Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juni Hubungan pengendalian jentik berkala dengan kejadian kasus DBD di puskesmas Kebun Handil Kota Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN TINDAKAN 3M PLUS TERHADAP KEJADIAN DBD

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN ABIANBASE KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2012

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi tertular Demam Dengue (DD). Setiap tahunnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

Keyword : PSN, Dengue hemorrhagic fever.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYULUHAN KESEHATAN RUTIN PUSKESMAS UNTUK MENCEGAH SEKOLAH DASAR DENGAN KEJADIAN DBD DI KOTA MADIUN TAHUN 2017

Jasrida Yunita, Mitra, Herlina Susmaneli, Pengaruh Perilaku Masyarakat Dan Kondisi Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue

FAKTOR LINGKUNGAN BIOLOGIS, FISIK DAN SOSIAL YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR TESIS

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KADER JUMANTIK DI PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG

GAMBARAN FAKTOR KEBERHASILAN KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG DALAM PROGRAM KAWASAN BEBAS JENTIK

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DAN PRAKTIK 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagianpersyaratan guna mencapai derajat sarjana strata 1 kedokteran umum

PERBEDAAN PENGETAHUAN PEMANTAUAN JENTIK SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Karsamenak Kota Tasikmalaya Tahun 2017)

FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD. Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

Rezki Putri, 1 Zaira Naftassa. 1. Abstrak

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN TINGKAT ENDEMISITAS DBD DI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KBERADAAN JENTIK

Herlina Susmaneli, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian DBD di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2011

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAWANGKO

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

Journal of Health Education

HUBUNGAN ANTARA MEMASANG KAWAT KASA, MENGGANTUNG PAKAIAN DI DALAM RUMAH, DAN KEMAMPUAN MENGAMATI JENTIK DENGAN KEJADIAN DBD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP DENGUE HEMORRHAGIC FEVER DI KELURAHAN KARANG MEKAR CIMAHI TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANCORAN MAS ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DBD DENGAN KEBERADAAN LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2013

Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

ANALISIS KORELASI KELEMBABAN UDARA TERHADAP EPIDEMI DEMAM BERDARAH YANG TERJADI DI KABUPATEN DAN KOTA SERANG

: DHF, the physical environment, biology, PSN practices

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

: Environmental factors, Behavior of the family in the prevention, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lesly Joclin Efruan * ), dr.zaenal Sugiyanto, M.Kes ** ) Jl. Nakula 1 No Semarang.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI KAJIAN EFEKTIVITAS KEGIATAN PENGENDALIAN NYAMUK AEDES

Transkripsi:

Abstrak Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6 No.1 Hubungan pengendalian jentik berkala dengan kejadian kasus DBD di puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Ratna Sari Dewi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Harapan Ibu Jambi, Indonesia 1 Sadew_gmu@yahoo.com Latar belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, yang Masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes misalnya Aedes aegypty atau Aedes albopicitius.pada tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas kebun handil kota Jambi terdapat sebanyak 34 kasus DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Hubungan pengendalian Jentik Berkala 3 M Plus, Pemberian Abate, dan Pengendalian biologi (ikan pemakan jentik). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Case control. Sampel dalam penelitian ini dengan perbandingan 1:1 sebanyak 34 kasus dan 34 Kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil: Diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara yang melakukan kegiatan 3M Plus dengan kejadian demam berdarah dengue (P- Value = 0,015) dan OR = 3,877 yang artinya adalah, responden yang tidak melakukan kegiatan 3M plus berisiko terkena DBD 3,877 kali lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang melakukan 3M plus, ada hubungan bermakna menaburkan bubuk abate dengan kejadian DBD (P-value=0,028) dan OR=3,429 yang artinya adalah responden yang tidak menaburkan bubuk abate pada penampungan air memiliki risiko 3,429 kali lebih besar untuk terkena DBD dibandingkan dengan responden yang menaburkan bubuk abate pada penampungan air selanjutnya tidak ada hubungan antara memelihara ikan pemakan jentik dengan kejadian demam berdarah dengue (P-value=0,537) dan OR=1,765 yang artinya tidak memlihara ikan pemakan jentik merupakan faktor risiko terjadinya DBD. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas kebun Handil Kota jambi, dapat di ambil kesimpulan Ada hubungan yang bermakna antara melakukan kegiatan 3 M Plus, pemberian bubuk abate dan memlihara ikan pemakan jentik dengan kejadian Demam berdarah Dengue. Kata Kunci : Pengendalian Jentik Berkala, Kejadian DBD Abstract Background: Hemorrhagic Fever disease (DHF) is a disease caused by dengue virus, the human circulatory by mosquitoes of the genus Aedes, particularly Aedes aegypty or albopicitius. In 2015 in Handil Garden health care centers, Jambi city, Indonesia there are 34 dengue cases. The objective of this study is to identifythe relationship between larva control Periodic 3 M Plus, Giving Abate, and control of biological (fish-eating larvae) with dangue cases. Method: This research was quantitative with case control study. The sample in this study with a ratio of 1:1 as many as 34 cases and 34 controls. while data collected by interviewed. Research results from the univariate and bivariate analysis. Results: The survey results showed that there was a significant association between conducting 3M Plus with the incidence of dengue hemorrhagic fever (P Value = 0,015) and OR = 3.877 that means is, respondents who did not do the activities at risk of dengue 3M plus 3.877 times greater than with respondents who did 3M plus, significant association dusted abate the incidence of dengue (P-value = 0.028) and OR = 3,429 which means it is the respondents who do not used abate the water reservoirs at risk 3,429 times more likely to develop DHF compared with respondents were dusted abate the water reservoir subsequently there is no significant between maintaining fish-eating larvae with the incidence of dengue hemorrhagic fever (P-value = 0.537) and OR = 1.765, which means no maintaining fish larvae is a risk factor for DHF. Conclusion: There is a significant relationship between doing 3 M Plus activities, giving abate powder and raising larvae fish with the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever. Keywords: Periodic Control of larva, Hemorrhagic Fever disease (DHF) 90

PENDAHULUAN World Health organization (WHO), memperkirakan sekitar 2,5 miliar orang atau dua perlima populasi penduduki di dunia berisiko terserang DBD dengan estimasi sebanyak 50 juta kasus infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahun. DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropic¹. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkanboleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypty atau Aedes albopicitius.penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan prilaku masyarakat². Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian DBD, mengingat vektor DBD Nyamuk Aedes aegypty jentiknya ada disekitar permukiman dan tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian besar di dalam rumah 3. Peran seta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dalam pelaksanaan PSN secara rutin seminggu sekali.psn secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadi penurunan kasus DBD 4. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko masyarakat terhadap kejadian DBD. Dimana variabel independent penelitian tersebut adalah 3 M plus, Pemberian Bubuk Abate, dan Biologi (Memelihara Ikan Pemakan Jentik). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan desain Case Control yang bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pada veriabel variabel dependen dan variabel independen. Adapun variabel independen yang akan diteliti adalah 3 M plus, Pemberian Bubuk Abate, dan Biologi (Memelihara Ikan Pemakan Jentik). Sedangkan variabel dependen adalah kejadian Kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi. Penelitian ini akan dilaksanakan dikelurahan Kebun Handil dengan sampel pada penelitian ini yaitu 34 orang penderita demam berdarah dengue sebagai kasus dan 34 orang yang bukan penderita demam berdarah dengue sebagai kontrol. Jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 orang yang terdiri dari 34 orang sebagi kasus dan 34 orang sebagai kontrol 5.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret tahun 2016. Pengambilan sampel dengan menggunakan sistematika Random Sampling HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa dari 68 sampel yang ada Kejadian DBD pada kelompok Kasus 34 (50,0%) dan kelompok Kontrol 34 (50,0%). Responden yang melakukan Kegiatan 3M Plus sebanyak 31 (45,6%) yang tidak Melakukan kegiatan 3 M Plus sebanyak 37 (54,4%). Responden yang menaburkan bubuk Abate pada penampungan air sebanyak 38 (55,9%), yang tidak menaburkan sebanyak 30 (44,1%). Responden yang memelihara ikan pemakan jentik sebanyak 13 (19,1%), yang tidak memelihara sebanyak 55 (80,9) (Tabel 1). 91

Tabel 1 Distribusi frekuensi 3 M Plus,Memelihara Ikan Pemakan Jentik Dan Memelihara Ikan Pemakan Jentik Di puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2016 Variabel Frekuensi Persentase Kejadian DBD Kasus 34 50,0 Kontrol 34 50,0 3M Plus Tidak Baik 37 54,4 Baik 31 45,6 Menaburkan Bubuk Abate Tidak Baik 30 44,1 Baik 38 55,9 Memelihara Ikan Tidak Baik 55 80,9 Baik 13 13,1 Tabel 2 Hubungan 3 M Plus, Yang menaburkan Bubuk Abate Dan Memelihara Ikan pemakan Jentik dengan kejadian DBD Di Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2016 Variabel Kejadian DBD Total P- OR CI-95% Kasus Kontrol Value n % n % N % 3M Plus Tidak Baik 24 70,6 13 38,2 37 54,4 0,015 3,877 Baik 10 29,4 21 61,8 31 45,6 (1,410-10,658) Menaburkan Bubuk Abate Tidak Baik 20 58,8 10 29,4 30 44,1 0,028 3,429 Baik 14 41,2 24 70,6 38 55,9 (1,255-9,370) Memelihara Ikan Tidak Baik 29 85,3 26 76,5 55 80,9 0,537 1,785 Baik 5 14,7 8 23,5 13 19,1 (0,518-6,154) Diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara yang melakukan kegiatan 3M Plus dengan kejadian demam berdarah dengue (P- Value = 0,015) dan OR = 3,877 yang artinya adalah, responden yang tidak melakukan kegiatan 3M plus berisiko terkena DBD 3,877 kali lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang melakukan 3M plus, ada hubungan bermakna menaburkan bubuk abate dengan kejadian DBD (P-value=0,028) dan OR=3,429 yang artinya adalah responden yang tidak menaburkan bubuk abate pada penampungan air memiliki risiko 3,429 kali lebih besar untuk terkena DBD dibandingkan dengan responden yang menaburkan bubuk abate pada penampungan air selanjutnya tidak ada hubungan antara memelihara ikan pemakan jentik dengan kejadian demam berdarah dengue (Pvalue=0,537) dan OR=1,765 yang artinya memlihara ikan pemakan jentik merupakan faktor risiko terjadinya DBD responden dimana tidak memelihara ikan pemakan jentik berisiko terkena DBD 1,765 kali lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang memelihara ikan pemakan jentik (Tabel 2) 92

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa nilai p- value sebesar 0,015 atau p- value < 0,05, sehingga ada hubungan yang bermakna antara melakukan kegiatan 3 M plus dengan kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas kebun handil Kota Jambi dengan nilai OR 3,877 (Cl 95%1,410-10,658) artinya responden yang tidak melakukan kegiatan 3M plus memiliki risiko 3,877 kali lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang melakukan kegiatan 3M plus di wilayah kerja puskesmas kebun handil Kota Jambi. Hasil penelitian tersebut di atas sesuai dengan penelitian yang ada dilakukan oleh Subarja, Ryang berjudul Hubungan Perilaku Pemberantasan Demam berdarah Dengue terhadap kejadian penyekit demam berdarah dengue di kelurahan kersamenak kecamatan kawalu Tasik Malaya yaitu terdapat hubungan yang bermaknaa antara perilaku pemberatasan DBD menggunakan bahan kimia dengan kejadian DBD di kelurahan kersamenak kecamatan kawalu Tasik Malaya Tahun 2014 dengan nilai (p-value = 0,044 dan nilai OR = 0,357) 6. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengharapkan kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dengan melakukan kegiatan 3 M Plus secara rutin setiap hari agar dapat mengurangi dan menghilangkantempat tempat perkembangan biakan nyamuk aedes aegypty sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyakit demam berdarah dengue (DBD) 7. Selain itu kepada masyarakat agar mau menyadari dan menghilangkan kebiasaan malas untuk melakukan kegiatan 3 M Plus dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah sendiri, hendaknya masyarakat berpartisipasi serta lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dengan melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN-DBD) rutin setiap minggu bersama keluarga masing-masing sehingga kejadian DBD dapat diminimalisir sedini mungkin. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa nilai p-value sebesar 0,028 atau p- value < 0,05, sehingga ada hubungan yang bermakna antara menaburkan bubuk abate dengan kejadian demam berdarah dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi. Diperoleh nilai OR sebesar 3,429 (Cl 95 % = 1,255 9,370) artinya adalah responden yang tidak menaburkan bubuk abate pada penampunya air memiliki risiko 3,429 kali lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang menaburkan bubuk abate pada penampungan air di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi. Hasil penelitian sebelumnya sesuai dengan penelitian yang ada dilakukan oleh Subarja Ryang berjudul Hubungan Perilaku Pemberantasan Demam berdarah Dengue terhadap kejadian penyekit demam berdarah dengue di kelurahan kersamenak kecamatan kawalu Tasik Malaya yaitu terdapat hubungan yang bermaknaa antara perilaku pemberatasan DBD menggunakan bahan kimia dengan kejadian DBD di kelurahan kersamenak kecamatan kawalu Tasik Malaya Tahun 2014 dengan nilai (p-value = 0,044 dan nilai OR = 0,357) 6. Menurut penelitisubarja. R diharapkan kepada petugas puskesmas dapat memantau dan selalu rutin mengajak masyarakat untuk selalu rutin menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan oleh masyarakat dengan dosis 10 gram temepos atau kurang lebih 1 sendok makan untuk pemakaian selama 3 bulan. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menaburkan bubuk abate secara tepat dan memberikan manfaat dalam pencengahaan penyakit demam berdarah dengue (DBD) 6. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa nilai p value sebesar 0,537 atau p- value > 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara memelihara ikan pemakan jentik dengan kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi. Nilai OR sebesar 1,785 (Cl 95 % 0,518-6,154) artinya tidak memelihara ikan pemakan jentik merupakan faktor risiko untuk terjadinya DBD namun tidak signifikan. Penelitian initidak sejalan dengan penelitian Sumantri Ryang berjudul 93

Hubungan Pemberatasan sarang Nyamuk (PSN) dan kebiasaan keluarga dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di kota potianak yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermaknaa perilaku pemberatasan DBD kebiasaan memelihara ikan pemakan jentik dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) diperoleh p-value = 1,000 dengan nilai OR = 0,495 dan nilai Cl 95 % 0,405-0,604 yang berarti bahwa kebiasaan memelihara ikan pemakan jentik bukan faktor resiko kejadian demam berdarah dengue (DBD) 8. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas kebun Handil Kota jambi, dapat di ambil kesimpulan Ada hubungan yang bermakna antara melakukan kegiatan 3 M Plus, pemberian bubuk abate dan memlihara ikan pemakan jentik dengan kejadian Demam berdarah Dengue. SARAN Diharapkan agar Dinas Kesehatan kota Jambi dapat meningkatakan Program Kesehatan Lingkungan seperti Penyelidikan epidemiologi (PE), Program Pemberatasan Jentik Berkala (PJB serta penyuluhan kepada masyarakat pada umumnya tentang penyakit DBD dan Resiko yang dapat mempengaruhui terjadinya penyakit DBD. Perlu memperhatikan kepudilian dan partisipasi masyarakat dalam memberishikan lingkungan sekitar rumah serta perlu dilakukan upaya upaya lintas sektor yang dapat meningkatkan tingkat kepudilian dan partisipasi masyarakat dalam pencengahan DBD. Bagi Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi diharapkan agar puskesmas Kebun Handil kota Jambi dapat meningaktkan Program kesling dan Program pemberatasan Jentik Berkala (PJB) seara rutim dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang upaya pemberatasan jentik nyamuk dan tempet perkembangan biakan nyamuk. Serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam melakukan pencengahan terhadap penyakit DBD dengan memberiakn informasi yang cukup guna meningkatkan kepedulian masyarakat. DAFTAR PUSTAKA 1. Lucky Radita Alma, (2013). Pengaruh status Penguasaan Tempat Tinggal dan Prilaku PSN DBD Terhadap Keberadaan Jentik di Kelurahan sekaran kota Malang. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang.. 2. Kepmenkes RI, (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, (2013). Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2012, (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 3. Ditjen PP dan PL (2007). Ekologi Dan Aspek Perilaku Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 4. Dia Andriyani Pratamawati, (2012), Peran Juru Pantau Jentik dalam Sistem dini Demam Berdarah Dengue Indonesia. Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol, 6, No 6, Juni 2012 5. Isgiyanto, (2009). Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Non- Eksperimental, Mitra Cendekia. 6. Subarja Ropik, dkk. (2014). Hubungan Perilaku Pemberatasan Demam Berdarah Dengue Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue Di kelurahan Kersamenak kecamatan Kawalu Tasik Malaya, Jurnal Lingkungan, Vol. 3 No. 1. 7. Ditjen PP dan PL Depkes RI,(2008). Modul Pelatih Bagi Pelatih Pemberatasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)Dengan PendekatanKomunikasi Perubahan Perilaku(Communication For Behavioral Impact). Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 8. Sumantri Ririn, dkk. (2013). Hubungan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) Dan kebiasaan keluarga dengan Kejadian Demam berdarah 94