BAB I PENDAHULUAN. dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan

PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE RATE PADA KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan tenaga manusia. Globalisasi telah merambah di berbagai sector di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB I PENDAHULUAN. membuka anak perusahaan ditempat yang memiliki permintaan yang tinggi untuk. menunjang kegiatan produksi perusahaan induk.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. laba di perusahaan. Menurut Jansen & Meckling (1976) teori agensi

PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE

BAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia ( IDX Statistics Book, Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan dari beberapa

Tax Minimization, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. melewati pemilihan sampel secara purposive sampling.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Faktor Determinan Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan angka yang bertujuan menguji hipotesis. terdaftar di indeks LQ-45 periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam desain penelitian, akan dijelaskan gambaran singkat dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah profitabilitas, financial leverage, ukuran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan (annual

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat, dan terdaftar di. buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi tahun

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan go public sektor

OLEH: THERESA BRILIANTY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak yang berlaku di setiap negara. Persoalan pokok yang dihadapi sehubungan dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing menimbulkan sejumlah masalah, dan sulit menyelesaikan masalah tersebut, antara lain menyangkut bea cukai, ketentuan anti dumping, dan persaingan usaha tidak sehat. Meskipun beberapa perusahaan berkeinginan untuk menyesuaikan harga secara wajar dalam satu kebijakan namun hal itu langsung menimbulkan 2 pertentangan dari perusahaan-perusahaan lainnya (Folsom dan Gordon, 1999: 1039 dalam Lo et al., 2010). Transfer pricing untuk barang maupun jasa merupakan salah satu dari perbedaan besar yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi domestik dan luar negeri. Dalam operasi luar negeri, dibutuhkan beberapa pertimbangan penting lainnya untuk dapat sampai kepada suatu keputusan transfer pricing. Pertimbangan-pertimbangan tersebut diantaranya adalah pajak, tunneling incentive, exchange rate dan mekanisme bonus (Anthony dan Govindarajan 2011) 1

2 Menurut Eiteman, Stonehill dan Moffett (2010), penetapan harga barang atau jasa yang ditransfer ke anak perusahaan asing dari suatu perusahaan terafiliasi disebut penetapan transfer pricing merupakan metode pertama yang paling utama dalam mentransfer dana keluar dari anak perusahaan asing. Salah satu hal utama yang dihadapi dalam investasi asing adalah transfer pricing. Praktik transfer pricing ini pada awalnya dilakukan oleh perusahaan semata-mata hanya untuk menilai kinerja antar anggota atau divisi perusahaan, tetapi seiring dengan perkembangan zaman, praktik transfer pricing sering juga dipakai untuk manajemen pajak yaitu sebuah usaha untuk meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Harimurti 2007). Dari sisi pemerintahan, transfer pricing diyakini mengakibatkan berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena perusahaan multi-nasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dari negara-negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi ( high tax countries) ke negara-negara yang menerapkan tarif pajak rendah ( low tax countries). Di pihak lain dari sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya meminimalkan biaya-biaya (cost efficiency) termasuk di dalamnya minimalisasi pembayaran pajak perusahaan ( corporate income tax). Bagi korporasi multinasional, nperusahaan berskala global (multi-national corporations), transfer pricing dipercaya menjadi salah satu strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dalam memperebutkan sumbersumber daya yang terbatas (Santoso 2004). Tujuan utama dari perencanaan pajak multinasional adalah meminimalkan beban pajak seluruh dunia bagi perusahaan.

3 Bagi korporasi multinasional, perusahaan berskala global (multi -national corporations), transfer pricing dipercaya menjadi salah satu strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dalam memperebutkan sumber daya yang terbatas (Santoso 2004). Pajak memiliki dampak besar terhadap laba bersih dan arus kas perusahaan melalui pengaruhnya terhadap keputusan investasi asing, struktur keuangan, penentuan biaya modal, dan sebagainya (Eiteman, Stonehill, dan Moffett 2010). Oleh karena itu, adanya praktik transfer pricing inilah yang sering dikaitkan hubungannya dengan adanya pajak. Secara umum otoritas fiskal harus memperhatikan dua hal mendasar agar koreksi pajak terhadap dugaan transfer pricing mendapat justifikasi yang kuat, yaitu: afiliasi ( associated enterprises) atau hubungan istimewa ( special relationship), dan kewajaran atau arm s length principle (Bakti; 2002). Hampir dalam setiap undang-undang perpajakan dapat dijumpai aturan-aturan yang mengatur perlakuan pajak terhadap transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Aturan tersebut merupakan dasar hukum bagi otoritas pajak untuk melakukan koreksi atas transaksi yang terjadi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan dianggap sebagai aturan yang dapat memecahkan masalah transfer pricing. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan juga mempunyai aturan yang menangani masalah transfer pricing, yaitu Pasal 18. Aturan transfer pricing biasanya mencakup

4 beberapa hal, yaitu: pengertian hubungan istimewa, wewenang menentukan perbandingan utang dan modal, dan wewenang untuk melakukan koreksi dalam hal terjadi transaksi yang tidak arm s length. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 diatur di Pasal 18 ayat (4) yaitu: hubungan istimewa antara Wajib Pajak Badan dapat terjadi karena pemilikan atau penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainya sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau lebih, atau antara beberapa badan yang 25% (dua puluh lima persen) atau lebih sahamnya dimiliki oleh suatu badan. Hubungan istimewa dapat mengakibatkan ketidakwajaran harga, biaya, atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaksi usaha. Secara universal transaksi antarwajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut dikenal dengan istilah transfer pricing. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan penghasilan, dasar pengenaan pajak (tax base) atau biaya dari satu wajib pajak kepada wajib pajak lain yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumlah pajak terutang atas wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut (Yuniasih et al 2012). Menurut Pricewaterhouse (2009) dalam Yuniasih et al., (2012), para ahli mengakui bahwa transfer pricing memungkinkan perusahaan untuk menghindari pajak berganda dan juga terbuka untuk penyalahgunaan. Karena hal ini dapat digunakan untuk mengalihkan keuntungan ke negara yang tarif pajaknya rendah dengan memaksimalkan beban, dan pada akhirnya pendapatan.

5 Menurut Johnson et al., (2000), Tunneling dapat dilakukan dengan cara menjual produk kepada perusahaan yang memiliki hubungan istimewa, dengan harga yang lebih rendah. Lo et al., (2010), juga menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan oleh pemerintah di Cina berpengaruh pada keputusan transfer pricing, dimana perusahaan bersedia mengorbankan penghematan pajak untuk tunneling keuntungan ke perusahaan induk. Arus kas perusahaan multinasional didenominasikan dalam beberapa mata uang dimana nilai setiap mata uang relatif kepada nilai dolar akan berbeda seiring dengan perbedaan waktu. Exchange rate yang berbedabeda inilah yang nantinya akan mempengaruhi praktik transfer pricing pada perusahaan multinasional. Sebagai contoh, sebagian besar perusahaan multinasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran, karena nilai tukar valuta yang terus-menerus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya adalah jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bahan baku dari luar negeri bisa berubah-ubah walaupun pemasoknya tidak merubah harga (Marfuah 2012 ). Selanjutnya, keputusan untuk melakukan transfer pricing juga dipengaruhi oleh mekanisme bonus ( bonus mechanism). Menurut Purwanti (2010), bonus merupakan penghargaan yang diberikan oleh RUPS kepada anggota Direksi apabila perusahaan memperoleh laba. Sistem pemberian bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap manajemen dalam merekayasa laba. Manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih untuk dapat

6 memaksimalkan bonus yang akan mereka terima. Termasuk dengan cara melakukan transfer pricing. Gilson dan Gordon (2003) dalam mengidentifikasi dua kemungkinan cara yang dapat dilakukan pemegang saham pengendali untuk mendapatkan manfaat privat atas control dari kebijakan perusahaan yaitu melalui kebijakan operasi perusahaan dan kebijakan kontraktual dengan pihak lain.tunneling merupakan transfer sumber daya keluar dari perusahaan untuk kepentingan pemegang saham pengendali (Johnson et al. 2000). Menurut Purwanti (2010), Tantiem / bonus merupakan penghargaan yang diberikan oleh RUPS kepada anggota Direksi setiap tahun apabila perusahaan memperoleh laba. Sistem pemberian kompensasi bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap manajemen dalam merekayasa laba. Manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang akan mereka terima Beberapa penelitian mengenai motivasi pajak serta kaitannya terhadap keputusan transfer pricing telah dilakukan. Penelitian mengenai pajak terhadap keputusan transfer pricing telah diteliti oleh Yuniasih et al (2012), yang mengemukakan bahwa pajak berpengaruh positif terhadap keputusan transfer pricing, Winda Hartati (2014) mengemukakan bahwa pajak berpengaruh terhadap keputusantransfer pricing, Mispiyanti (2015 ) mengemukakan bahwa pajak tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing, dan Marfuah (2012 ) mengemukakan bahwa pajak berpengaruh negative terhadap keputusan transfer pricing.

7 Penelitian mengenai tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing juga diteliti oleh Winda Hartati (2012 ) yang mengemukakan bahwa tunneling incentive berpengaruh terhadap terhadap keputusan transfer pricing, Yuniasih et al (2012), Marfuah (2012) mengemukakan bahwa tunneling incentive berpengaruh positif terhadap keputusan transfer pricing, Mispiyanti (2015 ) mngemukakan bahwa tunneling incentive berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing. Penelitian mengenai exchange rate terhadap keputusan transfer pricing diteliti oleh Marfuah (2012 ) mengemukakan bahwa exchange rate berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan transfer pricing. Penelitian mengenai mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing juga diteliti oleh Winda Hartati (2012) dan (2014) mengemukakan bahwa mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing, Mispiyanti (2015) mengemukakan bahwa mekanisme bonus tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Berdasarkan latang belakang tersebut maka penelitian ini bermaksud akan menguji kembali pengaruh pajak, tunneling incentive, exchange rate dan mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing.

8 Tabel 1.1 Riset Gap Tax Minimization Tunneling Incentive Mekanisme Bonus Pajak Exchane Rate Winda Hartati et al (2012) Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Yuniasi h et al (2012) Berpen garuh Positif Berpen garuh Positif Winda Hartati et al (2014) Berpengaruh Berpengaruh Mispiyanti (2015) Berpengar uh Signifikan Tidak Berpengar uh Tidak Berpengar uh Marfuah (2012) Berpengar uh Positif Berpengar uh Negatif Berpengar uh Positif tidak Signifikan

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah mengenai adanya fenomena gap serta adanya research gap dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan perbedaan, dapat disimpulkan adanya perbedaan antara teori dengan kondisi lapangan dan menindaklanjuti penelitian sebelumnya tentang pengaruh pajak, tunneling incentive, exchange rate dan mekanisme keputusan transfer pricing. Sehingga selanjutnya dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Pajak berpengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing. 2. Apakah Tunelling incentive berpengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing. 3. Apakah Exchange Rate berpengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing. 4. Apakah Mekanisme Bonus berpengaruh terhadap Keputusan Transfer Pricing 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empirispengaruh: 1. Pajak terhadap Keputusan Transfer Pricing. 2. Tunelling Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing. 3. Exchange Rate terhadap Keputusan Transfer Pricing. 4. Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing

10 1.4 Kegunaan penelitian Adapun manfaat yang diperoleh bagi beberapa pihak antara lain : 1. Aspek teoritis Aspek teoritis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain : a) Bagi peneliti Sebagai pemenuhan persyaratan untuk menyelesaikan studi dan menambah pengetahuan dalam dunia praktisi. b) Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan maupun literature dan referensi untuk peneliti selanjutnya mengenai pajak, tunneling incentive, exchange rate, dan mekanisme bonus serta sebagai referensi bagi peneliti peneliti yang serupa di masa yang akan dating. 2. Aspek praktis Aspek praktis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini diantaranya : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para investor dalam mengetahui motif keputusan transfer pricing.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variable penelitian adalah karakter yang akan diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Ciri dari variabel yang dimaksud adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan objek lainnya dalam kelompok tertentu ( Sugiarto et al 2001 ). Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2011:60-64). 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variable yang digunakan terdiri dari dari variable dependen dan variable independen. 3.1.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen( Y ) adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas Sugiyono (2011:60-64).Variabel dependen (dependent variable) atau variabel tak bebas, yaitu variabel yang nilainya dipegaruhi oleh variabel independen( Sugiarto et al 2001 ). Variabel Dependen atau variable terikat dalam penelitian ini adalah keputusan transfer pricing. 33

34 3.1.1.2 Variabel Independen Variabel independen adalah variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi variabel terikat Sugiyono (2011:60-64). Variabel independen (independent variable) atau variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) vaiabel depeden (variabel ta bebas) ( Sugiarto et al 2001 ). Variabel Independen atau variable bebas dalam penelitian ini pengaruh pada keputusan transfer pricing, yaitu diantaranya : pajak, tunneling incentive, mekanisme bonus dan exchange rate. 3.1.2 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variable yang dapat di ukur ( Indriantoro dan Supomo, 2012 : 63 ). Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya, sehingga mempermudah untuk pengukuran dan mengembangkannya. 3.1.2.1 Transfer Pricing Harga transfer dalam bahasa Inggris berasal dari kata transfer price, yang sering diartikan sebagai nilai yang melekat pada pengalihan barang dan jasa dalam suatu transaksi antar pihak hubungan istimewa. Menurut Horngren (2008: 375), yang dimaksud dengan transfer pricing adalah harga yang dibebankan satu subunit untuk suatu produk atau jasa yang dipasok ke subunit yang lain dalam organisasi yang sama.

35 Dari sudut pandang ekonomi, menurut Hirshleifer yang diambil oleh Santoso (2004): transfer price should be the marginal cost of the selling division in order to maximize the firm s profit as a whole. Oleh karenanya, prinsip dasar harga transfer adalah untuk memaksimalkan laba. Sehingga perusahaan harus secara berkala menjual produk sampai dengan titik dimana tambahan biaya karena adanya tambahan unit yang diproduksi dan dijual, yang disebut marginal cost produksi unit yang diproduksi dan dijual, lebih rendah dibanding penghasilan yang diperoleh dari penjualan unit tersebut (marginal revenue). Dalam hal penentuan harga untuk perusahaan yang terintegrasi, harga harus ditentukan berdasarkan marginal cost produsen. Sedangkan menurut Gunadi, transfer pricing adalah suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan maksud mengurangi laba artifisial, membuat seolah olah perusahaan rugi, menghindari pajak atau bea di suatu negara (Suandy, 2011: 71).Transfer pricing dihitungdengan pendekatan dikotomi yaitu dengan melihat keberadaan penjualan kepada pihak berelasi. Perusahaan dengan kepemilikan asing yang melakukan penjualan kepada pihak berelasi yangberada di negara lain dengan tarif pajaknya lebih rendah dari Indonesia diberi nilai 1, sedangkan yang lainnya diberi nilai 0. 3.1.2.2 Pajak Definisi pajak dikemukakan oleh Remsky K. Judisseno (1997:5) adalah sebagai berikut: Pajak adalah suatu kewjiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai

36 keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan dan negara. Merdiasmo (2002:1) mengemukakan pengertian pajak sebagai berikut: Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.variabel pajak dalam penelitian ini dihitung dengan effective taxrate yang merupakan perbandingan tax expense dikurangi dengan differed tax expense kemudian dibagi dengan laba kena pajak. Effective Tax Rate= Tax Expense - Differed Tax Expense 3.1.2.3 Tunneling Incentive Laba Kena Pajak Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham minoritas (Mutamimah, 2009). Kemudian menurut Johnson (2000), Tunnelling is defined as the transfer of assets and profits out of firms for the benefit of their controlling shareholders. Yaitu berupa transfer aset dan laba perusahaan untuk keuntungan dari pemilik mayoritas ( controlling).variabel tunneling incentive diukur dengan menggunakan persentase kepemilikan saham di atas 25% sebagai pemegang saham pengendali oleh perusahaan asing.

37 3.1.2.4 Exchange Rate Nilai tukar adalah Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya( Salvatore 1997:9 ). Nilai Tukar adalah harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut ( Abimanyu4 ). Pengertian nilai tukar (exchange rate) adalah harga satu mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya (M.Faisal, 2001, p20). Nila i tukar (exchange rate) valuta asing adalah harga salah satu mata uang yang dinyatakan menurut mata uang lainnya ( David K. Eiteman, dkk 2003, p103). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tukar (exchange rate) adalah nilai tukar yang menunjukkan jumlah unit mata uang tertentu yang dapat ditukar dengan satu mata uang lain.seperti dalam penelitian Chan, Landry, dan Jalbert (2002), variabel exchange rate diukur dari keuntungan atau kerugian transaksi perusahaan yang menggunakan mata uang asing. Exchange rate dihitung dari laba atau rugi selisih kurs dibagi dengan laba atau rugi penjualan dengan rumus berikut ini : Exchange Rate = Laba Rugi Selisih Kurs Laba Rugi Sebelum Pajak

38 3.1.2.5 Mekanisme Bonus Menurut Suryatiningsih et al., (2009) skema bonus direksi adalah komponen penghitungan besarnya jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham melalui RUPS kepada anggota direksi yang dianggap mempunyai kinerja baik setipa tahun serta apabila perusahaan memperoleh laba. Merujuk kepada pendapat Horngren (2008: 428), yang menyebutkan bahwa kompensasi bonus dilihat berdasarkan tim bervariasi di berbagai divisi dalam satu organisasi. Sebagai tim perusahaan maka harus bersedia untuk saling membantu. Jadi bonus direksi tidak didasarkan pada laba subunit namun berdasarkan pada kebaikan dan laba perusahaan secara keseluruhan. Irpan (2010), juga menyatakan bahwa skema bonus direksi dapat diartikan sebagai pemberian imbalan diluar gaji kepada direksi perusahaan atas hasil kerja yang dilakukan dengan melihat prestasi kerja direki itu sendiri. Prestasi kerja yang dilakukan dapat dinilai dan diukur berdasarkan suatu penilaian yang telah ditentukan perusahaan secara objektif.pemberiankompensasi bonus diukur dengan dummy, dimana nilai 1 diberikan untuk perusahaan dengan kepemilikan asing yang melakukan pemberian bonus, tantiem, komisi, atau insentif penjualan kepada manajemen, sedangkan yang lainnya nilai 0.

39 Tabel 3.1 Definisi Operasional No Nama Variabel 1. Transfer Pricing Definisi Indikator Sumber Yang dimaksud dengan transfer pricing adalah harga yang dibebankan satu subunit untuk suatu produk atau jasa yang dipasok ke subunit yang lain dalam organisasi yang sama. 2. Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Transfer pricing dihitung dengan pendekatan dikotomi yaitu dengan melihat keberadaan penjualan kepada pihak berelasi. Perusahaan dengan kepemilikan asing yang melakukan penjualan kepada pihak berelasi yang berada di negara lain dengan tarif pajaknya lebih rendah dari Indonesia diberi nilai 1, sedangkan yang lainnya diberi nilai 0. Effective Tax Rate = ( Tax Expense - Differed Tax Expense) / Laba Kena Pajak Horngren (2008: 375 Merdiasmo (2002:1)

40 No Nama Variabel 3. Tunneling Incentive 4. Exchange Rate Definisi Indikator Sumber Tunnelling is defined as the transfer of assets and profits out of firms for the benefit of their controlling shareholders. Yaitu berupa transfer aset dan laba perusahaan untuk keuntungan dari pemilik mayoritas (controlling) Nilai tukar adalah Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya. Variabel tunneling incentive diukur dengan menggunakan persentase kepemilikan saham di atas 25% sebagai pemegang saham pengendali oleh perusahaan asing. Exchange rate = Laba Rugi Selisih Kurs / Laba Rugi Sebelum Pajak. Johnson (2000) ( Salvatore 1997:9 ) 5. Mekanisme Bonus Skema bonus direksi adalah komponen penghitungan besarnya jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham melalui RUPS kepada anggota direksi yang dianggap mempunyai kinerja baik setipa tahun serta apabila perusahaan memperoleh laba. Pemberiankompensasi bonus diukur dengan dummy, dimana nilai 1 diberikan untuk perusahaan dengan kepemilikan asing yang melakukan pemberian bonus, tantiem, komisi, atau insentif penjualan kepada manajemen, sedangkan yang lainnya nilai 0. Suryatiningsih et al., (2009)

41 3.2 Obyek Penelitian dan Sampel Menurut Suharsini Arikunto (1998: 15) objek penelitian adalah sebagai berikut: Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian,sedangkansubjekpenelitian merupakan tempat dimana variableme lekat. Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan contoh atau sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan objek yang akan diteliti (Sulistiono-Basuki : 2010). Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria, yaitu: a) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. b) Perusahaan sampel dikendalikan oleh perusahaan asing dengan persentase kepemilikan 25% atau lebih.

42 c) Perusahaan sampel tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan (2013 2015). d) Perusahaan sampel mempunyai data laba/rugi selisih kurs. 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentasi yang berupa laporan keuangan tahunan dan catatan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan perusahaan yang diterbitkan di websitebursa Efek Indonesia ( IDX ) selama periode 2013 2015. 3.3.2 Sumber Data Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekundermerupakan sumber penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara ( diperoleh dan dicatat oleh pihak lain ) ( Indriantoro dan Supomo, 2012 : 147 ). Tipe data sekunder dipakai dalam penelitian ini adalah data eksternal, merupakan terbitan yang dipublikasikan oleh BEI. Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan sampel yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory( ICMD ), Bursa Efek Indonesia.

43 3.4 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelusuran dengan computer. Penelusuran melalui computer akan relative cepat, lengkap, dan efektif dibandingkan dengan penelusuran secara manual. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisa dokumen dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek ( Gozhali, 2009 ). Data penelitian ini dikumpulkan adalah : a) Metode Dokumentasi Melalui metode dokumentasi dimana data dikumpulkan dengan mengamati laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015 b) Metode Studi Pustaka Pengumpulan data disajikan dalam format kertas kecil hasil cetakan antara lain berupa : jurnal, buku, literature dan hasil penelitian terdahulu. Studi pustaka ini untuk memberikan dasar yang memadai mengenai variable penelitian, baik variabel dependen maupun independen.

44 3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistic deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data ( Ghozali, 2011 : 19 ). Statistic deskriptif akan dilihat dari nilai rata rata ( m ean ), nilai tengah ( median ) standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum untuk data skala rasio. Sementara itu untuk data dengan skala nominal uji statistic deskriptif akan dilihat dari distribusi frekuensi. 3.5.2 Analisi Regresi Logistik Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi logistik (Binary Logistic Regresion). Teknik ini digunakan karena variabel terikat dalam penelitian ini yaitu transfer pricing bersifat dikotomus atau merupakan variabel dummy. Menurut Ghozali (2006: 71), teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Beberapa tes statistik yang digunakan untuk menilai overall fit model, yaitu nilai Log likelihood, Cox dan Snell s R Square, Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test, dan classification table. Model regresi logistik ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut.:

45 Logit ( Y ) = ß 0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 + e Keterangan: Y = Transfer pricing ß 0 = Konstanta X1 = Pajak X2 = Tunneling Incentive X3 = Exchange Rate X4 = Mekanisme Bonus E = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian