BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN RENTANG TANGAN DAN FUNGSI PARU PADA ANAK ASMA

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien,

HUBUNGAN RENTANG TANGAN DAN FUNGSI PARU PADA ANAK ASMA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menyempit karena meningkatnya prevalensi di negara-negara berpendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak langsung, memiliki andil besar dalam mempengaruhi berbagai aspek dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. setengah miliar mengalami obesitas. 1. meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

BAB I PENDAHULUAN. Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkial bukan hanya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi sindrom metabolik sangat bervariasi, disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu

BAB 1. PENDAHULUAN. dunia menderita skizofrenia selama hidupnya, biasanya bermula dibawah usia 25 tahun, berlangsung

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB V PEMBAHASAN. anak kelas 1 di SD Negeri bertaraf Internasional dan SD Supriyadi sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

Tingginya prevalensi kusta di Kabupaten Blora juga didukung oleh angka penemuan kasus baru yang cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang harus di perhatikan. Video game yang memiliki unsur kekerasan kini

BAB I PENDAHULUAN. Berat lahir bayi merupakan salah satu indikator penting yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan melainkan juga masalah ekonomi dan sosial bagi

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,


BAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di

HUBUNGAN SIKAP DUDUK SALAH DENGAN TERJADINYA SKOLIOSIS PADA ANAK USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI JETIS 1 JUWIRING

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN UMUR TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DEWASA NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ilmu fisiologi pernapasan.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA SISWA/I SMPN 1 MEDAN. Oleh: JUNIUS F.A. SIMARMATA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

ABSTRAK HUBUNGAN LINGKAR DADA TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

ABSTRAK PENGARUH LATIHAN MENYANYI TERHADAP FUNGSI FAAL PARU LAKI LAKI DEWASA MUDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi merupakan penyakit peradangan pada. sistem pernapasan yang disebabkan oleh reaksi alergi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit kronis yang sering ditemukan pada anak usia sekolah. Dengan kata lain, penyakit asma sering menyebabkan anak bolos sekolah dan sering merupakan indikasi untuk masuk perawatan rumah sakit. Penyakit asma pada anak diperlukan pertimbangan terhadap kehidupan sehari-harinya. Anak yang menderita asma mengalami gangguan aliran udara pada saluran pernapasan kecil. 1 Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia secara keseluruhan adalah 4,5 persen namun belum diketahui secara pasti prevalensi di tiap wilayah Indonesia. Penyakit asma lebih sering ditemukan di kalangan usia muda dibandingkan usia tua. 2 Hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 melaporkan prevalensi asma sebesar 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil survey asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7-6,4%, sedangkan pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8%. Jika demikian, penyakit asma perlu mendapat perhatian serius sebab telah menjadi masalah kesehatan masyarakat. 3 1

2 Tes fungsi (TFP) dapat berperan baik dalam diagnosis penyakit -. Hal ini juga berguna dalam menilai pertumbuhan dan kematangan fungsi - yang berjalan berdampingan dengan pertumbuhan somatik. Sehubungan dengan itu, terdapat peningkatan linear dari fungsi - oleh kemajuan pertumbuhan sel-sel tubuh. 4 Diperlukan tes fungsi (TFP) pada penyakit asma yang bermanfaat dalam diagnosis dan pengobatan asma. Nilai prediksi tes fungsi dapat berdasarkan beberapa variabel seperti umur, tinggi badan, berat badan, rentang tangan, luas area tubuh dan jenis kelamin. Selain itu, untuk diagnosis dan evaluasi pada parameter TFP dibutuhkan sebuah persamaan prediksi yang spesifik pada populasi dengan juga memperhitungkan suku, ras, sosial, dan faktor ekonomi. 5 Rentang tangan merupakan salah satu pengukuran fisik yang menggunakan panjang dari satu ujung tangan individu (diukur pada ujung jari) ke ujung yang lain ketika diangkat sejajar dengan tanah setinggi bahu pada sudut seratus delapan puluh derajat.tinggi badan suatu individu berkorelasi kuat dengan rentang tangan. 6 Usia dan jenis kelamin harus diperhitungkan untuk mendapatkan prediksi terbaik dari menghitung tinggi badan menggunakan rentang tangan. 7 Tinggi badan juga digunakan untuk menentukan standard dan prediksi volume. 8 Penggunaan tinggi badan dapat digantikan dengan rentang tangan apabila tinggi badan saat berdiri telah dipengaruhi oleh berbagai penyakit, sebagai contoh pada kifosis dan kifoskoliosis. Pada penderita asma terkadang didapatkan deformitas dada ditandai dengan penonjolan tulang dada dan tulang rusuk yang disebut pectus

3 carinatum atau pigeon chest. Di samping itu, anak dengan pigeon chest sering diikuti dengan scoliosis dan artritis. 9 Selain itu, pada penderita asma dapat menggunakan penilaian fungsi dari pengukuran rentang tangan untuk menghindari komplikasi dari pemeriksaan fungsi seperti keadaan pingsan dan sebagainya. Berbagai penelitian di negara-negara lain telah menunjukkan bahwa perbedaan variabel bebas seperti rentang tangan, tinggi badan, tinggi lutut, panjang ulna, dan demi span mempengaruhi nilai fungsi - pada anakanak sekolah. Sejumlah besar studi 8,10 telah menunjukkan bahwa nilai normal TFP pada anak-anak India berbeda dengan di negara-negara Barat dan lainnya serta ada variasi regional dalam nilai-nilai TFP. 11 Oleh karena itu, hasil dari penelitian sebelumnya di negara lain belum tentu dapat diterapkan di Indonesia. Beberapa penelitian mengenai hubungan rentang tangan dengan fungsi pada dewasa sudah banyak namun pada anak masih jarang. Di Indonesia, penelitian mengenai hubungan antara rentang tangan dan fungsi pada anak yang menderita penyakit asma belum pernah dilakukan Melalui penelitian ini, diharapkan akan mengetahui persamaan ( equation) nilai prediksi fungsi dari pengukuran rentang tangan dengan uji regresi linier sederhana. 1.2 Permasalahan Penelitian Apakah ada hubungan antara rentang tangan dengan fungsi pada anak usia sekolah yang menderita penyakit asma di Semarang?

4 1.3 Tujuan Penelitian A. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara rentang tangan dengan fungsi pada anak usia sekolah yang menderita penyakit asma di Semarang B. Tujuan Khusus 1. Menganalisis rerata rentang tangan anak usia sekolah di Semarang. 2. Menganalisis rerata nilai TFP anak asma usia sekolah di Semarang. 3. Menganalisis persamaan nilai prediksi fungsi dari rentang tangan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Mendapatkan rumus yang dapat digunakan untuk menghitung nilai prediksi fungsi dari rentang tangan pada anak usia sekolah yang menderita penyakit asma di Indonesia. 2. Sebagai sumbangan pustaka dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Gizi 3. Sebagai data bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Orisinalitas Penelitian Berikut ini adalah penelitian-penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara rentang tangan dengan fungsi pada anak usia sekolah.

5 Tabel 1. Penelitian mengenai hubungan rentang tangan dengan fungsi pada anak Penelitian Desain Subjek Hasil Marienne E.Hibbert, dkk Australia (1998) 12 Relation of armspan to height and the prediction of lung function Thorax (1988)43:657-659 Thakare AE, VD Tajne, dan Sandeep M Hulke India (2013) 13 PFT Prediction Equations in Rural and Urban School Children: Need for Separate Equations RRJMHS.2013;3(1):8 7-92 Cross sectional Case controlcross sectional 124 anak laki-laki dan 128 anak perempua n usia 8 tahun yang bebas dari cacat fisik. 220 anak di perkotaan dan 220 anak di pedesaan bebas: rentang tangan, tinggi badan, usia bebas: rentang tangan, luas tubuh, usia,tinggi badan,berat Faktor koreksi tidak perlu diterapkan pada rentang tangan untuk memperkiraka n tinggi badan. Tinggi badan dapat langsung diperkirakan dengan mengukur rentang tangan. Estimasi nilai fungsi dapat lebih rendah menggunakan rentang tangan jika nilai koefisien variasi melebihi 3,5%. Korelasi parameter PFT FVC, FEV1 & PEFR dengan tinggi badan antara anakanak pedesaan dan perkotaan paling tinggi.

6 Penelitian Desain Subjek Hasil Sancho-Chust dan Crosssectional 118 Perbedaan José N. subjek, 2 bebas: antara FVC Spanyol (2010) 14 menolak, Rentang prediksi dan 16 tangan,tinggi FEV1 nilai Differences in tereksklusi lutut,panjang prediksi Pulmonary Function, 53 pria ulna,demi dihitung Based on Height dan 47 span,rentang berdasarkan tangan Prediction Obtained wanita masing-masing by Using Alternative ukuran Measures alternatif dan Respiration.2010;79(6 yang dihitung ):461-468 atas dasar tinggi badan signifikan secara statistik. Mohammad Golshan,dkk. Iran (2007) 15 Crosssectional 847 wanita, 1018 pria Perbedaan rata-rata yang Arm span as an independent predictor of pulmonary function parameters: validation and reference values Respirology (Carlton, Vic.).2007;12(3):361-366 bebas: rentang tangan, tinggi badan, usia ditemukan antara dua set nilai prediksi menggunakan tinggi badan, atau rentang tangan dan nilai-nilai yang diukur adalah kecil. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah dalam hal subjek dan tempat. Subjek pada penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun. Tempat penelitian ini adalah Semarang yang mewakili ras di Indonesia.