1. BAB I PENDAHULUAN. produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan iklim investasi yang aman dan nyaman bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

Analisis Perkembangan Industri

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian karena berguna bagi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

VII. SIMPULAN DAN SARAN

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 aliran investasi asing langsung (Penanaman Modal Asing, PMA)

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment).

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur.

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

Transkripsi:

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Untuk menilai peningkatan pendapatan masyarakat salah satu caranya adalah dengan melihat peningkatan produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibandingkan dengan tahun 2012. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,19 persen serta terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 1,34 persen. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi ini diharapkan adalah pertumbuhan yang berkesinambungan. Salah satu hal yang memiliki kontribusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah investasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (2002: 468), investasi memiliki peran penting dalam perekonomian, yaitu sebagai komponen pengeluaran yang besar dan mudah berubah, perubahan yang besar dalam investasi akan mengakibatkan perubahan drastis dalam aggregate demand. Selain itu, investasi juga mengakibatkan akumulasi modal. Penambahan akumulasi modal ini mengakibatkan peningkatan output nasional yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Investasi swasta langsung di Indonesia, baik itu investasi swasta domestik maupun investasi swasta asing, mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. 1

Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanam Modal yang disusun oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dapat diketahui bahwa realisasi investasi pada tahun 2013 adalah sebesar Rp398,6 triliun meningkat sebesar 27,3 persen dari tahun 2012 (Rp313,2 triliun). Perkembangan realisasi investasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 per triwulan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Perkembangan Realisasi Investasi 2010-2013 per Triwulan Sumber: BKPM (2014) Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan dukungan dari investasi swasta, yang tidak dapat dipenuhi hanya dari dalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri. Peningkatan Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dianggap lebih baik dalam menjamin kelangsungan pembangunaan dibandingkan dengan aliran dana asing berupa bantuan atau modal portofolio. Masuknya FDI diharapkan akan diikuti dengan transfer teknologi, transfer ilmu, dan management skill. Sebagai bentuk aliran modal yang bersifat jangka panjang dan relatif tidak rentan terhadap gejolak perekonomian, FDI diharapkan dapat membantu 2

mendorong pertumbuhan investasi yang sustainable di Indonesia. Hubungan positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Moudatsou dan Kyrkilis (2011). Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sebelumnya, Wahyudi (2009) juga telah membuktikan bahwa di Indonesia FDI mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara positif. Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar investasi langsung di Indonesia didominasi oleh FDI. Aliran investasi asing ini berasal dari beberapa negara di dunia. Besaran dan persentase investasi pada tahun 2013 dari negaranegara asing dapat dilihat pada Gambar 1.2. Kanada, Belgia, Denmark, Perancis, Italia, Belanda, Norwegia, Jerman, Swiss, Hongkong, Taiwan, India, Australia, Selandia Baru, negara-negara Afrika, dan lain-lain Gambar 1.2 Persentase Realisasi Investasi Asing di Indonesia per Negara Tahun 2013 Sumber: BKPM (2014) FDI yang masuk ke Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan realisasi investasi asing dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 1.3. 3

Gambar 1.3 Perkembangan Investasi Asing 2010-2013 dalam US Dolar: Per Triwulan Sumber: BKPM (2014) Kenaikan Foreign Direct Investment tersebut sejalan dengan kenaikan tingkat daya saing Indonesia secara global. Berdasarkan laporan tingkat daya saing global tahun 2013-2014 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, tingkat daya saing Indonesia naik dari peringkat 50 dari 144 negara pada periode tahun 2012/2013 menjadi peringkat 38 dari 148 negara pada periode tahun 2013/2014. Sampai dengan saat ini, penyebaran pertumbuhan ekonomi dan penyebaran investasi di Indonesia belum berjalan secara merata. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.4. 4

Gambar 1.4 Penyebaran Investasi (PMDN dan PMA) Berdasar Koridor Ekonomi MP3EI Sumber: BKPM (2014) Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa baik itu FDI maupun investasi swasta domestik masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebesar 57,8 persen dari total investasi langsung. Ketidakmerataan ini dimungkinkan karena adanya perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi di masing-masing daerah. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi investasi swasta sangat penting karena investasi swasta merupakan aspek kritis dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (Escaleras dan Kottaridi, 2014). Apabila Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi langsung, khususnya FDI, maka perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap FDI, sehingga pemerintah dapat bertindak tepat dalam rangka menaikkan tingkat investasi. Demikian pula untuk provinsi-provinsi di Indonesia, untuk menaikkan tingkat FDI di daerahnya 5

masing-masing, perlu diidentifikasi faktor apa saja yang berpengaruh terhadap FDI di daerahnya. Berdasarkan hasil penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri, telah terbukti terdapat faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap FDI. Yohanna (2013) membuktikan bahwa ukuran pasar (market size), modal manusia, pembangunan infrastruktur, inflasi, dan indeks konsumsi energi mempengaruhi FDI. Di Indonesia, Rahayu (2013) membuktikan bahwa pertumbuhan GDP regional, kondisi infrastruktur, kualitas tenaga kerja dan upah minimum regional memiliki pengaruh terhadap FDI. Peneliti lain, yaitu Malhotra, et al. (2014) membuktikan babwa FDI dipengaruhi oleh persentase anggaran terhadap PDB, perubahan upah riil, persentase neraca berjalan terhadap PDB, persentase neraca berjalan terhadap ekspor, persentase utang luar negeri terhadap ekspor, PDRB per kapita, inflasi, likuiditas internasional, pertumbuhan PDRB riil, pengangguran, kualitas birokrasi, korupsi, isu etnis, konflik eksternal, kestabilan pemerintah, konflik internal, penegakan hukum dan peraturan, keterlibatan militer dalam politik, isu keagamaan dan keamanan. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi FDI telah dilakukan oleh beberapa peneliti baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Penelitian tersebut, diantaranya sebagai berikut. 1. Yohanna (2013) meneliti menggunakan metodologi Ordinary Least Squares, dan menemukan bahwa ukuran pasar (market size), human capital (HCAP), pembangunan infrastruktur (INFRADEV), inflation (CPI), dan index of energy 6

consumption (IEC) berpengaruh positif terhadap Foreign Direct Investment di Nigeria. Penelitian Yohanna merekomendasikan, untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kompetiftif diperlukan peningkatan konsumsi energi melalui suplai listrik regular, peningkatan GDP, pembangunan modal manusia dan pembangunan infrastruktur vital. Secara bersamaan, untuk memberi transformasi yang bermakna untuk pembangunan ekonomi Nigeria, Yohanna menyarankan pemerintah Nigeria seharusnya mengurangi tingkat ketidakstabilan nilai mata uang, mengurangi distorsi tingkat suku bunga dan melakukan pembangunan sektor finansial. 2. Sidhartan (2000) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa berdasar bukti dan literatur data di daerah-daerah di India, perbedaan aliran investasi langsung asing dan investasi domestik tergantung pada beberapa variabel yang dipengaruhi kebijakan pemerintah. Variabel tersebut adalah infrastruktur, peraturan perundang-undangan, ilmu pengetahunan dan teknologi dan efisiensi adminstrasi umum. 3. Rahayu (2012) meneliti bahwa faktor-faktor yang mempengaruh FDI di Indonesia adalah pertumbuhan GDP regional, kondisi infrastruktur, kualitas tenaga kerja dan upah minimum regional. 4. Ambaye, et al. (2014) meneliti faktor penentu investasi swasta di Ethiopia menggunakan data runtut waktu (time series) untuk periode 1992-2010. Penelitian ini menggunakan estimasi Ordinary Least Squares (OLS) dengan model Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar, tabungan domestik dan kredit domestik 7

berperan sebagai faktor kunci yang memiliki pengaruh negatif dan signifkan terhadap investasi swasta, sedangkan utang asing dan belanja pemerintah memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap investasi swasta. Menurut Ambaye, et al. (2014) berdasarkan penelitiannya di Ethiopia, kredit domestik yang diberikan kepada sektor swasta akan berakibat menurunnya investasi swasta domestik. 5. Penelitian dari Hamdi dan Sbia (2013) bertujuan menganalisis hubungan dinamis antara tabungan dan investasi di beberapa negara Timur Tengah dan Afrika Utara, menggunakan data panel dari tahun 1980 sampai dengan 2008. Metodologi yang digunakan adalah analisis data panel berupa analisis kointegrasi dan kausalitas. Hasil penelitian menunjukkan pada jangka pendek, tidak ada hubungan dua arah antara tabungan dan investasi untuk semua negara sampel. Hasil uji Granger menunjukkan hasil hanya di Bahrain dan Saudi Arabia saja yang terbukti bahwa tabungan mempengaruhi investasi, dan hanya di Kuwait saja yang terbukti bahwa investasi mempengaruhi tabungan. Pada jangka panjang, hanya di Kuwait saja terlihat bahwa terdapat hubungan dua arah antara investasi dan tabungan. Berdasarkan hasil uji Granger terbukti pada semua negara sampel kecuali Tunisia, tabungan mempengaruhi investasi, dan hanya di Kuwait saja yang terbukti bahwa investasi mempengaruhi tabungan. 6. Ang (2010) meneliti mengenai penentu investasi swasta di Malaysia yang terjadi setelah krisis kemerosotan investasi. Fungsi investasi swasta statis diturunkan dari framework neoklasikal, yang dimodifikasi sesuai dengan 8

kondisi negara yang diteliti. Penelitian ini menggunakan data tahun 1960-2005, alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Models (ECMs). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya keuangan dalam perekonomian memiliki dampak positif yang signifikan terhadap investasi swasta. Ketidakpastian makroekonomi memiliki pengaruh negatif terhadap iklim investasi. Baik FDI maupun investasi pemerintah, terbukti memiliki efek komplementer terhadap investasi swasta. Konsisten dengan model prediksi neoklasik, semakin tinggi tingkat output agregat akan menaikkan investasi swasta, sedangkan biaya modal (cost of capital) memiliki dampak yang berlawanan. 7. Malik (2013) melakukan penelitian mengenai investasi swasta dan kebijakan fiskal di Pakistan. Penelitian ini menguji baik pengaruh linear maupun pengaruh non liner variabel kebijakan fiskal terhadap investasi swasta di Pakistan dengan data time series dari tahun 1972-2009. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kategori yang berbeda dari belanja dan pendapatan negara memiliki pengaruh yang berbeda terhadap investasi swasta, dan hubungannya sebagian besar berupa hubungan non linear. Hasil dari regresi menunjukkan hasil belanja rutin tidak memiliki hubungan yang produktif dengan investasi swasta, sedangkan belanja modal memiliki hubungan produktif. Walaupun demikian, belanja modal juga akan berubah menjadi non produktif ketika mencapai tingkat tertentu. Dari sisi pendapatan, hubungan antara pajak langsung dan investasi swasta berbentuk kurva U terbalik (lonceng), sedangkan dengan pajak langsung berbentuk kurva U. 9

8. Malhotra, et al. (2014) melakukan penelitian dengan tujuan mengevaluasi penentu ekonomi dan institusional yang mempengaruhi FDI di negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina). Penelitian ini menggunakan analisis data panel dengan periode penelitan tahun 1995-2012. Model statistik yang digunakan adalah: FDI = f (persentase anggaran terhadap PDB, perubahan upah riil, persentase neraca berjalan terhadap PDB, persentase neraca berjalan terhadap ekspor, persentase utang luar negeri terhadap ekspor, PDRB per kapita, inflasi, likuiditas internasional, pertumbuhan PDRB riil, pengangguran, kualitas birokrasi, korupsi, isu etnis, konflik eksternal, kestabilan pemerintah, konflik internal, penegakan hukum dan peraturan, keterlibatan militer dalam politik, isu keagamaan dan keamanan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik variabel ekonomi dan non ekonomi (variabel institusional) memiliki peranan penting dalam mempengaruhi tingkat FDI di negara berkembang. 9. Widayanto (2013) meneliti mengenai hubungan antara Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar Rupiah per Dollar Amerika (Rp/US$), dan inflasi terhadap ILA (investasi langsung asing). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder di Indonesia dalam rentang waktu 1990-2011. Metoda yang digunakan adalah model regresi linear berganda dengan bantuan software PASW Statistics 18. Hasil dari penelitian ini adalah PDB dan inflasi memiliki hubungan positif dengan ILA, sedangkan nilai tukar Rp/US$ memiliki hubungan yang negatif. 10

10. Changwatchai (2010) dalam penelitiannya menganalisis mengenai faktorfaktor penentu FDI baik di tingkat negara maupun tingkat industri di negaranegara ASEAN (Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam) Penelitian ini menggunakan data FDI kumulatif tahun 2000-2003 dengan menggunakan model graviti sebagai alat analisisnya. Hasil empiris penelitian ini menujukkan bahwa PDB negara investor dan negara tujuan investasi, PDB per kapita negara investor dan negara tujuan investasi, industri impor negara tujuan, industri ekspor negara tujuan, tingkat tarif industri dan tingkat output industri semua memiliki efek postif terhadap FDI. Sebaliknya, tingkat gaji dan tingkat pendidikan memiliki efek negatif terhadap FDI. Penelitian ini mengacu dari hasil penelitian Malhotra, Widayanto dan Changwatchai dengan perbedaan terletak pada variabel yang digunakan, lokasi, dan periode waktu. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel 10 variabel dependen dengan data dari 33 provinsi di Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendapatan masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan. Peningkatan pendapatan masyarakat itu, tentu tidak lepas dari peningkatan pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor yang dianggap berperan dalam pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Indonesia adalah negara dengan tingkat pendapatan yang tidak terlalu tinggi, hal ini menyebabkan kecenderungan tingkat tabungan masyarakat juga tidak terlalu tinggi. Belum tingginya tingkat tabungan berakibat dana yang tersedia untuk investasi juga tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan aliran dana dari luar negeri, salah 11

satunya adalah berupa aliran dana yang berbentuk FDI. Untuk bisa menarik FDI masuk ke dalam Indonesia dan daerah-daerah di Indonesia perlu diketahui faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap FDI. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya FDI di 33 Provinsi di Indonesia perlu untuk diidentifikasi. 1.4 Pertanyaan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan di latar belakang masalah. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi Foreign Direct Investment di Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang timbul akibat permasalahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pendapatan per kapita, infrastruktur jalan, opini BPK, upah minimum provinsi, kredit (investasi, modal kerja, dan konsumsi), tabungan, anggaran belanja modal, ekspor, tingkat inflasi, serta investasi swasta domestik terhadap FDI di Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Untuk ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi FDI di Indonesia dan sebagai bahan referensi bagi para peneliti yang berminat meneliti mengenai masalah sejenis di masa yang akan datang. 2. Untuk Pemerintah Indonesia maupun pemerintah daerah di 33 provinsi di Indonesia, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam 12

penentuan skala prioritas dalam pengambilan kebijakan pembangunan ekonomi d Indonesia secara umum, dan di 33 provinsi di Indonesia secara khusus, dengan tujuan agar dapat menarik FDI masuk ke wilayahnya. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Keaslian Penelitian, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitan, Tujuan Penelitan, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II berisi tentang Landasan Teori/Kajian Pustaka yang terdiri dari Teori, Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu, Formulasi Hipotesis, Model Penelitian/Kerangka Penelitian. Bab III berisi tentang Metoda Penelitian, yang terdiri dari Desain Penelitian, Metoda Pengumpulan Data, Metoda Penyampelan, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, dan Metoda Analisis Data. Bab IV berisi Analisis yang terdiri dari Deskripsi Data, Uji akurasi Instrumen (Validitas dan Reliabilitas), Uji Hipotesis, dan Pembahasan. Bab V merupakan Simpulan dan Saran yang berisi Simpulan, Implikasi dan Keterbatasan. 13