BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke terdiri dari 13.446 pulau dan 34 provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi ke-empat di dunia. Untuk mendukung aksesibilitas penduduk di dalamnya, diperlukan adanya suatu sistem perhubungan yang baik. Transportasi menjadi andalan masyarakat untuk dapat saling berhubungan dan mendukung perkembangan di daerah satu sama lain antar pulau, seperti transportasi darat melalui jembatan, transportasi laut melalui kapal feri, dan transportasi udara melalui pesawat terbang. Kebutuhan masyarakat terhadap moda transportasi dengan pertimbangan keamanan, kenyamanan, waktu tempuh, dan biaya yang terjangkau membuat pesawat terbang menjadi primadona transportasi jarak jauh. Dengan hadirnya berbagai pilihan maskapai penerbangan, baik penerbangan dengan pelayanan penuh (full service flight) hingga penerbangan berbiaya rendah (low-cost carrier) membuat permintaan akan kapasitas fasilitas bandara meningkat. Sehingga, bandar udara memiliki peran yang penting sebagai penunjang dan pendorong pertumbuhan ekonomi suatu kawasan karena memiliki fungsi sebagai pintu gerbang sebagai suatu tanda bahwa aksesibilitas di kawasan tersebut sangat terjangkau. Bandar Udara Adisutjipto (IATA: JOG, ICAO: WAHH) yang terletak di Jalan Raya Solo KM. 9, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini menjadi pintu gerbang utama dari sisi udara di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Bandar udara ini dapat melayani 4.291.646 (Angkasa Pura I, 2011) dengan 130 penerbangan tiap harinya. Dengan meningkatnya jumlah di setiap tahunnya, PT. Angkasa Pura I mendirikan Terminal B di sebelah barat terminal lama atau di sebelah utara landasan pacu (runway) arah 09/27 pada tahun 2015. 1
2 Gambar 1. 1 Foto satelit lokasi terminal B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta (Sumber: Google Earth (2016)) Terminal merupakan salah satu komponen utama dalam sistem bandar udara karena terminal merupakan tempat berlangsungnya seluruh kegiatan. Kebutuhan luas dan baru perlu dievaluasi seiring dengan semakin bertambahnya permintaan jumlah yang akan menggunakan pesawat terbang dari tahun ke tahun, sedangkan realisasi dari pembangunan bandar udara baru di Kulonprogo belum juga terealisasi. Oleh karena itu, perlu dilakukannya evaluasi mengenai luas dan B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta berdasarkan standar peraturan-peraturan penerbangan saat ini. Evaluasi kapasitas terminal B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta dilakukan dengan mempertimbangkan desain rencana dari luasan terminal serta kebutuhan ruang dan fasilitas pada terminal yang ada dengan menggunakan peraturan Japan International Cooperation Agency (JICA, 1996), International Air Transport Association (IATA, 1989) dan tingkat kepadatan di ruang tunggu berdasarkan hasil simulasi. Selanjutnya, perkiraan kebutuhan luas dan pada tahun 2021 dianalisis untuk mengkaji terminal ini masih memenuhi persyaratan
3 berdasarkan metode peramalan jumlah yang dikemukakan Horonjeff (2010). 1.2 Rumusan Masalah Berdasar pada latar belakang mengenai Terminal Penumpang B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut. a. Apakah kapasitas ruang Terminal B masih mencukupi kebutuhan yang ada saat ini berdasarkan peraturan penerbangan? b. Bagaimana tingkat kepadatan kapasitas ruang tunggu Terminal B berdasarkan hasil simulasi? c. Bagaimana kebutuhan kapasitas ruang Terminal B pada tahun 2021? d. Upaya apa saja yang diperlukan dalam mengantisipasi kebutuhan ruang dan fasilitas Terminal B tersebut pada tahun 2021? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada terkait rencana Bandar Udara Adisutjipto Semarang, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Menganalisis kapasitas ruang Terminal B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta saat ini berdasarkan peraturan penerbangan. b. Menganalisis tingkat kepadatan kapasitas ruang tunggu Terminal B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta berdasarkan hasil simulasi. c. Meramalkan besar pertumbuhan jumlah dan kebutuhan luasan dan kapasitas ruang Terminal B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta pada tahun 2021.
4 d. Mengidentifikasi upaya yang diperlukan pada desain rencana Terminal B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, terlebih bagi pihak yang terkait dengan operasional Terminal Penumpang B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta. Penggunaan tingkat kepadatan ruang, deret berkala dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan sebagai contoh penerapan model peramalan jumlah di masa mendatang. Hasil dari peramalan juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan luas dan yang sesuai dengan peraturan penerbangan yang ada. Pemerintah juga akan mendapat referensi tambahan sebagai saran dalam Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta agar dapat berfungsi secara optimal. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian dilakukan dengan batasan fokus permasalahan, objek yang ditinjau, dan metode penelitian yang digunakan. Batasan yang digunakan akan dibahas sebagai berikut. a. Penelitian hanya dilakukan pada terminal B Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, b. Pengambilan data primer untuk tingkat kepadatan terminal dengan perkiraan asumsi pada hari dan jam sibuk pada hari survei dilakukan, c. Pengambilan data sekunder dilakukan pada PT. Angkasa Pura I selaku owner pengelola Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta, d. Analisis luas terminal didasarkan pada peraturan oleh Japan International Cooperation Agency (1996) serta analisis kebutuhan fasilitas terminal dengan metode berdasarkan International Air Transport Association (1989),
5 e. Perkiraan penelitian untuk kebutuhan kondisi Bandar udara dan jumlah di masa depan dilakukan hingga tahun 2021, f. Analisis perkiraan jumlah pada masa mendatang menggunakan metode deret berkala Horonjeff (2010). Metode deret berkala menggunakan regresi sederhana garis tren linier, eksponensial, dan polinomial. 1.6 Keaslian Penelitian Keaslian penelitian dirasa penting untuk menghindari tindakan plagiarism dan pengulangan penelitian. Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan menjadi referensi bagi penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Alfian (2013) melakukan penelitian mengenai perbandingan jumlah check-in counter dan security check-in berdasarkan survei langsung yang dilakukan di terminal 1-A Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta dengan perhitungan menggunakan peraturan SNI-03-7046-2004 dan perhitungan FIFO (first in, first out), luas masing-masing ruang tunggu keberangkatan, serta luas baggage claim berdasarkan SKEP/91/V/2007. Kebutuhan luas terminal keseluruhan tidak dianalisis. Analisis peramalan jumlah menggunak persentase rerata. b. Kurniawati (2010) meneliti luasan terminal existing di Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta dengan metode Japan International Corporation Agency (JICA) dan menganalisis dengan metode berdasarkan International Air Transport Association (IATA). Analisis peramalan jumlah menggunakan persentase rerata. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode perkiraan jumlah masa mendatang dan objek penelitian. c. Sentyaqi (2011) meneliti luasan terminal existing di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang dengan metode Japan International Corporation Agency (JICA) dan menganalisis dengan metode berdasarkan International Air Transport Association (IATA). Analisis peramalan jumlah menggunakan persentase
6 rerata dengan tren regresi linier. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode perkiraan jumlah masa mendatang, peraturan yang digunakan, dan objek penelitian. d. Kharisma (2015) meneliti luasan terminal existing di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dengan metode Japan International Corporation Agency (JICA) yang dipadukan dengan peraturan SNI-03-7046-2004 dan menganalisis dengan metode berdsarkan International Air Transport Association (IATA). Analisis peramalan jumlah menggunakan persentase rerata dengan deret berkala (tren linier, eksponensial, polinomial) dan metode ekonometri berdasar pada data jumlah penduduk dan PDRB Pekanbaru. Perbedaan dengan penelitian ini adalah adanya penambahan metode simulasi tingkat kepadatan ruang tunggu dan objek penelitian. Secara umum, perbedaan yang ada dengan penelitian ini adalah pada objek penelitian yang berupa lokasi yang berbeda, peraturan yang digunakan, data yang digunakan, metode peramalan jumlah di masa mendatang dimana pada penelitian ini mengaplikasikan metode deret berkala, serta penggunaan metode simulasi tingkat kepadatan ruang tunggu. Ikhtisar penelitian-penelitian sebelumnya dan penelitian yang dilakukan dirangkum dalam Tabel 1.1.
7 Tabel 1. 1 Perbedaan antar Penelitian No. 1 2 3 4 5 Peneliti (Tahun) Alfian (2013) Kurniawati (2010) Sentyaqi (2011) Kharisma (2015) Rizaldi (2017) Fokus Evaluasi kinerja Evaluasi dan Evaluasi dan Evaluasi dan Evaluasi, simulasi tingkat kepadatan ruang tunggu Lokasi Terminal 1A Soekarno-Hatta Jakarta Adisutjipto Yogyakarta Ahmad Yani Semarang Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Terminal B Adisutjipto Peraturan yang Digunakan SNI 03-7046-2004, FIFO, SKEP/77/VI/2007 JICA, IATA JICA, IATA SNI 03-7046-2004, JICA, IATA JICA, IATA, tingkat kepadatan ruang Metode Peramalan rerata rerata rerata, deret berkala (tren linier) rerata, deret berkala (tren linier, eksponensial, polynomial), ekonometri Deret berkala (tren linier, eksponensial, polynomial)