BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

dokumen-dokumen yang mirip
7.2 CIRI UMUM SITOKIN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

KONSEP DASAR IMUNOLOGI

SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos, yang memiliki arti tidak pada

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada

Respon imun adaptif : Respon humoral

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr

PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS. Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

MOLEKUL PENGENAL ANTIGEN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PATOGENESIS REAKSI INFLAMASI ALERGI. Rinitis alergi merupakan penyakit inflamasi mukosa hidung yang didasari

Gambar: Struktur Antibodi

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

Pengenalan antigen :

Imunitas Innate dan Adaptif pada Kulit Adapted from Fitzpatrick s Dermatology in General Medicine, 8th Edition

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi

BAB 3 KETERLIBATAN SITOKIN PADA PROSES DESTRUKSI JARINGAN PERIODONSIUM

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinis yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang sering dijumpai

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. SURAT PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR SINGKATAN...

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. obat-obatan kimiawi. Dewasa ini, pemberian agen kemoterapi masih menjadi

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB I PENDAHULUAN. pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

BAB I PENDAHULUAN. menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

MATURASI SEL LIMFOSIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GASTROPATI HIPERTENSI PORTAL

BAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini

BAB 5 PEMBAHASAN. Mencit yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dan manfaat tanaman mahkota dewa. Sistematika tanaman mahkota dewa adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia hemolitik otoimun (autoimmune hemolytic anemia /AIHA)

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons,

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 Kedokteran Umum

APOPTOSIS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperacae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI

Fransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt

Imunisasi: Apa dan Mengapa?

ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan.

Pengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy.

tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan. Lingkungan disekitar manusia mengandung

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Multidrug-Resistant Tuberculosis (MDR-TB) yang resisten terhadap dua Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena semakin banyaknya peralatan-peralatan yang mengandung nikel digunakan seharihari

DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Panduan pasien imunosupresan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang

MAKALAH SEROLOGI IMUNOLOGI

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PENGARUH PEMBERIAN GABUNGAN EKSTRAK Phaleria macrocarpa DAN Phyllanthus niruri TERHADAP PERSENTASE LIMFOBLAS LIMPA PADA MENCIT BALB/C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mencit terinfeksi E. coli setelah pemberian tiga jenis teripang ditunjukkan pada

Pembentukan Reseptor Antigen

BAB I PENDAHULUAN. serius, menyebabkan peradangan pada kulit, saraf dan organ lain. Penyebab dan faktor risiko

Transkripsi:

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. 1 Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang membawa sinyal antara sel-sel lokal, dan dengan demikian memiliki efek pada sel-sel lain. 2 Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem imun. 1 Sitokin bekerja dengan mengikat reseptor-reseptor membran spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel melalui second messenger (tirosin kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen). 1 Respon-respon terhadap sitokin diantaranya meningkatkan atau menurunkan ekspresi protein-protein membran (termasuk reseptor-reseptor sitokin), proliferasi, dan sekresi molekul-molekul efektor. 1 Sitokin bisa beraksi pada sel-sel yang mensekresinya (aksi autokrin), pada sel-sel terdekat dari sitokin disekresi (aksi parakrin). 1,2 Sitokin bisa juga beraksi secara sinergis (dua atau lebih sitokin beraksi secara bersama-sama) atau secara antagonis (sitokin menyebabkan aktivitas yang berlawanan). 1 2.1 Klasifikasi Sel Sitokin Sitokin adalah nama umum, nama yang lain diantaranya limfokin (sitokin yang dihasilkan limfosit), monokin (sitokin yang dihasilkan monosit), kemokin (sitokin 3

4 dengan aktivitas kemotaktik), dan interleukin (sitokin yang dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi pada leukosit lainnya). 1 Sitokin berdasarkan jenis sel penghasil utamanya, terbagi atas monokin dan limfokin. 4 Makrofag sebagai sel penyaji antigen (Antigen Presenting Cell / APC), mengekspresikan peptida protein Mayor Histocompatibility Complex (MHC) klas II pada permukaan sel dan berikatan dengan reseptor sel T (Tcr), sel T helper. Makrofag mensekresi Interleukin (IL)-1β, IL-6, IL-8, IL-12, dan TNF-α. 5 Pada sel T terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok sel Th1 memproduksi Interleukin-2 (IL-2), Interferon-γ (IFN- γ) dan Limfotoksin (LT). 5 Kelompok sel Th2 memproduksi beberapa interleukin yaitu IL-4, IL-5, IL-6, IL-10. 6 Tabel 1. Sitokin-sitokin Imun Selektif dan Aktivitasnya. (M.Decker, PhD,Janet.http://microzet.arizona.edu/Courses/MIC419/Tutorials/ cytokines.html.2006) Sitokin Sel penghasil Sel target Fungsi Pertumbuhan dan differensiasi GM-CSF Sel Th Sel-sel progenator monosit dan DC Monosit Sel sel Th co-stimulasi IL-1α Makrofag Sel sel B Maturasi dan proliferasi IL-1β Sel sel B Sel sel NK Aktivasi DC bervariasi Inflamasi, fase respon akut, demam IL-2 Sel-sel Th1 Pengaktifan sel T dan B, sel-sel NK Pertumbuhan, proliferasi,aktivasi Sel pokok Pertumbuhan dan differensiasi IL-3 Sel-sel Th Sel mast Pertumbuhan Sel-sel NK histamin dan pelepasan Pengaktifan Sel B Proliferasi dan differensiasi lgg 1 IL-4 Sel-sel Th2 dan sintesis Ig E Makrofag MHC klas II Sel-sel T Proliferasi

5 IL-5 Sel-sel Th2 Pengaktifan sel B Proliferasi dan differensiasi sintesis lga Monosit Pengaktifan sel B Differensiasi sel plasma Makrofag Sel plasma Sekresi antibodi IL-6 Sel-sel Th2 Sel pokok Differensiasi Sel-sel stromal Bervariasi Respon fase akut Il-7 Stroma sumsum,timus Sel pokok Differensiasi kedalam progenitor sel T dan B. IL-8 Makrofag Neutrofil-neutrofil Kemotaksis Sel endotelium IL-10 Sel-sel Th2 Makrofag Produksi sitokin Sel-sel B Aktivasi IL-12 Makrofag Pengaktifan sel-sel Differansiasi CTL (dengan IL-2) Sel-sel B Tc Sel-sel NK Pengaktifan IFN-α Leukosit Bervariasi Replikasi virus, ekspresi MCH I IFN-β Fibroblas Bervariasi Replikasi virus, ekspresi MCH I Bervariasi Replikasi virus IFN-γ Sel-sel Th1 Makrofag Respon MHC Sel-sel Tc, selsel Pengaktifan sel B Perubahan Ig menjadi IgG 2a NK Sel-sel Th Proliferasi Makrofag Eliminasi patogen MIP-1α Makrofag Monosit, sel-sel T Kemotaksis MIP-1β Limfosit Monosit, sel-sel T Kemotaksis Monosit, Makrofag Kemotaksis Pengaktifan Sintesis IL-1 TGF-β Sel T, monosit makrofag Pengaktifan sel B Sintesis lga Bervariasi Proliferasi Makrofag Makrofag Ekspresi CAM dan sitokin TNF-α Sel mast, sel-sel Sel tumor Sel mati NK Sel Th1 dan Tc Fagosit-fagosit Fagositosis, tidak ada produksi TNF- β Sel tumor Sel mati 2.2 Sitokin Dalam beberapa tahun terakhir, reseptor sitokin telah banyak menyita perhatian para ahli dibandingkan dengan sitokin itu sendiri, sebagian karena karakteristiknya yang luar biasa, dan sebagian karena defisiensi reseptor sitokin

6 secara langsung berkaitan dengan melemahnya immunodefisiensi. 2,7 Dalam hal ini, dan juga karena redundansi dan pleiomorpishm sitokin, pada kenyataannya merupakan konsekuensi dari reseptor homolog sitokin, banyak para ahli berfikir bahwa klasifikasi reseptor akan lebih berguna secara klinis dan eksperimental. 2,7 Sitokin bekerja pada sel-sel targetnya dengan mengikat reseptor-reseptor membran spesifik. 1 dan sitokin yang cocok dengan reseptor tersebut dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan struktur dan aktivitasnya. 1 Klasifikasi reseptor sitokin berdasarkan pada struktur tiga-dimensi yang dimiliki. 2,7 a. sitokin tipe 1 ( Haemopoitin Growth Factor family ) 2,7 Anggota-anggotanya memiliki motif tertentu pada ekstraseluler asam-amino domain. 2,7 Contoh, IL-2 reseptor memiliki rantai γ (umumnya untuk beberapa sitokin lain) yang kurang sehingga secara langsung bertanggung jawab atas x-linked Severe Combined Immunodeficiency (X-SCID). 2,6 X-SCID menyebabkan hilangnya aktivitas kelompok sitokin ini. 1 b. sitokin tipe 2 ( Interferon ) 2,7 Anggota-anggotanya adalah reseptor-reseptor terutama untuk interferon. 7 -reseptor kelompok interferon memiliki sistein residu (tetapi tidak rangkain Trp-Ser-X-Trp-Ser) dan mencakup reseptor-reseptor untuk IFNα, IFNβ, IFNγ. 1 c. sitokin tipe 3 ( Tumor Necrosis Factor family ) 2 Anggota-anggotanya berbagi sistein-ekstraseluler yang umumnya banyak mengikat domain, dan termasuk beberapa non-sitokin lain seperti CD40, CD27, dan CD30, selain yang diberi nama (TNF). 2,7

d. kemokin 7 7 kemokin mempunyai tujuh transmembran heliks dan berinteraksi dengan G protein. Kelompok ini mencakup reseptor untuk IL-8, MIP-1, dan RANTES. 1 kemokin, dua diantaranya beraksi mengikat protein untuk HIV (CXCR4 dan CCR5), yang juga tergolong ke dalam kelompok ini. 2 e. Immunoglobulin (Ig) superfamili 2,7 Immunoglobulin (Ig) yang sudah ada seluruhnya pada beberapa sel dan jaringan dalam tubuh vertebrata, dan berbagi struktural homologi dengan immunoglobulin (antibodi), sel molekul adhesi, dan bahkan beberapa sitokin. Contoh, IL-1 reseptor. 2 f. TGF beta 7 Anggotanya dari transformasi faktor pertumbuhan beta superfamili, yang tergolong kelompok ini, meliputi TGF-β1, TGF-β2, TGF-β3. 2 sitokin bisa keduanya merupakan membran berbatas dan larut. sitokin yang larut umumnya secara ekstrim sebagai pengatur fungsi sitokin. 2 Aktivitas sitokin bisa dihambat oleh antagonisnya, yaitu molekul yang mengikat sitokin atau reseptornya. Selama berlangsungnya respon imun, fragmenfragmen membran reseptor terbuka dan bersaing untuk mengikat sitokin. 1 Tabel 2. -reseptor sitokin (http://en.wikipedia.org/wiki/cytokine_reseptor: 2006) Tipe Contoh Struktur Mekanisme tipe 1 a. tipe 1 interleukin b. eritropoietin c. GM-CSF d. faktor interleukin Tergantung pada motif ekstraseluler-asam amino domain mereka. Yang dihubungkan JAK phosphory late dan mengaktifkan

8 tipe 2 Imunoglobin superfamili tumor nekrosis faktor family kemokin TGF beta e. G-CSF f. prolakin g. faktor penghambat leukemia a. tipe 2 interleukin b. interferon α / β c. gamma interferon a. interleukin-1 b. CSF 1 c. C d. Interleukin 18 a. CD27 b. CD30 c. CD40 d.cd120 e. Lymphotoxin beta a. interleukin 8 b. CCR1 c. CXCR4 d. MCAF e. NAP-2 a. TGF beta 1 b. TGF beta 2 sampai Janus Kinase (JAK) family dari tirosin kinase. Berbagi homologi struktural dengan imunoglobinimunoglobin (antibodi), sel molekul-molekul adhesi dan bahkan berapa sitokin. Sistein-kaya akan ekstraseluler mengikat domain Tujuh transmembran heliks protein-protein pada lintasan transduksi sinyalnya. G proteinberpasangan ---------ooooo---------