BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu warisan budaya bangsa. Pemerintah mengeluarkan

dokumen-dokumen yang mirip
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan suatu keunggulan kecerdasan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama anak, tempat anak meniru

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 2 KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM 2013 MUATAN LOKAL BAHASA JAWA

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BERBAHASA DAN BERPAKAIAN MELAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah memiliki fungsi dan peran utama dalam hal pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari selain Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. materi terhadap peserta didik/siswa dalam rangka mencerdaskan anak

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia. Keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak, masing-masing memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lokal di sekolah dasar untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaankebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam percakapan sehari-hari di sekolah, siswa lebih banyak menggunakan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Jawa memiliki berbagai karya yang mencerminkan pemikiran, perilaku, aturan

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan mampu bersaing di ranah perjuangan ini. yang siap dan bisa menghadapi tantangan di segala aspek baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.

Arah Pelestarian Bahasa Jawa Krama di Surakarta. Oleh. Sri Marmanto. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat tidak dapat dihindari. Dampak positif dari globalisasi antara

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PENDAHULUAN. sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELINDUNGAN, PEMBINAAN, DAN PENGEMBANGAN BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

BAB I. Pendahuluan. Masa anak-anak adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ini berpengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

SEMINAR NASIONAL PEMAKALAH PENDAMPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau)

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara yang memiliki Undang-Undang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR : 385 TAHUN : 1992 SERI: D NO. 379 PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa daerah adalah bahasa ibu yang seyogyanya harus dilestarikan keberadaanya agar tidak hilang dalam jati diri anak bangsa. Bahasa daerah merupakan salah satu warisan budaya bangsa. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan yang di dalamnya mengatur pentingnya perlindungan, pelestarian dan pembinaan bahasa daerah pada BAB III Pasal 42, sebagai berikut: Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi Bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan ' budaya Indonesia. Pembinaan bahasa daerah harus digalakkan dalam kehidupan masyarakat agar keberadaannya tidak hilang dijatidiri masyarakat terutama dalam jati diri anak bangsa. Kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat tidak dilestarikan maka akan hilang seiring berkembangnya zaman. Bahasa daerah merupakan bagian dari budaya yang ada di Indonesia yang harus dilestarikan. Melestarikan Bahasa Jawa tentunya harus ada pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari, hal tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah daerah Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH meminta jajaran SKDP Provinsi Jawa Tengah, bupati/wali kota se-jawa Tengah, dan 1

2 pimpinan BUMD Provinsi Jawa Tengah untuk menggunakan Bahasa Jawa setiap hari Kamis di lingkungan kerjanya masing-masing. Himbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk komunikasi lisan di lingkungan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah Kabupaten /Kota se-jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH mengatakan bahwa, "penggunaan Bahasa Jawa kembali digalakkan untuk menjaga dan memelihara kelestarian bahasa. sastra, dan aksara Jawa yang menjadi faktor penting bagi peneguhan jati diri daerah, dan masyarakat Jawa Tengah. Untuk menyelaraskan fungsi Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa dalam kehidupan masyarakat yang sejalan dengan arah pembinaan Bahasa Indonesia. Hal ini, pemerintah daerah ditugasi untuk membina dan melindungi Bahasa Jawa." Kaedah pelajaran Bahasa Jawa dapat digunakan sebagai wadah mengenali nilai-nilai estetika, etika, moral, dan spiritual. Nilai-nilai tersebut sangat penting untuk perkembangan bangsa. Penggunaan pahasa Jawa dapat digunakan sebagai wadah untuk belajar karakter dan budi pekerti luhur. Pada observasi awal kepada tokoh masyarakat, tokoh masyarakat mengatakan bahwa "anak yang menguasai Bahasa Jawa yang baik dan benar terkesan mempunyai karakter dan budi pekerti yang baik dari pada anak yang kurang menguasai Bahasa Jawa dengan baik dan benar. Semua itu dapat dilihat dari cara anak berbicara dengan temail sebaya, dengan anak yang lebih tua dan dengan orangtua ataupun guru." Setiyanto, A. B (2007: 26-27) menyatakan bahwa berbicara kepada orang tua berbeda dengan berbicara dengan anak kecil atau yang seumur. Kata-kata atau bahasa yang ditunjukan pada orang lain itu yang disebut unggah-

3 ungguhing basa yang terbagi menjadi tiga basa Ngoko, basa Madya dan basa Krama. Setiyanto, A. B (2007:26) mengemukakan skema pembagian unggah- ungguhing basa sebagai berikut : I. Basa Ngoko : Ngoko lugu : Ngoko Andhap II. Basa Madya : Madya Ngoko : Madya Krama : Madyantara III. Basa Krama : Mudha Krama : Kramantara : Wredha Krama : Krama Inggil Dari unggah-ungguhing bahasa di atas sudah semestinya siswa dapat menggunakan basa Krama Inggil untuk berkomunikasi dengan guru, orangtua, maupun orang yang lebih tua. Penggunaan Bahasa Krama Inggil tentu dapat menggambarkan nilai kesopanan siswa terhadap orang yang berkomunikasi dengan siswa. Sebagian besar orangtua mengeluhkan anak tidak dapat menggunakan Bahasa Krama Inggil dengan baik, hal tersebut yang membuat lunturnya bahasa daerah di era globalisasi sekarang ini. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di MI dan SD Muhammadiyah, Cilongok, Banyumas, terdapat permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan anak berbicara menggunakan bahasa daerah yang sesuai, khususnya saat anak berbicara dengan orang yang lebih tua yang seharusnya memakai basa Krama Inggil tetapi anak cenderung menggunakan basa Ngoko, seperti pada saat melakukan KKL siswa meminta untuk diajar membaca AL-Qur'an dengan menggunakan bahasa Ngoko "pak, waraih ngaji"

4 yang artinya meminta untuk diajarin mengaji. Hal tersebut tentunya mengundang keprihatinan, yang seharusnya anak menjadi generasi penerus untuk melestarikan Bahasa Jawa. Hilangnya kemampuan anak dalam menggunakan Bahasa Jawa yang baik dan benar tidak lepas dari kebiasaan siswa yang sekarang lebih banyak dibiasakan menggunakan Bahasa Indonesia. Pada saat peneliti melakukan observasi penelitian pada beberapa sekolah sebagai tempat penelitian, peneliti mewawancarai tiap-tiap kepala sekolah di MI dan SD Muhammadiyah di Kecamatan Cilongok tentang profil guru yang mengajar Bahasa Jawa. Sebagian besar guru yang mengajar Bahasa Jawa itu adalah guru kelas masing-masing dan tidak mempunyai profil khusus Bahasa Jawa. Hal ini sangat berpengaruh pada kualitas pengajaran. Hal ini sejalan dengan wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti kepada tokoh masyarakat, tokoh masyarakat menyatakan bahwa kurangnya guru pengajar Bahasa Jawa di sekolah dasar pada saat ini. Pembiasaan berbahasa daerah pada hari tertentu sebaiknya dilestarikan, pembiasaan berbahasa daerah disetiap instansi pendidikan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa daerah. Bahasa daerah yang saat ini mulai menghilang dari jati diri anak bangsa tentunya sangat memprihatinkan. Hilangnya kemampuan siswa dalam berbahasa daerah tidak luput dari penggunaan Bahasa Indonesia yang kurang terkendali. Orangtua cenderung lebih bangga jika anaknya dapat berbicara Bahasa Indonesia dengan baik sedangkan kemampuan Bahasa Daerahnya sangat kurang. Sudah seharusnya

5 siswa sejak dini sudah dibekali kemampuan berbahasa daerah, dengan hal itu lunturnya bahasa daerah akan dapat diatasi. Sartini, N. W (2009: 1) mengatakan bahwa di Indonesia tengah terjadi persaingan antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Ada semacam kekhawatiran bahasa-bahasa daerah akan punah karena terdesak oleh mundurnya nilai-nilai budaya yang ada dalam bahasa daerah tersebut. Pemerintah hendaknya lebih gencar dalam membuat kebijakan tentang penggunaan bahasa daerah masing-masing, seperti kebijakan menggunakan bahasa daerah pada hari tertentu. Kebijakan tersebut harus diterapkan di lingkungan sekolah, jika kebijakan tidak diterapkan maka tidak ada hasilnya. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, tetapi tidak seharusnya Bahasa Jawa harus luntur digantikan oleh Bahasa Indonesia. Sudah saatnya ada pembiasaan terutama bagi anak-anak untuk menggunakan Bahasa Jawa yang tepat dan benar. Pembiasaan menggunakan Bahasa Jawa tentunya dapat dipelajari di sekolah. Sekolah adalah salah satu wadah untuk mengajarkan dan menanamkan pengertian serta penggunakaan Bahasa Jawa yang tepat dan benar. Guru memegang andil besar dalam menanamkan kemampuan anak dalam menggunakan Bahasa Jawa. Kemampuan guru dalam mengelola mata pelajaran dapat mempengaruhi kelancaran proses pelajaran, sehingga daya kemampuan siswa yang baik dapat tersalur dan siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Berdasarkan masalah yang peneliti ungkapkan, bahwa kemampuan anak menggunakaan Bahasa Jawa yang baik dan benar sudah mulai luntur dari

6 penggunaanya setiap hari. Untuk dapat menumbuhkan keinginan siswa mempelajari bahasa daerahnya, guru harus mengupayakan cara yang baik, dan benar, serta sesuai dengan karakteristik siswa di sekolah. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Pelaksanaan Pelajaran Bahasa Jawa Krama Inggil pada siswa MI dan SD Muhammadiyah di Kecamatan Cilongok. Peneliti mengambil beberapa sampel sekolah di Kecamatan Cilongok yang meliputi SD dan MI Muhammadiyah sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti menggunakan tokoh masyarakat di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas sebagai sumber data. B. Fokus Penelitian Terkait luasnya jangkauan batasan masalah kemampuan berbahasa, maka dari itu peneliti memfokuskan penlitian pada upaya guru dalam mengajar Bahasa Jawa, fokus menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil. C. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan fokus masalah seperti yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan pelajaran Bahasa Jawa materi Krama Inggil yang dilakukan oleh guru? 2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat siswa dalam berbahasa Jawa Krama Inggil? 3. Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Jawa Krama Inggil?

7 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang akan peneliti laksanakan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pelajaran Bahasa Jawa materi Krama Inggil yang dilakukan oleh guru. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dapat mempengaruhi siswa dalam berbahasa Jawa Krama Inggil. 3. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Jawa Krama Inggil. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tentang pelajaran Bahasa Jawa dalam ranah Krama Inggil di MI dan SD Muhammadiyah se Kecamatan Cilongok ini dapat dibagi menjadi dua macam, yakni sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini secara teoretis diharapkan akan dapat memperkaya informasi tentang pelajaran Bahasa Jawa yang dapat menunjang siswa untuk dapat menggunakan Krama Inggil dengan baik dan benar 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat bermanfaat untuk beberapa pihak, diantaranya:

8 3. Orang Tua dan Keluarga Kemampuan berbahasa Jawa menggunakan krama inggil dengan baik dan benar dapat meningkatkan karakteristik yang baik anak di dalam keluarga. 4. Bagi Masyarakat dan Lingkungan Dapat menjadi contoh tentang cara menerapkan pelajaran Bahasa Jawa Krama Inggil agar anak dapat menggunakan krama inggil dengan baik dan benar.