OPTIMALISASI DEKONTAMINASI LIMBAH RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS NUKLIR. Gatot Sumartono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

dokumen-dokumen yang mirip
SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

KARAKTERISASI ELEKTRODA TITANIUM UNTUK REGENERASI ELEKTROLIT DEKONTAMINASI SECARA ELEKTRODEPOSING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

I. Tujuan. Dasar Teori

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

Bab IV Hasil dan Pembahasan

FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

Recovery logam dengan elektrolisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

REGENERASI Ce3+ MENGGUNAKANOZON PADA DEKONTAMINASI REDOKS. Heny Suseno. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN

Sulistyani, M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Elektrokimia. Sel Volta

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

KELARUTAN BAHAN ALUMINIUM PADA PROSES DEKONTAMINASI KIMIA MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM DAN BASA

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

MODUL SEL ELEKTROLISIS

DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN

BAB III METODE PENELITIAN

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM SELF POTENSIAL. (Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Survei Geofisik)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

hidup. Namun dampak yang bersifat negatip tidak diharapkan karena dapat

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Transkripsi:

OPTIMALISASI DEKONTAMINASI LIMBAH RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS NUKLIR Gatot Sumartono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK OPTIMALISASI DEKONTAMINASI LIMBAH RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS NUKLIR. Faktor dekontaminasi (FD) yang tinggi, mudah dilakukan dan ekonomis dapat dijadikan parameter keberhasilan suatu proses dekontaminasi. Pada artikel ini dibahas teknik dekontaminasi elektropolishing sebagai pembanding teknik dekontaminasi lainnya yang juga masih dikembangkan di beberapa negara. Dari studi ini diharapkan diperoleh bentuk dekontaminasi yang optimal guna mengolah limbah padat hasil dekomisioning fasilitas nuklir. ABSTRACT OPTIMALIZATION OF DECONTAMINATION OF RADIOACTIVE WASTE GENERATED FROM DECOMMISSIONING OF NUCLEAR FACILITY. High decontamination factor (DF), is easy to be decontaminated and economically can be parameter of a decontamination proccess. This article studied on electropolishing decontamination technique as comparation of other decontamination techniques which are still developed in several countries. It s expected from this study that optimum decontamination form is obtained to treat solid waste generated from nuclear facility. PENDAHULUAN Setelah membaca sekilas judul makalah, maka yang terlintas pada benak pembaca adalah bayangan betapa besar limbah radioaktif yang dihasilkan dari sebuah proses dekommisioning fasilitas nuklir, belum lagi bila ditambah dengan sarana dan prasarana pendukung dekommisioning yang akibat kontak pekerjaan langsung atau tidak langsung pada akhirnya dikategorikan pula sebagai limbah radioaktif. Limbah radioaktif hasil dekommisioning fasilitas nuklir dapat mencapai ribuan meter kubik, walau limbah tersebut hanya 0,3% 0,7% bila dibandingkan dengan limbah radioaktif hasil opersional rutin sebuah instalasi nuklir. Untuk meminimalisasi limbah radioaktif hasil decommisioning fasilitas nuklir, maka sejumlah metode diterapkan dalam proses pengelolaan limbah tersebut, salah satunya yang cukup efektif adalah menggunakan metode dekontaminasi. Metode inipun cukup banyak cabangnya, dalam kajian ini dipilih metode elektropolishing yang mana metode ini paling optimun untuk mengatasi serta mengeliminasi jumlah limbah yang cukup besar bahkan menjadi momok dalam industri nuklir dengan waktu singkat dan biaya murah namun aman. Sejumlah permasalahan industri nuklir baik dalam negeri maupun luar negeri yang melatar-belakangi kajian ini dan harus dicarikan jawabannya adalah:

Bagaimana memanfaatkan kembali (recycle) limbah padat radioaktif yang ditimbulkan dari operasi instalasi nuklir, atau paling tidak dapat menurunkan tingkat radiasi dari limbah tersebut. Bagaimana mendapatkan faktor dekontaminasi (FD) yang tinggi untuk mendekontaminasi limbah radioaktif dan sekaligus mendukung eksperimen selanjutnya. Pada nilai faktor dekontaminasi tertinggi berapakah nilai rapat arus listrik optimum. Waktu dekontaminasi optimum yang diperlukan. Tabel 1. Perkiraan volume limbah aktivitas rendah dan sedang hasil dekommisioning PLTN. Size and type of reactor Waste from 25 year operation (m 3 ) CANADA 4 x 515 PHWR 6900-27500 Federal Replublic of GERMANY 1200 PWR 6100-11000 800 BWR 6000-20000 SWEDEN 900 PWR 1000 BWR United States 1000 PWR 1000 BWR 6300 7500 21700 40000 Decommissioning waste (m 3 ) (imm stage 3) Total waste (m 3 ) (operation & decom.) Decommissioning waste /Total waste 10000 6900 12400 7000 15000 15200 16300 16900-37500 13000-17900 0.3-0.6 0.4 0.5 18400-32400 0.4 0.7 13300 22500 36900 56300 0.5 0.7 0.4 0.3 Dekontaminasi limbah radioaktif pada prinsipnya adalah menghilangkan atau mengurangi aktivitas yang terkandung dalam suatu limbah sehingga limbah tersebut dapat dimanfaatkan/digunakan kembali. Barometer keberhasilan teknik yang digunakan dalam dekontaminasi limbah radioaktif dinyatakan dengan nilai faktor dekontaminasi (FD) yang dihasilkan, dengan menggunakan perbandingan sebagai berikut: A A 0 FD = (1) 1 dimana, A 0 = adalah aktivitas limbah radioaktif mula; A 1 = aktivitas limbah radioaktif setelah dekontaminasi. 192

Proses pengikisan logam pada metode dekontaminasi umumnya melalui tahapan pengerjaan sebagai berikut: Tahap Pengerjaan Awal, Pada tahap ini merupakan tahapan persiapan, yaitu dengan menyiapkan ukuran dan luasan benda kerja serta waktu yang ditetapkan untuk elektro-polishing benda kerja tersebut. Tahap Pengikisan, Tahap ini benda kerja dimasukkan dalam larutan elektrolit yang telah ditentukan konsentrasinya, dengan benda kerja sebagai anoda (-) dan katoda (+) pada sisi lain larutan. Setelah dipastikan anoda dan katoda terendam dalam larutan barulah sumber listrik arus searah dihubungkan sampai waktu proses elektro-polishing yang ditentukan. Tahap Pengerjaan Akhir, Dalam tahap pengerjaan akhir, benda kerja terkikis dibilas (rinsing) untuk menghilangkan/menetralisir asam yang mungkin masih ada pada permukaan logam/benda kerja, sehingga tidak timbul proses lanjutan yang tidak diinginkan terjadi. Pada saat sampel limbah padat radioaktif dicelup dalam larutan elektrolit dan diberikan tegangan listrik DC, maka terjadi proses dekontaminasi yang terdiri dari dua tahapan proses yang dilakukan secara simultan, yaitu: a. Pelarutan kontaminan atau lapisan oksida penutup kontaminan (Cr 3+ ) berdasarkan reaksi kimia sebagai berikut: 3 Ce 4+ (dekontaminan) + Cr 3+ (kontaminan) Cr 6+ + 3 Ce 3+ Setelah tutup kontaminan tersebut larut maka kontaminan berpindah dari fase padat ke fase cair. b. Regenerasi dekontaminan Ce 3+ Ce 4+ Setelah proses dianggap selesai maka terjadi penurunan aktivitas limbah akibat pengikisan permukaan hasil proses dekontaminasi redoks. Proses kimia pelarutan penutup kontaminasi didasari pada reaksi reduksi oksidasi (Redoks) sebagai berikut: 3Ce 4+ + Cr 3+ Cr 6+ + 3Ce 3+ Perubahan dekontaminan Ce 4+ menjadi limbah sekunder Ce 3+ pada reaksi tersebut membutuhkan penambahan dekontaminan baru (Ce 4+ ) agar proses dekontaminasi dapat terus berlangsung. Untuk menghindari adanya proses penambahan dekontaminan maka selama proses dekontaminasi, limbah sekunder yang terbentuk diregenerasi kembali menjadi dekontaminan berdasarkan reaksi elektrokimia: Ce 3+ Ce 4+ 193

Reaksi elektrokimia tersebut didasari oleh hukum Farraday yang dirumuskan sebagai berikut: [4] I.t Grek = (2) 96500 dimana, Grek = jumlah ekivalen reaksi kimia yang terjadi; I = kuat arus listrik (Ampere); t = waktu (detik); dan 96500 = adalah konstanta Faraday. Berdasarkan persamaan (2) maka terlihat bahwa kuat arus (I) sangat menentukan proses regenerasi Ce 3+ menjadi Ce 4+ selanjutnya (I) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain seperti yang terlihat pada persamaan (3) dan (4). E Eb I = (3) R dimana, R = tahanan listrik (ohm); dan E = tegangan listrik (volt); sedangkan Eb = adalah Emf dari cell (volt). ρ R = l (4) A dimana, ρ = adalah tahanan jenis (Ωm); l = panjang (cm); dan A = luas (cm 2 ) Berdasarkan persamaan (3) dan (4) arus (I) berubah akibat perubahan tahanan (R). Perubahan tahanan ini disebabkan oleh proses perubahan Ce 3+ menjadi Ce 4+ pada proses regenerasi. Mengacu pada hukum Farraday maka untuk memperoleh efisiensi yang tinggi pada proses regenerasi Ce 3+ menjadi Ce 4+ maka arus (I) dipertahankan tetap. Disamping variabel-variabel listrik tersebut proses juga ditentukan oleh mobilitas muatan yang bersumber dari elektrolit (H 3 PO 4 ) yang terdapat di dalam dekontaminan [5] U( + ) t ( + ) = (5) U + U ( + ) ( + ) ( ) U( ) t ( ) = (6) U + U ( ) dimana, U (+) = mobilitas ionis ion positip; U (-) = mobilitas ionis ion negatip; t (+) = bilangan trasport ion positip; dan t (-) = merupakan bilangan trasport ion negatip. x U ( ± ) = (7) t( de / dx) de A = I (8) dx k k Λ.C = (9) 194

dimana, de/dx = adalah kuat medan (volt m -1 ); k = hantaran jenis (mho -1.m 2 ); C = konsentrasi (M); dan Λ = merupakan hantaran molar. Pada proses dekontaminasi tersebut kemungkinan terjadi pula perubahan kandungan elektrolit di dalam dekontaminan. Hal ini dapat dideteksi dengan sebuah indikator ph. Jika elektrolit tersebut berkurang maka ph cenderung lebih besar. Proses dekontaminasi ini juga ditentukan oleh variabel suhu (T) sehingga diperlukan pengontrolan suhu, dimana menurut pustaka suhu yang dibutuhkan berkisar 80 C. [6] ANODA KATODA KONTAMINAN LIMBAH TERKONTAMINASI POMPA SISTEM FILTRASI Gambar 1. Konsep unit dekontaminasi elektropolishing [7] Proses elektro-polishing adalah suatu proses pengikisan logam pada benda kerja yang berfungsi sebagai anoda melalui suatu proses elektrolisa/elektro-kimia. Logam yang terkikis dalam bentuk ion-ion logam melalui media elektrolit yang dialiri oleh arus listrik searah menuju katoda, sehingga benda kerja terkikis permukaannya. Proses dekontaminasi elektro-polishing skala industri dapat dikembangkan, yang mana proses tersebut akan dapat mendekontaminasi limbah dalam skala yang lebih besar. Perancangan unit proses dapat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan dekontaminasi limbah dengan mudah, praktis dan aman bagi pekerja radiasinya. Konseptual dari unit proses dekontaminasi elektro-polishing tersebut dapat diamati pada gambar 1. di dalam unit tersebut dilengkapi pompa sirkulasi larutan 195

elektrolit dan filter yang berfungsi untuk mengangkat kontaminan yang terlepas, sehingga larutan elektrolit dapat terus dipakai sampai batas tertentu yang dianggap sudah tidak efisien penggunaannya. METODA Pembuatan Sampel Limbah Radioaktif Membuat sampel dengan cara memotong limbah hasil dekommisioning fasilitas nuklir. Penentuan Aktivitas Sampel Limbah Radioaktif Membungkus sampel limbah radioaktif dengan kantong plastik agar tidak mengkontaminasi alat lain; Menyiapkan pencacahan menggunakan MCA dan meletakkan sampel pada detektor; Mencacah sampel dengan lama pencacahan 60 menit dan menyimpan data yang dihasilkan dalam disket/cd; Mengolah data awal sehingga diperoleh data akhir pencacahan dalam bentuk aktivitas tiap sampel pra dekontaminasi. Dekontaminasi Sampel Limbah Radioaktif Menyiapkan larutan H 3 PO 4 dengan konsentrasi 10% (tertentu) sebagai larutan elektrolit dan menghidupkan Off-gas; Meletakkan sampel dan mendekontaminasi pada arus konstan 2 amper dengan variasi 5 sampai 30 menit (atau seting tertentu) sehingga didapat data 1; Meletakkan sampel dan mendekontaminasi pada waktu konstan 10 menit dengan variasi arus 1 sampai 3,5 amper (atau seting tertentu) sehingga didapat data 2. Penentuan Aktivitas Sampel Terdekontaminasi Membungkus sampel limbah radioaktif yang telah terdekontaminasi dengan kantong plastik; Menyiapkan pencacahan menggunakan MCA dan meletakkan sampel pada detektor yang telah disiapkan; Mencacah sampel dengan lama pencacahan 60 menit dan menyimpan data yang dihasilkan dalam disket/cd; 196

Mengolah data awal sehingga diperoleh data akhir pencacahan dalam bentuk aktivitas tiap sampel terdekontaminasi. Penentuan Faktor Dekontaminasi Merangkum data yang telah dihasilkan dalam percobaan; Menghitung faktor dekontaminasi (FD) yang dihasilkan dari percobaan yang telah dilakukan dan membuat tabulasi data. Skema rangkaian yang dapat digunakan dalam dekontaminasi limbah radioaktif hasil dekommisioning fasilitas nuklir dengan teknik elektro-polishing ini dapat diperhatikan pada gambar 2 sebagai berikut: Gambar 2. Skema rangkaian dekontaminasi elektropolishing 197