MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM ERGONOMI (DSP 207) Topik ERGONOMI. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

MODUL PRAKTIKUM. Skluptur (YPK 107) Topik. Perkenalan Skluptur. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

MODUL PRAKTIKUM. Gambar Bentuk (DIK 133) Topik. Gambar Bentuk. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH GAMBAR TEKNIK (DIR 109) Disusun oleh: Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds.

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH NIRMANA 2 DIMENSI

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH TEORI WARNA. Topik. Perkenalan Praktek pada Teori Warna. Tim Penyusun: Ahmad Fuad, S.Sn., M.Ds

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH DESAIN MEBEL I (DIR 104) Disusun oleh: Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds.

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH DESAIN INTERIOR I (DIR 103) Disusun oleh: Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds.

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH NIRMANA 2D. Topik. Praktek Pembuatan Karya Bentuk Rupa Bidang. Penyusun: Huddiansyah, S.Sn., M.A., M.

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH GAMBAR DESAIN PRODUK 2. Disusun oleh: Jhon Viter M. S.Des.,M.Des

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH GAMBAR DESAIN. Disusun oleh: Jhon Viter M. S.Des.,M.Des

MODUL PRATIKUM MATA KULIAH TIPOGRAFI APLIKASI

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH DESAIN TRANSPORTASI 1. Disusun oleh: Jhon Viter M. S.Des.,M.Des

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODUL PRATIKUM MATA KULIAH DESAIN PORTOFOLIO

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:

MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH : MARIA GABRIELA B. RENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan

Gambar 1 dan 2: kiri: bangku dari koper bekas ; kanan: bangku dari drum bekas Sumber:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

CREATIVE ANIMATION TOPIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

Peta Materi IV. Produk Sederhana dengan Teknologi Mekanik. Teknik Pembuatan. Mainan. dengan Teknologi. Mekanik. Teknologi Mekanik

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

Rekayasa. Edited by F. Denie Wahana, S.Kom SMP Negeri 1 Salatiga. Prakarya

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

BAB XIII PENGECATAN A.

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Keterbatasan produksi mainan lokal. Latar belakang + -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB 4. Konsep Desain

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING


BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PERKAKAS ELEKTRONIKA. Gergaji ialah alat yang digunakan untuk memotong sesuatu.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005)

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

BAB II METODE PERANCANGAN

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

MODUL PRATIKUM MATA KULIAH TEORI WARNA. Topik. Perkenalan Packaging Design. Tim Penyusun: Ahmad Fuad, S.Sn., M.Ds

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apakah botol air mineral bekas dapat dijadikan lampu hias?

III. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI RANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) : STM 337 (1 SKS TEORI + 2 SKS PRAKTIK)

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Penelitian Sederhana 2015 TELESKOP REFRAKTOR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II

Transkripsi:

MODUL PRAKTIKUM Rekayasa Model II (DPK 211) Topik Rekayasa Model I Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

KATA PENGANTAR Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Buku Panduan dan Modul Praktikum Mata Kuliah Rekayasa Model II Fakultas Desain dan Industri Kreatif Universitas Esa Unggul. Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam : 1) Pengelolaan kegiatan praktikum bagi mahasiswa 2) Melaksanakan proses praktik dari bidang keilmuan dalam ilmu desain Produk. 3) Melaksanakan proses pembelajaran kasus, analisis praktis dan analisis profesional dalam praktek produk. 4) Bagian dari proses belajar mengajar dan praktikum pada program pendidikan S1 Produk. Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran pendidikan. Jakarta, 28 Agustus 2017 Universitas Esa Unggul Oskar Judianto SSn MM MDs.

DAFTAR ISI Isi Halaman Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 Capaian Pembelajaran 4 Sasaran Pembelajaran 4 Sumber Pembelajaran 4 Sumber Daya 4 Ruang Lingkup 5 Alat dan Kelengkapan 5 Pengendalian dan Pemantauan 5 Pelaksanaan 5

Capaian Pembelajaran Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memakai bahan-bahan alternatif dalam pembuatan model. 2. Pemanfaatan bahan-bahan bekas dalam pembuatan model. 3. Membuat model sederhana. 4. Menggunakan teknologi digital 3D printing dan laser Cutting. 5. Membuat model dengan menggunakan sistem mekanis. Sasaran Pembelajaran Sasaran pembelajaran praktikum ini adalah mahasiswa S1 Desain Produk semester 5 Fakultas Desain dan Industri Kreatif Universitas Esa Unggul. Sumber Pembelajaran Sumber pembalajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah: A. Buku Teks 1. Bjarki Hallgrimsson, Prototyping and model making for product design, (laurence King Publishing 2013). 2. Kevin Hendry, Drawing for product designer, (laurence King Publishing 2012). 3. Rob Thomson, Prototyping and low volume Production.(Paperback 2011). 4. Chris Lefteri, Material for Design (Paperback 2014). 5. Richard Horne and Kalani Kirk Hausman, 3D Printing for Dummies 2 nd Edition (Paperback-2013). B. Narasumber: 1. Dosen mata kuliah 2. Para pakar dan ahli bidang Rekayasa Model II Sumber Daya A. Sumber daya manusia: Dosen pemberi kuliah pengantar : 1 orang

B. Sarana dan Prasarana Ruang Studio Desain Produk Ruang Lingkup Pengertian lanjutan Rekayasa Model II Penggunaan Rekayasa Model di bidang Profesional. Rencana kerja, pre pro dan post production yang bekaitan dengan Rekayasa Model II Persiapan membuat Rekayasa model dalam lingkungan industry dan presentasi. Peralatan dalam pembuatan Rekayasa dengan menggunakan sistem mekanik Model II Bahan-bahan dalam pembuatan Rekayasa dengan menggunakan sistem mekanik Model II Gambar yang diperlukan untuk pembuatan Rekayasa dengan menggunakan sistem mekanik Model II Teknik-teknik lanjutan dalam Rekayasa Model II Pembuatan model dengan bentuk-bentuk Organik. Pembuatan model sisi bagian dalam dan luar. Pembuatan model dengan mengaplikasikan sistem mekanik sesuai aslinya. Pembuatan model dengan penggabungan mekanik dan digital. Alat dan Kelengkapan 1. White board, LCD projector, komputer, alat peraga 2. Plastik Maket. 3. Tang potong besar. 4. Tang potong Kecil. 5. Tang besar. 6. Tang kecil. 7. Vernier caliper ( sigmat ) 8. Garisan besi 30 dan 60 cm. 9. Garisan segitiga. 10. Gergaji kayu. 11. Gunting Maket. 12. Amplas halus dan kasar.

13. Cutter besar. 14. Cutter kecil. 15. Kikir besar 1 set 16. Kikir sedang 1 set 17. Kikir kecil 1 set. 18. Meja kerja. 19. Gerinda tangan. 20. Gerinda duduk. 21. Bor tangan 22. Bor duduk. 23. Mata bor. 1 set. 24. Lem. 25. Kompresor 26. Alat-alat pengecatan. 27. Dempul Pengendalian dan Pemantauan 1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditanda tangani. 2. Form asistensi tugas yang telah ditandatangai setiap adanya asistensi, diberi nama jelas. dosen yang menilai serta peserta didik yang bersangkutan 3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi Pelaksanaan Pada mata kuliah rekayasa model I ini memiliki pertugas proyek 4 minggu yang dikerjakan secara mandiri dan saat di studio. Adapun yang harus disiapkan, antara lain: 1. Meja, kursi, white board, LCD projector, dan komputer untuk praktikum.

2. Alat pendukung seperti, kertas gambar,alat gambar perkakas kecil disiapkan oleh masing-masing peserta didik selama masa perkuliahan. 3. Form asistensi selama berlangsung perkuliahan sebagai bukti asistensi tugas yang dilakukan oleh peserta didik. 4. Menentukan model yang akan dibuatm tersebut harus mengacu kepada model yang ada karena lebih mudah dalam pencarian data serta referensi gambar. 5. Setelah menentukan Model yang akan dibuat maka gambar model harus di print berdasarkan gambar tampak yaitu gambar tampak depan, tampak samping dan tampak atas. 6. Setelah gambar telah siap. Maka kita buat kopian gambar nya untuk membuat pola. Pola ini di perlukan untuk membuat bagian-bagian yang akan di potong atau ukur di material bahan rekayasa model.

7. Setelah pola di potong-potong lalu di pindahkan ke material. Setelah itu kita tandai pola yang akan dipotong. Setelah ada tanda potongnya maka pola ini di potong dengan menggunakan alat potong berupa cutter atau gunting maket 8. Setelah dipotong sesuai pola. Lalu di tempelkan antara pola tersebut dengan menggunakan lem. Lem yang digunakan adalah lem yang sesuai dengan karakter bahannya. 9. Setelah dilem lalu tunggu sampai lem tersebut menempel kuat pada bagian yang direkatkan. 10. Setelah terbentuk dari rangkaian pola yang diinginkan, lalu dilihat permukaannya. Setelah permukaannya sesuai yang diinginkan maka tinggal masuk proses penghalusan. 11. Pada proses penghalusan dibutuhkan ampelas kasar untuk menyamakan permukaaan yang kasar. Diperlukan ampelas no 100-240. Setelah permukaan agak halus maka dilanjutkan lagi dengan menggunakan ampleas 240 400, tujuannya agar proses bentuknya terlihat sesuai dengan aslinya. 12. Setelah kehalusan permukaan yang diinginkan tercapai maka terakhir menggunakan ampelas 400 600 untuk menutup pori pori yang masih terbuka. 13. Setelah halus maka masuk proses pendempulan. Karena hasil akhirnya akan di cat. Pendempulan yang bagus akan terlihat padat dan tidak akan terlihat bolong-bolong. Dan jika hasil pendempulan tidak merata tentu akan berpengaruh terhadap hasil akhir. 14. Tahap pendempulan adalah membersihkan kotoran yang ada dipermukaan. Mengoleskan dempul tipis dan merata. Ketika mengoles harus dilakukan secara perlahan-lahan dan tetap konstan, jangan terlalu cepat ataupun jangan terlalu lambat. Jika hasilnya bolong-bolong, maka pendempulan harus diulangi hingga halus dan rata. Tunggu sampai dempul setengah kering kemudian dempul kembali hingga mendapatkan ketebalan dempul yang diinginkan. Sebelum diampelas, sebaiknya tunggu dempul hingga mengering. Setelah kering dilanjutkan dengan diampelas. Ampelas dengan menggunakan ampelas kasar hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan. 15. Dan untuk hasil yang lurus sebaiknya menggunakan media plat atau lempengan yang ditempelkan pada ampelas. Lalu, ulangi pengampelasan dengan ampelas halus dan ditambahakan dengan air.

16. Setelah dempul benar-benar kering dilanjutkan dengan mengecat. namun sebelumnya, sebaiknya sebelum pengecatan semprot dulu dengan poxy kemudian ampelas (ukuran 2000) dengan menggunakan air, sehingga tampak halus dan merata. 17. Sebelum melakukan pengecatan, tentu saja anda harus terlebih dahulu memilih warna cat yang diinginkan. Tapi sebagian besar warna cat bukanlah warna dasarnya, sehingga warna cat yang dihasilkan belum tentu sesuai dengan keingginan anda. sebaiknya membeli cat di toko khusus cat dan pilih yang memiliki kualitas bagus. 18. Sebelum melakukan pengecatan, hal yang pertama dilakukan adalah menyiapkan cat. Cat sebelumnya dicampur dengan pengencer kemudian dituang pada spray gun. Kemudian nyalakan kompresor dan sambung selang anginnya. Ketika mengecat usahakan dengan gerakan yang stabil dan merata tidak boleh terlalu cepat ataupun lamban. Jika terlalu sepat dapat menghasilkan cat yang tidak merata dan jika lamban akan membuat cat terkumpul dan meleleh, yang menyebabkan hasil cat menjadi keriput. Gerakan mengecat dilakukan dari arah kenan ke kiri dan atas kebawah, dan pastikan jangan berhenti sebelum selesai. 19. Saat melakukan pengecatan atur jarak semprotan kira-kira 30 cm dari bahan yang dicat. Setelah selesai, tunggu hingga cat kering dan lakukan pengecatan kembali. 20. Pada tahap terakhir gunakan clear atau varnis agar hasilnya lebih mengkilap. Namun, cat yang masih baru biasanya memiliki permukaan yang kasar, sebaikknya anda gunakan compound untuk menghaluskannya.