APLIKASI FOTO UDARA UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI SAWAH KOTA SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN PESAWAT TANPA AWAK ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Pemanfaatan Data LSA (LAPAN Surveillance Aircraft) untuk Mendukung Pemetaan Skala Rinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK ANALISIS POTENSI BANJIR. Indah Prasasti*, Parwati*, M. Rokhis Khomarudin* Pusfatja, LAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

KOTA SOLOK. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Solok Tahun 2013 sebanyak rumah tangga


BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TATA LOKA VOLUME 18 NOMOR 2, MEI 2016, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN E ISSN

BAB I PENDAHULUAN I-1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

"We know Exactly What You Need"

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

Peranan Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Pengembangan Pertanian

KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo)

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES.

BAB I PENDAHULUAN I-1

SISTEM PEMANTAUAN TATA RUANG KOTA DENGAN WAHANA UDARA NIR- AWAK SEBAGAI PENYEDIA FOTO UDARA MURAH

REMOTE SENSING AND GIS DATA FOR URBAN PLANNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

CV. DIVISION AERO COMPANY PROFILE

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh dalam Penilaian Sumberdaya Hutan Tingkat Nasional: Akses Citra Satelit, Penggunaan dan Kepentingannya

III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Pelaksanaan Penelitian

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK ESTIMASI PRODUKSI PADI BERDASARKAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PLATFORM UNMANNED AERIAL VEHICLE UNTUK AERIAL PHOTOGRAPHY AEROMODELLING AND PAYLOAD TELEMETRY RESEARCH GROUP (APTRG)

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

Ir. Rubini Jusuf, MSi. Sukentyas Estuti Siwi, MSi. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL DESA

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Persebaran Lahan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia Sumber : Badan Koordinasi dan Penanaman Modal

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNOLOGI RIMS (RAPID IMAGING AND MAPPING SYSTEMS)

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah UAV atau sering kita sebut dengan Drone. menyebutnya dengan Drone adalah pesawat tanpa awak di dalamnya, UAV ini

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data

I. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia. Disamping itu hutan juga memiliki fungsi hidrologi sebagai

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (modal dasar), sedangkan kecakapan peroleh dari usaha (belajar dan pelatihan). 1

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

APLIKASI FOTO UDARA UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI SAWAH KOTA SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN PESAWAT TANPA AWAK Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat 25163, Indonesia E-mail: fadliirsyad_ua@yahoo.com ABSTRAK Peningkatan produksi beras sangat berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Usaha pencapaian ketahanan pangan sebagian besar difokuskan pada peningkatan kemandirian (self-sufficiency) pangan di masing-masing wilayah, baik provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan nagari/desa. Potensi sawah di suatu wilayah perlu dihitung untuk menghitung produksi padi guna menganalisis ketahanan pangan wilayah. Perlu dilakukan identifikasi potensi luasan sawah sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan bagi instansi pemerintah. Salah satu daerah yang perlu dilakukan analisis potensi sawah yakni Kota Solok, yang menjadi salah satu sentral produksi beras di Provinsi Sumatera Barat. Luas areal sawah Kota solok adalah 1.233,80 ha (21,41%), dengan 393,40 ha adalah sawah irigasi, sawah tadah hujan atau non irigasi seluas 208,97 ha. Aplikasi foto udara untuk menghitung potensi sawah merupakan salah satu langkah dalam mengidentifikasi luasan dan produktifitas lahan sawah. Pengukuran luasan sawah yang tepat akan membantu dalam menganalisis produktifitas lahan sawah suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi lahan sawah di Kota Solok. Selanjutnya diketahui potensi produktifitas lahan sawah yang ada di Kota Solok. Metode identifikasi potensi sawah dilakukan dengan mengambil foto udara menggunakan pesawat tanpa awak yakni DJI Phantom 3 Professional. Adapun tahapan dalam penelitian ini yakni : (i) Pengambilan foto udara menggunakan pesawat tanpa awak, (ii) Klasifikasi sawah, dan (iii) Analisis potensi sawah. Berdasarkan pengukuran luasan dengan menggunakan foto udara dan kombinasi citra udara Spot 5 maka diperoleh luasan sawah tahun 2015 yakni 811.58 ha. Telah terjadi penurunan luasan sawah dari 869.723 ha di tahun 2012 sebesar 6.68 % di tahun 2015. Hal ini menjadikan potensi produksi padi di Kota Solok menjadi berkurang. Total produksi padi di tahun 2015 untuk satu musim tanam didapatkan sebesar 2028.94 ton. Kata kunci- Ketahanan Pangan; Pesawat tanpa awak; Produktivitas; Klasifikasi lahan; Potensi Beras. PENDAHULUAN Usaha pencapaian ketahanan pangan sebagian besar difokuskan pada peningkatan kemandirian (self-sufficiency) pangan di masing-masing wilayah, baik provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan nagari/desa. Potensi sawah di suatu wilayah perlu dihitung untuk menghitung produksi padi guna menganalisis ketahanan pangan wilayah. Permasalahan yang umum ditemui dilapangan yakni tidak singkronnya data luasan sawah. Perlu dilakukan identifikasi potensi luasan sawah sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan bagi instansi pemerintah. Salah satu daerah yang perlu dilakukan analisis potensi sawah yakni Kota Solok, yang menjadi salah satu sentral produksi beras di Provinsi Sumatera Barat. Luas areal sawah Kota solok adalah 1.233,80 ha (21,41% dari landuse), dengan 393,40 ha adalah sawah irigasi, sawah tadah hujan atau non irigasi seluas 208,97 ha. Identifikasi luasan sawah di suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan analisis citra satelit. Citra Landsat, SPOT, Ikonos dan Quickbird adalah beberapa contoh citra satelit resolusi tinggi yang akhir-akhir ini banyak digunakan untuk pemetaan skala besar. Data citra satelit di Indonesia memiliki beberapa kendala, salah satunya liputan awan, kabut dan asap merupakan kendala besar dalam penggunaan teknologi satelit penginderaan jauh sistem optis (Riswanto, 2009). Penggunaan cirta satelit membutuhkan biaya yang besar untuk memperoleh foto persatuan wilayah. Pemotretan udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak (UAV) atau yang lebih dikenal dengan drone merupakan salah satu teknologi alternatif untuk mendapatkan data foto udara lebih detil, real time, cepat dan lebih murah (Shofiyati, 2011). Pada beberapa drone merupakan wahana multirotor yang digunakan untuk melakukan pemotretan udara atau aerial photography untuk beberapa aplikasi seperti foto udara bangunan, pemantauan banjir, pemantauan lalu lintas, survey, dan masih banyak lagi (Setyasaputra et al., 2014).

Aplikasi foto udara untuk menghitung potensi sawah merupakan salah satu langkah dalam mengidentifikasi luasan dan produktifitas lahan sawah. Pengukuran luasan sawah yang tepat akan membantu dalam menganalisis produktifitas lahan sawah suatu wilayah. Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian guna mendata dan menganalisis potensi sawah khususnya di Kota Solok. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi lahan sawah di Kota Solok. Selanjutnya diketahui potensi produktifitas lahan sawah yang ada di Kota Solok. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Solok terkait pengambilan foto penginderaan jauh dan informasi. Pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Sumber Daya Air, Lahan dan Lingkungan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas. B. Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan beberapa bahan atau data sebagai pendukung diantaranya data luasan sawah dari instansi terkait, data produktifitas padi sawah Kota Solok, peta penggunaan lahan Kota Solok, peta administrasi Kota Solok. Sedangkan alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu pesawat tanpa awak DJI Phanthom 3 Professional, seperangkat komputer dengan spesifikasi Intel Core i5, 4 GB RAM, 500 GB hard disk, VGA Nvidia 610m 2GB untuk menjalankan program ArcGIS 10. Software ArcGIS 10 digunakan sebagai program untuk mempermudah kerja dalam pengolahan data spasial, GPS (Global Positioning System) untuk melakukan survey lapangan. C. Pelaksanaan Penelitian Metode identifikasi potensi sawah dilakukan dengan mengambil foto udara menggunakan pesawat tanpa awak yakni DJI Phantom 3 Professional. Adapun tahapan dalam penelitian ini yakni: a. Pengambilan foto udara menggunakan pesawat tanpa awak Pengambilan foto udara untuk lahan sawah di seluruh Kota Solok dilakukan dengan menggunakan Phantom 3 Proffesional (Gambar 3). Sebelum menerbangkan UVA terlebih dahulu dilakukan kalibrasi untuk seluruh sensor yang ada pada alat, baik koordinat, kalibrasi kamera, instalasi GPS kamera dan pembuatan perencanaan terbang untuk akuisisi data berdasarkan kemampuan pesawat. Gambar 1. Foto Lahan Sawah Menggunakan Phantom 3 87

b. Klasifikasi sawah Setelah didapatkan foto lahan sawah selanjutnya dilakukan koreksi koordinat untuk gambar (foto udara) hasil dengan menggunakan ArcGIS 10. Selanjutnya dilakukan tumpang tindih (overlayer) antara lahan sawah dan batasan administrasi, sehingga didapatkan luasan lahan sawah eksisting di Kota Solok. c. Analisis potensi sawah Potensi luasan lahan sawah hasil klasifikasi foto udara dapat menggambarkan potensi produktifitas lahan sawah di Kota Solok. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Lahan Dilihat dari jenis tanah dan penggunaan lahannya, 21,37 % lahan di Kota Solok dimanfaatkan untuk Lahan sawah dan sisanya dipergunakan untuk selain sawah seperti perumahan, jalan, olah raga, dan lain lain. Data penggunaan Lahan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis Penggunaan Lahan Kota Solok Luas (ha) Penggunaan Tanah Jumlah Kecamatan Kecamatan (ha) Lb. Sikarah Tj. Harapan Persentase 1 Perumahan 523,44 312,53 835,97 14,50 2 Lapangan Olah Raga 3,12 9,38 12,50 0,22 3 Kuburan 6,48 7,02 7,02 0,23 4 Perkantoran 9,67 11,18 20,85 0,36 5 Pendidikan 8,30 5,68 13,98 0,24 6 Kesehatan 16,51 6,60 23,11 0,40 7 Sarana ibadah 7,24 7,63 14,87 0,26 8 Hotel 3,19 4,06 7,25 0,13 9 Pasar,Perokoan,Terminal 68,06 91,77 159,83 2,77 10 Tempat Hiburan 0,10 4,06 4,16 0,07 11 Industri 20,20 10,75 30,95 0,54 12 Sawah 930,63 298,50 1229,13 21,32 13 Perkebunan Rakyat 66,54 73,90 140,44 2,44 14 Kebun Campuran 375,59 251,69 627,28 10,88 15 Semak, Alang-Alang 353,35 346,75 700,10 12,15 16 Hutan 842,89 515,33 1358,22 23,56 17 Tegalan 196,64 122,08 318,72 5,53 18 Kolam Ikan, Rawa 10,55 10,45 21,00 0,36 19 Lain-Lain 57,50 175,06 232,56 4,03 Jumlah 3.500 2.264 5.764 100,00 Sumber: Kota Solok Dalam Angka 2014 Tabel 1 merupakan penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Solok dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Solok adalah Hutan Primer kemudian diikuti dengan penggunaan pertanian lahan basah yaitu sebesar 19,19 %. B. Kondisi Lahan Sawah Kota Solok Berdasarkan data luasan sawah kita solok hasil evaluasi kementrian pertanian tahun 2012 diperoleh total luasan sawah yakni 869.72 ha (Tabel 2), dan tersebar di 12 kelurahan (Gambar 2). Luasan ini menjadi acuan dalammenganalisis luasan sawah dan potensi sawah berdasarkan foto udara menggunakan pesawat tanpa awak. Lokasi sawah terluas terdapat di kelurahan tanah Garam dengan luasan 271.856 ha. Berdasarkan data penggunaan lahan BPS tahun 2012 sekitar 21,37 % lahan Kota 88

Solok dimanfaatkan untuk pertanian lahan sawah yang tersebar diseluruh kecamtan dan kelurahan yang ada dikota solok. Gambar 2. Peta Sawah Kota Solok Tahun 2013 Tabel 2. Luas Sawah di Kelurahan pada Kota Solok Kelurahan Kecamatan Luas Aro IV Korong Lubuk Sikarah 46.565 IX Korong Lubuk Sikarah 76.974 Kampai Tabu Kerambia Lubuk Sikarah 53.560 Kampuang Jawa Tanjung Harapan 4.839 Laing Tanjung Harapan 44.916 Nan Balimo Tanjung Harapan 59.102 Pasar Pandan Aie Mati Tanjung Harapan 18.760 Simpang Rumbio Lubuk Sikarah 81.535 Sinapa Piliang Lubuk Sikarah 37.696 Tanah Garam Lubuk Sikarah 271.856 Tanjung Paku Tanjung Harapan 71.860 VI Suku Lubuk Sikarah 102.060 TOTAL 869.723 Berdasarkan sumber airnya lahan sawah di Kota Solok terdiri dari lahan sawah tadah hujan, lahan sawah irigasi setengah teknis, sederhana dan lahan sawah irigasi desa. Tabel 3 merupakan data luasan lahan sawah di Kota Solok perkelurahan berdasarkan sumber airnya. 89

Kecamatan dan Kelurahan Tabel 3. Lahan Sawah Berdasarkan Sumber Air Setengah Sederhana Pengairan Tenis Desa Tadah Hujan Jumla h Lubuk Sikarah 403 157 0 126 686 1 Tanah Garam 99 127 0 87 313 2 VI Suku 50 0 0 31 81 3 Sinapa Piliang 24 0 0 0 24 4 IX korong 93 0 0 0 93 5 KTK 12 22 0 0 34 6 Aro IV Korong 49 0 0 0 49 7 Simp. Rumbio 76 8 0 8 92 Tanjung Harapan 0 107 0 83 190 1 Koto Panjang 0 0 0 0 0 2 PPA 0 0 0 0 0 3 Tanjung Paku 0 35 0 31 66 4 Nan Balimo 0 31 0 30 61 5 Kampung Jawa 0 0 0 20 20 6 Laing 0 41 0 2 43 Jumlah 2013 403 264 0 209 876 2012 393.40 272.23 0.00 208.98 874.61 Sumber: Kota Solok Dalam Angka 2014 C. Kondisi Lahan Sawah Berdasarkan Pesawat Tanpa Awak Pengolahan foto hasil pesawat tanpa awak dilakukan dengan memberikan koordinat ke foto hasil rekaman, sehingga foto yang diperoleh memiliki koordinat geografis. Selanjutnya diikuti dengan tahapan penentuan klasifikasi yang akan diberikan terhadap kondisi lahan sawah hasil foto udara. Pada Gambar 3 ditunjukan salah satu contoh scene data multitemporal yang ditampilkan RGB. Gambar 3. Salah Satu Contoh Data Multitemporal dari Pesawat Tanpa Awak 90

Hasil foto udara dapat di analisis dengan melakukan palete warna ditunjukan sawah dengan indek vegetasi rendah berwarna hijau muda, sedang yang indek vegetasinya tinggi ditunjukan dengan warna hijau tua. Sedang untuk membedakan sawah dengan objek lahan yang lain, dengan membuat tampilan komposit warna dari band merah, hijau dan NDVI, dapat dengan mudah diidentifikasi. Dengan demikian sebagaimana potensi foto udara untuk analisis pola pertumbuhan tanaman dan produktivitas padi yang juga menggunakan data NDVI (Dede et.al, 2005), maka NDVI data LSA diharapkan juga akan berpotensi untuk analisis pola dan produksi tanaman dengan skala lebih rinci. Tabel 4. Luas Sawah Hasil Foto Udara Kelurahan Kecamatan Luas Produksi (ton) Aro IV Korong Lubuk Sikarah 62.79 156.97 IX Korong Lubuk Sikarah 75.52 188.80 Kampai Tabu Kerambia Lubuk Sikarah 54.74 136.86 Kampuang Jawa Tanjung Harapan 22.96 57.41 Nan Balimo Tanjung Harapan 68.83 172.07 Pasar Pandan Aie Mati Tanjung Harapan 21.92 54.80 Simpang Rumbio Lubuk Sikarah 98.08 245.21 Sinapa Piliang Lubuk Sikarah 37.69 94.22 Tanah Garam Lubuk Sikarah 207.33 518.33 Tanjung Paku Tanjung Harapan 82.20 205.50 VI Suku Lubuk Sikarah 79.51 198.77 TOTAL 811.58 2028.94 Berdasarkan pengukuran luasan dengan menggunakan foto udara dan kombinasi citra udara Spot 5 maka diperoleh luasan sawah tahun 2015 yakni 811.58 ha. Telah terjadi penurunan luasan sawah dari 869.723 ha di tahun 2012 sebesar 6.68 % di tahun 2015. Hal ini menjadikan potensi produksi padi di Kota Solok menjadi berkurang. Total produksi padi di tahun 2015 untuk satu musim tanam didapatkan sebesar 2028.94 ton. Di masa mendatang, teknologi UAV dengan biaya murah dapat diterapkan secara operasional di Indonesia untuk beberapa aplikasi inderaja, antara lain pengelolaan lahan pertanian, pemantauan kondisi lingkungan dan penggunaan sumber daya alam, menganalisis proses dinamis bumi, mendukung penelitian untuk perubahan iklim global (perdagangan karbon), membantu penindakan penegakan hukum, membantu pencarian dan penyelamatan tim, inventarisasi satwa liar, melakukan pemetaan, dan pengukuran geodesi, melakukan penilaian dampak lingkungan, melakukan pengembangan pengamatan lingkungan, serta mencegah, mempersiapkan, merespon, pemulihan bencana alam, dan lain-lain. KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan pesawat tanpa awak dapat menghasilkan foto udara dengan resolusi tinggi dan hemat biaya. Hasil foto udara dapat di analisis dengan melakukan palete warna ditunjukan sawah dengan indek vegetasi rendah berwarna hijau muda, sedang yang indek vegetasinya tinggi ditunjukan dengan warna hijau tua. Luasan sawah Kota Solok pada tahun 2015 yakni 811.58 ha, dan telah terjadi penurunan luasan sawah dari 869.723 ha di tahun 2012 sebesar 6.68 % di tahun 2015. Hal ini menjadikan potensi produksi padi di Kota Solok menjadi berkurang. Total produksi padi di tahun 2015 untuk satu musim tanam didapatkan sebesar 2028.94 ton. Teknologi UAV dengan biaya murah dapat diterapkan secara operasional di Indonesia untuk beberapa aplikasi inderaja, antara lain pengelolaan lahan pertanian, pemantauan kondisi lingkungan dan penggunaan sumber daya alam, menganalisis proses dinamis bumi, mendukung penelitian untuk perubahan iklim global. 91

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2012. Sumatera Barat dalam Angkat. Padang. BPS Riswanto, E., 2009. Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus di Pulau Kalimantan, Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Setyasaputra, N., S. Fajar, F. Riyadhi, B. Suharmin, D. R. Ikhsan, D. Burhanuddin, 2014. Platform Unmanned Aerial Vehicle untuk Aerial Photography Aeromodelling And Payload Telemetry Research Group (APTRG), Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014, Bogor.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2004. Tanah Sawah Bukaan Baru. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta. Shofiyati, R., 2011. Teknologi Pesawat Tanpa Awak Untuk Pemetaan dan Pemantauan Tanaman Dan Lahan Pertanian. Informatika Pertanian, Vol. 20 No.2, Desember 2011: 58 64. 92