BAB I PENDAHULUAN. tren yang fluktiasi dengan indikator-indikator yang mempengaruhinya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

Copyright BPH Migas 2014, All Rights Reserved

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

Kondisi Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dampak Inflasi Terhadap Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Apbd) Pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

Subsidi dan Tata Kelola Keuangan Negara: Inefektif dan Manipulatif

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

Tahun Baru, Tantangan Lama

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada periode sebelumnya yaitu 2010-2014, pembangunan ekonomi Indonesia difokuskan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dalam kurun waktu 4 tahun tersebut Indonesia mencapai tren yang fluktiasi dengan indikator-indikator yang mempengaruhinya. Pada kurun waktu 2010-2014 rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,0%, namun pada rinciannya pada tahun 2013 & 2014 Indonesia mengalami perlambaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 % & 5,1%, perlambatan pada tahun 2013 dan 2014 terkaji karena beberapa faktor terutama pada kinerja investasi yang menurun dari 8,5% pada tahun 2010 menjadi hanyasebesar 4,1% pada tahun 2014. Penurunan peranan investasi ini karena terjadinya penurunan ekspor dari 15,3% pada tahun 2010 menjadi sebesar 1,0% pada tahun 2014, penurunan ekspor ini dikarenakan turunnya permintaan dari emerging markets dan harga komoditas global, dan diberlakukannya pembatasan ekspor mineral mentah, hal inilah yang menurunkan ekspor. Dilain sisi Indonesia juga mengalami inflasi yang berfluktuasi namun secara garis besar mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada tahun 2010 tingkat inflasi mencapai 1

2 7,0%, menjadi 4,2% pada tahun 2012 serta pada tahun 2014 naik menjadi 8,4% dan dengan semakinterdepresiasinya nilai mata uang Indinesia (Rp/Rupiah) terhadap mata uang Amerika Serikat (US$/ Dolar Amerika) dari Rp.9.087/US$ pada tahun 2010 menjadi Rp.11.878/US$. Pada periode ini untuk menyeimbangkan perekonomian Indonesia pemerintah mengambil langkah dengan melakukan ekspansi belanja, terlihat dari sisi kenaikan persentasi defisit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari 0,7% pada tahun 2010, menjadi 2,3% pada tahun 2014, dengan hasil akhir penurunan tingkat pengangguran dari 7,4% pada tahun 2010 menjadi 5,9% pada tahun 2014 dan tingkat kemiskinan yang dapat di tekan dari 13,3% pada tahun 2010 menjadi 11,3% pada taun 2014 1. Pembangunan di Indonesia dimasa ini sangat diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyat, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar pasal 34 ayat 3 Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Berbagai pembangunan fasilitas public dan faktor-faktor lain mengalami peningkatan yang cukup terasapada masa ini, hal ini selaras dengan APBN 2016 yaitu Mempercepat Pembangunan Infrastuktur Untuk Memperkuat Pondasi Pembangunan Yang Berkualitas. Dengan salah satu fokos APBN adalah pada Belanja Negara untuk melanjutkan program nasional, yaitu 1 Buku II Nota Keuangan Beserta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggota 2016, I-1

3 infrastruktur, konektivitas, kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman, pariwisata, pengurangan kesenjangan serta pertahanan, sebagai perbaikan kualitas pembangunan 2. Dengan pengalokasian dana pemerintah atau pembiayaan anggran yang mendukung pembangunan infrastruktur dalam lingkup transportasi, pemukiman untuk MBR, air bersih dan sanitasi, dan serta infrastruktur energy dan mengendalikan rasioutang pemerintah.untuk pembangunan sector infrastruktur ini pemerintah focus terhadap investasi-investasi dalam negeri dan luar negeri (PMDN dan PMA). Dengan meningkatnya jumlah investasi yang masuk ke Indonesia menjadikan pendapatan Negara menjadi meningkat begitupula dengan pembangunan menjadi meningkat pula 3. 2 Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran, Mempercepat Pembangunan Infrastuktur Untuk Memperkuat Pondasi Pembangunan Yang Berkualitas, hlm. 2 3 Kerangka Ekonomi Makro, Rencan Kerja Pemerintah Tahun 2016, 2016

4 Tabel 1.1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Indonesia, Tahun 2011 2015 No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pertumbuhan Ekonomi 6,17 6,03 5,56 5,02 4,79 (%) 2 Inflasi (%) 3,79 4,30 8,38 8,36 3,35 3 PDB Harga Konstan 7.287,64 7.727,08 8.156,50 8.566,27 8.976,93 2000 (TriliunRp) 4 PDB per Kapita Harga 32.363,74 35.105,21 38.365,92 41.900,45 45.176,21 Berlaku(RibuRp) 5 Neraca Perdagangan Luar Negeri (Juta US $): 26.061,0-8.669,2-4.076,8-2.198,8 7.671,9 a. Ekspor (Juta 203.496,6 190.020,3 182.551,8 175.980,0 150.366,3 US$) b. Impor (Juta US$) 177.435,6 198.689,5 186 628,6 178 178,8 142 694,4 6 Investasi a. PMDN (MiliarRp) 76.000,69 92.182,01 128.150,56 156.126,16 179.465,87 b. PMA (Juta US$) 19.474,53 24.564,67 28.617,50 28.529,70 29.275,94 7 Suku Bunga Deposito 6,35 5,58 7,92 8,58 7,60 Berjangka Bank Umum 1 Bulan (%) 1 ) 8 JumlahWisatawanAsing 7.649,73 8.044,46 8 802,13 9 435,41 9 729,35 (Ribu orang) 2 ) 9 ProduksiPadi (GKG): 3 ) a. Sawah (Juta Ton) b. Ladang (Juta Ton) 10 PendudukMiskin (Juta) 4 ) 11 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Catatan : 1 KondisiDesember 2 Masukmelalui 19 pintumasukutama 3 AngkaRamalan II 4 HasilSusenasTriwulan I 2011-2015 Sumber: BPS, Bank Indonesia, BKPM 65,76 62,53 3,23 69,06 65,19 3,87 71,28 67,39 3,89 70,85 67,10 3,74 74,99 71,76 3,63 30,02 29,13 28,07 28,28 28,59 7,48 6,13 6,17 5,94 6,18 Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan Indonesia saat ini sedang menfokuskan terhadap pertumbuhan infrastruktur dalam bidang investasi, dapat dilihat bahwa investasi dari tahun 2011-2015 dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM) dan Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami kenaikan yang signifikan, diikuti dengan

5 peningkatan Neraca Perdagangan Luar Negeri dari periode 2014 mengalami deficit yaitu US$. -2.198,8 menjadi US$. 7.671,9.Namun dalam pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari tahun 2014 ke 2015 sebesar 0,23 %. Ekonomi makro dan kebutuhan investasi merupakan acuan yang digunakan dalam penyusunan RKP 2016. Oleh sebab itu, dalam sub bab ini diuraikan perkembangan, perkiraan, serta resiko perlambatan ekonomi yang dihadapi untuk tahun 2016. (Kerangka Ekonomi Makro, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016) Bukan hanya jumlah pendapatan dari neraca perdagangan luar negeri dan jumlah investasi/investor yang masuk ke Indonesia, namun jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka juga mengalami peningkatan, dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2014 yaitu 28,28 juta menjadi 28,59 juta pada tahun 2015, dengan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014 sebanyak 5,94 % menjadi 6,18% pada tahun 2015, hal ini merupakan beberapa factor dari pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi padatahun 2014-2015 mengalami penururan Apakah peningkatan jumlah penduduk miskin, peningkatan tingkat penganguran terbuka dan penurunan pertumbuhan ekonomi dikarenakan oleh beberapa factor termasuk jumlah konsumsi masyarakat? Karena masyarakat/penduduk Indonesia termasuk konsumtif/banyak menghabiskan hasil pendapatan untuk konsumsi dibanding saving atau investasi. Masyarakat/penduduk Indonesia memang sudah terkenal dengan

6 masyarakat yang konsumtif, dengan jumlah penduduk yang merupakan salah satu jumlah penduduk terbanyak di dunia, dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat mengakibatkan kebutuhan akan hidup juga semakin meningkat, dengan meningkatnya kebutuhan hidup pula maka permintaan akan suatu barang konsumsi kana naik yang disertai/diikuti dengan melonjaknya harga barang-barang konsumsi. Menaikan jumlah investasi/investor memang merupakan langkap yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dalam jangka waktu yang lama, dengan Negara Indonesia yang merupakan Negara yang masih berkembang membutuhkan banyak suntikan dana dari luar untuk pembangunan Negara, namun dalam hal ini Indonesia harus melalui efekefek jangka pendeknya. Salah satu kendala dalam Negara berkembang seperti Indonesia adalah sifat masyarakatnya yang konsumtif, salah satunya adalah konsumsif terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM), dengan jumlah produksi bahan bakar minyak (BBM) yang semakin menurun.

7 Gambar 1.1.Produk Minyak Nasional vs Konsumsi BBM & LPG Dari grafik diatas dapat disimpulan bahwa jumlah konsumsi masyarakat/penduduk Indonesia sepanjang tahun mengalami kenaikan yang signifikan, namun berbeda dengan jumlah produksi minyak nasional yang dihasilkan, minyak yang diproduksi Indonesia/produksi minyak nasional berjalan fluktuasi seiring berjalannya waktu dari tahun 1965-2014. Diawali pada tahun 1967-1974 Indonesia menghasilkan kenaikan jumlah produksi minyak, diikuti dengan jumlah konsumsi masyarakat yang masih minim, namun pada saat tahun 1977-1990 terjadi fluktuasi produksi minyak. Setelah tahun 1990 pada grafik diatas produksi minyak mengalami penurunan secara signifikan hingga tahun 2014,namun jumlah konsumsi masyarakat terhadap minyak/bbm tidak mengalami penurunan, sebaliknya jumlah konsumsi/permintaan bahan bakar minyak semakin meningkathingga terjadi perpotongan atau titik pertemuan pada tahun antara 2001-2002 yaitu kurang dari 1.200.000 barel/hari, pada tahun

8 setelah 2002 tersebut mengalami ketimpangan antara demand dan supply atau permintaan dan penawaran mengalami ketimpangan, dan ketimpangan tersebut semakin membesar setiap tahunnya hingga tahun 2014 pada grafik Gambar 1.2. Kansumsi BBM Nasional Sumber :http://www.bphmigas.go.id/konsumsi-bbm-nasional Pada diagram diatas terlihat konsumsi masyarakat Indonesia pada tahun 2006 data menurut JBU sebesar 24.021.399 KL dan menurut JBT sebesar 37.456.264 KL. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata setiap tahun masyarakat Indonesia menkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) selalu mengalami kenaikan.

9 Gambar 1.3. Volume BBM Bersubsidi Sumber :http://www.bphmigas.go.id/ Diagram diatas merupakan diagram volume BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi di Indonesia, dilihat dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2010-2012 realisasi BBM bersubsidi lebih tinggi dari pada APBN-P dan pada tahun 2013 APBN-P lebih tinggi dari pada realisasi, namun dari keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap tahun volume BBM bersubsidi semakin naik.

10 B. Batasan Masalah Penelitain a. Data yang digunakan sebagai analisis adalah data seluruh Indonesia b. Analisis ini menggunakan data produksi Bahan Bakar Minyak (BBM), inflasi,konsumsi/permintaan masyarakat Indonesia terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM), subsidi pemerintah terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tingkat suku bunga nasional. C. Rumusan Masalah Dalam penulisan ini terdapat beberapa yang menjadikan rumusan masalah, antara lain adalah: a. Bagaimana dana Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) mempengaruhi jumlah produksi Bahan Bakar Minyak? b. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap produksi BBM? c. Bagaimana pengaruh konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap jumlah produksi bahan bakar minyak (BBM)? d. Bagaimana pengaruh pendapatan rata-rata masyarakat terhadap jumlah produksi bahan bakar minyak (BBM)? D. Tujuan Penelitian a. Mengetahui apakah dana Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) mempengaruhi jumlah produksi Bahan Bakar Minyak. b. Mengetahui apakah inflasi mempengaruhi terhadap produksi BBM? c. Mengetahui apakah konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mempengaruhi jumlah produksi bahan bakar minyak (BBM)?

11 d. Mengetahi apakah pendapatan rata-rata masyarakat mempengaruhi jumlah produksi bahan bakar minyak (BBM)? E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan untuk: a. Bagi Universitas Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah referensi bagi Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitan Muhammadiyah Yogyakarta mengenai masalah konsumsi bahan bakar minyak (BBM). b. Bagi Mahasiswa Menambah sarana untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan teori-teori yang telah didapat, khususnya dalam produksi bahan bakar minyak (BBM). c. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi sebagai peneliatian yang berlatarbelakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). d. Bagi Penulis Dapat menambah ilmu dalam penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapt di bangku perkuliahan.