BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

KUESIONER. Hari/Tanggal : Waktu : Pukul... s/d... No. Responden : 1. Nama (inisial) : 2. Umur :

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

limboto barat dengan luas wilayah 480 Ha, Luas wilayah ini terdiri dari pemukiman seluas 82,5 Ha, Persawahan 329,5 Ha, Perkebunan 26,0 Ha,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB III METODE PENELITIAN

BEBERAPA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN NANGA ELLA HILIR KABUPATEN MELAWI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, yaitu peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN

Fajarina Lathu INTISARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA. 1. Sebelum penelitian

SUMMARY HASNI YUNUS

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA KELUARGA

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran wilayah penelitian kelurahan Limba B

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTO-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI PUSKESMAS TIRTO I KABUPATEN PEKALONGAN

Unnes Journal of Public Health

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

ANDI EKAWANA AP K

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB IV METODE PENELITIAN. obyektif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional yakni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

UMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

PENGARUH LINGKUNGAN DAN TEMPAT TINGGAL PADA PENYAKIT ANAK UMUR 5 14 TAHUN DI KOTA BIAK TAHUN 2013

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat itu masih berstatus desa hingga tahun1974 dengan berkembangnya dunia pemerintahan status desa berubah menjadi kelurahan pada tahun 1974 hingga sekarang. Dari perjalanan keberadaan kelurahan kayubulan sampai dengan sekarang yang menjadi barometer desa dan kelurahan se kabupaten Gorontalo telah dijabat + 21 Kepala Desa / kelurahan sebagaimana terlampir. Saat ini Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto telah menjadi pusat Pemerintahan, perekonomian, Pariwisata, Pertanian, Perikanan, dan Peternakan bahkan sekarang ini telah bermunculan Industri industri rumah tangga yang mejadi perhatian masyarakat Kabupaten Gorontalo. 4.1.1.1 Keadaan Geografis Desa Secara administratif Kelurahan Kayubulan berbatasan dengan : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kayumerah b. Sebelah selatan berbatasan dengan Danau Limboto c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Hepuhulawa d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Hunggaluwa 4.1.1.2 Luas Wilayah Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Luas pemukiman 136,19 Ha

Luas persawahan Luas perkebunan Luas kuburan Luas pekarangan Luas taman Perkantoran Luas prasarana umum lainnya Total luas Sumber : Data Sekunder 130,2 Ha 62,71 Ha 6,34 Ha 16 Ha 10 Ha 20,10 Ha 27,204 Ha 403,794 Ha 4.1.1.3 Kependudukan Tabel 4.2 Jumlah Keluarga di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Jumlah laki-laki Jumlah perempuan Jumlah total Jumlah kepala keluarga 3.502 orang 3.596 orang 7.098 orang 1.991 KK 4.2 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Kayubulan di mulai tanggal 20 Mei - 4 Juni 2013. Hasil penelitian di peroleh melalui pengisian lembar kuesioner dengan besar sampel sebanyak 83 orang. Setelah itu, data yang berasal dari pengumpulan data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data mulai dari editing,koding,skoring tabulasi dan analisa data sampai penyajian data. Dari hasil pengolahan data, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi karakteristik responden (analisis univariat) dan analisa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (analisa bivariat) dengan menggunakan uji Chi-square. Selanjutnya pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari gambaran karakteristik responden, distribusi responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, kejadian malaria.

4.2.1 Karakteristik Sampel Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan, dan pekerjaan, sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan, dan Pekerjaan di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Karakteristik n % Usia 18-32 tahun 19 22.8 33-46 tahun 38 45.6 47-62 tahun 26 31.2 Pendidikan Tidak Tamat SD 17 20.5 Tamat SD 26 31.3 Tamat SMP 17 20.5 Tamat SMA 20 24.1 Perguruan Tinggi 3 3.6 Pekerjaan Petani 29 34.9 Dagang 26 31.3 PNS 2 2.4 Lain-Lain 26 31.3 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan kelompok usia yang paling banyak responden berumur 33-46 tahun adalah 38 orang atau 45.6% sedangkan yang terkecil adalah yang berumur 18-32 tahun berjumlah 19 orang atau 22.8%. Karakteristik responden menurut pendidikan terlihat bahwa responden yang memiliki pendidikan tertinggi yaitu tamat SD berjumlah 26 orang atau 31.3%, sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikannya terendah yaitu Perguruan Tinggi berjumlah 3 orang atau 3.6%. Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan yang paling banyak adalah petani yaitu 29 orang atau 34.9% dan yang paling sedikit yaitu Pegawai Negeri Sipil berjumlah 2 orang atau 2.4%.

4.2.2 Analisis Univariat Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dipergunakan analisa univariat dan dapat dilihat sebagai berikut: 4.2.2.1 Gambaran Responden Menurut Kejadian Malaria, Lingkungan, Pengetahuan dan Tindakan Gambaran Responden menurut kejadian malaria sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Kejadian Malaria, Lingkungan, Pengetahuan, dan Tindakan di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Gambaran n % Kejadian Malaria Positif 56 67.5 Negatif 27 32.5 Lingkungan Baik 16 19.3 Kurang 67 80.7 Tingkat Pengetahuan 17 20.5

Baik 25 30.1 Kurang 58 69.9 Tindakan Baik 18 21.7 Kurang 65 78.3 Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden positif malaria sebanyak 56 orang atau 67.5% dan yang negatif malaria sebanyak 27 orang atau 32.5%. Distribusi responden berdasarkan lingkungan yang paling banyak adalah responden yang memiliki lingkungan kurang sebanyak 80.7% dan responden yang memiliki lingkungan baik sebanyak 19.3%. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan yang paling banyak adalah responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 69.9% dan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 30.1%. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat juga distribusi responden berdasarkan tindakan yang paling banyak adalah responden yang memiliki tindakan kurang baik sebanyak 78.3% dan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 21.7%. 4.2.2.2 Gambaran Pertanyaan Tentang Lingkungan Tabel 4.5 Distribusi Pertanyaan Untuk Responden Tentang Lingkungan di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo No Pertanyaan 1. Anda membersihkan rumah /tempat tinggal minimal 2 kali sehari 2. Rumah anda dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara yang cukup seperti ventilasi, jendela dan pintu rumah yang setiap saat dapat dibuka Salah Benar Jumlah n % n % n % 26 31.3 57 68.7 83 100.0 40 48.2 43 51.8 83 100.0 3. Rumah anda dilengkapi dengan sistem 48 57.8 35 42.2 83 100.0 pembuangan air limbah yang tertutup 4. Apa air pembuangan limbah rumah tersebut 52 62.7 31 37.3 83 100.0 di tampung di suatu wadah atau bak penampungan 5. Di rumah anda terdapat tempat/lubang sampah 52 62.7 31 37.3 83 100.0 6. Rumah anda dilengkapi dengan sumber air bersih yang sehat 42 50.6 41 49.4 83 100.0

7. Di lingkungan rumah anda terdapat semak 45 54.2 38 45.8 83 100.0 belukar 8. Anda membersihkan saluran air yang ada 46 55.4 37 44.6 83 100.0 disekitar rumah anda minimal 2 kali dalam seminggu 9. Rumah anda berdekatan dengan sawah atau 53 63.9 30 36.1 83 100.0 perkebunan Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di lihat bahwa yang paling banyak menjawab benar yakni pertanyaan no.1 berjumlah 57 orang atau 68.7 % dan yang paling banyak menjawab salah yakni pertanyaan no.9 berjumlah 53 orang atau 63.9%. 4.2.2.3 Gambaran Pertanyaan Tentang Pengetahuan Tabel 4.6 Distribusi Pertanyaan Untuk Responden Tentang Pengetahuan di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo No Pertanyaan Salah Benar Jumlah n % n % n % 1. Menurut Anda apakah penyakit 48 57.8 35 42.2 83 100.0 malaria itu? 2. Apa penyebab penyakit malaria? 44 53.0 39 47.0 83 100.0 3. Vektor apa yang berperan dalam 35 42.2 48 57.8 83 100.0 penularan penyakit malaria? 4. Cara penularan penyakit malaria? 45 54.2 38 45.8 83 100.0 5. Dimana tempat sarang nyamuk 43 51.8 40 48.2 83 100.0 malaria? 6. Apa gejala penyakit malaria? 40 48.2 43 51.8 83 100.0 7. Bagaimana cara mencegah gigitan 46 55.4 37 44.6 83 100.0 nyamuk? 8. Tempat nyamuk malaria suka hinggap? 48 57.8 35 42.2 83 100.0 9. Kapan nyamuk malaria aktif menggigit? 10. Menurut Anda, jenis ikan pemakan jentik nyamuk? 11. Menurut Saudara/i, apa yang mempengaruhi penyebaran penyakit malaria? 12. Menurut Saudara/i, lingkungan yang bagaimana yang disukai nyamuk malaria? 13. Program apa yang Saudara/i ketahui yang sudah dirumuskan untuk penanggulangan malaria? 14. Apa saja program pencegahan malaria yang saudara/i ketahui? 15. Bagaimana menurut saudara cara penyembuhan penyakit malaria? 41 49.4 42 50.6 83 100.0 49 59.0 34 41.0 83 100.0 45 54.2 38 45.8 83 100.0 34 41.0 49 59.0 83 100.0 37 44.6 46 55.4 83 100.0 42 50.6 41 49.4 83 100.0 36 43.4 47 56.6 83 100.0

16. Menurut Saudara/i, dimanakah penderita malaria bisa memperoleh pengobatan? 17. Menurut Saudara/i, apa kegiatan yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan untuk penyakit malaria? No 50 60.2 33 39.8 83 100.0 54 65.1 29 34.9 83 100.0 anyaan Tentang Tindakan Tabel 4.7 Distribusi Pertanyaan Untuk Responden Tentang Tindakan di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Pertanyaan 1. Anda senantiasa ikut melaksanakan kerja bakti ketika ada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan rumah anda! Berdasarkan ta 4.2.2.4 G am bar an Pert Salah Benar Jumlah n % n % n % 35 42.2 48 57.8 83 100.0 2. Anda seantiasa menjaga kebersihan lingkungan rumah anda dengan jalan memberantas sarang-sarang nyamuk 3. Selain mengikuti arahan petugas kesehatan mengenai pemberantasan nyamuk anda, dan keluarga melakukan upaya lainnya untuk menghindari perkembangan penyakit malaria 4. Menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumah 5. Menggunakan kelambu pada saat tidur malam hari 6. Menggunakan baju lengan panjang ketika keluar rumah pada malam hari 7. menggunakan obat anti nyamuk pada saat tidur malam hari 8. Memiliki kebiasaan menggantung baju di rumah seperti di belakang pintu 9. Memiliki hewan ternak besar seperti sapi, kerbau, kambing dan kelinci 10. Tidak ada tumbuhan liar atau semak belukar 11. Tidak ada tempat yang dapat menimbulkan genangan air 41 49.4 42 50.6 83 100.0 48 57.8 35 42.2 83 100.0 55 66.3 28 33.7 83 100.0 48 57.8 35 42.2 83 100.0 46 55.4 37 44.6 83 100.0 41 49.4 42 50.6 83 100.0 51 61.4 32 38.6 83 100.0 53 63.9 30 36.1 83 100.0 44 53.0 39 47.0 83 100.0 49 59.0 34 41.0 83 100.0

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat di lihat bahwa yang paling banyak menjawab benar yakni pertanyaan no.1 berjumlah 48 orang atau 57.8 % dan yang paling banyak menjawab salah yakni pertanyaan no.4 berjumlah 55 orang atau 66.3%. 4.2.3 Analisis Bivariat 4.2.3.1 Hubungan Lingkungan dengan Kejadian Malaria Adapun hasil analisis bivariat tentang hubungan lingkungan dengan kejadian malaria dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.8 Hubungan Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Kejadian Malaria Lingkungan Responden Positif Negatif Jumlah p n % n % n % Baik 7 43.8 9 56.3 16 100.0 0.024 Kurang 49 73.1 18 26.9 67 100.0 Jumlah 83 100.0 p = probalitas dengan uji chisquare Berdasarkan tabel 4.8, terlihat bahwa dari 16 responden yang memiliki lingkungan baik yaitu positif malaria 7 responden atau 43.8%, serta yang negatif malaria sebanyak 9 responden atau 56.3%. untuk 67 responden yang memiliki lingkungan kurang yaitu positit malaria 49 responden atau 73.1% dan yang negatif malaria sebanyak 18 responden atau 26.9%. Berdasarkan hasil analisis tabel 4.8 diatas yang diperoleh dari p.value 0.024 jika di bandingkan dengan α = 0,05 maka Pearson Chi-Square 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian malaria.

4.2.3.2 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Malaria Adapun hasil analisis bivariat tentang hubungan pengetahuan dengan kejadian malaria dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Kejadian Malaria Pengetahuan Responden Positif Negatif Jumlah p n % n % n % Baik 12 48.0 13 52.0 25 100.0 0.013 Kurang 44 75.9 14 24.1 58 100.0 Jumlah 83 100.0 p = probalitas dengan uji chisquare Berdasarkan tabel 4.9, terlihat bahwa dari 25 responden yang berpengetahuan baik yaitu positif malaria 12 responden atau 48.0%, serta yang negatif malaria sebanyak 13 responden atau 52.0%. untuk 58 responden yang berpengetahuan kurang yaitu positif malaria 44 responden atau 75.9% dan yang negatif malaria sebanyak 14 responden atau 24.1% Berdasarkan hasil analisis tabel 4.9 diatas yang diperoleh dari p.value 0.013 jika di bandingkan dengan α = 0,05 maka Pearson Chi-Square 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan kejadian malaria. 4.2.3.3 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Malaria Adapun hasil analisis bivariat tentang hubungan tindakan dengan kejadian malaria dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.10 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Kejadian Malaria Tindakan Responden Positif Negatif Jumlah p n % n % n % Baik 8 44.4 10 55.6 18 100.0 0.018 Kurang 48 73.8 17 26.2 65 100.0 Jumlah 83 100.0 p = probalitas dengan uji chisquare Berdasarkan tabel 4.10, terlihat bahwa dari 18 responden yang memiliki tindakan baik yaitu positif malaria 8 responden atau 44.4%, serta yang negatif malaria sebanyak 10 responden atau 55.6%. untuk 65 responden yang memiliki tindakan kurang yaitu positit malaria 48 responden atau 73.8% dan yang negatif malaria sebanyak 17 responden atau 26.2%. Berdasarkan hasil analisis tabel 4.10 diatas yang diperoleh dari p.value = 0.018 jika di bandingkan dengan α = 0,05 maka Pearson Chi-Square 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara faktor tindakan dengan kejadian malaria. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Faktor Lingkungan Masyarakat yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria Dari hasil penelitian faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian malaria yang didapatkan di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto sebagian besar responden yang positif malaria mempunyai lingkungan yang kurang berjumlah 49 orang, sedangkan responden yang negatif malaria hanya 18 orang. Dan responden positif malaria yang mempunyai lingkungan yang baik berjumlah 7 orang, tidak jauh berbeda dengan responden yang negatif malaria berjumlah 9 orang. Hasil dari

p=(0,024) jika dibandingkan dengan α = 0,05 maka Pearson Chisquare 0,05, dapat di artikan bahwa terdapat hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian malaria. Hal ini disebabkan karena banyak terdapat semak belukar, tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan air tidak di kelola dengan baik, serta masyarakat jarang membersihkannya. Menurut Harijanto, (2000) faktor kesehatan lingkungan fisik, kimia, biologi, dan sosial budaya sangat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit malaria di Indonesia. Kemampuan bertahannya penyakit malaria disuatu daerah ditentukan oleh berbagai faktor yang meliputi adanya parasit malaria, nyamuk Anopheles, manusia yang rentan terhadap infeksi malaria, lingkungan dan iklim. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Semuel (2006) bahwa ada hubungan lingkungan masyarakat dengan kejadian malaria dengan nilai p=0.001. Hasil studi peneliti sebelumnya oleh (Junita Sri, 2010) di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue menunjukkan bahwa 87% rumah yang tidak memakai kawat kasa nyamuk, 91% rumah berada pada daerah semak-semak, 66% rumah memiliki selokan, 65% rumah berada disekitar rawa-rawa. Hasil uji secara statistik dengan uji Chisquare, di ketahui bahwa ada hubungan yang siginifikan antara pemakaian kawat kasa pada ventilasi, semak-semak, parit atau selokan dengan kejadian malaria pada α 0,05 dimana (p<0,05). Sebagaimana hasil penelitian, hampir sebagian responden memiliki lingkungan yang kurang baik hal ini karena kondisi lingkungan sekitar rumah yang kurang bersih, terdapat semak belukar, kurang dikelolanya tempat pembuangan sampah, dan saluran air. Kondisi lingkungan berhubungan erat dengan kesehatan

manusia. Udara, air, tanah, dan hewan di lingkungan kita dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit. Apalagi jika tidak dikelola dengan baik. 4.3.2 Faktor Pengetahuan Masyarakat yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria Hasil penelitian mengenai pengetahuan masyarakat dengan Malaria menunjukkan bahwa faktor pengetahuan masyarakat mempunyai hubungan dengan kejadian Malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo di mana uji Chisquare yang di lakukan terhadap pengetahuan responden dengan kejadian malaria di dapat hasil analisis data yang di peroleh dari uji Chisquare yaitu nilai p.value = 0,013 jika di bandingkan dengan α = 0,05 maka Pearson Chisquare 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan kejadian malaria. Berkaitan dengan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2007) pengetahuan ada 6 tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation). Dalam hal ini masyarakat hanya sampai pada tingkat tahu mengenai informasi tentang penyakit malaria tanpa memahami, menganalisis, atau bahkan mengevaluasi informasi yang telah diperoleh itu benar atau tidak. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan upaya meningkatkan pengetahuan khususnya tentang pengertian malaria, dan cara pencegahannya, seperti membaca buku buku kesehatan, mengikuti penyuluhan penyuluhan dan lain lain. Menurut Gunawan, dkk, (2000), pengetahuan tentang situasi malaria di suatu daerah akan sangat menbantu program pemberantasan malaria dan juga dalam melindungi masyarakat dari infeksi malaria agar paradigma sehat dapat diwujudkan.

Masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang kurang, mempunyai kecenderungan tidak mendukung program kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengobatan (Suryanto, 2003). Berdasarkan penelitian Intan Mobonggi (2011) tentang Hubungan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Ada hubungan tingkat pengetahuan responden atau masyarakat dengan kejadian Malaria. Hasil studi peneliti sebelumnya oleh (Sofyan, 2011) di puskesmas Bintunan menunjukkan lebih dari separuh (63.5%) responden memiliki pengetahuan rendah, lebih dari separuh (52.4%) responden memiliki perilaku kurang baik, lebih dari separuh (63.5%) responden mengalami kejadian Malaria. Hasil uji statistic ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku dengan kejadian Malaria. Dari hasil penelitian paling banyak responden memiliki pendidikan rendah yaitu tamat SD. Jadi menurut saya responden yang berpendidikan tinggi akan cenderung memiliki wawasan yang luas serta mudah dalam menerima informasi dari luar serta diaplikasikan di kehidupannya tentang informasi yang telah diperolehnya akan tetapi jika responden yang berpendidikan rendah dia akan kesulitan untuk mengaplikasikannya. Hal ini menunjukkan semakin baik pengetahuan responden tentang Malaria semakin kecil responden untuk terkena penyakit malaria. 4.3.3 Faktor Tindakan Masyarakat yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria Dari hasil penelitian faktor tindakan yang berhubungan dengan kejadian malaria yang didapatkan di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto sebagian besar responden yang positif malaria mempunyai tindakan yang kurang berjumlah 48 orang, sedangkan responden yang negatif malaria hanya 17 orang. Dan responden positif

malaria yang mempunyai tindakan yang baik berjumlah 8 orang, tidak jauh berbeda dengan responden yang negatif malaria berjumlah 10 orang. Hasil dari p=(0,018) jika dibandingkan dengan α = 0,05 maka Pearson Chisquare 0,05, dapat di artikan bahwa terdapat hubungan antara faktor tindakan dengan kejadian malaria. Dalam menentukan tindakan, sikap, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peran penting. Misalnya seseorang yang pengetahuannya cukup tentang penyakit malaria, dengan pengetahuannya maka ia akan melakukan tindakan bagaimana cara mencegah penyakit malaria agar tidak terkena malaria. Menurut prabowo (2004), Semakin baik tindakan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan terhadap penyakit malaria maka akan semakin berkurang risiko untuk terjadinya penularan penyakit malaria, dan sebaliknya. Tindakan nyata dari responden berupa penggunaan kelambu pada saat tidur malam hari dan pemakaian obat nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk, pemasangan kassa nyamuk pada ventilasi rumah serta melakukan kegiatan pembersihan sarang nyamuk (PSN) untuk mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk disekitar lingkungan tempat tinggal. Hasil studi peneliti sebelumnya oleh (Efri, 2011) di wilayah tambang emas Kecamatan IV Nagari menunjukkan responden yang buruk tindakannya lebih banyak pada kelompok kasus (93,3%) dibanding kontrol (41,7%). Hasil secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tindakan dengan kejadian malaria. Sesuai dengan hasil penelitian, mereka sangat tidak menghiraukan apa yang menjadi penyebab malaria dan cara pencegahannya, padahal responden yang lain sudah mengetahui cara pencegahannya. Jadi menurut saya setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya.