BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajiaan dan Analisa Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas yang dibagikan perusahaan. Obyek yang diteliti adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory perusahaan barang konsumsi yang terdaftar pada tahun 2009 terdapat 34 perusahaan. Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel No Kriteria Jumlah Perusahaan 1 Merupakan perusahaan barang konsumsi (consumer goods) 34 2 Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 34 3 Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahun 2009 33 4 Perusahaan memperoleh laba bersih tahun 2009 32 5 Perusahaan membayar dividen kas pada tahun 2010 18 Jumlah Sampel 18 Setelah penulis melakukan penarikan sampel dengan menggunakan metode Purposive Sampling terdapat 18 perusahaan barang konsumsi yang memenuhi kriteria. 32
Tabel 4.2 dibawah ini merupakan daftar sampel perusahaan barang konsumsi tahun 2009. Tabel 4.2 Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi Tahun 2009 No Kode Nama Perusahaan 1 CEKA Cahaya Kalbar 2 DLTA Delta Djakarta 3 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 4 INDF Indofood Sukses Makmur 5 MYOR Mayora Indah 6 MLBI Multi Bintang Indonesia 7 GGRM Gudang Garam 8 HMSP HM Sampoerna 9 DLVA Darya Varia Laboratoria 10 KLBF Kalbe Farma 11 KAEF Kimia Farma 12 MERK Merck 13 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia 14 TSPC Tempo Scan Pacific 15 TCID Mandom Indonesia 16 MBTO Martina Berto 17 MRAT Mustika Ratu 18 UNVR Unilever Indonesia Sumber: Indonesian Capital Market Directory 33
Dalam memudahkan penulis untuk pemrosesan data, digunakan alat bantu seperangkat komputer berprogram SPSS versi 18 For Windows. Penulis menggunakan tiga tahapan dalam menganalisis data dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian. Hasil dari statistik deskriptif diperoleh dari pengolahan SPSS versi 18 for Windows. Dari output statistik deskriptif pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa, N = 18, berarti sampel yang digunakan pada tahun 2009 yaitu 18 perusahaan barang konsumsi yang terdiri dari variabel Laba Akuntansi, Laba Tunai, dan Deviden Kas. Laba Akuntansi Tahun 2009 mempunyai nilai mean sebesar 924.106.637.692, nilai standar deviasi sebesar 1.483.284.369.581, nilai minimum sebesar 21.016.846.720 dan nilai maximum sebesar 5.087.339.000.000 artinya sebaran data laba akuntansi pada tahun 2009 mempunyai nilai terendah sebesar 21.016.846.720 dan nilai tertinggi sebesar 5.087.339.000.000 dengan nilai rata- 34
rata sebesar 924.106.637.692 serta tingkat penyimpangan sebesar 1.483.284.369.581. Laba Tunai Tahun 2009 mempunyai nilai mean sebesar 950.881.513.705, nilai standar deviasi sebesar 1.510.450.610.934, nilai minimum sebesar 22.477.090.344, nilai maximum sebesar 5.140.312.000.000 artinya sebaran data laba tunai pada tahun 2009 mempunyai nilai terendah sebesar 22.477.090.344 dan nilai tertinggi sebesar 5.140.312.000.000 dengan nilai rata-rata sebesar 950.881.513.705 serta tingkat penyimpangan sebesar 1.510.450.610.934. Dividen Kas Tahun 2009 mempunyai nilai mean sebesar 730.807.686.296, nilai standar deviasi sebesar 1.659.103.132.233, nilai minimum sebesar 4.202.960.000, nilai maximum sebesar 6.684.075.000.000 artinya sebaran data dividen kas pada tahun 2008 mempunyai nilai terendah sebesar 4.202.960.000 dan nilai tertinggi sebesar 6.684.075.000.000 dengan nilai rata-rata sebesar 730.807.686.296 serta tingkat penyimpangan sebesar 1.659.103.132.233. 2. Analisis Korelasi Spearman Rank a. Laba Akuntansi dengan Dividen Kas Tabel 4.4 Korelasi Laba Akuntansi dengan Dividen Kas 35
Dari hasil output tabel 4.4 analisis korelasi spearman rank dengan menggunakan SPSS diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0.903 > 0, hal ini menunjukkan bahwa hubungan laba akuntansi dengan dividen kas tahun 2009 memiliki hubungan yang positif dan sangat tinggi. b. Laba Tunai dengan Dividen Kas Tabel 4.5 Korelasi Laba Tunai dengan Dividen Kas Dari hasil output tabel 4.5 analisis korelasi spearman rank dengan menggunakan SPSS diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0.895 > 0, hal ini menunjukkan bahwa hubungan laba tunai dengan dividen kas tahun 2009 memiliki hubungan yang positif dan kuat. 3. Pengujian Signifikansi dengan Uji t a. Laba Akuntansi dengan Dividen Kas Berdasarkan hasil output dengan menggunakan SPSS didapat angka koefisien korelasi spearman rank sebesar 0,903. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas memiliki hubungan yang 36
sangat kuat. Untuk membuktikan apakah koefisien korelasi spearman rank 0,903 signifikan atau tidak maka perlu diuji dengan uji t. t 1 = 0,903, 2 t 1 = 8,407 Karena nilai t 1 > nilai t tabel (8,407 > 1,746) maka dapat disimpulkan bahwa Ho 1 tidak dapat diterima dan Ha 1 diterima yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan dividen kas pada tahun 2009. b. Laba Tunai dengan Dividen Kas Berdasarkan hasil output dengan menggunakan SPSS didapat angka koefisien korelasi spearman rank sebesar 0,895. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara laba tunai dengan dividen kas memiliki hubungan yang kuat. Untuk membuktikan apakah koefisien korelasi spearman rank 0,895 signifikan atau tidak maka perlu diuji dengan uji t. t 2 = 0,895, 2 t 2 = 8,026 37
Karena nilai t 2 > nilai t tabel (8,026 > 1,746) maka dapat disimpulkan bahwa Ho 2 tidak dapat diterima dan Ha 2 diterima yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara laba tunai dengan dividen kas pada tahun 2009. B. Pembahasan 1. Laba Akuntansi dengan Dividen Kas Perhitungan korelasi Spearman Rank pada periode pengamatan yaitu tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas. Dimana hasil koefisien korelasi (r) mendekati +1 yang berarti peningkatan nilai laba akuntansi diikuti dengan peningkatan nilai dividen. Terbukti dengan hasil uji sigifikansi nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian Ho 1 tidak dapat diterima dan Ha 1 dapat diterima. 2. Laba Tunai dengan Dividen Kas Perhitungan korelasi Spearman Rank pada periode pengamatan yaitu tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas. Dimana hasil koefisien korelasi (r) mendekati +1 yang berarti peningkatan nilai laba tunai diikuti dengan peningkatan nilai dividen. Terbukti dengan hasil uji signifikansi nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian Ho 2 tidak dapat diterima dan Ha 2 dapat diterima. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang positif antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, yang berarti 38
bahwa makin tinggi laba akuntansi maupun laba tunai, maka makin tinggi dividen kas yang dapat dibagikan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil dari penelitian terdahulu, dimana hasil seluruh penelitian oleh Fitri Ariyanti (2007) dan Intan Kumala Sari (2008) yang juga meneliti tentang hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. 39