BAB 1 PENDAHULUAN. cairan atau lendir menyerupai nanah. Berdasarkan teori status kesehatan model

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB 1 PENDAHULUAN. Fluor albus (leukorea, vaginal discharge, keputihan) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak, pada umumnya tanaman obat ini banyak ditemukan di hutan-hutan yang

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

PENGARUH MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav ) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans

BAB I PENDAHULUAN I.1

amphetamin, fenfluramin, deksfenfluramine, dan sibutramin, menghambat penyerapan lemak seperti orlistat, meningkatkan pengeluaran energi yaitu

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

PENGARUH PEMBERIAN KOMBUCHA TEA PER-ORAL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) TUA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

EFEKTIVITAS JENIS PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SIRIH MERAH (Piper crocatum) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak sekali khasiat sebagai obat tradisional, dan belum banyak

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang banyak ditumbuhi. berbagai jenis tanaman herbal. Potensi obat herbal atau

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Obat herbal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DAUN SIRIH DAN BAWANG PUTIH TERHADAP FLUOR ALBUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada lingkungan, tubuh, serta pada rongga mulut (Amaliah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kental dari vagina (Holmes et al, 2008) dan rongga uterus (Dorland, 2010).

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

BAB I PENDAHULUAN. pertama (1 kegagalan dalam kehamilan). Meskipun alat kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG BOYOLALI

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari peran mikroorganisme, yang jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk pribadi yang kuat (Abednego, 2013:24) namun menerapkan pola

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada penderita ginekologi (Wong, 2008).

PENGARUH PENGGUNAAN SABUN SIRIH (Piper battle L) TERHADAP KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH TERHADAP KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP TENAYAN RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada keadaan fisiologis vagina dihuni oleh flora normal. Flora

BAB I PENDAHULUAN. adanya penyakit yang harus diobati (Djuanda, Adhi. dkk, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikeluhkan masyarakat.menurut survei di Indonesia, karies gigi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : GALIH SETIA ADI NIM.

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah. Berdasarkan teori status kesehatan model tradisional (ecological) adalah hasil interaksi antara pejamu (host) yaitu semua faktor yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain adalah keturunan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan, dan kebiasaan hidup. Agen (Agent) ialah substansi/elemen tertentu yang kehadirannya/ketidakhadirannya dapat menimbulkan/mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu golongan abiotik yang meliputi nutrient, kimia, fisik, dan mekanik, dan golongan biotik yaitu biologik. Lingkungan (environmet) dapat berupa lingkungan fisik maupun lingkungan nonfisik (Gordon & Le Richt 1950). Sekitar 75% wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak seumur hidup sekali dan sebanyak 45% wanita mengalami keputihan dua kali atau lebih,sedangkan pada kaum wanita yang berada di Eropa angka keputihan sebesar 25%. Masalah kesehatan mengenai reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang menyerang para wanita di seluruh

dunia. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan masalah reproduksi pada kaum laki-laki yang mencapa 12,3% pada usia yang sama dengan kaum wanita Data di atas menunjukkan bahwa angka kejadian keputihan pada wanita di dunia,eropa dan negara-negara di Asia cukup tinggi (WHO 2008). Khusus pada remaja wanita, mereka harus mengetahui tentang keputihan dan penyebabnya secara dini, karena menurut badan kesehatan dunia (WHO,2008) pada masa peralihan anak-anak ke masa dewasa terdapat perubahanperubahan fisiologis wanita khususnya, daerah organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika tidak mengetahui permasalahan seputar organ reproduksinya dan hal tersebut merupakan pengalaman yang baru bagi remaja wanita. Sekitar 15% remaja putri di Aceh terinfeksi tetapi gejala keputihan dan gatal-gatal terjadi hanya dalam 3% - 5% pada remaja yang mengalami keputihan, bahkan ada yang merasa sangat terganggu namun rasa malu untuk diperiksa pada bagian tubuh yang satu ini sering kali mengalahkan keinginan untuk sembuh belum lagi masyarakat kita yang terbiasa memeriksa alat kelamin sendiri sehingga kalau ada gangguan tertentu tidak bisa segera diketahui. Rasa malu untuk diperiksa ke dokter juga menyebabkan banyak remaja mencoba untuk mengobati keputihannya sendiri (Depkes RI,2005),di provinsi Jawa Tengah tepatnya didaerah batang presentase wanita yang mengalami keputihan sebesar 42,4% (Dinkes,2011). Berdasarkan survey pendahuluan yang saya lakukan di Kabupaten Banyumas di desa Karangpucung RW 07 dan RW 09. Angka kejadian keputihan

pada remaja wanita terdapat 30 remaja putri. Setelah saya observasi ke lapangan dan sempat wawancara kepada 30 remaja putri,terdapat 30 remaja putri mengalami keputihan patologis, angka tersebut menunjukkan banyaknya remaja putri yang terkena keputihan patologis,dimana keputihan tersebut harus benarbenar diatasi dan perlu adanya intervensi untuk mengurangi keputihan patologis pada remaja putri, karena dilihat dari usia mereka yang sangat muda yaitu umur 10-19 tahun. Dampak dari keputihan itu sendiri adalah dapat menimbulkan infertilitas atau masalah kesuburan dan penyakit radang panggul/pid (Pelvic Inflammatory Disease) (Agustini,2007). Pengobatan di bagi menjadi dua jenis yaitu pengobatan modern (Farmakologi) dan pengobatan Timur (Non farmakologi) (Ganiswarna,S. 1995). Masyarakat menggunakan pengobatan timur (non farmakaologis) dikarenakan pengobatan modern yang mahal, pengobatan timur adalah pengobatan yang memang sedikit beresiko dibandingkan pengobatan modern. Penggunaan obat berbahan kimia sintetis yang sebagian besar digunakan oleh pengobatan modern sejatinya lebih beresiko bagi kesehatan,sehingga yoga center dan pusat akupuntur/ refleksi begitu berkembang pesat di Eropa. Ternyata masyarakat eropa sendiri melihat bahwa pengobatan modern tidak selalu menjadi pilihan utama. Untuk penyakit ringan dan perawatan kesehatan mereka lebih tidak memilih kepada pengobatan modern, dan justru lebih memilih ke pusat yoga atau akupuntur (Pipit, P dan R. Diah. 2007). Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan kesehtan masyarakat di Indonesia dan sangat potensial untuk dikembangkan.

Karena memang negara kita kaya akan tanaman obat-obatan. Namun, sayang kekayaan alam tersebut tampaknya masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan. Padahal saat ini pengobatan modern cukup mahal ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang melanda bangsa ini belum sepenuhnya berakhir. Hal tersebut di khawatirkan dapat membuat kemampuan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal semakin menurun (Notoatmodjo,2007). Penggunaan sirih sebagai obat tradisional (Non farmakologi) ini menunjukkan bahwa obat tradisional tidak bisa dianggap remeh. Penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan obat tradisional mampu mengurangi keputihan dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zubir,F et al 2010 dengan judul efikasi sabun ekstrak sirih merah unutk mengurangi gejala keputihan fisiologis. Penelitian ini menghasilkan penggunaan sabun ektrak sirih merah selama 1 minggu menunjukkan dapat mengurangi keluhan keputihan dengan mengurangi jumlah lendir tanpa mempengaruhi flora normal, sehingga relatif aman untuk mengurangi keputihan fisiologis. Menurut penelitian dari Amir Syarif dari bagian farmakologi UI mengatakan bahwa daun sirih mengandung arecoline diseluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaaat untuk membasmi jamur candida albacian dan mengandung zat tanin pada daunnya yang bermanfaat mengurangi sekresi pada cairan vagina. daun sirih mempunyai khasiat yang bermakna dengan plasebo (Syarif,A dalam Hidayat,T 2013).

Untuk mengobati keputihan (Salah satu tanaman yang digunakan untuk pengobatan ialah sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap. Daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, ta-nin dan flavonoid. Sirih merah sejak dulu telah digunakan oleh masyarakat yang berada di Pulau Jawa sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan merupakan bagian dari acara adat.(kartasapotera,1998) Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit.(feri Manoi, Agustus 2007). B. Perumusan Masalah Menurut latar belakang diatas keputihan (Flour Albus,Leukorea,white discharge) yang dialami remaja putri masih sering terjadi dikarenakan pada masa peralihan anak-anak ke masa dewasa,dibuktikan dari data WHO 2008. Dampak dari keputihan itu sendiri dapat menimbulkan infertilitas atau masalah kesuburan dan penyakit radang panggul/pid (Pelvic Inflammatory Disease) (Agustini,2007). Riset yang sudah ada keputihan ini dapat diobati dengan pengobatan Timur (Non Farmakaologi) menggunakan sabun ektrak sirih merah dan rebusan daun sirih hijau. Daun sirih merah yang mengandung senyawa fito-kimia yakni alkoloid,

saponin, ta-nin dan flavonoid yang mana dalam kandungan tersebut dapat mengurangi keputihan. Maka dari itu penulis tertarik dan akan melakukan sebuah penelitian dengan mengambil rumusan masalah Bagaimana pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap penurunan keputihan pada remaja putri di wilayah Purwokerto Selatan desa Karangpucung Rw 7 dan Rw 9. C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap penurunan keputihan pada remaja putri. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik responden (Umur dan kebiasaan responden/personal hygine). 2. Mengetahui tingkat keputihan sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi. 3. Mengetahui efek sesudah pemberian rebusan sirih merah pada kelompok intervensi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh rebusan daun sirih merah dalam mengatasi keputihan patologis.

2. Bagi Responden Masyarakat khususnya remaja putri diwilayah Rw 7 dan Rw 9 desa Karangpucung Purwokerto Selatan, dapat memahami apa itu keputihan,klasifikasi keputihan dan penyebab dan pengobatan non medis untuk keputihan. 3. Bagi Institusi Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat sebagai acuan bagi adik kelas fakultas ilmu kesehatan program studi S1/D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang ingin mempelajari lebih dalam dan ingin meneliti mengenai rebusan daun sirih merah dalam mengurangi keputihan. 4. Bagi Ilmu pengetahuan Penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat dan menjadi kajian bagi peneliti selanjutnya khususnya di bidang keperawatan.

E. Penelitian Terkait 1. Penelitian dari Windy,2012 meneliti tentang Analisis Faktor Eksogen Non Infeksi yang Mempengaruhi Kejadian Keputihan pada Mahasiswi di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian surveianalitik dengan pendekatan Cross Sectional,Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel sebesar 128 mahasiswi tingkat 2. Uji Statistik yang digunakan adalah dengan analisa regresi linear sederhana dan berganda. Hasil yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian didapatkan mahasiswi yang berumur 18 tahun sebanyak 60 (47%) orang, 19 tahun sebanyak 55 (43%) orang dan yang berumur 20 tahun 13 (10%) orang. Berdasarkan analisa regresi linear di dapatkan hasil bahwa ada hubungan anatar perilaku membersihkan daerah kewanitaan dengan kejadian keputihan (p value = 0,002) dan tidak ada hubungan anatara kondisi stres dengan kejadian keputihan (p value= 0,130). Tidak ada persamaan desain dan teknik pengambilan sampel penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan. Perbedaannya yaitu peneliti yang akan saya lakukan menggunakan desain eksperimen semu,dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. 2. Penelitian dari Zubier,F et al (2010) meneliti tentang Efikasi sabun ektrak sirih merah dalam mengurangi gejala keputihan fisiologis. Metode yang digunakan disain uji klinik terbuka, komparatif, 2 kelompok berpasangan. Sampel yang diambil 52 subjek yang ditapis, 35 subjek memenuhi kriteria

seleksi dan ikut serta dalam uji klinik hingga selesai. Hasil dari penelitian yaitu sabun ekstrak sirih merah atau kontrol yang dioleskan pada perineum mengurangi koloni Candida albicans dan Staphylococcus epidermidis. Tidak ditemukan Streptococcuss pada perineum yang dioles produk uji maupun kontrol. Sabun ekstrak sirih merah mengurangi skor klinis total (kulit kemerahan,bau,skor lendir,edema dan skuamasi) dari 1,40 menjadi 0,20 setelah penggunaan selama 1minggu.Evaluasi kartu harian subjek pada hari ke-1 dan hari ke-8 menunjukkan bahwa produk sirih merah menurunkan skor keputihan dari 0,65 pada hari pertama penggunaan produk menjadi 0,24 pada hari ke-8. Hanya ada satu kejadian yang tidak diinginkan yaitu skuamasi. Tidak ada persamaan dalam penelitian yang akan saya teliti.peneliti yang akan saya lakukan menggunakan desain eksperimen semu,dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sampling.