 Km/jam. Kepadatan lalu lintas adalah jumlah kendaraan persatuan panjang pada saat arus lalu lintas berjalan (Morlok, 1984:190). Kepadatan lalu lintas tertinggi terdapat di pasar Genuk arah Demak- Semarang. Kepadatan lalu lintas paling padat terjadi pada waktu pagi hari jam 07.00-08.00 dengan kepadatan lalu lintas 8,43 n/m. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 6. 107

Tabel 5. Volume Lalu Lintas pada Hari Sabtu di Pos 6 Ruas Demak-Semarang Jam Jenis kendaraan Jumlah 06.00-07.00 07.00-08.00 08.00-09.00 11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 16.00-17.00 17.00-18.00 18.00-19.00 Motor Mobil Bus Truk Contai ner Mini bus Jumlah 3.881 271 20 52 6 61 4.291 SMP 970,25 271 24 62,4 7,2 61 1.396 Jumlah 7.709 496 26 106 7 90 8.434 SMP 1927,25 496 31,2 127,2 8,4 90 2.680 Jumlah 3.346 688 20 170 88 49 4.361 SMP 836,5 688 24 204 105,6 49 1.907 Jumlah 899 615 14 187 40 30 1.785 SMP 224,75 615 16,8 224,4 48 30 1.159 Jumlah 1.102 623 21 212 40 38 2.036 SMP 275,5 623 25,2 254,4 48 38 1.264 Jumlah 1.345 735 23 258 45 51 2.457 SMP 336,25 735 27,6 309,6 54 51 1.513 Jumlah 1.229 590 21 156 14 30 2.040 SMP 307,25 590 25,2 187,2 16,8 30 1.156 Jumlah 1.706 624 28 211 44 32 2.645 SMP 426,5 624 33,6 253,2 52,8 32 1.422 Jumlah 1.247 568 16 156 29 18 2.034 SMP 311,75 568 19,2 187,2 34,8 18 1 139 Sumber : Data Primer, 2012 Tabel 6. Kepadatan Lalu Lintas Depan Pasar Genuk Pagi Siang Sore Jam Kemacetan Jumlah Kendaraan Panjang Jalan (meter) Kepadatan (n/m) 06.00-07.00 4.291 1.000 4,29 07.00-08.00 8.434 1.000 8,43 08.00-09.00 4.361 1.000 4,36 11.00-12.00 1.785 1.000 1,78 12.00-13.00 2.036 1.000 2,03 13.00-14.00 2.457 1.000 2,45 16.00-17.00 2.040 1.000 2,04 17.00-18.00 2.645 1.000 2,64 18.00-19.00 2.034 1.000 2,03 Sumber : Data Primer, 2012 108

Tingkat pelayanan jalan (level of services) tertinggi pada titik 3 depan pasar Genuk pada pos 6 arah Demak-Semarang pada jam 07.00-08.00 dengan nilai LOS 2,25 termasuk kelas F dengan karakteristik arus lalu lintas macet, atau kecepatan sangat rendah atau merayap, antrian kendaraan panjang yang disebabkan lebar jalan yang sempit akibat dari angkutan umum yang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di sekitar pasar, adanya aktivitas pasar, dan persimpangan jalan sehingga kapasitas jalan tidak mampu menampung kendaraan.untuk lebih jelasnya dapat dilihat tingkat pelayanan jalan pos 6 pada hari Kamis ruas Demak-Semarang pada gambar 1. Gambar 1. Tingkat pelayanan pos 6 pada hari Kamis ruas Demak-Semarang Keterangan : TP Eff : Tingkat Pelayanan Efektif Bts TP : Batas Tingkat Pelayan an/ Kemacetan (0,7) Tingkat pelayanan tertinggi pada hari libur kerja Sabtu pada pasar Genuk arah Demak- Semarang pagi hari jam 07.00-08.00 sebesar 1,67 dengan karakteristik kelas F adalah arus lalu lintas macet, kecepatan sangat rendah atau merayap, antrian kendaraan panjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 Gambar 2. Tingkat pelayanan pos 6 pada hari Sabtu ruas Demak-Semarang Keterangan : TP Eff : Tingkat Pelayanan Efektif Bts TP : Batas Tingkat Pelayanan/ Kemacetan (0,7) Tingkat LOS tertinggi yaitu di pos 6 pasar Genuk arah Demak-Semarang pada pagi hari jam 07.00-08.00 dengan nilai LOS 2,25 dengan karakteristik F yang disebabkan lebar jalan yang sempit akibat dari angkutan umum yang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di sekitar pasar, adanya aktivitas pasar, dan persimpangan jalan sehingga kapasitas jalan tidak mampu menampung kendaraan. Karakteristik tingkat pelayanan jalan pada pagi hari terdiri dari kelas D dan F. Kelas D terdapat di terminal Terboyo sedangkan kelas F terdapat di kawasan industri Terboyo dan pasar Genuk. Tingkat pelayanan jalan pada siang dan sore hari mempunyai karakteristik LOS yang sama yaitu kelas C yang terdapat di terminal Terboyo, kelas F yang terdapat di kawasan industri Terboyo dan pasar Genuk. Tingkat LOS pada hari libur diambil pada sore hari dengan kelas B di terminal Terboyo, kelas F di kawasan industri Terboyo, dan kelas E di pasar Genuk. Gambar. 3 Peta Administrasi Kecamatan Genauk 109

Simpulan. Dari hasil penelitian mengenai tingkat kemacetan lalu lintas pada ruas jalan Semarang- Demak, kesimpulan yang dapat diambil adalah titik kemacetan terdapat di terminal Terboyo, kawasan industri Terboyo, dan depan pasar Genuk, kemacetan di Kecamatan Genuk juga dipengaruhi oleh penggunaan lahan di sekitarnya yaitu terdapat bangunan, pemukiman dan industri. Volume lalu lintas tertinggi terdapat di pasar Genuk arah Demak-Semarang pada hari efektif kerja Kamis jam 07.00-08.00 sebanyak 11.671 kendaraan, tingkat kemacetan yang ada di ruas jalur Semarang-Demak di Kecamatan Genuk termasuk dalam kelas tinggi, tingkat pelayanan jalan di jalan pantura Semarang-Demak ini dikategorikan dalam tingkat pelayanan sedang dengan karakteristik B dan F, waktu kemacetan mengalami jam puncak pada pagi hari dan sore hari. Saran yang dapat diajukan sebagai berikut : perlu adanya larangan bagi kendaraan besar yang melintas pada jam sibuk, perlu adanya tindakan dari pihak lalu lintas untuk mengatur arus lalu lintas pada jam sibuk, perlu ada himbauan terhadap pengguna jalan, supaya dapat meminimalisasi pelanggaran lalu lintas terutama di depan terminal Terboyo dan depan pasar Genuk, perlu ada pengawasan yang ketat terhadap pengemudi angkutan agar menaati rambu lalu lintas. Daftar Pustaka Alamsyah, Alik Ansyori. 2005. Rekayasa Lalu Lintas. Malang: UMM Badan Standardisasi Nasional. RSNI Geometri Jalan Perkotaan RSNI T-14-2004. BPS 2011. Kecamatan Genuk Dalam Angka 2011. Kota Semarang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, Proyek Pengendalian dan Penertiban Lalu Lintas, Tahun 1987 Hariyanto, 1988. Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Kemacetan Lalu lintas di Kotamadya Surakarta Ditinjau dari Segi Geografi. Yogyakarta: Skripsi Sarjana Fak. Geografi UGM Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI ). 1997. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta. Miro, Fidel. 2004. Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga Morlok,E.K. 1984. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Jakarta:Erlangga. Saptono, Putro. 2002. Kajian Kemacetan Lalu Lintas Pada Jaringan Jalan Ditinjau Dari Tingkat Pelayanan Jalan. Yogyakarta : Thesis Fak. Geografi UGM Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Bandung:Jurusan Teknik Sipil ITB. 110