Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

Manajemen Berbasis Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

HAKIKAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 1 (School Based Management/SBM)

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

EVALUASI PELAKSANAAN MBS DI SEKOLAH DASAR. Siswo Utomo

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI AIBEP. Australia Indonesia Basic Education Program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN RELEVANSINYA DI ERA PENDIDIKAN MASA KINI. DR. H. Ma mur Sutisna WD, M.M.Pd Dosen FKIP Universitas Subang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu

PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SATUAN PENDIDIKAN (Darwis Sasmedi, Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. bottom-up learning.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik mencakup

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PERUMUSAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Oleh : Suyanto SMK 2 Wonosobo. Faktor keberhasilan pendidikan di SMK yang dapat dilihat secara umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu


PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN DILIHAT DARI PERSPEKTIF AKUNTABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai suatu pendekatan dalam

Transkripsi:

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah oleh Siti Irene Astuti D

PENDAHULUAN Desentralisasi Pendidikan MBS Kualitas

Desentralisasi Pendidikan Mutu Efisiensi Keuangan Desentralisasi Pendidikan Efisitensi Administrasi Pemerataan

Manajemen Berbasis Sekolah Keputusan Partisipastif Otonomi MBS

MBS Otonomi Sekolah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Keputusan Partisipatif melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Karakteristik MBS Input Proses Output

Sentralistik Vs Desentralistik Sentralistik Over-regulatif Individualistis (tidak kolaboratif) Subordinatif Formalistis-semu Cenderung otoriter Pengambilan keputusan top-down Kontrol dan arahan cenderung individual sangat ketat dan kaku Mengutamakan individu yang cerdas daripada team kerja yang cerdas Menekankan pada pendelegasian sangat terbatas Mengutamakan pengaturan eksternal-birokratis Desentralistik Satu kesatuan dalam keragaman Deregulatif Kolaboratif-tim yang cerdas Koordinatif Demokratis Berbasis kualitas Pengambilan keputusan bottom-up Menekankan dimensi mempengaruhi dan menfasilitasi kegiatan pendidikan Mengutamakan tim kerja yang cerdas Berani dan piawai mengelola resiko Menekankan pemerintah dan pemberdayaan jajaran pendidikan Mengutamakan motivasi dan pengembangan potensi diri Mengutamakan informasi terbagi kepada semua pihak Mengunggulkan semboyan gunakan dana seefisien mungkin Berorentasikan keunggulan

Transformasi Kelembagaan Aspek Regulator Aspek Profesional Aspek Manajemen

Internal Eksternal Otonomi dan Keputusan Partisipatif

Problem Sekolah perbedaan program dan evaluasi antar sekolah pengelolaan kurikulum KTSP belum didukung oleh buku yang relevan keterbatasan tenaga kerja yang mampu mendukung visi sekolah yang berkualitas. belum memiliki media pendukung pembelajaran yang memadai variasi penggalian dana pendukung dari orangtua perbedaan kemampuan pelayanan khusus pada siswa perbedaan kemampuan kepala sekolah sebagai leader dan kemampuan membangun jaringan sosial dengan pemerintah daerah dan pusat lemahnya budaya sekolah

Kondisi Sekolah Dalam Perspektif MBS Kemampuan Sekolah Kepala Sekolah Partisipasi Masyarakat Anggaran Sekolah Pendapatan Masyarakat

STRATEGI MUTU Kultural Struktural Progam Sekolah

DAMPAK MBS BAGI SEKOLAH 1. sekolah lebih kreatif, inovatif, 2. sekolah lebih dapat mengembangkan programprogam secara kontekstual, 3. sekolah lebih nyaman untuk belajar, 4. sekolah lebih fleksibel dalam merancang program ekstrakuirkuler dan mulok, 5. sekolah lebih bersemangat dalam peningkatan mutu pendidikan, 6. sekolah lebih bebas dalam menjalin mitra kerjasama

DUKUNGAN DALAM MBS Peran masyarakat cukup, pihak masyarakat mau bermusyawarah dengan sekolah, Pemerintah berusaha untuk mempersiapkan sarana dan prasarana, Guru-guru relatif masih muda, Letak sekolah cukup strategis, Murid rajin bersekolah, Komite Sekolah berpartisipasi aktif, Memanfaatkan potensi yang ada, Masyarakat memiliki sifat gotong royong, Kesiapan SDM secara professional,

KEGAGALAN MBS Sekolah belum sepenuhnya memahami kebijakan yang desentralistik Anggaran pendidikan belum mendukung kebutuhan sekolah Tenaga kependidikan belum bekerja secara profesional Tenaga kependidikan belum sepenuhnya belum paham MBS Kurikulum belum dirancang terprogam secara optimal Pelaku pendidikan belum terbiasa melakukan inovasi pembelajaran Jumlah tenaga profesional belum cukup Orang tua tidak mendukung proses belajar siswa Komite sekolah belum mendukungg secara efektif.

Terima Kasih Atas Perhatiannya