Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

dokumen-dokumen yang mirip
SERAPAN NITROGEN DAN FOSFOR TANAMAN Lemna minor SEBAGAI SUMBER DAYA PAKAN PADA PERAIRAN YANG MENDAPATKAN KOTORAN ITIK. Rizki Wahyu Kuncoro ABSTRAK

KADAR PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR ECENG GONDOK SEBAGAI SUMBER DAYA PAKAN DI PERAIRAN YANG MENDAPAT LIMBAH KOTORAN ITIK

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

NISBAH DAUN BATANG, NISBAH TAJUK AKAR DAN KADAR SERAT KASAR ALFALFA (Medicago sativa) PADA PEMUPUKAN NITROGEN DAN TINGGI DEFOLIASI BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

SERAPAN HARA N, P, DAN Ca RUMPUT LAPANG PADA BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

Kualitas dan Efisiensi Serapan N pada Centrosema pubescens (centro) dan Pueraria phaseoloides (puero) Akibat Pemberian Pupuk Iodine

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemna minor adalah salah satu spesies Duckweed (Family Lemnaceae)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana RINGKASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN KOMPOS AMPAS TEH TERHADAP PRODUKSI JERAMI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PENGARUH METODE PERBAIKAN TANAH SALIN TERHADAP SERAPAN NITROGEN DAN FOSFOR RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum)

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL

PERFORMA REPRODUKSI CACING TANAH Lumbricus rubellus YANG MENDAPAT PAKAN SISA MAKANAN DARI WARUNG TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Interval Pemanenan (cm) H 30 H 50 H 60

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, DAN PROTEIN KASAR RANSUM YANG MENGANDUNG TEPUNG LIMBAH IKAN GABUS PASIR

HASIL DAN PEMBAHASAN. perah dan limbah kubis (Brassica oleracea) pada pembuatan pupuk organik cair

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT Setaria splendida Stapf

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAHAN METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

Pembentukan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) dengan Perlakuan Jerami pada Masa Inkubasi yang Berbeda

PRODUKSI PROTEIN KASAR DAN FERMENTABILITAS SECARA IN VITRO JERAMI TANAMAN KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN MULSA ECENG GONDOK

Transkripsi:

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 797 805 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj SERAPAN NITROGEN DAN FOSFOR TANAMAN ECENG GONDOK SEBAGAI SUMBER DAYA PAKAN PADA PERAIRAN YANG MENDAPATKAN KOTORAN ITIK Muh Arif Usman, S. Anwar dan E.D. Purbajanti Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji serapan nitrogen dan fosfor tanaman eceng gondok pada perairan yang mendapatkan kotoran itik. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuannya adalah T0 = limbah kotoran itik 0 gram/liter air, dan digunakan sebagai kontrol, T1 = limbah kotoran itik 5 gram/liter air, T2 = limbah kotoran itik 10 gram/liter air, T3 = limbah kotoran itik 15 gram/liter air, dan T4 = limbah kotoran itik 20 gram/liter air. Parameter penelitian adalah serapan nitrogen dan serapan fosfor eceng gondok. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dilanjutkan dengan perbandingan nilai tengah BNJ untuk melihat uji beda dan uji Polinomial Ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kotoran itik berpengaruh terhadap serapan nitrogen dan fosfor (P<0,05). Serapan N tertinggi sebesar 319,8159 mg dicapai pada perlakuan 20,00 g/l air, sedangkan serapan P tertinggi sebesar 607,9949 mg dicapai pada perlakuan 20,00 g/l air. Kata kunci: eceng gondok, kotoran itik, serapan nitrogen, serapan fosfor ABSTRACT The study aims to examine nitrogen and phosphor uptake of water hyacinth as forage resources in water by addition of duck manure. Experimental design used was Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 4 replications. Treatment applied were T0 = control, no duck manure addition; T1 = addition of 5 g/l of duck manure; T2 = addition of 10 g/l of duck manure; T3 = addition of 15 g/l of duck manure; T4 = addition of 20 g/l duck manure. Parameters observed are nitrogen uptake and phosphor uptake. Data were analyzed with Analysis of Variance and if there was a significant treatment effect data were continue analyzed by Tukey s Honestly Significance Difference Test and Orthogonal Polynomial test. The results showed that the addition of duck manure affect uptake of nitrogen and phosphor (P <0.05). The uptake of N and P of water hyacinth with maximum levels occurred in 319,8159 mg the treatment of 20.00 g / l for the uptake of N and 607,9949 mg the treatment 20.00 g / l for the uptake of P. Key words: water hyacinth, duck manure, nitrogen uptake, phosphor uptake

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 798 PENDAHULUAN Status kesuburan perairan dapat meningkat akibat masuknya bahan organik dan anorganik ke dalam tanaman air tersebut yang mengalami dekomposisi termasuk limbah kotoran kandang seperti kotoran itik. Pemberian kotoran itik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah untuk penanaman akan dapat mempengaruhi kandungan nutrisi dalam tanaman serta dapat mempengaruhi produksinya. Kotoran itik merupakan zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian. Kotoran itik mempunyai kelebihan mempertahankan kesuburan tanah dan melengkapi ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Kotoran itik tergolong pupuk organik dengan kandungan unsur hara yang terdapat dalam kotoran itik bahan kering (BK) 43,04 % ; nitrogen (N) 1,00 % ; P 2 O 5 1,54 % ; K 2 O 0,62 % ;CaO 0,24 %. Kotoran itik merupakan salah satu penyebab meningkatnya pertumbuhan suatu tanaman air, dan dapat mempengaruhi kandungan nutrisi dalam tanaman sehingga dapat mempengaruhi serapan nitrogen dan fosfor. Tanaman eceng gondok merupakan tanaman yang mempunyai kelebihan yang sangat komplek disamping pertumbuhannya sangat cepat dan bahan pakan yang tidak bersaing dengan manusia. Eceng gondok juga mampu digunakan sebagai pengganti pakan ternak karena asam amino yang dikandung hampir sama dengan rumput pakan dan mengandung mineral yang tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji serapan nitrogen dan fosfor tanaman eceng gondok sebagai sumber daya pakan pada perairan yang mendapatkan kotoran itik. Hipotesis penelitian adalah sampai dosis kotoran itik tertentu dapat meningkatkan serapan nitrogen dan fosfor eceng gondok. Manfaat penelitian adalah memberikan informasi mengenai serapan nitrogen dan fosfor tanaman eceng gondok sebagai sumber daya pakan pada perairan yang mendapatkan kotoran itik. MATERI DAN METODE Penelitian tentang serapan nitrogen dan fosfor tanaman eceng gondok sebagai sumber daya pakan pada perairan yang mendapatkan kotoran itik. dilaksanakan

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 799 pada tanggal 2 Desember 2011 sampai dengan 12 Januari 2012 di Rumah Kaca (Glass House) Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan dalam penelitian meliputi bibit berupa eceng gondok (EG), tanah, kotoran itik, dan air. Alat yang digunakan adalah ember sebanyak 20 buah, timbangan, cangkul, timbangan, indikator ph, dan higrometer. Alat untuk pengukuran nitrogen dan fosfor adalah labu destruksi, erlenmeyer, tabung reaksi, destilator, buret, lemari asam, oven, tanur, dan spektrofotometer. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan dapat dituliskan sebagai berikut: T0= kontrol, tanpa kotoran itik T1= penambahan 5 g/l kotoran itik T2= penambahan 10 g/l kotoran itik T3= penambahan 15 g/l kotoran itik T4= penambahan 20 g/l kotoran itik Pengambilan data primer dilakukan setelah pemanenan yang meliputi pengukuran bahan kering, kadar nitrogen, dan kadar fosfor. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk uji hipotesis berdasarkan sidik ragam (uji F 5%). Pengujian dilakukan dengan analisis ragam yang digunakan dengan kriteria berikut: H 0 diterima dan H 1 ditolak jika F hitung < F tabel (5%) H 0 ditolak dan H 1 diterima jika F hitung F tabel (5%) Pengolahan data dilanjutkan transformasi dengan uji F dilanjutkan uji wilayah ganda Duncan dan Polinomial Ortogonal (Steel dan Torrie, 1991). HASIL DAN PEMBAHASAN Data tentang serapan nitrogen tanaman eceng gondok dapat dilihat padatabel 1. Berdasarkan uji ragam menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perlakuan kotoran itik

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 800 terhadap serapan N (akar, daun) dan Rasio serapan N (daun/akar). Hasil uji Duncan dan Polynomial ortogonal (PO) tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Serapan Nitrogen Tanaman Eceng Gondok Kadar kotoran itik Serapan N Akar (A) Serapan N Daun (D) Total Serapan N Rasio N (D/A)... (mg)... T0 0g/l 22,2442 c 24,2148 b 46,4591 b 1,1715 b T1 5g/l 75,1370 ab 122,7337 a 197,8707 a 1,9040 b T2 10 g/l 94,3968 a 199,3499 a 293,7467 a 2,2075 b T3 15 g/l 77,2780 ab 207,0233 a 284,3013 a 2,6537 ab T4 20 g/l 50,3570 b 185,9254 a 236,2824 a 3,7382 a PO Kuadratik Linier Linier Linier y = 4,8131+ 0,8545x - 0,0376x 2 y = 1,6553+ 0,0395x y = 9,9594+ 0,3962x y = 1,0480+ 0,0041x TP 11,36 g/l 20,00 g/l 20,00 g/l 20,00 g/l Prediksi Riil 93,4680 mg 278,8046 mg 319,8159 mg 3,4896 mg r 2 0,6993 0,5607 0,4380 0,5091 superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05); berdasarkan uji Duncan dan PO (Polinomial Ortogonal). TP (Titik Puncak). Hasil Duncan menunjukkan bahwa serapan N (akar, daun, total) perlakuan kotoran itik (T1, T2, T3, T4) lebih tinggi dari pada tanpa kotoran itik (T0), Sedangkan pada rasio N (D/A) bahwa T4 lebih besar T0 dan TO sama dengan T1,T2,T3. Berdasarkan hasil PO menunjukkan bahwa serapan N pada akar menyebabkan respon kuadratik dengan titik puncak perlakuan pada 11,36 g/l air sedangkan untuk N daun, total, dan rasio N D/A bersifat linier dengan titik puncak perlakuan masing masing 20,00 g/l air. Berdasarkan hasil tersebut secara umum disimpulkan bahwa serapan tertinggi terjadi pada perlakuan kotoran itik sebesar 20,00 g/l air. Serapan nitrogen total eceng gondok dapat mencapai hasil yang tertinggi pada perlakuan dengan penambahan kotoran itik yaitu pada 20,00 g/l air, dapat dilihat pada (Ilustrasi 1).

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 801 Ilustrasi 1. Serapan Nitrogen Total Eceng Gondok. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa serapan nitrogen total eceng gondok sendiri mampu mencapai hasil yang tinggi terdapat pada pemberian kotoran itik kadar 20,00 g/l air dengan diperolehnya persamaan Y = 9,9594 + 0,3962x (r 2 = 0,4380). Unsur hara nitrogen pada media tanam merupakan bahan penyusun protein tanaman yang dapat meningkatkan kadar nitrogen tanaman. Peningkatan pembentukan protein dari unsur nitrogen akan meningkatkan produksi bahan kering tanaman. Kadar nitrogen dan produksi bahan kering yang tinggi akan meningkatkan penyerapan nitrogen pada tanaman. Menurut Sanchez (1992) serapan nitrogen dipengaruhi oleh kadar nitrogen dan produksi bahan kering. Menurut Purbajanti et al, (2002) bahwa laju serapan unsur hara oleh tanaman dipengaruhi oleh respirasi, pemadatan tanah, konsentrasi unsur hara, kerapatan dan penyebaran akar, ph tanah dan daya serap tanaman. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rasio nitrogen tanaman eceng gondok bersifat linier dan rasio nitrogen dapat mencapai hasil yang tertinggi pada perlakuan

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 802 penambahan kotoran itik sebesar 20,00 g/l air dengan diperoleh persamaan y = 1,0480 + 0,0041x ( r 2 = 0,5091 ), dapat dilihat pada (ilustrasi 2). Ilustrasi 2. Rasio Nitrogen Eceng Gondok. Menurut Sutedjo (2002) bahwa nitrogen yang diberikan pada tanah dalam bentuk pupuk akan diserap oleh tanaman, akan diubah terlebih dahulu dengan melalui beberapa proses yaitu : (i) proses aminisasi yaitu suatu peristiwa senyawa organik diubah menjadi amina; (ii) proses amonifikasi yaitu suatu peristiwa perubahan amina menjadi senyawa ammonium; (iii) proses nitrifikasi yaitu suatu perubahan senyawa ammonium menjadi nitrat (NO - 3 ) dengan bantuan bakteri. Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa kekurangan nitrogen pada tanaman mengakibatkan adanya klorosis pada daun dewasa yaitu berwarna kekuningan. Kekurangan nitrogen juga mengakibatkan akumulasi pigmen antosianin, penurunan kandungan protein, percepatan masa berbunga, dan penghambatan pertumbuhan pada tanaman. Data tentang serapan fosfor tanaman eceng gondok dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan uji ragam menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perlakuan kotoran itik terhadap

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 803 serapan P (akar, daun, total) dan Rasio serapan P (daun/akar). Hasil uji Duncan dan Polinomial ortogonal (PO) tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Serapan Fosfor Tanaman Eceng Gondok Kadar kotoran itik Serapan P Akar (A) Serapan P Daun (D) Total Serapan P... (mg)... Rasio P (D/A) T0 0 g/l 23,9170 c 20,4468 b 44,3638 b 0,9132 a T1 5 g/l 126,7600 b 170,8839 a 297,6500 a 1,4871 a T2 10 g/l 213,6500 a 267,0099 a 480,6600 a 1,2702 a T3 15 g/l 174,9500 ab 272,8092 a 447,7600 a 1,5436 a T4 20 g/l 137,4300 ab 226,7209 a 364,1500 a 1,6265 a PO Kuadratik Linier Linier Konstant y = 4,9500 + 1,4860x - 0,0586x 2 y = 1,6808 + 0,0445x y = 1,9859 + 0,0399x TP 13,07 g/l 20,00 g/l 20,00 g/l Prediksi Riil 206,209 mg 372,2202 mg 607,9949 mg r 2 0,8213 0,4976 0,4864 superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05); berdasarkan uji Duncan dan PO (Polinomial Ortogonal). TP (Titik Puncak). Hasil Duncan menunjukkan bahwa serapan P (akar, daun, total) pada perlakuan kotoran itik (T1, T2, T3, T4) lebih tinggi dari pada tanpa kotoran itik (T0), Sedangkan pada rasio P (D/A) bersifat linier, hal ini mengindikasikan bahwa serapan P lebih cenderung di daun. Berdasarkan hasil PO menunjukkan bahwa serapan P pada akar menyebabkan respon kuadratik dengan titik puncak 13,07 g/l air. Serapan P pada daun dan total menyebabkan respon linier dengan titik puncak 20,00 g/l air, sedangkan untuk rasio P (D/A) bersifat non signifikan. Berdasarkan hasil tersebut secara umum disimpulkan bahwa serapan optimal terjadi pada perlakuan kotoran itik sebesar 20,00 g/l air. Serapan fosfor total eceng gondok dapat mencapai hasil yang maksimum pada perlakuan dengan penambahan kotoran itik yaitu pada 20,00 g/l air, dapat dilihat pada

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 804 (Ilustrasi 3). Ilustrasi 3. Serapan Fosfor Total Eceng Gondok. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa serapan fosfor total eceng gondok sendiri mampu mencapai hasil yang tinggi terdapat pada pemberian kotoran itik kadar 20,00 g/l air dengan diperolehnya persamaan Y = 1,9859 + 0,0399x (r 2 = 0,4864). Menurut Sanchez (1992) serapan fosfor dipengaruhi oleh kadar fosfor dan produksi bahan kering. Menurut Poerwowidodo (1993) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi serapan hara fosfor adalah komposisi pelikan tanah, ph tanah, kandungan liat, kandungan bahan organik, kelengasan tanah, temperatur tanah, dan tata udara tanah. Selain itu tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion H 2 PO 2-4. 2- Kepekaan H 2 PO 4 yang tinggi dalam larutan memungkinkan tanaman menggangkutnya lebih besar. Rasio fosfor tanaman eceng gondok bersifat tidak signifikan hal ini bisa disebabkan oleh ketidakcukupan pasokan fosfor dalam tanaman sehingga tanaman tidak tumbuh maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwowidodo (1993)

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, halaman 805 bahwa fosfor termasuk unsur hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai pemindah energi sampai segi-segi gen yang tidak dapat digantikan hara lain. Ketidakcukupan pasokan fosfor menjadikan tanaman tidak tumbuh maksimal atau tidak mampu melengkapi proses reproduktif normal. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran itik dapat mempengaruhi serapan N dan P tanaman eceng gondok. Serapan N tertinggi sebesar 319,8159 mg dicapai pada perlakuan 20,00 g/l air, sedangkan serapan P tertinggi sebesar 607,9949 mg dicapai pada perlakuan 20,00 g/l air. Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya uji penambahan kotoran ternak lainnya untuk mengetahui dan sebagai pembanding pengaruh serapan N dan P eceng gondok di perairan sebagai sumber daya pakan ternak serta perlu adanya peningkatan dosis untuk mengetahui titik yang paling maksimal. DAFTAR PUSTAKA Poerwowidodo. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung. Purbajanti, E, D., B. A. Kristanto, R. Trimulatsih, S. Anwar, F. Kusmiyati dan Karno. 2002. Ilmu Tanah dan Kesuburan. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang (Tidak Dipublikasikan). Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung. (Diterjemahkan oleh D. R. Lukman dan Sumaryono). Sanchez, P. A. 1992. Sifat dan Pengolahan Tanah Tropika. Penerbit ITB, Bandung. Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT Gramedia, Jakarta. (Diterjemahkan oleh B. Sumantri). Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.